/*

MENGURANGI KECEMASAN MEMBANTU KEPULIHAN
Pada umumnya, keadaan dari suatu masalah medis yang dihadapi oleh seseorang tidak akan terlepas dari kaitannya dengan pola berpikir yang dimilikinya.
Seperti halnya ketegangan pikiran yang menimpa seorang yang patah kaki, akan memperburuk rasa sakit yang dideritanya serta kondisi dari kaki yang bermasalahnya.
Padahal, hampir setiap orang pasti pernah merasakan adanya gejala fisik dari suatu penyakit didalam dirinya, yang walau dikeluhkan olehnya maupun tidak, tetapi tetap akan menjadi sesuatu yang dipikirkan olehnya.
Gejala yang dirasakannya tersebut, merupakan sesuatu yang timbul dari keadaan kinerja sistim tubuhnya yang tidak berjalan dengan normal

Disisi lain, menurut Psychologist Brenda Bursch, PhD, stres merupakan stimulasi berlebihan yang diterima dari suatu keadaan, yang walaupun sebenarnya rangsangan tersebut kita butuhkan untuk dapat menjaga kesehatan tubuh, tetapi jika rangsangan tersebut terlalu banyak kita terima, maka susunan syaraf pusat kita akan menjadi terbebani dan mulai berkembang menjadi stres.
Berbeda dari kecemasan, stress merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh penyebab dari luar tubuh sedangkan kecemasan berasal dan berkembang dari dalam diri kita sendiri. Walaupun demikian, kedua hal tersebut saling terkait satu sama lain.
Disisi lain, yang diistilahkan dengan distress adalah respon negatip seseorang didalam menyikapi sesuatu yang dihadapinya, seperti halnya seseorang yang menanggapi rasa sakit perut yang dideritanya tidak cukup dengan hanya berpikir bahwa dirinya saat itu sedang sakit perut saja, tetapi dengan rasa penuh dengan “ketakutan”akan apa yang sedang dirasakannya langsung dia segera pergi ke seorang dokter.
Mengalami terlalu banyak stimulasi atau stres, akan menyebabkan sistem saraf pusat (SSP) terbebani, hingga mempengaruhi kemampuan alami seseorang didalam mengatasi masalah fisik dan membuatnya menjadi rentan terhadap penyakit serta masalah fisik yang lainnya.
Karena itu, pengelolaan stress, pengarahan serta dukungan emosional sangat dibutuhkan untuk menunjang usaha mengatasi masalah-masalah medis yang sulit. Walau demikian, pemberian obat-obatan didalam situasi tertentu tetap diperlukan seperti halnya untuk dapat mengendalikan kepanikan yang timbul akibat gejala-gejala yang dirasakannya.

Dalam mengelola stress, penyesuaian dengan situasi yang dihadapi, harus dilakukan. Bagi seseorang yang bekerja atau aktif didalam berorganisasi, maka untuk dapat mengurangi stress, skala prioritas harus dilakukan. Sedangkan diluar itu, melakukan sesuatu yang ada kaitannya dengan fungsi-fungsi tubuh, seperti halnya dengan melakukan relaksasi, berolah-raga atau melakukan latihan pernapasan dan lain-lain, merupakan sesuatu yang sebaiknya untuk dilakukan.
Sisisi lain, pemberian obat-obatan juga memiliki dampak berbeda-beda. Karena, selain obat yang dapat membantu tubuh didalam memulihkan dirinya ada juga obat yang justru menimbulkan hambatan terhadap kelangsungan proses-prosesnya.
Emosi memiliki dampak buruk terhadap keadaan biologis. Karena, pada saat pikiran dipenuhi dengan kejengkelan, yang menyebabkan timbulnya debaran jantung, berkeringatnya telapak tangan, dan berbagai gejala fisik lainnya, merupakan bukti bahwa emosi mempengaruhi kerja tubuh.
Padahal, jika organ tubuh kita berada didalam keadaan terpicu seperti itu dalam jangka waktu yang cukup lama, maka kenormalan proses tubuh akan menjadi terganggu hingga menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap penyakit dan masalah tubuh lainnya.
Karena itu, menyadari sepenuhnya adanya kesaling terkaitan diantara keadaan pikiran dengan keadaan tubuh merupakan sesuatu yang paling penting untuk dilakukan. Dan mengkaji kembali baik buruk hal-hal yang pernah dilakukan sangat perlu untuk dilakukan.

Tidur malam, merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kesehatan tubuh. Karena itu, tidur malan teratur dalam waktu yang sesuai yang dibutuhkan tubuh untuk beristirahat dan memiliki pola makan yang baik serta tidak sampai melakukan sesuatu dengan berlebih-lebihan, akan menjadikan tubuh menjadi lebih baik.
Karena keadaan tubuh yang baik merupakan dasar bagi tercapainya kesehatan tubuh yang baik yang menunjang pembentukan cara berpikir dan pengendalian emosi yang baik.
Keberhasilan penyembuhan yang dilakukan oleh seorang dokter sangat tergantung kepada berapa jauh sikap serta cara berkomunikasi yang dilakukan olehnya, karena sikap dan cara berkomunikasi yang baik akan mempengaruhi perasaan dan minat untuk mengikuti serta mempercayai arahan yang diberikan olehnya dan membangkitkan harapan pada dirinya, hingga proses pemulihan tubuhnya-pun akan akan menjadi berjalan dengan baik. Tetapi, bila sikap dan cara berkomunikasinya adalah merupakan yang sebaliknya yaitu kurang baik maka selain kemampuannya akan diragukan, rasa antipati yang timbul dalam pikirannya akan mempengaruhi kenormalan proses tubuhnya hingga kepulihan sulit untuk dicapai.
Karena pengurangan rasa cemas saja sudah akan mampu membantu proses penyembuhan alami didalam tubuhnya.
Disarikan dan dialihbahasakan dari sumber asli World Watch & Health News. Thursday, February 17, 2000 oleh WS Djaka Panungkas
MENGURANGI KECEMASAN MEMBANTU KEPULIHAN
Pada umumnya, keadaan dari suatu masalah medis yang dihadapi oleh seseorang tidak akan terlepas dari kaitannya dengan pola berpikir yang dimilikinya.
Seperti halnya ketegangan pikiran yang menimpa seorang yang patah kaki, akan memperburuk rasa sakit yang dideritanya serta kondisi dari kaki yang bermasalahnya.
Padahal, hampir setiap orang pasti pernah merasakan adanya gejala fisik dari suatu penyakit didalam dirinya, yang walau dikeluhkan olehnya maupun tidak, tetapi tetap akan menjadi sesuatu yang dipikirkan olehnya.
Gejala yang dirasakannya tersebut, merupakan sesuatu yang timbul dari keadaan kinerja sistim tubuhnya yang tidak berjalan dengan normal
Disisi lain, menurut Psychologist Brenda Bursch, PhD, stres merupakan stimulasi berlebihan yang diterima dari suatu keadaan, yang walaupun sebenarnya rangsangan tersebut kita butuhkan untuk dapat menjaga kesehatan tubuh, tetapi jika rangsangan tersebut terlalu banyak kita terima, maka susunan syaraf pusat kita akan menjadi terbebani dan mulai berkembang menjadi stres.
Berbeda dari kecemasan, stress merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh penyebab dari luar tubuh sedangkan kecemasan berasal dan berkembang dari dalam diri kita sendiri. Walaupun demikian, kedua hal tersebut saling terkait satu sama lain.
Disisi lain, yang diistilahkan dengan distress adalah respon negatip seseorang didalam menyikapi sesuatu yang dihadapinya, seperti halnya seseorang yang menanggapi rasa sakit perut yang dideritanya tidak cukup dengan hanya berpikir bahwa dirinya saat itu sedang sakit perut saja, tetapi dengan rasa penuh dengan “ketakutan”akan apa yang sedang dirasakannya langsung dia segera pergi ke seorang dokter.
Mengalami terlalu banyak stimulasi atau stres, akan menyebabkan sistem saraf pusat (SSP) terbebani, hingga mempengaruhi kemampuan alami seseorang didalam mengatasi masalah fisik dan membuatnya menjadi rentan terhadap penyakit serta masalah fisik yang lainnya.
Karena itu, pengelolaan stress, pengarahan serta dukungan emosional sangat dibutuhkan untuk menunjang usaha mengatasi masalah-masalah medis yang sulit. Walau demikian, pemberian obat-obatan didalam situasi tertentu tetap diperlukan seperti halnya untuk dapat mengendalikan kepanikan yang timbul akibat gejala-gejala yang dirasakannya.
Dalam mengelola stress, penyesuaian dengan situasi yang dihadapi, harus dilakukan. Bagi seseorang yang bekerja atau aktif didalam berorganisasi, maka untuk dapat mengurangi stress, skala prioritas harus dilakukan. Sedangkan diluar itu, melakukan sesuatu yang ada kaitannya dengan fungsi-fungsi tubuh, seperti halnya dengan melakukan relaksasi, berolah-raga atau melakukan latihan pernapasan dan lain-lain, merupakan sesuatu yang sebaiknya untuk dilakukan.
Sisisi lain, pemberian obat-obatan juga memiliki dampak berbeda-beda. Karena, selain obat yang dapat membantu tubuh didalam memulihkan dirinya ada juga obat yang justru menimbulkan hambatan terhadap kelangsungan proses-prosesnya.
Emosi memiliki dampak buruk terhadap keadaan biologis. Karena, pada saat pikiran dipenuhi dengan kejengkelan, yang menyebabkan timbulnya debaran jantung, berkeringatnya telapak tangan, dan berbagai gejala fisik lainnya, merupakan bukti bahwa emosi mempengaruhi kerja tubuh.
Padahal, jika organ tubuh kita berada didalam keadaan terpicu seperti itu dalam jangka waktu yang cukup lama, maka kenormalan proses tubuh akan menjadi terganggu hingga menyebabkan tubuh menjadi rentan terhadap penyakit dan masalah tubuh lainnya.
Karena itu, menyadari sepenuhnya adanya kesaling terkaitan diantara keadaan pikiran dengan keadaan tubuh merupakan sesuatu yang paling penting untuk dilakukan. Dan mengkaji kembali baik buruk hal-hal yang pernah dilakukan sangat perlu untuk dilakukan.
Tidur malam, merupakan sesuatu yang sangat diperlukan bagi kesehatan tubuh. Karena itu, tidur malan teratur dalam waktu yang sesuai yang dibutuhkan tubuh untuk beristirahat dan memiliki pola makan yang baik serta tidak sampai melakukan sesuatu dengan berlebih-lebihan, akan menjadikan tubuh menjadi lebih baik.
Karena keadaan tubuh yang baik merupakan dasar bagi tercapainya kesehatan tubuh yang baik yang menunjang pembentukan cara berpikir dan pengendalian emosi yang baik.
Keberhasilan penyembuhan yang dilakukan oleh seorang dokter sangat tergantung kepada berapa jauh sikap serta cara berkomunikasi yang dilakukan olehnya, karena sikap dan cara berkomunikasi yang baik akan mempengaruhi perasaan dan minat untuk mengikuti serta mempercayai arahan yang diberikan olehnya dan membangkitkan harapan pada dirinya, hingga proses pemulihan tubuhnya-pun akan akan menjadi berjalan dengan baik. Tetapi, bila sikap dan cara berkomunikasinya adalah merupakan yang sebaliknya yaitu kurang baik maka selain kemampuannya akan diragukan, rasa antipati yang timbul dalam pikirannya akan mempengaruhi kenormalan proses tubuhnya hingga kepulihan sulit untuk dicapai.
Karena pengurangan rasa cemas saja sudah akan mampu membantu proses penyembuhan alami didalam tubuhnya.
Disarikan dan dialihbahasakan dari sumber asli World Watch & Health News. Thursday, February 17, 2000 oleh WS Djaka Panungkas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar