KOTAK PENCARIAN GOOGLE


Rabu, 12 Desember 2012

KEADAAN KITA ERAT KAITANNYA DENGAN BENTUK PIKIRAN YANG KITA MILIKI

/*

Pendapat orang-orang pada jaman dahulu yang sering mengatakan bahwa "kita akan menjadi lebih cepat tua sesuai dengan yang kita pikirkan", ternyata telah mulai terbuktikan didalam sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan.

Para peneliti telah menemukan kenyataan bahwa orang tua yang berpandangan positif didalam menjalani masa tuanya, ternyata memiliki kemungkinan untuk dapat segera mencapai kepulihan dari keadaan ketidak mampuan fisik yang sedang mereka alami  44% lebih besar daripada mereka yang berpandangan negatip terhadap proses-proses penuaan yang tengah mereka alami.

Didalam hal ini, mereka yang menyikapi dengan positip proses penuaan yang tengah mereka alami pada diri mereka, ternyata terbukti telah mampu lebih memperlambat penurunan kemampuan mereka didalam hal melakukan aktifitas sehari-hari seperti halnya dalam hal mandi dan berpakaian.

Profesor Becca Levy, PhD, dari The Yale School of Public Health, berpendapat bahwa hal ini merupakan sesuatu yang patut untuk dipikirkan serta dipertimbangkan, karena faktor ini akan banyak membantu didalam setiap terapi yang akan diberikan.

Menurut para ahli, sejauh ini sebagian besar dari penelitian yang dilakukan masih berkisar pada seputar dampak dari sikap yang dimiliki terhadap penuaan serta baru lebih tertuju pada untuk dapat mengetahui resiko-resiko maupun kerugian-kerugian yang akan dialami, sebagai akibat dari pikiran-pikiran negatip yang dimilikinya.

Menurut Tara L. Stewart, PhD, asisten profesor dibidang psikologi pada The Idaho State University, Ini bukan hanya tentang mengurangi masalah yang terkait dengan adanya penuaan saja, akan tetapi juga tentang bagaimana cara untuk mengembalikan kesehatan seseorang dari status ketidak berdayaannya dimasa tua sekaligus kembali memberdayakan yang bersangkutan yang sebelumnya telah dianggapnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin untuk dapat dimilikinya lagi.

Dalam studi tersebut, para peneliti telah secara berkala melakukan survey terhadap  598 orang yang telah berusia 70 keatas mengenai pandangan mereka terhadap penuaan yang tengah mereka alami didalam kurun waktu 11 tahun.

Pada awal penelitian, belum ada seorangpun diantara mereka yang sudah mengalami masalah  ketidak mampuan fisik. Akan tetapi, satu bulan kemudian telah ada diantaranya yang dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari seperti halnya dengan mandi, berpakaian, ataupun berjalan, ternyata telah memerlukan bantuan orang lain.

Dalam penelitian ini, ternyata rata-rata yang cukup berpikiran positip tentang proses penuaan mereka justru mereka yang rata-rata telah memiliki umur lebih tua dan telah berada didalam keadaan situasi ketidak mampuan fisik yang parah.

Akan tetapi, ternyata bahkan justru mereka telah lebih memperlihatkan adanya perkembangan pemulihan yang cepat dengan memiliki kemungkinan untuk dapat pulih yang sedikitnya 44% lebih besar dibandingkan dengan mereka yang menanggapi secara negatip proses penuaan yang tengah mereka alami.

Bahkan para manula yang menanggapi secara positip proses penuaan mereka justru telah memperlihatkan adanya kemajuan-kemajuan yang sangat bermakna, seperti halnya yang semula memiliki ketidak mampuan yang cukup berat berubah menjadi jauh lebih ringan, bahkan yang semula baru memiliki ketidak mampuan yang ringan, ternyata telah mulai berkembang  menuju kearah pemulihan yang sepenuhnya.

Dan para manula yang bersikap dan menanggapi positip ketuaan mereka ternyata tingkat penurunan kemampuan mereka didalam melakukan kegiatan sehari-harinya yang jauh lebih lambat pada saat usia mereka menjadi semakin bertambah tua.

Tentu saja didalam hal ini banyak faktor yang telah mempengaruhi proses kepulihan mereka tersebut. Walau demikian, penelitian ini tidak secara khusus telah ditujukan untuk dapat membuktikan bahwa sikap positif tentang penuaan akan dapat membuat suatu perbedaan,  Karena penelitian ini telah lebih ditujukan untuk mengetahui adanya hubungan keterkaitan antara faktor umur yang telah membuat seseorang menjadi lebih berpikir positip, serta keparahan  keadaan ketidak berdayaan mereka pada saat itu.

Dan kesimpulannya, menanggapi proses penuaan melalui pikiran yang positip akan dapat membantu seseorang untuk kembali bangkit dari keadaan ketidak berdayaannya dan menjadikannya dapat hidup secara mandiri kembali, tanpa harus memiliki ketergantungan kepada orang lain.

Salah satu yang nampak berperanan sangat besar didalam hal ini, adalah masalah faktor psikologis. Stewart mengatakan bahwa sikap seseorang tentang penuaan mengungkapkan tentang berapa jauhnya keyakinan yang dimiliki mereka akan kemampuan mereka  untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang tengah mereka dihadapi mereka.

Menurut Stewart, meyakini sikap negatip terhadap penuaan, seperti halnya dengan lebih yakin bahwa penyakit yang diderita adalah sesuatu yang diakibatkan oleh keadaan penuaan pada tubuhnya akan menyebabkan seseorang menjadi tidak memiliki kemampuan lagi untuk mempertahankan kesehatannya serta menjuruskan mereka pada kecenderungan untuk melakukan langkah-langkah yang salah.

Dan orang-orang yang memiliki sikap dan tanggapan lebih positip terhadap penuaan, ternyata memiliki kecenderungan untuk menyikapi secara positip juga setiap keadaan yang sebenarnya mampu membuatnya stress. Sehingga jumlah mereka yang sampai harus menderita penyakit cardiovascular akibat  stress jauh lebih sedikit.
Para peneliti selanjutnya menyatakan bahwa penelitian yang harus dilakukan selanjutnya adalah melihat bagaimana kemungkinan seseorang akan dapat meng-upgrade sikap mereka mengenai masalah penuaan.
Sehingga menurut Stewart, "Kita perlu untuk menekankan beberapa sisi positif dalam diri kita seiring bertambahnya usia dan bukan sebalinya berfokus pada perkembangan masalah yang terjadi seiring dengan penuaan,"

Sumber Asli : Levy, B. Journal of the American Medical Association, Nov. 21, 2012.

Pendapat orang-orang pada jaman dahulu yang sering mengatakan bahwa "kita akan menjadi lebih cepat tua sesuai dengan yang kita pikirkan", ternyata telah mulai terbuktikan didalam sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan.

Para peneliti telah menemukan kenyataan bahwa orang tua yang berpandangan positif didalam menjalani masa tuanya, ternyata memiliki kemungkinan untuk dapat segera mencapai kepulihan dari keadaan ketidak mampuan fisik yang sedang mereka alami  44% lebih besar daripada mereka yang berpandangan negatip terhadap proses-proses penuaan yang tengah mereka alami.

Didalam hal ini, mereka yang menyikapi dengan positip proses penuaan yang tengah mereka alami pada diri mereka, ternyata terbukti telah mampu lebih memperlambat penurunan kemampuan mereka didalam hal melakukan aktifitas sehari-hari seperti halnya dalam hal mandi dan berpakaian.

Profesor Becca Levy, PhD, dari The Yale School of Public Health, berpendapat bahwa hal ini merupakan sesuatu yang patut untuk dipikirkan serta dipertimbangkan, karena faktor ini akan banyak membantu didalam setiap terapi yang akan diberikan.

Menurut para ahli, sejauh ini sebagian besar dari penelitian yang dilakukan masih berkisar pada seputar dampak dari sikap yang dimiliki terhadap penuaan serta baru lebih tertuju pada untuk dapat mengetahui resiko-resiko maupun kerugian-kerugian yang akan dialami, sebagai akibat dari pikiran-pikiran negatip yang dimilikinya.

Menurut Tara L. Stewart, PhD, asisten profesor dibidang psikologi pada The Idaho State University, Ini bukan hanya tentang mengurangi masalah yang terkait dengan adanya penuaan saja, akan tetapi juga tentang bagaimana cara untuk mengembalikan kesehatan seseorang dari status ketidak berdayaannya dimasa tua sekaligus kembali memberdayakan yang bersangkutan yang sebelumnya telah dianggapnya merupakan sesuatu yang tidak mungkin untuk dapat dimilikinya lagi.

Dalam studi tersebut, para peneliti telah secara berkala melakukan survey terhadap  598 orang yang telah berusia 70 keatas mengenai pandangan mereka terhadap penuaan yang tengah mereka alami didalam kurun waktu 11 tahun.

Pada awal penelitian, belum ada seorangpun diantara mereka yang sudah mengalami masalah  ketidak mampuan fisik. Akan tetapi, satu bulan kemudian telah ada diantaranya yang dalam melakukan aktifitasnya sehari-hari seperti halnya dengan mandi, berpakaian, ataupun berjalan, ternyata telah memerlukan bantuan orang lain.

Dalam penelitian ini, ternyata rata-rata yang cukup berpikiran positip tentang proses penuaan mereka justru mereka yang rata-rata telah memiliki umur lebih tua dan telah berada didalam keadaan situasi ketidak mampuan fisik yang parah.

Akan tetapi, ternyata bahkan justru mereka telah lebih memperlihatkan adanya perkembangan pemulihan yang cepat dengan memiliki kemungkinan untuk dapat pulih yang sedikitnya 44% lebih besar dibandingkan dengan mereka yang menanggapi secara negatip proses penuaan yang tengah mereka alami.

Bahkan para manula yang menanggapi secara positip proses penuaan mereka justru telah memperlihatkan adanya kemajuan-kemajuan yang sangat bermakna, seperti halnya yang semula memiliki ketidak mampuan yang cukup berat berubah menjadi jauh lebih ringan, bahkan yang semula baru memiliki ketidak mampuan yang ringan, ternyata telah mulai berkembang  menuju kearah pemulihan yang sepenuhnya.

Dan para manula yang bersikap dan menanggapi positip ketuaan mereka ternyata tingkat penurunan kemampuan mereka didalam melakukan kegiatan sehari-harinya yang jauh lebih lambat pada saat usia mereka menjadi semakin bertambah tua.

Tentu saja didalam hal ini banyak faktor yang telah mempengaruhi proses kepulihan mereka tersebut. Walau demikian, penelitian ini tidak secara khusus telah ditujukan untuk dapat membuktikan bahwa sikap positif tentang penuaan akan dapat membuat suatu perbedaan,  Karena penelitian ini telah lebih ditujukan untuk mengetahui adanya hubungan keterkaitan antara faktor umur yang telah membuat seseorang menjadi lebih berpikir positip, serta keparahan  keadaan ketidak berdayaan mereka pada saat itu.

Dan kesimpulannya, menanggapi proses penuaan melalui pikiran yang positip akan dapat membantu seseorang untuk kembali bangkit dari keadaan ketidak berdayaannya dan menjadikannya dapat hidup secara mandiri kembali, tanpa harus memiliki ketergantungan kepada orang lain.

Salah satu yang nampak berperanan sangat besar didalam hal ini, adalah masalah faktor psikologis. Stewart mengatakan bahwa sikap seseorang tentang penuaan mengungkapkan tentang berapa jauhnya keyakinan yang dimiliki mereka akan kemampuan mereka  untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang tengah mereka dihadapi mereka.

Menurut Stewart, meyakini sikap negatip terhadap penuaan, seperti halnya dengan lebih yakin bahwa penyakit yang diderita adalah sesuatu yang diakibatkan oleh keadaan penuaan pada tubuhnya akan menyebabkan seseorang menjadi tidak memiliki kemampuan lagi untuk mempertahankan kesehatannya serta menjuruskan mereka pada kecenderungan untuk melakukan langkah-langkah yang salah.

Dan orang-orang yang memiliki sikap dan tanggapan lebih positip terhadap penuaan, ternyata memiliki kecenderungan untuk menyikapi secara positip juga setiap keadaan yang sebenarnya mampu membuatnya stress. Sehingga jumlah mereka yang sampai harus menderita penyakit cardiovascular akibat  stress jauh lebih sedikit.
Para peneliti selanjutnya menyatakan bahwa penelitian yang harus dilakukan selanjutnya adalah melihat bagaimana kemungkinan seseorang akan dapat meng-upgrade sikap mereka mengenai masalah penuaan.
Sehingga menurut Stewart, "Kita perlu untuk menekankan beberapa sisi positif dalam diri kita seiring bertambahnya usia dan bukan sebalinya berfokus pada perkembangan masalah yang terjadi seiring dengan penuaan,"

Sumber Asli : Levy, B. Journal of the American Medical Association, Nov. 21, 2012.

Tidak ada komentar:

UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN

  1. Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
  2. Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
  3. Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
  4. Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
  5. Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
  6. Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
  7. Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
  8. Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.

Sekar Kinasih Healing Therapy

Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum

GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH

UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :

mindhealingtherapy@yahoo.com



,