KOTAK PENCARIAN GOOGLE


Sabtu, 15 Desember 2012

RASA SAKIT AKAN MENJADI BERKURANG DENGAN TIDUR MALAM YANG LEBIH LAMA

/*

Setiap tambahan waktu tidur pada malam hari yang dilakukan, ternyata terbukti selain akan dapat membuat tubuh kita menjadi merasa jauh lebih segar pada keesokan harinya, juga akan mengurangi intensitas rasa sakit yang sebelumnya sering kita alami.

Didalam suatu penelitian yang dilakukan di The Sleep Disorders Center pada Henry Ford Hospital-Detroit, telah terbuktikan bahwa para relawan yang disertakan dalam penelitian ini dan berhasil untuk dapat tidur malam dua jam lebih lama dari biasanya selama kurun waktu empat malam berturut-turut, ternyata pada mereka telah terlihat adanya perbaikan-perbaikan yang sangat bermakna saat mereka diukur kepekaan mereka dalam merasakan rasa nyeri, disamping kesegaran fisik yang dirasakan mereka yang jauh lebih baik lagi.

Sehingga, menurut Thomas Roth, PhD. Direktur dari The Sleep Disorders Center jika kita telah terbiasa tidur delapan jam dalam semalam, mungkin kita sudah tidak memerlukan waktu tidur yang lebih lama lagi. Akan tetapi jika ternyata tidur kita dalam satu malam ternyata hanya mampu untuk tidur selama enam jam saja, maka ada baiknya jika diusahakan agar dapat tidur yang lebih lama lagi, misalnya menjadikannya tidur selama delapan atau bahkan kalau memungkinkan sampai selama sembilan jam dalam satu malam.

Karena ternyata seseorang yang biasanya waktu tidur malamnya kurang  kemudian waktu tidurnya mampu diperpanjang, ternyata sensitivitas terhadap rasa nyerinya menjadi berkurang. Dan menurut Roth, nampaknya ini akan terjadi juga pada semua jenis rasa nyeri, termasuk rasa nyeri punggung yang kronis dan gangguan-gangguan yang menyakitkan lainnya.

Sedangkan pihak The National Sleep Foundation didalam anjurannya telah menganjurkan agar setiap orang dewasa sebaiknya berusaha untuk membiasakan diri agar sedikitnya mampu tidur malam selama tujuh hingga sembilan jam didalam satu malam.

Lebih Lama Waktu Tidur, Lebih Kurang Penderitaan Rasa Sakit

Didalam suatu penelitian yang telah melibatkan 18 orang relawan dewasa yang sehat dan berusia diantara 21 hingga 35 tahun serta tidak sedang mengalami penderitaan yang ditimbulkan oleh adanya rasa sakit didalam bentuk apapun, didalam hal mana separuhnya telah dianjurkan dan berhasil untuk tidur malam selama 10 jam (sekitar 2 jam lebih lama dari yang menjadi kebiasaan mereka setiap malamnya) selama empat malam berturut-turut, sedangkan sisanya dianjurkan aqar tetap melanjutkan pola tidur mereka yang biasa mereka lakukan.

Pada saat para peneliti tersebut kemudian mencoba mengukur sejauh mana perkembangan kemampuan mereka didalam merasakan rasa sakit yang ditimbulkan oleh suatu sumber panas yang harus mereka sentuh dengan jari-jari mereka, ternyata kelompok yang  ditugaskan untuk memperpanjang waktu tidur mereka setiap malamnya selama empat malam tersebut  terbukti telah mengalami banyak kemajuan hingga mencapai angka sekitar 25% lebih dari apa yang sebelumnya pernah mereka miliki dalam meredam rasa sakit yang sebanding dengan jika mereka saat itu diberi Codein (obat penghilang rasa sakit/batuk yang tergolong pada kelompok narkotika) sebanyak 60 mg dua kali dalam sehari.

Didalam hal ini, mengenai berapa lama waktu tidur yang sebenarnya kita butuhkan untuk dapat menghilangkan rasa sakit tersebut, sejauh ini belum dapat diketahui secara pasti. Hanya saja menurut Roth pada seseorang yang kurang tidur, didalam tubuhnya cenderung untuk menampakan adanya perkembangan pada setiap proses inflamasi atau peradangan yang tengah dialaminya yang juga tentunya akan menyebabkan timbulnya peningkatan pada rasa sakitnya, sedangkan pada mereka yang memiliki waktu tidur malam yang lebih banyak justru bahkan menunjukan adanya penurunan pada keadaan proses inflamasi atau peradangan dalam tubuhnya yang secara serta merta pasti juga akan mengurangi rasa sakit yang biasa dialaminya.

Oleh karena itu, sebagai langkah yang berikutnya adalah mencoba untuk menerapkannya pada mereka-mereka yang akan menjalani operasi, agar bila dengan cara mengatur pola tidur malam tersebut ternyata juga mampu membantu mereka untuk mengurangi rasa sakit yang mereka alami setelah mereka menjalani operasinya, maka berati penggunaan obat-obatan penghilang rasa sakit yang biasa dipergunalkanpun akan dapat dikurangi dosisnya.  

Menurut Harley Greenberg, MD. direktur medis dari The North Shore-Long Island Jewish Sleep Disorders Center in New Hyde Park, N.Y, kemampuan mereka yang telah memperpanjang masa tidurnya ternyata baru perlu untuk menarik jari-jari tangan mereka dari sumber panas yang harus mereka sentuh didalam penelitian tersebut yang jauh lebih lama dari apa yang sebelumnya pernah mereka lakukan, dan ini menunjukan bahwa telah terjadi suatu lompatan besar untuk menerapkan hal tersebut pada para pasien yang tengah mengalami rasa nyeri yang kronis.

Sedang menurut Roger B. Fillingim, PhD. direktur dari The University of Florida Pain Research and Intervention Center of Excellence, ini merupakan suatu penelitian yang pertama kali dilakukan yang telah berhasil menunjukkan bahwa dengan cara yang cukup sederhana seperti halnya dengan meningkatkan waktu tidur saja, ternyata telah mampu untuk mengurangi adanya rasa sakit.

Sedangkan Michael Breus, PhD, seorang pakar dibidang masalah tidur, mengatakan bahwa waktu tidur kita memang sebenarnya nampaknya memiliki kaitan yang sangat erat sekali dengan tingkat rasa sakit yang akan kita rasakan pada saat bermasalah fisik, yang artinya setiap cedera dan rasa nyeri/sakit akan semakin memburuk keadaannya jika kita memang kurang tidur.

Di alih bahasa dan disarikan dari tulisan Denise Mann dalam WebMD Health News edisi 1 Desember 2012

Setiap tambahan waktu tidur pada malam hari yang dilakukan, ternyata terbukti selain akan dapat membuat tubuh kita menjadi merasa jauh lebih segar pada keesokan harinya, juga akan mengurangi intensitas rasa sakit yang sebelumnya sering kita alami.

Didalam suatu penelitian yang dilakukan di The Sleep Disorders Center pada Henry Ford Hospital-Detroit, telah terbuktikan bahwa para relawan yang disertakan dalam penelitian ini dan berhasil untuk dapat tidur malam dua jam lebih lama dari biasanya selama kurun waktu empat malam berturut-turut, ternyata pada mereka telah terlihat adanya perbaikan-perbaikan yang sangat bermakna saat mereka diukur kepekaan mereka dalam merasakan rasa nyeri, disamping kesegaran fisik yang dirasakan mereka yang jauh lebih baik lagi.

Sehingga, menurut Thomas Roth, PhD. Direktur dari The Sleep Disorders Center jika kita telah terbiasa tidur delapan jam dalam semalam, mungkin kita sudah tidak memerlukan waktu tidur yang lebih lama lagi. Akan tetapi jika ternyata tidur kita dalam satu malam ternyata hanya mampu untuk tidur selama enam jam saja, maka ada baiknya jika diusahakan agar dapat tidur yang lebih lama lagi, misalnya menjadikannya tidur selama delapan atau bahkan kalau memungkinkan sampai selama sembilan jam dalam satu malam.

Karena ternyata seseorang yang biasanya waktu tidur malamnya kurang  kemudian waktu tidurnya mampu diperpanjang, ternyata sensitivitas terhadap rasa nyerinya menjadi berkurang. Dan menurut Roth, nampaknya ini akan terjadi juga pada semua jenis rasa nyeri, termasuk rasa nyeri punggung yang kronis dan gangguan-gangguan yang menyakitkan lainnya.

Sedangkan pihak The National Sleep Foundation didalam anjurannya telah menganjurkan agar setiap orang dewasa sebaiknya berusaha untuk membiasakan diri agar sedikitnya mampu tidur malam selama tujuh hingga sembilan jam didalam satu malam.

Lebih Lama Waktu Tidur, Lebih Kurang Penderitaan Rasa Sakit

Didalam suatu penelitian yang telah melibatkan 18 orang relawan dewasa yang sehat dan berusia diantara 21 hingga 35 tahun serta tidak sedang mengalami penderitaan yang ditimbulkan oleh adanya rasa sakit didalam bentuk apapun, didalam hal mana separuhnya telah dianjurkan dan berhasil untuk tidur malam selama 10 jam (sekitar 2 jam lebih lama dari yang menjadi kebiasaan mereka setiap malamnya) selama empat malam berturut-turut, sedangkan sisanya dianjurkan aqar tetap melanjutkan pola tidur mereka yang biasa mereka lakukan.

Pada saat para peneliti tersebut kemudian mencoba mengukur sejauh mana perkembangan kemampuan mereka didalam merasakan rasa sakit yang ditimbulkan oleh suatu sumber panas yang harus mereka sentuh dengan jari-jari mereka, ternyata kelompok yang  ditugaskan untuk memperpanjang waktu tidur mereka setiap malamnya selama empat malam tersebut  terbukti telah mengalami banyak kemajuan hingga mencapai angka sekitar 25% lebih dari apa yang sebelumnya pernah mereka miliki dalam meredam rasa sakit yang sebanding dengan jika mereka saat itu diberi Codein (obat penghilang rasa sakit/batuk yang tergolong pada kelompok narkotika) sebanyak 60 mg dua kali dalam sehari.

Didalam hal ini, mengenai berapa lama waktu tidur yang sebenarnya kita butuhkan untuk dapat menghilangkan rasa sakit tersebut, sejauh ini belum dapat diketahui secara pasti. Hanya saja menurut Roth pada seseorang yang kurang tidur, didalam tubuhnya cenderung untuk menampakan adanya perkembangan pada setiap proses inflamasi atau peradangan yang tengah dialaminya yang juga tentunya akan menyebabkan timbulnya peningkatan pada rasa sakitnya, sedangkan pada mereka yang memiliki waktu tidur malam yang lebih banyak justru bahkan menunjukan adanya penurunan pada keadaan proses inflamasi atau peradangan dalam tubuhnya yang secara serta merta pasti juga akan mengurangi rasa sakit yang biasa dialaminya.

Oleh karena itu, sebagai langkah yang berikutnya adalah mencoba untuk menerapkannya pada mereka-mereka yang akan menjalani operasi, agar bila dengan cara mengatur pola tidur malam tersebut ternyata juga mampu membantu mereka untuk mengurangi rasa sakit yang mereka alami setelah mereka menjalani operasinya, maka berati penggunaan obat-obatan penghilang rasa sakit yang biasa dipergunalkanpun akan dapat dikurangi dosisnya.  

Menurut Harley Greenberg, MD. direktur medis dari The North Shore-Long Island Jewish Sleep Disorders Center in New Hyde Park, N.Y, kemampuan mereka yang telah memperpanjang masa tidurnya ternyata baru perlu untuk menarik jari-jari tangan mereka dari sumber panas yang harus mereka sentuh didalam penelitian tersebut yang jauh lebih lama dari apa yang sebelumnya pernah mereka lakukan, dan ini menunjukan bahwa telah terjadi suatu lompatan besar untuk menerapkan hal tersebut pada para pasien yang tengah mengalami rasa nyeri yang kronis.

Sedang menurut Roger B. Fillingim, PhD. direktur dari The University of Florida Pain Research and Intervention Center of Excellence, ini merupakan suatu penelitian yang pertama kali dilakukan yang telah berhasil menunjukkan bahwa dengan cara yang cukup sederhana seperti halnya dengan meningkatkan waktu tidur saja, ternyata telah mampu untuk mengurangi adanya rasa sakit.

Sedangkan Michael Breus, PhD, seorang pakar dibidang masalah tidur, mengatakan bahwa waktu tidur kita memang sebenarnya nampaknya memiliki kaitan yang sangat erat sekali dengan tingkat rasa sakit yang akan kita rasakan pada saat bermasalah fisik, yang artinya setiap cedera dan rasa nyeri/sakit akan semakin memburuk keadaannya jika kita memang kurang tidur.

Di alih bahasa dan disarikan dari tulisan Denise Mann dalam WebMD Health News edisi 1 Desember 2012

Tidak ada komentar:

UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN

  1. Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
  2. Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
  3. Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
  4. Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
  5. Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
  6. Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
  7. Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
  8. Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.

Sekar Kinasih Healing Therapy

Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum

GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH

UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :

mindhealingtherapy@yahoo.com



,