KOTAK PENCARIAN GOOGLE


Rabu, 19 Desember 2012

SEPUTAR MASALAH BAHAYA, MANFAAT SERTA CARA MEMILIH DAN MENGOLAH DAGING YANG AMAN

/*


Apakah jika kita memakan daging merah berarti kita akan meningkatkan risiko kita untuk dapat mengalami kematian dini akibat dari terserang penyakit jantung atau terkena kanker ?. Sampai saat ini hal tersebut masih terus merupakan hal-hal yang sering dipertanyakan serta diperdebatkan oleh para akhli.   

Dalam kaitannya dengan hal ini, WebMD telah meminta para yang akhli dibidangnya untuk dapat memberi penjelasan mengenai apa saja sebenarnya penyakit yang dapat ditimbulkan pada pengonsumsinya serta manfaat yang akan kita peroleh bagi kesehatan jika kita mengonsumsinya serta sejauh mana peran penting yang dimilikinya hingga sering dipergunakan didalam suatu diet.

Dan inilah jawaban yang diberikan oleh mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh WebMD tersebut : 

Apakah benar memakan daging merah dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker atau penyakit jantung?

Dalam hal resiko untuk terkena penyakit jantung, jawabannya adalah pasti, jika daging yang dikonsumsi itu merupakan daging berlemak. Karena, sebagian besar dari daging merah bmemiliki lemak jenuh yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar kolesterol LDL dalam darah hingga juga akan meningkatkan resiko untuk dapat terserang penyakit jantung.

Akan tetapi mengenai hal bahwa juga dapat meningkatkan resiko untuk terkena kanker, belum ditemukan suatu jawaban yang pasti. Dan beberapa peneliti justru mengatakan bahwa hal ini baru bisa diperkirakan mengenai kemungkinan untuk dapat terjadinya, terutama didalam masalah kanker kolorektal.

Dan didalam sebuah penelitian yang belum lama ini telah dilakukan oleh pihak National Institutes of Health-AARP  yang telah melibatkan lebih dari setengah juta manula, telah berhasil untuk menyimpulkan bahwa pada mereka yang memiliki kebiasaan mengonsumsi lebih banyak daging serta daging olahan didalam kurun waktu 10 tahun, keadaan mereka ternyata telah menunjukan adanya tanda-tanda yang memungkinkan mereka untuk mengalami kematian dini dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsinya tidak terlalu banyak. Serta mereka yang terbiasa untuk mengonsumsinya hingga mencapai sekitar 4 ons didalam satu hari,ternyata  rata-rata mereka telah lebih memiliki kecenderungan untuk dapat mengalami kematian dini sebagai akibat dari mengalami penyakit kanker atau penyakit jantung, jika dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsinya hanya terbatas pada sekitar setengah ons saja didalam satu hari.

Sedangkan didalam suatu penelitian serupa yang telah melibatkan lebih dari 72.000 relawan wanita dalam kurun waktu 18 tahun, ternyata sebagai hasilnya mereka menemukan kenyataan bahwa pada mereka yang memiliki pola makan bergaya barat yang dalam setiap makanannya banyak terdapat daging atau daging olahan, mereka rata-rata ternyata telah mulai menunjukan bahwa didalam tubuhnya telah terjadi suatu peningkatan keadaan untuk terjadinya resiko mereka dapat terserang oleh penyakit jantung, kanker, serta penyakit-penyakit penyebab kematian lainnya.

Marji McCullough, PhD  seorang ahli epidemiologi gizi pada The American Cancer Society, mengatakan bahwa hubungan ada antara mengonsumsi daging serta daging olahan terhadap timbulnya serangan penyakit kanker terutama serangan kanker kolorektal, ternyata sudah sangat konsisten.

Dan didalam sebuah panel diskusi para ahli yang diselenggarakan The World Cancer Research Fund and the American Institute for Cancer Research pada tahun 2007, para akhli telah berhasil menyimpulkan bahwa daging merah atau daging olahan merupakan sumber yang sangat meyakinkan atau memungkinkan bagi timbulnya beberapa jenis penyakit kanker, karena didalam laporan mereka justru telah dilaporkan mengenai adanya bukti- bukti meyakinkan tentang adanya hubungan keterkaitan antara mengonsumsi daging serta daging olahan dengan terjadinya kanker kolorektal. Akan tetapi, hal inipun masih secara terbatas dan masih bersifat sugestif terutama mengenai adanya keterkaitan dengan timbulnya kanker-kanker lain, seperti halnya dengan kanker paru-paru, lambung, esofagus, pankreas, serta endometrium.

Rashmi Sinha, PhD, dari The National Cancer Institute Study  mengatakan bahwa sebagian besar dari hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata telah banyak juga yang menunjukkan adanya keterkaitan antara mengonsumsi daging dengan timbulnya berbagai penyakit kronis lainnya.

Jika memakan daging tidak akan meningkatkan risiko untuk dapat terkena penyakit kanker, lalu apa yang telah menjadi penyebabnya?

Didalam hal ini, masalahnya belum benar-benar jelas, akan tetapi ada beberapa kemungkinan penyebabnya yang tengah diteliti oleh para pakar tersebut. Diantaranya,  

1.      Lemak jenuh, yang telah terbukti bahwa sangat erat kaitannya dengan timbulnya kanker usus besar, payudara dan penyakit jantung.
2.      Karsinogen yang akan terbentuk pada saat daging dimasak.    
3. Zat besi heme, yaitu suatu tipe zat besi yang terdapat pada daging, yang akan menghasilkan suatu senyawa yang merusak sel, hingga menimbulkan adanya kanker

Apakah dengan mengonsumsi daging kita akan mendapatkan manfaat  yang khusus ?
Daging memiliki kandungan zat besi yang tinggi, sesuatu yang kekurangannya sering dialami oleh sebagian besar remaja putri serta kaum wanita yang sedang mengandung. Sedangkan zat besi heme yang terdapat didalam daging merupakan zat besi yang mudah diserap oleh tubuh. Selain hal tersebut, daging juga merupakan pemasok utama vitamin B12, yang dibutuhkan oleh DNA dan mampu membuat sel-sel darah merah dan sel-sel syaraf menjadi sehat. Selain itu, daging juga memiliki kandungan seng yang dibutuhkan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh agar dapat bekerja dengan baik.

Daging memiliki kandungan protein, yang sangat bermanfaat bagi proses pembentukan tulang serta otot. Dan Menurut Shalene McNeil, PhD, executive director pada pusat penelitian gizi pada The National Cattlemen’s Beef Association, satu porsi daging sapi tanpa lemak walau hanya memiliki kandungan 180 kalori saja, akan tetapi selain itu didalamnya juga terkandung 10 nutrisi lain yang penting artinya bagi kesehatan.

Apakah daging babi juga tergolong pada kelompok daging merah atau putih?

Menurut The U.S. Department of Agriculture, jumlah mioglobin yaitu suatu protein yang terdapat didalam daging yang memiliki fungsi untuk mengikat oksigen didalam ototlah yang menentukan istilah warna daging. Karena itu, daging babi masih dianggap sebagai daging merah juga, karena kandungan mioglobin yang dimilikinya lebih banyak dari yang terdapat pada daging ayam atau ikan.

Berapa banyak daging merah yang sebaiknya kita konsumsi?

Didalam hal ini, sebagian besar dari para akhli gizi menyarankan agar bagi yang berniat untuk mengonsumsinya untuk memfokuskan perhatian pada ukuran porsinya yang masuk akal serta agar daging yang dikonsumsinya merupakan daging yang bebas lemak.

Alice Lichtenstein, DSc, professor of nutrition dari The Human Nutrition Research Center on Aging pada Tufts University, menganjurkan agar kita coba untuk menanyakan pada diri kita sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut ini
·       
        Apakah kalori yang kita peroleh dari daging yang kita makan jumlahnya telah jauh lebih tinggi dari kalori yang kita bakar ?
·   Apakah disamping kita mengonsumsi daging pada saat kita makan juga mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran serta biji-bijian?

Sedangkan menurut Christine Rosenbloom, PhD, RD, seorang professor dibidang nutrisi pada Georgia State University, sebenarnya kita tidak perlu harus sampai berpantang daging. Tetapi, kita harus memilih daging yang akan kita konsumsi dan membatasi porsi daging yang akan kita makannya.

Dalam hal ini, panduan dari pemerintah Amerika Serikat dalam MyPyramid menyarankan untuk hanya mengonsumsi 5 sampai 6,5 ons protein yang berasal dari berbagai sumber, seperti halnya daging tanpa lemak, kacang-kacangan, serta seafood dalam satu hari.

Sedangkan The American Institute for Cancer Research, yang merupakan sebuah organisasi nirlaba yang berfokuskan pada usaha pencegahan kanker melalui cara melakukan diet dan aktivitas fisik, menganjurkan agar kita tidak mengonsumsi lebih dari 18 ons daging dalam seminggu. Dan kelompok ini menganjurkan untuk menghindari mengonsumsi segala bentuk daging olahan, seperti halnya dengan sosis, berdasarkan pada suatu hasil penelitian yang telah menunjukan adanya peningkatan resiko untuk terkena kanker kolon pada mereka yang banyak mengonsumsinya.

Apa yang diistilahkan sebagai bagian daging tidak berlemak ?

Untuk memperoleh bagian daging yang terbaik carilah daging yang nama belakangnya mempergunakan akhiran "loin", seperti halnya dengan  sirloin tip steak, top sirloin, pork tenderloin, lamb loin chops dan sebagainya.

Apa kriteria dari daging yang dianggap sebagai tanpa atau hanya menhgandung sedikit lemak ?

Daging dapat diistilahkan sebagai daging yang tanpa lemak jika didalam 3 ons daging tersebut hanya memiliki kandungan 10 gram lemak total, 4,5 gram atau kurang lemak jenuh, serta kurang dari 95 miligram kolesterol.

Daging yang sering diistilahkan sebagai daging "prime" di super market, merupakan daging yang dianggap sebagai daging kelas atas. Akan tetapi, daging ini memiliki kadar lemak yang sangat tinggi.

Manakah yang lebih sedikit kandungan lemaknya diantara sapi pemakan rumput dan sapi pemakan biji-bijian ?

Daging dari sapi yang makanannya rumput-rumputan, memiliki kandungan lemak baik lemak jenuh maupun lemak total yang jauh lebih rendah daripada yang diberi makan padi-padian. Selain hal tersebut, daging dari sapi pemakan rumput-rumputan memiliki kandungan omega-3 serta asam lemak yang lebih banyak. Walau demikian,  jumlah total omega-3 yang terdapat pada daging dari kedua jenis daging sapi tersebut masih sangat relatif kecil. Dan menurut Shalene McNeil dari The National Cattlemen’s Beef Association, sumber yang lebih baik dari dari omega-3 adalah ikan, minyak sayur, kacang-kacangan, serta biji-bijian.

Benarkah daging yang dipanggang akan dapat menyebabkan kanker ?

Suhu tinggi yang dipergunakan saat memasak setiap bagian otot dari daging, baik otot pada daging merah, unggas, maupun ikan, akan dapat menghasilkan adanya senyawa yang mampu meningkatkan resiko untuk terkena kanker, yaitu  Heterocyclic Amines (HCAs) dan Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs).

Bagaimana cara mengurangi terjadinya pembentukan senyawa yang dapat menyebabkan kanker tersebut pada saat kita melakukan pemanggangan ?

Untuk hal tersebut, dibawah ini ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk dapat mencegah atau sedikitnya dapat meminimalisir terbentuknya senyawa-senyawa membahayakan tersebut.

·  Pilih potongan daging tanpa lemak untuk mengurangi terbentuknya asap tebal yang akan membentuk senyawa karsinogen pada daging yang sedang kita panggang tersebut.
·      Jika memasak atau memanggang, gunakanlah api dengan panas yang sedang atau dengan mempergunakan sumber panas yang tidak langsung, dan sama sekali usahakan agar jangan sampai mempergunakan sumber panas yang menghasilkan panas tinggi, dan hindari  menjadikan masakan tersebut menjadi terlalu mendidih atau gosong.
·     Jangan sampai memasak daging terlalu lama. Karena memasak daging terlalu lama akan menyebabkan daging tersebut menjadi mengandung lebih banyak lagi senyawa-senyawa penyebab kanker tersebut. Walaupun demikian, masaklah daging dengan suhu yang cukup memadai untuk dapat membunuh bakteri yang mungkin terdapat didalamnya.
·       Dengan penambahan garam dan bumbu-bumbu, akan dapat mengurangi jumlah HCA yang akan terbentuk. Usahakan untuk jangan sampai menambahkan gula pada daging yang akan dipanggang, karena hal tersebut akan membuat bagian luar dari daging tersebut mudah menjadi gosong.
·       Bolak balik daging sesering mungkin untuk mencegah ada tetesan dari daging yang akan menghasilkan adanya asap.
·      Jangan sampai memanggang daging sekaligus banyak.
·       Hilangkan terlebih dahulu lemak yang terdapat pada daging sebelum dipanggang, dan buang bagian yang hangus sebelum dimakan.
·      Sebelum melakukan pemanggangan daging atau ikan ada baiknya agar sebelum dipanggang dimasak terlebih dahulu dalam oven atau microwave.

Disarikan dan dialih bahasakan dari tulisan Elizabeth Lee pada WebMD Feature


Apakah jika kita memakan daging merah berarti kita akan meningkatkan risiko kita untuk dapat mengalami kematian dini akibat dari terserang penyakit jantung atau terkena kanker ?. Sampai saat ini hal tersebut masih terus merupakan hal-hal yang sering dipertanyakan serta diperdebatkan oleh para akhli.   

Dalam kaitannya dengan hal ini, WebMD telah meminta para yang akhli dibidangnya untuk dapat memberi penjelasan mengenai apa saja sebenarnya penyakit yang dapat ditimbulkan pada pengonsumsinya serta manfaat yang akan kita peroleh bagi kesehatan jika kita mengonsumsinya serta sejauh mana peran penting yang dimilikinya hingga sering dipergunakan didalam suatu diet.

Dan inilah jawaban yang diberikan oleh mereka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh WebMD tersebut : 

Apakah benar memakan daging merah dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker atau penyakit jantung?

Dalam hal resiko untuk terkena penyakit jantung, jawabannya adalah pasti, jika daging yang dikonsumsi itu merupakan daging berlemak. Karena, sebagian besar dari daging merah bmemiliki lemak jenuh yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar kolesterol LDL dalam darah hingga juga akan meningkatkan resiko untuk dapat terserang penyakit jantung.

Akan tetapi mengenai hal bahwa juga dapat meningkatkan resiko untuk terkena kanker, belum ditemukan suatu jawaban yang pasti. Dan beberapa peneliti justru mengatakan bahwa hal ini baru bisa diperkirakan mengenai kemungkinan untuk dapat terjadinya, terutama didalam masalah kanker kolorektal.

Dan didalam sebuah penelitian yang belum lama ini telah dilakukan oleh pihak National Institutes of Health-AARP  yang telah melibatkan lebih dari setengah juta manula, telah berhasil untuk menyimpulkan bahwa pada mereka yang memiliki kebiasaan mengonsumsi lebih banyak daging serta daging olahan didalam kurun waktu 10 tahun, keadaan mereka ternyata telah menunjukan adanya tanda-tanda yang memungkinkan mereka untuk mengalami kematian dini dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsinya tidak terlalu banyak. Serta mereka yang terbiasa untuk mengonsumsinya hingga mencapai sekitar 4 ons didalam satu hari,ternyata  rata-rata mereka telah lebih memiliki kecenderungan untuk dapat mengalami kematian dini sebagai akibat dari mengalami penyakit kanker atau penyakit jantung, jika dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsinya hanya terbatas pada sekitar setengah ons saja didalam satu hari.

Sedangkan didalam suatu penelitian serupa yang telah melibatkan lebih dari 72.000 relawan wanita dalam kurun waktu 18 tahun, ternyata sebagai hasilnya mereka menemukan kenyataan bahwa pada mereka yang memiliki pola makan bergaya barat yang dalam setiap makanannya banyak terdapat daging atau daging olahan, mereka rata-rata ternyata telah mulai menunjukan bahwa didalam tubuhnya telah terjadi suatu peningkatan keadaan untuk terjadinya resiko mereka dapat terserang oleh penyakit jantung, kanker, serta penyakit-penyakit penyebab kematian lainnya.

Marji McCullough, PhD  seorang ahli epidemiologi gizi pada The American Cancer Society, mengatakan bahwa hubungan ada antara mengonsumsi daging serta daging olahan terhadap timbulnya serangan penyakit kanker terutama serangan kanker kolorektal, ternyata sudah sangat konsisten.

Dan didalam sebuah panel diskusi para ahli yang diselenggarakan The World Cancer Research Fund and the American Institute for Cancer Research pada tahun 2007, para akhli telah berhasil menyimpulkan bahwa daging merah atau daging olahan merupakan sumber yang sangat meyakinkan atau memungkinkan bagi timbulnya beberapa jenis penyakit kanker, karena didalam laporan mereka justru telah dilaporkan mengenai adanya bukti- bukti meyakinkan tentang adanya hubungan keterkaitan antara mengonsumsi daging serta daging olahan dengan terjadinya kanker kolorektal. Akan tetapi, hal inipun masih secara terbatas dan masih bersifat sugestif terutama mengenai adanya keterkaitan dengan timbulnya kanker-kanker lain, seperti halnya dengan kanker paru-paru, lambung, esofagus, pankreas, serta endometrium.

Rashmi Sinha, PhD, dari The National Cancer Institute Study  mengatakan bahwa sebagian besar dari hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata telah banyak juga yang menunjukkan adanya keterkaitan antara mengonsumsi daging dengan timbulnya berbagai penyakit kronis lainnya.

Jika memakan daging tidak akan meningkatkan risiko untuk dapat terkena penyakit kanker, lalu apa yang telah menjadi penyebabnya?

Didalam hal ini, masalahnya belum benar-benar jelas, akan tetapi ada beberapa kemungkinan penyebabnya yang tengah diteliti oleh para pakar tersebut. Diantaranya,  

1.      Lemak jenuh, yang telah terbukti bahwa sangat erat kaitannya dengan timbulnya kanker usus besar, payudara dan penyakit jantung.
2.      Karsinogen yang akan terbentuk pada saat daging dimasak.    
3. Zat besi heme, yaitu suatu tipe zat besi yang terdapat pada daging, yang akan menghasilkan suatu senyawa yang merusak sel, hingga menimbulkan adanya kanker

Apakah dengan mengonsumsi daging kita akan mendapatkan manfaat  yang khusus ?
Daging memiliki kandungan zat besi yang tinggi, sesuatu yang kekurangannya sering dialami oleh sebagian besar remaja putri serta kaum wanita yang sedang mengandung. Sedangkan zat besi heme yang terdapat didalam daging merupakan zat besi yang mudah diserap oleh tubuh. Selain hal tersebut, daging juga merupakan pemasok utama vitamin B12, yang dibutuhkan oleh DNA dan mampu membuat sel-sel darah merah dan sel-sel syaraf menjadi sehat. Selain itu, daging juga memiliki kandungan seng yang dibutuhkan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh agar dapat bekerja dengan baik.

Daging memiliki kandungan protein, yang sangat bermanfaat bagi proses pembentukan tulang serta otot. Dan Menurut Shalene McNeil, PhD, executive director pada pusat penelitian gizi pada The National Cattlemen’s Beef Association, satu porsi daging sapi tanpa lemak walau hanya memiliki kandungan 180 kalori saja, akan tetapi selain itu didalamnya juga terkandung 10 nutrisi lain yang penting artinya bagi kesehatan.

Apakah daging babi juga tergolong pada kelompok daging merah atau putih?

Menurut The U.S. Department of Agriculture, jumlah mioglobin yaitu suatu protein yang terdapat didalam daging yang memiliki fungsi untuk mengikat oksigen didalam ototlah yang menentukan istilah warna daging. Karena itu, daging babi masih dianggap sebagai daging merah juga, karena kandungan mioglobin yang dimilikinya lebih banyak dari yang terdapat pada daging ayam atau ikan.

Berapa banyak daging merah yang sebaiknya kita konsumsi?

Didalam hal ini, sebagian besar dari para akhli gizi menyarankan agar bagi yang berniat untuk mengonsumsinya untuk memfokuskan perhatian pada ukuran porsinya yang masuk akal serta agar daging yang dikonsumsinya merupakan daging yang bebas lemak.

Alice Lichtenstein, DSc, professor of nutrition dari The Human Nutrition Research Center on Aging pada Tufts University, menganjurkan agar kita coba untuk menanyakan pada diri kita sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut ini
·       
        Apakah kalori yang kita peroleh dari daging yang kita makan jumlahnya telah jauh lebih tinggi dari kalori yang kita bakar ?
·   Apakah disamping kita mengonsumsi daging pada saat kita makan juga mengonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran serta biji-bijian?

Sedangkan menurut Christine Rosenbloom, PhD, RD, seorang professor dibidang nutrisi pada Georgia State University, sebenarnya kita tidak perlu harus sampai berpantang daging. Tetapi, kita harus memilih daging yang akan kita konsumsi dan membatasi porsi daging yang akan kita makannya.

Dalam hal ini, panduan dari pemerintah Amerika Serikat dalam MyPyramid menyarankan untuk hanya mengonsumsi 5 sampai 6,5 ons protein yang berasal dari berbagai sumber, seperti halnya daging tanpa lemak, kacang-kacangan, serta seafood dalam satu hari.

Sedangkan The American Institute for Cancer Research, yang merupakan sebuah organisasi nirlaba yang berfokuskan pada usaha pencegahan kanker melalui cara melakukan diet dan aktivitas fisik, menganjurkan agar kita tidak mengonsumsi lebih dari 18 ons daging dalam seminggu. Dan kelompok ini menganjurkan untuk menghindari mengonsumsi segala bentuk daging olahan, seperti halnya dengan sosis, berdasarkan pada suatu hasil penelitian yang telah menunjukan adanya peningkatan resiko untuk terkena kanker kolon pada mereka yang banyak mengonsumsinya.

Apa yang diistilahkan sebagai bagian daging tidak berlemak ?

Untuk memperoleh bagian daging yang terbaik carilah daging yang nama belakangnya mempergunakan akhiran "loin", seperti halnya dengan  sirloin tip steak, top sirloin, pork tenderloin, lamb loin chops dan sebagainya.

Apa kriteria dari daging yang dianggap sebagai tanpa atau hanya menhgandung sedikit lemak ?

Daging dapat diistilahkan sebagai daging yang tanpa lemak jika didalam 3 ons daging tersebut hanya memiliki kandungan 10 gram lemak total, 4,5 gram atau kurang lemak jenuh, serta kurang dari 95 miligram kolesterol.

Daging yang sering diistilahkan sebagai daging "prime" di super market, merupakan daging yang dianggap sebagai daging kelas atas. Akan tetapi, daging ini memiliki kadar lemak yang sangat tinggi.

Manakah yang lebih sedikit kandungan lemaknya diantara sapi pemakan rumput dan sapi pemakan biji-bijian ?

Daging dari sapi yang makanannya rumput-rumputan, memiliki kandungan lemak baik lemak jenuh maupun lemak total yang jauh lebih rendah daripada yang diberi makan padi-padian. Selain hal tersebut, daging dari sapi pemakan rumput-rumputan memiliki kandungan omega-3 serta asam lemak yang lebih banyak. Walau demikian,  jumlah total omega-3 yang terdapat pada daging dari kedua jenis daging sapi tersebut masih sangat relatif kecil. Dan menurut Shalene McNeil dari The National Cattlemen’s Beef Association, sumber yang lebih baik dari dari omega-3 adalah ikan, minyak sayur, kacang-kacangan, serta biji-bijian.

Benarkah daging yang dipanggang akan dapat menyebabkan kanker ?

Suhu tinggi yang dipergunakan saat memasak setiap bagian otot dari daging, baik otot pada daging merah, unggas, maupun ikan, akan dapat menghasilkan adanya senyawa yang mampu meningkatkan resiko untuk terkena kanker, yaitu  Heterocyclic Amines (HCAs) dan Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs).

Bagaimana cara mengurangi terjadinya pembentukan senyawa yang dapat menyebabkan kanker tersebut pada saat kita melakukan pemanggangan ?

Untuk hal tersebut, dibawah ini ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan untuk dapat mencegah atau sedikitnya dapat meminimalisir terbentuknya senyawa-senyawa membahayakan tersebut.

·  Pilih potongan daging tanpa lemak untuk mengurangi terbentuknya asap tebal yang akan membentuk senyawa karsinogen pada daging yang sedang kita panggang tersebut.
·      Jika memasak atau memanggang, gunakanlah api dengan panas yang sedang atau dengan mempergunakan sumber panas yang tidak langsung, dan sama sekali usahakan agar jangan sampai mempergunakan sumber panas yang menghasilkan panas tinggi, dan hindari  menjadikan masakan tersebut menjadi terlalu mendidih atau gosong.
·     Jangan sampai memasak daging terlalu lama. Karena memasak daging terlalu lama akan menyebabkan daging tersebut menjadi mengandung lebih banyak lagi senyawa-senyawa penyebab kanker tersebut. Walaupun demikian, masaklah daging dengan suhu yang cukup memadai untuk dapat membunuh bakteri yang mungkin terdapat didalamnya.
·       Dengan penambahan garam dan bumbu-bumbu, akan dapat mengurangi jumlah HCA yang akan terbentuk. Usahakan untuk jangan sampai menambahkan gula pada daging yang akan dipanggang, karena hal tersebut akan membuat bagian luar dari daging tersebut mudah menjadi gosong.
·       Bolak balik daging sesering mungkin untuk mencegah ada tetesan dari daging yang akan menghasilkan adanya asap.
·      Jangan sampai memanggang daging sekaligus banyak.
·       Hilangkan terlebih dahulu lemak yang terdapat pada daging sebelum dipanggang, dan buang bagian yang hangus sebelum dimakan.
·      Sebelum melakukan pemanggangan daging atau ikan ada baiknya agar sebelum dipanggang dimasak terlebih dahulu dalam oven atau microwave.

Disarikan dan dialih bahasakan dari tulisan Elizabeth Lee pada WebMD Feature

Tidak ada komentar:

UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN

  1. Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
  2. Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
  3. Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
  4. Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
  5. Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
  6. Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
  7. Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
  8. Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.

Sekar Kinasih Healing Therapy

Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum

GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH

UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :

mindhealingtherapy@yahoo.com



,