/*
Bahan pengemas plastik yang nampaknya aman dan seolah tidak mungkin menimbulkan masalah bagi kita, ternyata dapat memiliki kandungan senyawa kimia yang bernama bisphenol-A (BPA) dan phthalates yang apabila mengalami pemanasan dapat menyebabkannya terlepas dan mencemari makanan yang saat itu dikemasnya, hingga menimbulkan gangguan pada sistim hormonal ,yang secara khusus mekanisme kerjanya belum terpahami sepenuhnya.
Dalam hal ini,para peneliti telah menemukan hal-hal yang mengundang kekhawatiran, akibat dampak yang dapat ditimbulkannya terhadap para wanita hamil serta bayi dan anak-anak dari bahan-bahan kimia yang dapat mengganggu sistim endokrin tersebut yang ternyata dalam penelitian mereka terkandung dalam kemasan-kemasan pelastik yang mereka teliti, termasuk pada beberapa produk plastik yang dinyatakan oleh pembuatnya sebagai bebas BPA.
Para ilmuwan yang dipimpin oleh George Bittner seorang neurobiologis pada University of Texas tersebut, telah meneliti sejumlah 455 produk plastik yang terdapat dipasaran dan secara umum dipergunakan.
Hasilnya, ternyata cukup mengejutkan. Karena ternyata 70% dari sample yang diteliti tersebut mengandung senyawa kimia yang bersifat estrogenik. Dan ketika mengalami pemanasan baik saat dimasukan kedalam microwave maupunu alat pencuci , ternyata yang mengeluarkan senyawa kimia yang bersifat estrogenic tersebut telah meningkat menjadi 95% nya yaitu termasuk kemasan plastik yang dinyatakan oleh produsennya bebas BPA.
Pada saat penelitian tersebut, para peneliti tersebut telah mengambil sample berupa hampir semua produk plastik yang ada dipasaran tanpa memperhatikan jenis bahan baku, merek produk maupun penjualnya.
Ternyata, dari sample yang diteliti tersebut hampir seluruhnya melepaskan senyawa kimia yang memiliki EA (Endocrine Activitiy/Aktifitas Endokrin), termasuk produk yang dalam iklannya menyatakan diri sebagai produk plastik bebas BPA.
Bahkan didalam beberapa kasus, ternyata prosuk-produk yang menyatakan diri sebagai bebas dari BPA bahkan mengeluarkan lebih banyak lagi jenis lain senyawa kimia yang memiliki aktifitas endokrin yang lebih banyak, daripada produk-produk yang mengandung BPA.
BPA sendiri, secara umum merupakan sesuatu yang keberadaannya cukup dikhawatirkan di Amerika Serikat.
Lebih-lebih, ternyata hampir setiap warga Amerika didalam beberapa penelitianyang dilakukan hampir rata-rata pada tubuhnya terdapat sejumlah BPA.
Hal ini, merupakan sesuatu yang dapat dimengerti. Karena, di Amerika Serikat kemasan plastik umum digunakan dimana-mana.
Karena warga AS merupakan warga yang paling banyak mengalami kontaminasi BPA pada tubuh mereka hingga jumlah mencapai dua kali lebih banyak dari yang dialami oleh warga Kanada, maka pihak FDA menyatakan kekhawatiran mereka akan dampak buruknya terhadap otak janin, bayi-bayi serta anak-anak.
Walau demikian, tidak seorangpun dari pihak federal mereka yang menyatakan bahwa BPA atau senyawa kimia lainnya yang aktifitasnya mengganggu sistim endokrin sebagai sesuatu yang berbahaya
Nampaknya pihak Washington masih enggan untuk mengambil tindakan yang diperlukan dalam hal ini. Akan tetapi, kota dan negara bagian yang lainnya, seperti halnya dengan Connecticut dan Minnesota saat ini telah melarang penggunaan produk-produk yang mengandung BPA untuk bayi.
Diluar Amerika Serikat, Cina yang padahal sebenarnya bukan merupakan sebuah negara yang mengutamakan perlindungan terhadap lingkungannya justru telah merencanakan untuk melakukan pelarangan mempergunakan BPA pada produk-produk yang dibuat untuk anak-anak.
Dialihbahasakan dan disarikan dari Healthland Time edisi 8 Maret 2011 oleh WS Djaka Panungkas
Bahan pengemas plastik yang nampaknya aman dan seolah tidak mungkin menimbulkan masalah bagi kita, ternyata dapat memiliki kandungan senyawa kimia yang bernama bisphenol-A (BPA) dan phthalates yang apabila mengalami pemanasan dapat menyebabkannya terlepas dan mencemari makanan yang saat itu dikemasnya, hingga menimbulkan gangguan pada sistim hormonal ,yang secara khusus mekanisme kerjanya belum terpahami sepenuhnya.
Dalam hal ini,para peneliti telah menemukan hal-hal yang mengundang kekhawatiran, akibat dampak yang dapat ditimbulkannya terhadap para wanita hamil serta bayi dan anak-anak dari bahan-bahan kimia yang dapat mengganggu sistim endokrin tersebut yang ternyata dalam penelitian mereka terkandung dalam kemasan-kemasan pelastik yang mereka teliti, termasuk pada beberapa produk plastik yang dinyatakan oleh pembuatnya sebagai bebas BPA.
Para ilmuwan yang dipimpin oleh George Bittner seorang neurobiologis pada University of Texas tersebut, telah meneliti sejumlah 455 produk plastik yang terdapat dipasaran dan secara umum dipergunakan.
Hasilnya, ternyata cukup mengejutkan. Karena ternyata 70% dari sample yang diteliti tersebut mengandung senyawa kimia yang bersifat estrogenik. Dan ketika mengalami pemanasan baik saat dimasukan kedalam microwave maupunu alat pencuci , ternyata yang mengeluarkan senyawa kimia yang bersifat estrogenic tersebut telah meningkat menjadi 95% nya yaitu termasuk kemasan plastik yang dinyatakan oleh produsennya bebas BPA.
Pada saat penelitian tersebut, para peneliti tersebut telah mengambil sample berupa hampir semua produk plastik yang ada dipasaran tanpa memperhatikan jenis bahan baku, merek produk maupun penjualnya.
Ternyata, dari sample yang diteliti tersebut hampir seluruhnya melepaskan senyawa kimia yang memiliki EA (Endocrine Activitiy/Aktifitas Endokrin), termasuk produk yang dalam iklannya menyatakan diri sebagai produk plastik bebas BPA.
Bahkan didalam beberapa kasus, ternyata prosuk-produk yang menyatakan diri sebagai bebas dari BPA bahkan mengeluarkan lebih banyak lagi jenis lain senyawa kimia yang memiliki aktifitas endokrin yang lebih banyak, daripada produk-produk yang mengandung BPA.
BPA sendiri, secara umum merupakan sesuatu yang keberadaannya cukup dikhawatirkan di Amerika Serikat.
Lebih-lebih, ternyata hampir setiap warga Amerika didalam beberapa penelitianyang dilakukan hampir rata-rata pada tubuhnya terdapat sejumlah BPA.
Hal ini, merupakan sesuatu yang dapat dimengerti. Karena, di Amerika Serikat kemasan plastik umum digunakan dimana-mana.
Karena warga AS merupakan warga yang paling banyak mengalami kontaminasi BPA pada tubuh mereka hingga jumlah mencapai dua kali lebih banyak dari yang dialami oleh warga Kanada, maka pihak FDA menyatakan kekhawatiran mereka akan dampak buruknya terhadap otak janin, bayi-bayi serta anak-anak.
Walau demikian, tidak seorangpun dari pihak federal mereka yang menyatakan bahwa BPA atau senyawa kimia lainnya yang aktifitasnya mengganggu sistim endokrin sebagai sesuatu yang berbahaya
Nampaknya pihak Washington masih enggan untuk mengambil tindakan yang diperlukan dalam hal ini. Akan tetapi, kota dan negara bagian yang lainnya, seperti halnya dengan Connecticut dan Minnesota saat ini telah melarang penggunaan produk-produk yang mengandung BPA untuk bayi.
Diluar Amerika Serikat, Cina yang padahal sebenarnya bukan merupakan sebuah negara yang mengutamakan perlindungan terhadap lingkungannya justru telah merencanakan untuk melakukan pelarangan mempergunakan BPA pada produk-produk yang dibuat untuk anak-anak.
Dialihbahasakan dan disarikan dari Healthland Time edisi 8 Maret 2011 oleh WS Djaka Panungkas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar