KOTAK PENCARIAN GOOGLE


Minggu, 17 April 2011

BEKERJA LEBIH DARI SEBELAS JAM SEHARI BERESIKO TERKENA PENYAKIT JANTUNG KORONER

/*
Sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris, telah dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa para pekerja yang secara rutin bekerja diatas 11 jam setiap hari ternyata cenderung untuk memiliki resiko yang tinggi untuk memperoleh serangan penyakit jantung koroner.

Para ilmuwan pada University College London telah mencoba memonitor data kesehatan dari 7095 orang pegawai negeri yang pada awal penelitian tersebut (antara tahun 1991-1992) telah berusia antara 39 hingga 62 tahun, yang saat itu sama sekali tidak ada yang memiliki tanda-tanda bahwa mereka mengidap penyakit jantung koroner.

Para pegawai yang kesehatannya dimonitor tersebut, setiap lima tahun sekali hingga tahun 2004 secara cermat diperiksa untuk memonitor apakah ada diantara mereka yang terkena penyakit jantung koroner. Selain hal tersebut, para peneliti tersebut juga secara cermat memonitor kebiasaan dari para pegawai tersebut dalam bekerja.

Hasilnya, ternyata para pegawai yang memiliki pola kebiasaan untuk bekerja lebih lama dari 11 jam dalam seharinya, rata-rata memiliki risiko untuk terkena penyakit jantung koroner 67% lebih tinggi daripada para pegawai yang bekerjanya hanya tujuh atau delapan jam sehari.

Dan nyatanya, 192 orang diantara mereka yang memiliki kebiasaan untuk bekerja lebih dari 11 jam didalam satu hari tersebut, setelah sekitar 12.3 tahun dan didiagnose, ternyata mereka rata-rata telah terkena penyakit jantung koroner.

Penelitian ini dilakukan secara khusus sesuai acuan proyek British Whitehall II yang berupa suatu proyek pemerinta dalam memelihara kesehatan para pegawai negeri sipil mereka dan telah mereka lakukan sejak tahun 1985 serta ditujukan untuk meneliti tentang berapa jauh resiko suatu lingkungan kerja serta kebiasaan kerja dari para pekerjanya terhadap kesehatan diri mereka masing-masing.

Disarikan dan dialihbahasakan dari tulisan Bill Hendrick pada WebMD Health News edisi 5 April 2011 oleh WS Djaka Panungkas Alibassa
Sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris, telah dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa para pekerja yang secara rutin bekerja diatas 11 jam setiap hari ternyata cenderung untuk memiliki resiko yang tinggi untuk memperoleh serangan penyakit jantung koroner.

Para ilmuwan pada University College London telah mencoba memonitor data kesehatan dari 7095 orang pegawai negeri yang pada awal penelitian tersebut (antara tahun 1991-1992) telah berusia antara 39 hingga 62 tahun, yang saat itu sama sekali tidak ada yang memiliki tanda-tanda bahwa mereka mengidap penyakit jantung koroner.

Para pegawai yang kesehatannya dimonitor tersebut, setiap lima tahun sekali hingga tahun 2004 secara cermat diperiksa untuk memonitor apakah ada diantara mereka yang terkena penyakit jantung koroner. Selain hal tersebut, para peneliti tersebut juga secara cermat memonitor kebiasaan dari para pegawai tersebut dalam bekerja.

Hasilnya, ternyata para pegawai yang memiliki pola kebiasaan untuk bekerja lebih lama dari 11 jam dalam seharinya, rata-rata memiliki risiko untuk terkena penyakit jantung koroner 67% lebih tinggi daripada para pegawai yang bekerjanya hanya tujuh atau delapan jam sehari.

Dan nyatanya, 192 orang diantara mereka yang memiliki kebiasaan untuk bekerja lebih dari 11 jam didalam satu hari tersebut, setelah sekitar 12.3 tahun dan didiagnose, ternyata mereka rata-rata telah terkena penyakit jantung koroner.

Penelitian ini dilakukan secara khusus sesuai acuan proyek British Whitehall II yang berupa suatu proyek pemerinta dalam memelihara kesehatan para pegawai negeri sipil mereka dan telah mereka lakukan sejak tahun 1985 serta ditujukan untuk meneliti tentang berapa jauh resiko suatu lingkungan kerja serta kebiasaan kerja dari para pekerjanya terhadap kesehatan diri mereka masing-masing.

Disarikan dan dialihbahasakan dari tulisan Bill Hendrick pada WebMD Health News edisi 5 April 2011 oleh WS Djaka Panungkas Alibassa

Tidak ada komentar:

UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN

  1. Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
  2. Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
  3. Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
  4. Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
  5. Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
  6. Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
  7. Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
  8. Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.

Sekar Kinasih Healing Therapy

Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum

GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH

UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :

mindhealingtherapy@yahoo.com



,