Didalam penelitian yang dilakukan di Universitas British Columbia, Vancover, telah terbuktikan bahwa penanggulangan stress yang dilakukan dibawah pengawasan para ahli dan diterapkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu, ternyata telah mampu menurunkan tekanan darah tinggi.
Meredakan perasaan yang tegang serta meningkatkan kemampuan individu didalam mengatasi kemarahan, ternyata terbukti mampu menurunkan tekanan darah tinggi pada para penderitanya.
Sejumlah dua puluh tujuh pria maupun wanita yang menderita tekanan darah tinggi, telah disertakan dalam percobaan ini selama 10 jam, dibawah pengontrolan para akhli professional.
Terapi yang dilakukan, mengacu pada terapi “ prilaku dan kesadaran “ yang dipusatkan pada penerapan cara merubah pola berpikir, pola berkeyakinan berlebihan serta pengertiannya akan dampak stress serta kemarahan.
Pengukuran tekanan darah, dilakukan melalui alat-alat monitor khusus dan diawasi secara ketat selama 24 jam, dan hasilnya diperbandingkan dengan 33 pasien penderita tekanan darah tinggi lain yang pada saat itu tidak disertakan pada terapi penanggulangan stress tersebut. .
Ternyata hasilnya cukup mengejutkan karena pada grup yang menjalani terapi penanggulangan stress tekanan darahnya telah turun secara bermakna, sedangkan pada para pasien yang tidak disertakan dalam terapi penanggulangan stress tersebut, tekanan darah mereka ternyata sama sekali tidak ada perubahan.
Dan ketika kepada sejumlah pasien yang tadinya tidak mengikuti terapi penanggulangan stress tersebut kemudian diterapkan cara yang sama, ternyata tekanan darah mereka juga pada akhirnya turun. Demikian yang dilaporkan oleh Wolfgang Linden, PhD.,serta rekan-rekannya.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh : WS Djaka Panungkas dari tulisan Mark Moran, MPH dalam WebMD
Meredakan perasaan yang tegang serta meningkatkan kemampuan individu didalam mengatasi kemarahan, ternyata terbukti mampu menurunkan tekanan darah tinggi pada para penderitanya.
Sejumlah dua puluh tujuh pria maupun wanita yang menderita tekanan darah tinggi, telah disertakan dalam percobaan ini selama 10 jam, dibawah pengontrolan para akhli professional.
Terapi yang dilakukan, mengacu pada terapi “ prilaku dan kesadaran “ yang dipusatkan pada penerapan cara merubah pola berpikir, pola berkeyakinan berlebihan serta pengertiannya akan dampak stress serta kemarahan.
Pengukuran tekanan darah, dilakukan melalui alat-alat monitor khusus dan diawasi secara ketat selama 24 jam, dan hasilnya diperbandingkan dengan 33 pasien penderita tekanan darah tinggi lain yang pada saat itu tidak disertakan pada terapi penanggulangan stress tersebut. .
Ternyata hasilnya cukup mengejutkan karena pada grup yang menjalani terapi penanggulangan stress tekanan darahnya telah turun secara bermakna, sedangkan pada para pasien yang tidak disertakan dalam terapi penanggulangan stress tersebut, tekanan darah mereka ternyata sama sekali tidak ada perubahan.
Dan ketika kepada sejumlah pasien yang tadinya tidak mengikuti terapi penanggulangan stress tersebut kemudian diterapkan cara yang sama, ternyata tekanan darah mereka juga pada akhirnya turun. Demikian yang dilaporkan oleh Wolfgang Linden, PhD.,serta rekan-rekannya.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh : WS Djaka Panungkas dari tulisan Mark Moran, MPH dalam WebMD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar