Sumber Asli WebMD
Disarikan dan dialih bahasakan oleh WS Djaka Panungkas
Selain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan kadar hormonal dalam darah yang pengaturannya berada dibawah kontrol otak, ketegangan pikiran juga akan menimbulkan kekacauan terhadap proses-proses yang seharusnya dilakukan oleh sistim pertahanan serta kekebalan tubuh.
Sekelompok peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas California telah berhasil membuktikan adanya lingkaran setan diantara adanya perasaan-perasaan tidak berdaya dengan keberadaan dari berbagai penyakit, yang dilakukan melalui penyertaan dari sekelompok mahasiswa kedalam suatu penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari pikiran-pikiran yang mereka miliki saat itu terhadap kinerja sistim pertahanan dan kekebalan tubuh mereka.
Didalam penelitian ini*, 31 orang dari kelompok tersebut secara khusus diminta untuk menuliskan pengalaman-pengalaman buruk yang sulit mereka lupakan serta yang telah membangkitkan emosi-emosi kejengkelan mereka. Sedang pada sisanya, yaitu yang 18 orang lagi diminta untuk menuliskan pengalaman-pengalaman mereka yang sama sekali tidak membangkitkan emosi-emosi, walau dalam bentuk rasa bersalah, rasa malu dan lain-lain.
Para peneliti yang dipimpin oleh Sally Dickerson seorang mahasiswa tingkat doctoral bidang psikologi social di Universitas California, telah mengungkapkan bahwa saat dilakukan pemeriksaan darah kepada para peserta, diketemukan kenyataan bahwa para peserta yang menuliskan pengalaman-pengalaman yang membangkitkan emosi ternyata menunjukan adanya peningkatan tingkat aktifitas cytokine dalam darahnya yang setara dengan tingkat emosi mereka yang terbangkitkan akibat ingatan-ingatan akan pengalaman buruk mereka.
Akibat dari peningkatan kadar cytokines tersebut, maka mulai nampak adanya proses-proses peradangan sebagai pertanda bahwa proses-proses menuju timbulnya suatu penyakit sedang terjadi.
Menurut Mary Turner PHD seorang dosen dari Universitas Texas Southwestern Medical Center, dalam penelitian-penelitian sebelumnya juga telah berhasil dibuktikan bahwa setiap emosi buruk sangat erat kaitannya dengan keadaan stress yang dialaminya. Dan umumnya, apabila seseorang merasa dirinya tidak memiliki kemampuan, merasa tidak berbakat, merasa tidak berpengetahuan atau merasa tidak berkemampuan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapinya, maka keadaan dari sistim kekebalan serta pertahanan tubuhnya akan menjadi sangat kacau balau.
Perasaan-prasaan tidak mampu yang biasanya timbul akibat adanya pikiran-pikiran negatip, baik pikiran negatip yang muncul sendiri dalam pikirannya maupun yang timbul akibat ulah orang lain, akan menjuruskan dirinya kepada suatu keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang tidak berdaya saat menghadapi keadaan yang dihadapinya tersebut. Dan bila kita sampai terjerumus kedalam situasi tersebut, yaitu merasa tidak berdaya atau tidak mampu yang merupakan gejolak pikiran, maka tidak usah diherankan jika didalam diri anda saat itu tengah terjadi peningkatan hormon-hormon stress.
Dengan demikian, demi tercapainya kesehatan Anda, baik fisik maupun mental, pahami segala akibat yang akan ditimbulkan oleh adanya gejolak-gejolak perasaan, serta kem-bangkan kesadaran Anda akan adanya kemampuan Anda yang memiliki kekuatan serta ke-efektifan kerja yang luar biasa.
*Hasil penelitian ini telah dipersentasikan dalam pertemuan para anggota The American Psychosomatic Society, di Monterey – California., awal Maret tahun 2001.
Disarikan dan dialih bahasakan oleh WS Djaka Panungkas
Selain memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap peningkatan kadar hormonal dalam darah yang pengaturannya berada dibawah kontrol otak, ketegangan pikiran juga akan menimbulkan kekacauan terhadap proses-proses yang seharusnya dilakukan oleh sistim pertahanan serta kekebalan tubuh.
Sekelompok peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas California telah berhasil membuktikan adanya lingkaran setan diantara adanya perasaan-perasaan tidak berdaya dengan keberadaan dari berbagai penyakit, yang dilakukan melalui penyertaan dari sekelompok mahasiswa kedalam suatu penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari pikiran-pikiran yang mereka miliki saat itu terhadap kinerja sistim pertahanan dan kekebalan tubuh mereka.
Didalam penelitian ini*, 31 orang dari kelompok tersebut secara khusus diminta untuk menuliskan pengalaman-pengalaman buruk yang sulit mereka lupakan serta yang telah membangkitkan emosi-emosi kejengkelan mereka. Sedang pada sisanya, yaitu yang 18 orang lagi diminta untuk menuliskan pengalaman-pengalaman mereka yang sama sekali tidak membangkitkan emosi-emosi, walau dalam bentuk rasa bersalah, rasa malu dan lain-lain.
Para peneliti yang dipimpin oleh Sally Dickerson seorang mahasiswa tingkat doctoral bidang psikologi social di Universitas California, telah mengungkapkan bahwa saat dilakukan pemeriksaan darah kepada para peserta, diketemukan kenyataan bahwa para peserta yang menuliskan pengalaman-pengalaman yang membangkitkan emosi ternyata menunjukan adanya peningkatan tingkat aktifitas cytokine dalam darahnya yang setara dengan tingkat emosi mereka yang terbangkitkan akibat ingatan-ingatan akan pengalaman buruk mereka.
Akibat dari peningkatan kadar cytokines tersebut, maka mulai nampak adanya proses-proses peradangan sebagai pertanda bahwa proses-proses menuju timbulnya suatu penyakit sedang terjadi.
Menurut Mary Turner PHD seorang dosen dari Universitas Texas Southwestern Medical Center, dalam penelitian-penelitian sebelumnya juga telah berhasil dibuktikan bahwa setiap emosi buruk sangat erat kaitannya dengan keadaan stress yang dialaminya. Dan umumnya, apabila seseorang merasa dirinya tidak memiliki kemampuan, merasa tidak berbakat, merasa tidak berpengetahuan atau merasa tidak berkemampuan untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapinya, maka keadaan dari sistim kekebalan serta pertahanan tubuhnya akan menjadi sangat kacau balau.
Perasaan-prasaan tidak mampu yang biasanya timbul akibat adanya pikiran-pikiran negatip, baik pikiran negatip yang muncul sendiri dalam pikirannya maupun yang timbul akibat ulah orang lain, akan menjuruskan dirinya kepada suatu keyakinan bahwa dirinya adalah orang yang tidak berdaya saat menghadapi keadaan yang dihadapinya tersebut. Dan bila kita sampai terjerumus kedalam situasi tersebut, yaitu merasa tidak berdaya atau tidak mampu yang merupakan gejolak pikiran, maka tidak usah diherankan jika didalam diri anda saat itu tengah terjadi peningkatan hormon-hormon stress.
Dengan demikian, demi tercapainya kesehatan Anda, baik fisik maupun mental, pahami segala akibat yang akan ditimbulkan oleh adanya gejolak-gejolak perasaan, serta kem-bangkan kesadaran Anda akan adanya kemampuan Anda yang memiliki kekuatan serta ke-efektifan kerja yang luar biasa.
*Hasil penelitian ini telah dipersentasikan dalam pertemuan para anggota The American Psychosomatic Society, di Monterey – California., awal Maret tahun 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar