KOTAK PENCARIAN GOOGLE


Sabtu, 30 Oktober 2010

MENGENDALIKAN KEMARAHAN

/*

Mengendalikan kemarahan, merupakan sesuatu yang sangat perlu untuk kita lakukan, agar selain kita akan dapat mengurangi perasaan emosi yang timbul, juga kita akan dapat menghindari berbagai dampak fisiologis yang akan ditimbulkannya.

Hal ini, tentunya bukanlah merupakan sesuatu yang dengan mudah dapat kita lakukan, karena bagi kita tentunya tidaklah mungkin akan dapat menghindari sesuatu ataupun tindakan seseorang yang tidak kita kehendaki hingga tanpa terasa memicu kemarahan kita. Selain hal tersebut, kita-pun tentunya tidak akan pernah bisa mengubah suatu situasi yang sedang kita hadapi. Walaupun demikian, cara ini sedikitnya akan mampu untuk membuat kita sedikitnya dapat mengendalikan reaksi yang akan timbul pada diri kita disaat-saat kita menghadapi situasi yang seperti itu.

Menurut Jerry Deffenbacher, Ph.D., seorang psikolog yang secara khusus membidangi  masalah manajemen kemarahan, pada dasarnya ada para pemarah yang cenderung jauh lebih 'pemarah' dari yang lainnya, yaitu mereka-mereka yang lebih cenderung untuk selalu berada dalam keadaan marah-marah.

Walau demikian, ada juga para pemarah yang tidak terlalu memperlihatkan kemarahannya, yaitu mereka yang mudah tersinggung dan berbicaranya selalu ketus. Yang disebut sebagai seorang pemarah, juga tidak harus merupakan seseorang yang harus selalu mencetuskan kemarahannya dengan mengeluarkan maki-makian, menggebrak meja atau membanting sesuatu, tetapi hanya dengan cara bersikap untuk tidak mau bergaul lagi, atau merajuk serta nampak menjadi sering sakit.

Pemarah, umumnya memiliki apa yang oleh beberapa psikolog diistilahkan sebagai memiliki toleransi rendah terhadap frustrasi. Artinya, mereka tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi sesuatu yang menyebabkan dirinya frustrasi, menyebabkan dirinya merasa tidak nyaman atau merasa dirinya terganggu. Mereka merupakan orang-orang yang tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi suatu keadaan dengan tenang dan menjadi sangat marah jika situasi yang sedang dihadapinya dianggapnya sebagai tidak menyenangkan dirinya, apa lagi jika dirinya sampai menerima kritikan dari pihak yang lain, walau sekecil apapun kritikan tersebut.

Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang menjadi pemarah. Seperti halnya yang diakibatkan oleh adanya faktor keturunan atau fisiologis, adanya pengaruh sosial dan budaya yang lebih menganggap kemarahan sebagai sesuatu yang negatip akan tetapi kecemasan, depresi dan bentuk-bentuk emosi yang lainnya malah diterima sebagai sesuatu yang wajar, yang telah mengakibatkan cara untuk dapat mengatasi serta menyalurkannya agar menjadi sesuatu yang membangu tidak banyak diketahui.

Sedangkan peran serta latar belakang keluarga merupakan salah satu faktor diantara penyebabnya. Karena pada umumnya orang-orang yang mudah marah ternyata cenderung berasal dari keluarga-keluarga yang kehidupannya kurang harmonis, kacau serta kurang memiliki komunikasi yang baik.

Sebagai jalan keluarnya, pikirkanlah apa yang sebenarnya sering membuat kita menjadi marah, lalu usahakan untuk mengembangkan cara-cara yang diperlukan untuk dapat mengatasinya dengan sebaik-baiknya, misalnya dengan :

1. Melakukan Relaksasi

·      Hiruplah napas dalam-dalam.

·      Perlahan-lahan katakanlah secara berulang-ulang didalam hati kata “tenang” atau “sudahlah”, disaat sedang menghirup napas dalam-dalam tersebut.

·      Selanjutnya, usahakan untuk mengenang kembali salah satu kejadian dimasa lampau yang saat itu membuat diri kita merasa tenang serta tentram.

Latihlah hal-hal tersebut setiap hari, agar Anda kelak dapat melakukannya secara otomatis disaat anda benar-benar membutuhkannya kelak.


Seseorang yang sedang marah, umumnya memiliki kecenderungan untuk memaki-maki, mengomel atau bersumpah serapah sesuai dengan yang dipikirkannya pada saat itu. Dan pada saat marah, pikirannya akan menjadi sangat berlebih-lebihan.

Karena itu, cobalah untuk merubah pola berpikir yang kita miliki menjadi lebih rasional, Misalnya pikiran yang cenderung untuk menilai sesuatu sebagai suatu yang keterlaluan, tidak menyenangkan atau menganggu, menjadi “walau memang mengecewakan, tetapi masih bukan akhir dari segala-galanya” serta sadari bahwa lontaran kemarahan yang kita lakukan tidak akan pernah dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi..

Hati-hati didalam mempergunakan kata-kata "tidak" atau "selalu" pada saat membicarakan sesuatu baik mengenai diri sendiri maupun mengenai pihak yang lain. Demikian juga dengan mempergunakan kata-kata “Anda ini selalu saja lupa”, karena bukan saja hal tersebut sebenarnya tidak tepat, akan tetapi kata-kata itu juga mengesankan bahwa Anda benar-benar yakin bahwa apa yang sedang Anda marahkan itu merupakan sesuatu yang layak untuk dilakukan hingga tidak ada cara yang lain lagi yang harus dilakukan didalam mengatasi masalahnya, selain harus marah-marah. Padahal, dengan melakukan hal tersebut sebenarnya kita telah menghina dan menganggap remeh orang lain.

Hindari kebiasaan untuk mengucapkan bahwa “Kamu selalu saja .....”, “Kamu adalah orang, yang paling tidak memiliki tanggung jawab" atau "yang paling tidak mau mengerti masalah dari antara orang-orang yang pernah saya jumpai ". Karena, sebagai hasilnya kelak hal tersebut hanya akan menimbulkan adanya perasaan marah serta rasa tersakiti hati pada pihak yang lain. Didalam hal ini, cobalah cari suatu cara yang lebih baik untuk dapat menanggulangi masalah yang ada, akan tetapi yang tanpa akan menimbulkan masalah bagi pihak manapun, agar selain masalah yang ada dapat diatasi tanpa harus merusak hubungan kita dengan pihak lain.

Ingatlah bahwa dengan cara marah-marah kita tidak pernah akan berhasil memperbaiki hal apapun, apalagi mampu menjadikan keadaan diri kita menjadi jauh lebih baik.

Untuk hal tersebut, usahakan agar kita selalu berpegang pada dasar logika didalam usaha untuk dapat mengatasi suatu kemarahan, walaupun pada saat itu kita memang sebenarnya layak untuk menjadi marah. Karena, jika kemarahan sampai kita biarkan untuk terus berkembang, maka cara berpikir kita akan berubah menjadi tidak rasional lagi. 

Jadi, sedapat mungkin redakan perasaan yang pada saat itu bergejolak dan kendalikan pikiran agar menjadi lebih didasari oleh logika tentang apa yang sebenarnya seharusnya sebaiknya dilakukan, daripada membiarkan emosi menguasai diri Anda.

Saat marah, seseorang cenderung untuk menuntut diperlakukan secara adil, dihargai, disetujui serta menginginkan agar segala sesuatu yang diinginkannya berlangsung dengan baik. Padahal, didalam kenyataannya hampir setiap orang pada dasarnya menginginkan  hal serupa, yang akan menjadikannya merasa tersinggung atau kecewa apabila ternyata apa yang diinginkan olehnya sampai tidak dapat terwujudkan.

Hingga didalam berusaha untuk merubah kebiasaan dari sebagai seorang yang pemarah, kita harus mau menyadari sifat bawaan kita saat itu tersebut sekaligus mau membulatkan tekad untuk merubah apapun yang kita harapkan menjadi sesuatu yang kita inginkan.

Atau dengan kata lain, biasakanlah diri kita untuk merubah apa yang kita pikirkan atau ungkapkan sebagai "keinginan saya", karena dampaknya akan jauh lebih baik daripada berpikir atau mengungkapkan “saya minta” atau “Anda harus”. Karena, dengan melakukan hal tersebut maka jika disuatu saat apa yang kita harapkan tersebut tidak sampai dapat terwujudkan, maka yang akan timbul didalam hati kita hanyalah sesuatu yang berbentuk reaksi-reaksi normal biasa seperti halnya dengan timbulnya rasa frustasi, kecewa ataupun kesal saja bukan marah-marah. Walau memang ada sementara orang yang memiliki pendapat bahwa dengan melepaskan kemarahan perasaan mengganjal dalam diri kita juga akan otomatis terlepaskan, akan tetapi didalam kenyataannya perasaan kesal yang ada tersebut tidak pernah akan secara serta merta akan langsung hilang dari pikiran kita.

TIPS AGAR KITA TIDAK TERJEBAK KEDALAM HAL-HAL MENYULITKAN :

·                     Mengatur Waktu

Aturlah waktu yang setepat-tepatnya untuk membicarakan hal-hal yang penting agar pembicaraan yang akan dilakukan tersebut tidak akan berubah menjadi suatu arena perdebatan yang tidak produktip sebagai akibat dari adanya pengaruh rasa lelah atau ada yang merasa terganggu waktunya.

·                     Bersikap Tenang

Walau bagaimanapun juga keadaan yang sedang dihadapi, usahakan agar kita tetap tenang dalam menghadapinya.

·                     Mencari Jalan Alternatif

Didalam mencari jalan untuk mencapai suatu tujuan, janganlah kita menjadi hanya terpaku pada penggunaan jalan yang umum dilakukan saja, akan tetapi usahakan untuk mencari jalan alternatip yang jauh lebih baik serta tidak akan membuat kita menjadi terjebak didalam masalah. 

Disarikan dan dialihbahasakan dari WebMD Medical News 17 Desember 2002


Mengendalikan kemarahan, merupakan sesuatu yang sangat perlu untuk kita lakukan, agar selain kita akan dapat mengurangi perasaan emosi yang timbul, juga kita akan dapat menghindari berbagai dampak fisiologis yang akan ditimbulkannya.

Hal ini, tentunya bukanlah merupakan sesuatu yang dengan mudah dapat kita lakukan, karena bagi kita tentunya tidaklah mungkin akan dapat menghindari sesuatu ataupun tindakan seseorang yang tidak kita kehendaki hingga tanpa terasa memicu kemarahan kita. Selain hal tersebut, kita-pun tentunya tidak akan pernah bisa mengubah suatu situasi yang sedang kita hadapi. Walaupun demikian, cara ini sedikitnya akan mampu untuk membuat kita sedikitnya dapat mengendalikan reaksi yang akan timbul pada diri kita disaat-saat kita menghadapi situasi yang seperti itu.

Menurut Jerry Deffenbacher, Ph.D., seorang psikolog yang secara khusus membidangi  masalah manajemen kemarahan, pada dasarnya ada para pemarah yang cenderung jauh lebih 'pemarah' dari yang lainnya, yaitu mereka-mereka yang lebih cenderung untuk selalu berada dalam keadaan marah-marah.

Walau demikian, ada juga para pemarah yang tidak terlalu memperlihatkan kemarahannya, yaitu mereka yang mudah tersinggung dan berbicaranya selalu ketus. Yang disebut sebagai seorang pemarah, juga tidak harus merupakan seseorang yang harus selalu mencetuskan kemarahannya dengan mengeluarkan maki-makian, menggebrak meja atau membanting sesuatu, tetapi hanya dengan cara bersikap untuk tidak mau bergaul lagi, atau merajuk serta nampak menjadi sering sakit.

Pemarah, umumnya memiliki apa yang oleh beberapa psikolog diistilahkan sebagai memiliki toleransi rendah terhadap frustrasi. Artinya, mereka tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi sesuatu yang menyebabkan dirinya frustrasi, menyebabkan dirinya merasa tidak nyaman atau merasa dirinya terganggu. Mereka merupakan orang-orang yang tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi suatu keadaan dengan tenang dan menjadi sangat marah jika situasi yang sedang dihadapinya dianggapnya sebagai tidak menyenangkan dirinya, apa lagi jika dirinya sampai menerima kritikan dari pihak yang lain, walau sekecil apapun kritikan tersebut.

Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang menjadi pemarah. Seperti halnya yang diakibatkan oleh adanya faktor keturunan atau fisiologis, adanya pengaruh sosial dan budaya yang lebih menganggap kemarahan sebagai sesuatu yang negatip akan tetapi kecemasan, depresi dan bentuk-bentuk emosi yang lainnya malah diterima sebagai sesuatu yang wajar, yang telah mengakibatkan cara untuk dapat mengatasi serta menyalurkannya agar menjadi sesuatu yang membangu tidak banyak diketahui.

Sedangkan peran serta latar belakang keluarga merupakan salah satu faktor diantara penyebabnya. Karena pada umumnya orang-orang yang mudah marah ternyata cenderung berasal dari keluarga-keluarga yang kehidupannya kurang harmonis, kacau serta kurang memiliki komunikasi yang baik.

Sebagai jalan keluarnya, pikirkanlah apa yang sebenarnya sering membuat kita menjadi marah, lalu usahakan untuk mengembangkan cara-cara yang diperlukan untuk dapat mengatasinya dengan sebaik-baiknya, misalnya dengan :

1. Melakukan Relaksasi

·      Hiruplah napas dalam-dalam.

·      Perlahan-lahan katakanlah secara berulang-ulang didalam hati kata “tenang” atau “sudahlah”, disaat sedang menghirup napas dalam-dalam tersebut.

·      Selanjutnya, usahakan untuk mengenang kembali salah satu kejadian dimasa lampau yang saat itu membuat diri kita merasa tenang serta tentram.

Latihlah hal-hal tersebut setiap hari, agar Anda kelak dapat melakukannya secara otomatis disaat anda benar-benar membutuhkannya kelak.


Seseorang yang sedang marah, umumnya memiliki kecenderungan untuk memaki-maki, mengomel atau bersumpah serapah sesuai dengan yang dipikirkannya pada saat itu. Dan pada saat marah, pikirannya akan menjadi sangat berlebih-lebihan.

Karena itu, cobalah untuk merubah pola berpikir yang kita miliki menjadi lebih rasional, Misalnya pikiran yang cenderung untuk menilai sesuatu sebagai suatu yang keterlaluan, tidak menyenangkan atau menganggu, menjadi “walau memang mengecewakan, tetapi masih bukan akhir dari segala-galanya” serta sadari bahwa lontaran kemarahan yang kita lakukan tidak akan pernah dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi..

Hati-hati didalam mempergunakan kata-kata "tidak" atau "selalu" pada saat membicarakan sesuatu baik mengenai diri sendiri maupun mengenai pihak yang lain. Demikian juga dengan mempergunakan kata-kata “Anda ini selalu saja lupa”, karena bukan saja hal tersebut sebenarnya tidak tepat, akan tetapi kata-kata itu juga mengesankan bahwa Anda benar-benar yakin bahwa apa yang sedang Anda marahkan itu merupakan sesuatu yang layak untuk dilakukan hingga tidak ada cara yang lain lagi yang harus dilakukan didalam mengatasi masalahnya, selain harus marah-marah. Padahal, dengan melakukan hal tersebut sebenarnya kita telah menghina dan menganggap remeh orang lain.

Hindari kebiasaan untuk mengucapkan bahwa “Kamu selalu saja .....”, “Kamu adalah orang, yang paling tidak memiliki tanggung jawab" atau "yang paling tidak mau mengerti masalah dari antara orang-orang yang pernah saya jumpai ". Karena, sebagai hasilnya kelak hal tersebut hanya akan menimbulkan adanya perasaan marah serta rasa tersakiti hati pada pihak yang lain. Didalam hal ini, cobalah cari suatu cara yang lebih baik untuk dapat menanggulangi masalah yang ada, akan tetapi yang tanpa akan menimbulkan masalah bagi pihak manapun, agar selain masalah yang ada dapat diatasi tanpa harus merusak hubungan kita dengan pihak lain.

Ingatlah bahwa dengan cara marah-marah kita tidak pernah akan berhasil memperbaiki hal apapun, apalagi mampu menjadikan keadaan diri kita menjadi jauh lebih baik.

Untuk hal tersebut, usahakan agar kita selalu berpegang pada dasar logika didalam usaha untuk dapat mengatasi suatu kemarahan, walaupun pada saat itu kita memang sebenarnya layak untuk menjadi marah. Karena, jika kemarahan sampai kita biarkan untuk terus berkembang, maka cara berpikir kita akan berubah menjadi tidak rasional lagi. 

Jadi, sedapat mungkin redakan perasaan yang pada saat itu bergejolak dan kendalikan pikiran agar menjadi lebih didasari oleh logika tentang apa yang sebenarnya seharusnya sebaiknya dilakukan, daripada membiarkan emosi menguasai diri Anda.

Saat marah, seseorang cenderung untuk menuntut diperlakukan secara adil, dihargai, disetujui serta menginginkan agar segala sesuatu yang diinginkannya berlangsung dengan baik. Padahal, didalam kenyataannya hampir setiap orang pada dasarnya menginginkan  hal serupa, yang akan menjadikannya merasa tersinggung atau kecewa apabila ternyata apa yang diinginkan olehnya sampai tidak dapat terwujudkan.

Hingga didalam berusaha untuk merubah kebiasaan dari sebagai seorang yang pemarah, kita harus mau menyadari sifat bawaan kita saat itu tersebut sekaligus mau membulatkan tekad untuk merubah apapun yang kita harapkan menjadi sesuatu yang kita inginkan.

Atau dengan kata lain, biasakanlah diri kita untuk merubah apa yang kita pikirkan atau ungkapkan sebagai "keinginan saya", karena dampaknya akan jauh lebih baik daripada berpikir atau mengungkapkan “saya minta” atau “Anda harus”. Karena, dengan melakukan hal tersebut maka jika disuatu saat apa yang kita harapkan tersebut tidak sampai dapat terwujudkan, maka yang akan timbul didalam hati kita hanyalah sesuatu yang berbentuk reaksi-reaksi normal biasa seperti halnya dengan timbulnya rasa frustasi, kecewa ataupun kesal saja bukan marah-marah. Walau memang ada sementara orang yang memiliki pendapat bahwa dengan melepaskan kemarahan perasaan mengganjal dalam diri kita juga akan otomatis terlepaskan, akan tetapi didalam kenyataannya perasaan kesal yang ada tersebut tidak pernah akan secara serta merta akan langsung hilang dari pikiran kita.

TIPS AGAR KITA TIDAK TERJEBAK KEDALAM HAL-HAL MENYULITKAN :

·                     Mengatur Waktu

Aturlah waktu yang setepat-tepatnya untuk membicarakan hal-hal yang penting agar pembicaraan yang akan dilakukan tersebut tidak akan berubah menjadi suatu arena perdebatan yang tidak produktip sebagai akibat dari adanya pengaruh rasa lelah atau ada yang merasa terganggu waktunya.

·                     Bersikap Tenang

Walau bagaimanapun juga keadaan yang sedang dihadapi, usahakan agar kita tetap tenang dalam menghadapinya.

·                     Mencari Jalan Alternatif

Didalam mencari jalan untuk mencapai suatu tujuan, janganlah kita menjadi hanya terpaku pada penggunaan jalan yang umum dilakukan saja, akan tetapi usahakan untuk mencari jalan alternatip yang jauh lebih baik serta tidak akan membuat kita menjadi terjebak didalam masalah. 

Disarikan dan dialihbahasakan dari WebMD Medical News 17 Desember 2002

Tidak ada komentar:

UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN

  1. Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
  2. Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
  3. Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
  4. Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
  5. Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
  6. Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
  7. Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
  8. Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.

Sekar Kinasih Healing Therapy

Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum

GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH

UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :

mindhealingtherapy@yahoo.com



,