Setiap masalah yang terjadi pada sesosok tubuh atau suatu penyakit,
pada dasarnya sebenarnya merupakan sesuatu yang tanpa tersadari telah terbentuk
oleh adanya kekacauan atau ketidak normalan kinerja dari proses-proses biologis
tubuh, yang secara alami seharusnya proses-proses tersebut memiliki kinerja
yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan keadaannya.
Oleh karena
itu, setiap usaha yang dilakukan untuk dapat menormalkan kinerja dari proses-proses
tubuh, merupakan sesuatu yang paling utama untuk dilakukan, agar kita menjadi mampu
untuk mempertahankan maupun mencapai suatu kepulihan, dari pada hanya sekedar
melakukan upaya-upaya yang hanya berbentuk suatu usaha untuk menghilangkan penderitaan sebagai
gejala dari adanya
suatu penyakit, yang diakibatkan oleh kerusakan fisik yang terjadi.
Disisi
lain, karena kinerja dari proses-proses tubuh tersebut pada kenyataannya
sepenuhnya berada dibawah koordinasi dari otak yang juga merupakan pusat
syaraf, maka untuk dapat menormalkan kinerja dari proses-proses tubuh tersebut,
sebenarnya yang paling utama harus dilakukan adalah menormalkan kinerja otaknya.
Oleh karena
bila hal tersebut dapat kita lakukan dengan sebaik-baiknya, maka cara-cara yang
secara umum sering dilakukan yang cenderung untuk lebih
terpaku pada keharusan untuk mengonsumsi baik obat-obatan maupun ramu-ramuan tertentu,
akan menjadi bukan merupakan
sesuatu yang paling penting lagi untuk
dilakukan.
Walau
demikian, penggunaan obat-obatan ataupun ramu-ramuan pada dasarnya tetap masih
diperlukan, hanya saja apabila hal tersebut sangat diperlukan untuk membantu kelancaran
dari proses alami tubuh tersebut, seperti halnya dalam
penggunaannya untuk
menghilangkan adanya rasa sakit, menurunkan suhu tubuh yang panas, menurunkan
tekanan darah, mendukung penghilangan infeksi baik yang diakibatkan oleh bakteri maupun virus, perdarahan
yang hebat dan
sebagainya, yang pada intinya memerlukan suatu penanganan yang cepat,
karena ketegangan perasaan yang ditimbulkannya akan menyebabkan proses-proses
alami tubuh tersebut tidak dapat bekerja baik. Terutama, hal ini sangat diperlukan oleh pribadi-pribadi
tertentu yang secara spesifik hanya akan merasa
aqgak tentram kalau dirinya merasa mendapat
perhatian atau perlakuan khusus yang memberinya harapan.
Oleh karena,
sebenarnya ketentraman yang terbentuk karena memiliki harapanlah yang
dibutuhkan oleh setiap orang untuk dapat menormalkan kinerja dari otaknya.
Sehingga,
untuk dapat memiliki suatu proses tubuh yang benar-benar berkemampuan dalam
memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya, yang paling utama harus kita
lakukan adalah memiliki kemauan untuk merubah cara dalam berpikir, dengan cara
berpikir yang mampu untuk menormalkan kinerja otak, agar otak menjadi mampu
berfungsi kembali secara maksimal.
Walaupun demikian, karena proses-proses tubuh tersebut merupakan
sesuatu yang terbentuk oleh adanya aktifitas proses-proses bio-kimia dan
bio-fisika didalamnya, maka untuk membentuk adanya proses-proses tubuh yang normal
dan memiliki manfaat besar bagi tubuh, kita juga tentunya sangat memerlukan
tersedianya zat-zat kimia yang dibutuhkan bagi kelangsungan proses-proses
tersebut, yang bersumber dari apa yang kita pasok atau konsumsi serta yang kita
hirup dari udara bebas.
Sehingga
dengan keadaannya yang demikian, pola kita dalam makan dan minum-pun merupakan
sesuatu yang juga harus kita kelola dengan cara yang sebaik-baiknya, yaitu agar apa yang kita konsumsi selalu memiliki
kandungan zat yang sesuai dengan yang diperlukan oleh tubuh saat itu, untuk dapat
melangsungkan proses-prosesnya dalam memelihara, melindungi dan memulihkan diri
kita.
Karena jika
tidak kita kelola dengan sebaik-baiknya, maka mau atau tidak mau kelak kita
akan menjadi terpaksa juga harus menghadapi berbagai masalah tubuh yang diakibatkan
oleh adanya masalah kelebihan ataupun kekurangan zat, yang pada akan membuat
proses-proses tubuh kita menjadi tidak berfungsi sesuai seharusnya, sebagai akibat
dari masalah tidak terpenuhi dengan baiknya unsur-unsur kimia yang diperlukan
oleh tubuh untuk melangsungkan proses-prosesnya pada saat itu.
Menentramkan Perasaan
Untuk
dapat memiliki proses tubuh yang benar-benar bersifat memelihara, melindungi
serta memulihkan diri secara alami, maka kita sedapat mungkin harus dapat
meredam setiap gejolak perasaan yang muncul, dengan sebaik-baiknya.
Karena,
walau hanya sejenak sekalipun, meredanya gejolak perasaan akan membantu dalam
menentramkan keadaan pikiran yang memberi kesempatan pada otak untuk berkerja secara
maksimal, yang sekaligus juga akan memaksimalkan kinerja dari proses-proses tubuh
tersebut yang pada kenyataannya berada sepenuhnya dibawah sistem koordinasi
dari otak.
Salah
satu cara yang sederhana untuk menentramkan pikiran, adalah “mengingat serta menyadari keberadaan dan kinerja
dari setiap proses yang dilakukan oleh organ-organ tubuh kita”, yang didalam
kenyataannya kalau kita cermati ternyata telah secara alami memiliki sifat yang
memelihara, melindungi serta memulihkan keadaan tubuh kita tersebut.
Misalnya,
saat mengonsumsi sesuatu, melakukan berbagai reaksi kimia selama mencernanya,
menyalurkan senyawa-senyawa yang dihasilkan dari reaksi yang terjadi antara yang
kita konsumsi dengan enzym-enzym didalam tubuh melalui peredaran darah, mengikat
oksigen saat darah melalui sistim pernapasan dan proses berpikir untuk
menghindari dan menemukan jalan keluar dari masalah yang dilakukan oleh otak,
merupakan bukti-bukti bahwa sebenarnya proses-proses tubuh kita tersebut
bekerja untuk “memelihara” keadaan
tubuh kita.
Sedangkan keberadaan kelenjar-kelenjar getah bening dan kelenjar
thymus yang merupakan pusat aktifitas dari sistim pertahanan dan kekebalan tubuh
yang menghasilkan zat-zat yang bekerja secara aktif dalam aliran darah
mengontrol seluruh tubuh kita dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh setiap
pendatang atau benda asing yang memasuki tubuh serta sekaligus menghancurkannya
agar tidak mem-bahayakan tubuh kita, merupakan bukti-bukti nyata bahwa proses-proses
tubuh kita tersebut juga bekerja “melindungi”
tubuh kita.
Dan proses regenerasi sel-sel tubuh, pemulihan luka dan sebagainya
yang semua berlangsung tanpa harus kita inginkan dan harapkan, merupakan
bukti-bukti juga bahwa proses-proses tubuh kita juga bekerja aktif untuk “memulihkan” keadaan tubuh kita.
Sedang
cara sederhana yang berikutnya, adalah dengan cara mempertinggi keadaan iman
yang kita miliki didalam beragama, dengan tidak lagi hanya sekedar rajin didalam
menjalankan ritual-ritualnya saja, akan tetapi juga memiliki kesadaran dan
keyakinan penuh akan sifat-sifat dari Tuhan yang kita junjung tersebut dan
setia didalam menjalankan kehendak-Nya dalam artian selalu menjaga diri agar
tidak sampai melanggar larangan-larangan-Nya atau melawan apa yang
diperintahkan-Nya, yaitu untuk tidak saling menciptakan masalah, demi
kepentingan diri maupun golongan.
Untuk hal
tersebut, pertama-tama ingat apa yang selalu diungkapkan didalam setiap kitab
suci dari agama-agama yang memuliakan-Nya. Yaitu, bahwa Dia memiliki sifat yang
Maha Pengasih dan Penyayang. Lalu, kalau kita mengakui bahwa kita merupakan
ciptaan-Nya, maka tentunya proses-proses tubuh yang kita miliki dan memiliki sifat
alami yang mampu memelihara, melindungii serta memulihkan dirinya sendiri tersebut,
tentunya merupakan bagian yang secara khusus telah diciptakan-Nya pula bagi
kita semua tanpa ada yang dikecualikan, sebagai salah satu bukti nyata dari Ke
Maha Pengasihan-Nya, agar keadaan fisik maupun mental kita dapat tetap terjaga
hingga kita mampu untuk menjalankan tugas kehidupan yang telah diembankan-Nya
kepada kita.
Yaitu, menciptakan
kehidupan yang sesuai dengan yang dikehendaki-Nya untuk kita jalani, yaitu
hidup yang rukun, damai dan sejahtera “karena masing-masing tidak saling
menciptakan masalah”.
Artinya,
kita harus mau untuk merubah pola hidup dari pola hidup yang mungkin semula lebih
memiliki kecenderungan untuk lebih memperhatikan serta mengutamakan kepentingan
diri maupun golongan didalam fungsi yang kita emban didalam kehidupan
masing-masing dalam bermasyarakat, dengan menjadi seseorang yang lebih patuh
pada perintah-perintah-Nya yaitu untuk saling mengasihi atau tidak saling
menciptakan masalah satu sama lain, tanpa sedikitpun mengecualikan dengan siapa
atau golongan apapun.
Karena
tanpa melaksanakan hal tersebut tentunya akan selalu tercipta adanya perbedaan-perbedaan
pendapat yang mau tidak mau akan menghasilkan adanya ketegangan perasaan yang akan
mengacaukan kinerja otak.
Sedangkan
kesadaran yang benar-benar akan Ke Maha Pengasihan-Nya akan menciptakan adanya
ketenangan dan harapan yang dibutuhkan untuk memberi otak bekerja dengan normal
dan maksimal, hingga mampu memulihkan keadaan fisik maupun mental kita dengan
sebaik-baiknya.
Hingga kesadaran
untuk mau berpikir dan bertindak secara baik serta mau mengatur pola makan dan
minum yang sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh saat itu, yang artinya tidak sekedar
hanya didasari oleh adanya dorongan rasa menyukai ataupun tidak menyukai saja, merupakan
sesuatu yang seharusnya selalu kita miliki agar kita mampu mempertahankan bahkan
memulihkan kesehatan kita, agar kita mampu melaksanakan tugas yang
diberikan-Nya kepada kita.
Mengatur Pola Makan Dan Minum
Makan dan
minum merupakan bagian dari proses tubuh dalam rangka untuk mendapatkan bahan
dasar untuk membentuk senyawa-senyawa kimia yang dibutuhkan pada saat itu untuk
dapat melakukan proses-prosesnya dalam memelihara dan memulihkan keadaan tubuh
pada saat itu.
Sebagai
akibatnya, zat-zat yang dibutuhkan tubuh pada suatu hari, bisa saja berbeda
dengan yang dibutuhkan oleh tubuh pada hari-hari yang lainnya.
Sehingga
mau atau tidak mau kita harus mengatur pola makan dan minum kita agar selalu
dapat memenuhi kebutuhan proses-proses tubuh tersebut, dan dapat menghindari
terjadinya masalah adanya kelebihan atau kekurangan zat, yang pasti akan menimbulkan
masalah fisik pada diri kita sebagai akibat dari hambatan yang ditimbulkannya
pada proses-proses tubuh, didalam melakukan pemeliharaan, perlindungan dan
pemulihan dirinya.
Didalam
hal ini, tentunya untuk dapat menghindari terjadinya masalah adanya kekurangan
atau kelebihan zat tertentu tersebut, kita harus bisa terlebih dahulu mengetahui
dengan pasti tentang zat-zat apa saja yang sebenarnya diperlukan oleh tubuh pada
saat itu bagi kelangsungan dari proses-prosesnya didalam memelihara, melindungi
serta memulihkan dirinya tersebut, yang pada kenyataannya pasti bukan merupakan
sesuatu yang dengan mudah dapat dilakukan.
Karena,didalam
kenyataannya sesuatu yang berkandungan nutrisi baik, belum tentu akan menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi tubuh, sebagai akibat dari zat-zat yang dikandungnya
yang belum tentu sesuai dengan apa yang pada saat itu dibutuhkan oleh
proses-proses tubuh hingga dapat
menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang sesuai dengan kebutuhannya untuk
dapat memelihara, melindungi serta memulihkan keadaan tubuh kita pada saat itu.
Padahal,
jika sampai yang kita konsumsi ternyata tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya
dibutuhkan tubuh pada saat itu untuk melakukan proses-proses memelihara,
melidungi dan memulihkan diri tersebut, maka selain proses tersebut akan
menjadi tidak terbentuk, juga akan menimbulkan masalah adanya kelebihan atau penumpukan
zat tertentu didalam tubuh, serta masalah-masalah kekurangan zat yang pada
akhirnya akan menciptakan adanya berbagai masalah, baik masalah fisik, mental,
dan kalau sampai dibiarkan terus terjadi, maka terjadinya masalah kehidupan-pun
sulit untuk dapat dihindari lagi.
Dengan
demikian, maka pola mengonsumsi yang sudah semakin membudaya pada saat ini
seperti halnya dengan dalam mengonsumsi sesuatu yang lebih dititik beratkan
pada rasa menyukai, tertarik pada penampilan penampilan serta aroma
membangkitkan selera yang disebarkannya ataupun hanya karena ingin tidak
dianggap sebagai orang yang sudah ketinggalan jaman, merupakan sesuatu yang
sudah selayaknya ditinggalkan.
Demikian juga dengan penggunaan pengaya rasa yang berlebihan
dengan tujuan agar apa yang akan kita konsumsi menjadi jauh lebih enak lagi, merupakan
sesuatu yang sebaiknya kita tinggalkan juga, karena hal tersebutpun akan
menciptakan terjadinya masalah kelebihan zat yang dapat membahayakan fisik
kita, sebagai akibat dari terjadinya pasokan Natrium (Sodium) berlebihan yang
tanpa tersadari telah kita lakukan.
Begitu
pula dengan kebiasaan untuk menelan mentah-mentah apa yang dibicarakan oleh
orang lain, hingga apa yang dikatakan oleh seseorang sebagai baik serta bermanfaat
secara langsung juga diasumsikan sebagai pasti akan baik dan bermanfaat juga
bagi diri kita. Karena kita sebenarnya memiliki struktur molekul tubuh yang
masing-masing berbeda keadaannya, sebagai akibat dari pola mengonsumsi kita
yang juga berbeda, hingga akan mengakibatkan yang baik dan bermanfaat bagi
orang lain "belum tentu" juga akan memiliki kebaikan dan manfaat yang
sama bagi diri kita.
Padahal, apapun
yang kita konsumsi termasuk herbal sekalipun, pada kenyataannya tidak akan
terlepas dari keberadaan dari unsur-unsur kimia yang telah membentuknya.
Hingga,
mau atau tidak mau zat kimia yang dikandungnya tersebut pada saat dicerna pasti
akan membentuk reaksi kimia pula dengan enzim-enzim yang berada didalam tubuh, hingga
akan menghasilkan senyawa-senyawa tertentu yang baik atau buruk dampaknya bagi
tubuh akan sangat ter-gantung kepada sesuai atau tidaknya senyawa-senyawa
tersebut dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh pada saat itu.
Sementara itu, oleh karena apapun yang kita konsumsi tidak pernah
terlepas dari adanya unsur-unsur kimia didalamnya, maka didalam prosesnya yang
akan terjadi didalam tubuh kita tidak akan pernah terlepas dari keterkaitannya
dengan kaidah-kaidah atau hukum-hukum kimia seperti halnya dengan proses
reduksi atau penyingkiran suatu unsur dari posisinya oleh unsur yang lain, yang
mau atau tidak mau pasti akan berdampak pada terjadinya perubahan pada struktur
molekul tubuh kita yang secara pasti juga akan berdampak kurang baik bagi tubuh
kita karena tanpa kita sadari akan memunculkan berbagai masalah pada tubuh kita.
Justru
karena hal ini jugalah maka setiap orang memiliki keadaan struktur molekul tubuh
yang berbeda sebagai akibat dari pola mengonsumsi yang dimilikinya
masing-masing serta pola makan dan minum ibunya pada saat mengandung dirinya
yang telah membentuk keadaan struktur molekul tubuhnya.
Akibatnya
setiap orang memiliki kelemahan fisik yang satu sama lain saling berbeda.
Hingga sebagai dampaknya, sesuatu yang telah membawa kebaikan pada saat dikonsumsi
oleh orang lain, belum tentu akan membawa manfaat yang sama juga bagi pihak yang
lain.
Selain
hal tersebut faktor kebutuhan tubuh bagi kelangsungan prosesnya yang tentunya setiap
saat tidak selalu sama seiring telah terpenuhi atau tidaknya kebutuhan zat yang
sebelumnya, akan menyebabkan sesuatu yang pada awal dikonsumsinya terasa sekali
manfaatnya (karena kekurangan zatnya dapat tertanggulangi), jika dikonsumsi secara
terus-terusan belum tentu akan tetap dirasakan manfaatnya bahkan mungkin malah
mulai terasa ada perkembangan yang sebaliknya, akibat dari mulai terjadinya
penimbunan zat yang sama yang menyebabkan proses-proses tubuh tidak dapat
menghasilkan senyawa-senyawa yang dibutuhkannya.
Didalam
menghadapi hal-hal yang semacam itu, lalu apakah sebenarnya yang harus kita
perbuat agar kita mampu untuk mengenali dengan baik mengenai apa yang sebenarnya
di-perlukan oleh tubuh kita, agar kita menjadi mampu menjaga atau memelihara
serta memulihkan diri kita pada saat kita menderita sakit ?
Untuk hal
tersebut, sebenarnya tanpa kita sadari Tuhan telah menciptakan kita memiliki
suatu bentuk kemampuan yang berpusatkan pada otak yang menghasilkan berbagai
bentuk isyarat agar kita mampu menunjang kelancaran dari proses-proses
biofisika dan biokimia didalam diri kita hingga mampu memelihara, melindungi
serta memulihkan diri kita, yang berbentuk berbagai isyarat tubuh maupun naluri,
yang ditujukan agar kita dapat mengontrol pikiran, tindakan maupun apa yang selayaknya
untuk kita konsumsi, agar apa yang kita pikirkan atau lakukan serta yang akan
kita konsumsi tidak akan sampai menciptakan masalah.
Proses
pemberian isyarat-isyarat tubuh dan naluri yang merupakan sesuatu yang telah
diciptakan dan diberikan-Nya kepada kita ini, sangat mudah untuk dimanfaatkan
oleh siapapun tanpa harus terlebih dahulu melakukan suatu bentuk ritual atau aktifitas
apapun yang bukan merupakan suatu aktifitas hidup sehari-hari yang normal
seperti halnya dengan terlebih dahulu harus melakukan meditasi atau memenuhi suatu
bentuk persyaratan tertentu, karena hal tersebut sebenarnya hanya merupakan indra
kita yang normal yang telah diberikan-Nya sebagai ujud kasih-Nya terhadap kita.
Walau demikian, karena isyarat-isyarat ini merupakan sesuatu yang
bersumber dari proses otak, maka agar kita dapat menerima isyarat-isyarat
tersebut sedapat mungkin kita harus memberi kesempatan otak agar dapat bekerja secara
maksimal, melalui tidak membuat otak menjadi sibuk dengan apa yang sedang kita
pikirkan melalui selalu bersikap senetral mungkin atau menjaga agar sedapat
mungkin tidak terjebak oleh kebiasaan menilai secara berlebihan keburukan/ kekurangan
yang terdapat pada sesuatu ataupun seseorang baik yang terlihat langsung ataupun
teringat pada saat itu,apalagi sampai bersikap menghakiminya.
Karena, hanya
dengan cara tersebut kita akan memberi otak kesempatan untuk bekerja dengan normal
dan maksimal hingga mampu untuk menghasilkan indra yang kita butuhkan tersebut.
Dengan
demikian maka suatu pemulihan alami yaitu suatu pemulihan yang dilakukan oleh
tubuh kita sendiri yang sesuai dengan yang telah diprogramkan-Nya untuk
memelihara, melindungi serta memulihkan diri kita tersebut, ternyata hanya akan
bekerja sesuai yang dirancangkannya tersebut hanya
jika kita menjalankan pola pola
berpikir dan bertindak yang tidak menyimpang dari
kehendak-Nya dalam melaksanakan kehidupannya
sehari-hari atau tidak berpikir atau bertindak yang saling menimbulkan masalah, dan bukan hanya sekedar menjalankan ritual tanpa mematuhi
perintah-Nya tersebut.
LANGKAH DALAM MENCAPAI SUATU KEPULIHAN
Menyadari Bahwa Tubuh Mampu Memulihkan Diri
Didalam hal ini, seseorang
dituntut untuk mau dengan sepenuhnya menyadari
bahwa pada dasarnya kita sebenarnya
memiliki proses-proses alami tubuh yang selalu siap untuk bertindak mempertahankan
keutuhan tubuh yang kita miliki tanpa harus serdikitpun diupayakan, apabila
kita mau untuk mengikuti kehendak-Nya, yaitu mau hidup dengan tidak saling
menghakimi atau saling menciptakan masalah satu sama lain atau melakukan
pementingan dan pemerhatian diri maupun golongan.
Yang dimaksudkan dengan proses-proses alami tubuh tersebut disini,
adalah proses-proses tubuh
yang setiap saat tanpa kita sadari akan selalu terbentuk
didalam tubuh kita dalam wujud aktifitas
rutin dari berbagai sistim-sistim tubuh yang kita
miliki, yang masing-masing terbentuk oleh berbagai organ tubuh yang satu sama lain bekerja saling
mendukung didalam upaya mempertahankan
keutuhan tubuh kita, yang secara nyata didalam kinerjanya memiliki sifat yang memelihara,
melindungi serta memulihkan dirinya atau
mempertahankan keadaan tubuh kita, dari berbagai ancaman, gangguan
ataupun pengaruh, baik yang bersumber dari luar tubuh, maupun dari
dalam tubuh kita sendiri.
Seperti halnya dengan proses bernapas yang
pada dasarnya merupakan suatu proses yang dihasilkan oleh kerja-sama
berbagai organ yang membentuk suatu sistim dan secara
tidak tersadari bekerja tanpa henti-hentinya mengeluarkan
zat-zat yang dapat membahayakan
tubuh dan
memasukan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
membentuk proses-proses kimia yang menghasilkan senyawa-senyawa yang diperlukan
untuk mempertahankan kelestarian struktur-struktur pembentuk tubuh dari udara luar.
Begitu juga halnya dengan
proses-proses tubuh lainnya, seperti halnya dengan proses
peredaran darah yang juga dengan tanpa perlu kita atur ataupun
kehendaki selalu bekerja untuk menyalurkan
zat-zat yang diperoleh ataupun telah dihasilkan oleh kinerja proses-proses
tubuh lain seperti proses pernapasan, pencernaan ataupun hasil produksi dari berbagai
kelenjar yang terdapat didalam tubuh untuk
dapat memenuhi
kebutuhan tubuh dalam mempertahankan keutuhannya.
Dalam hal ini, kelenjar-kelenjar
adalah organ-organ
yang secara khusus telah diciptakan-Nya untuk menghasilkan
berbagai senyawa kimia yang dibutuhkan bagi kelangsungan proses-proses alami tubuh didalam melakukan pemeliharaan, perlindungan maupun pemulihan
dirinya, apabila disuatu saat salah satu atau beberapa dari organnya mengalami
adanya gangguan
ataupun kerusakan fungsi.
Aktifitas dari sistim-sistim tubuh tersebut, ternyata juga
telah diciptakan-Nya untuk berada dibawah koordinasi sistim syaraf, dengan otak
serta sumsum tulang belakang sebagai pusatnya.
Sistim
syaraf inilah yang berperanan sangat besar didalam mewujudkan adanya proses-proses tubuh yang berkemampuan memelihara, melindungi serta
memulihkan dirinya tersebut.
Akan tetapi, proses-proses tubuh tersebut hanya akan dapat bekerja dengan baik, apabila setiap masalah yang terdapat didalam tubuh tersebut mampu dilaporkan dengan baik oleh syaraf-syaraf sensorik atau pengindra
yang terkaitnya, kepada otak.
Dan tentunya otaknya sendiri juga
harus sedang berada didalam keadaan yang siap untuk menerima, mengkaji
maupun memutuskan cara penanggulangan
masalah tersebut serta memberikan perintah penanggulangannya melalui
syaraf-syaraf motorik, kepada organ-organ yang terkait
dalam pelaksanaan penanggulangan masalahnya,
yaitu otot-otot serta
kelenjar-kelenjar yang terkaitnya.
Dengan
demikian, maka kenormalan kerja dari otak
sebagai pusat sistim koordinasi
dari seluruh organ tersebut sedapat mungkin harus dapat dipertahankan
dengan sebaik-baiknya.
Karena,
jika kenormalan kerja otak sampai mengalami adanya gangguan,misalnya menjadi tidak berkesempatan
untuk menerima, mengkaji dan memutuskan
mengenai cara penanggulangan masalahnya sebagai akibat dari terus menerusnya dipergunakan
untuk berpikir tentang hal-hal yang negatip hingga terjadi adanya gejolak perasaan yang menyita
waktu kerja otak yang produktif, maka kelangsungan dari proses-proses tubuh tersebut didalam
memelihara, melindungi, serta memulihkan dirinya pun akan mengalami gangguan atau
hambatan pula.
Karena tanpa adanya keputusan dari otak, organ-organ lain yang berada
dibawah sistim koordinasinya
tidak akan pernah bekerja sesuai dengan yang
seharusnya didalam melakukan hal-hal yang sebetulnya diperlukan, untuk dapat mempertahankan
keutuhan tubuh..
Karena didalam keadaan normalnya, artinya otak memiliki kesempatan didalam
menjalankan fungsi normalnya, otak tidak akan pernah henti-hentinya selalu sibuk didalam mengatur
seluruh proses tubuh dalam melihara dan mengatasi
masalah tubuh, termasuk mengatur produksi serta penyaluran
senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk membunuh bakteri, virus, maupun sel-sel kanker, menghilangkan setiap rasa sakit, membentuk sistim kekebalan tubuh dan lain-lainnya.
Karena didalam keadaan normal, tubuh melalui sistim koordinasi yang diatur oleh otak yang memiliki kemampuan untuk memulihkan
dirinya sendiri walau dari
penyakit apapun, (Mind Matters News Letter, edisi 25 July 2002).
Oleh karena itu, untuk memperoleh
maupun mampu untuk mempertahankan
suatu kepulihan, kenormalan kerja otak
merupakan sesuatu yang sedapat mungkin harus dioptimalkan, melalui cara berusaha untuk menghindari kebiasaan memikirkan hal-hal yang negatip.
Menormalkan Kinerja
Proses-Proses Tubuh
Menormalkan
kinerja proses-proses tubuh, merupakan sesuatu yang hanya akan dapat diwujudkan apabila kinerja serta keadaan dari sistim-sistim
yang mengaturnya
yaitu keadaan serta kinerja dari sistim-sistim
syaraf terutama pusatnya, telah terlebih dahulu
dinormalkan.
Untuk hal tersebut, hal-hal yang mampu menyebabkan
terjadinya ketidak
normalan kerja dari sistim syaraf tersebut, harus
selalu kita waspadai dan hindari.
Secara
biologis, otak juga akan mengalami gangguan pada kenormalan kerjanya,
apabila baik secara disadari
maupun tidak, kita telah mengonsumsi zat-zat
tertentu baik yang berbentuk zat
tersendiri (seperti halnya dalam bentuk suatu obat) maupun yang terkandung
dalam makanan, minuman atau herbal yang kita konsumsi, yang pada dasarnya memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi kinerjanya
normalnya..
Seperti halnya dengan obat-obatan ataupun ramu-ramuan yang menimbulkan rasa ngantuk (antihistamina, hipnotika)
apalagi yang sampai dapat membuat
kesadaran terganggu seperti halnya obat-obatan golongan psikotropika, akan membuat kenormalan kerja otak menjadi terganggu.
Disamping hal tersebut, gejolak
perasaan yang akan timbul jika kita menilai berlebih-lebihan apa
yang teringat atau terpantau indra, juga merupakan penyebab dari timbulnya berbagai hambatan terhadap kinerja otak yang normal, yang berdampak pada akan terhambatnya
setiap data-data yang akan dilaporkan
oleh syaraf-syaraf pengindra ke otak.
Oleh karena itu, hal-hal yang semacam itu sedapat mungkin harus
dapat dihindari,
agar proses-proses tubuh didalam memelihara,
merlindungi serta memulihkan dirinya tersebut dapat
berlangung dengan normal.
Selain menormalkan kinerja
otak, kinerja dari sistim-sistim syaraf yang lainnya-pun seperti halnya dengan sistim syaraf pengindra, sistim syaraf motorik dan lain-lain pun,
juga harus dapat dinormalkan
keadaannya.
Karena, tanpa kenormalan dari keadaannya, kinerja dari sistim syaraf pengindra atau
sensorik yang memiliki tugas dalam memantau setiap hal yang terjadi disekitarnya pun tidak akan sempurna, hingga hal-hal
yang mampu menimbulkan
masalahpun tidak akan benar-benar terpantau dengan baik dan
segera dilaporkannya
kepada otak agar dapat segera
ditanggulangi.
Karena jika otak tidak sampai memperoleh laporan apapun, tentunya otak tidak
akan pernah mengkaji, memutuskan dan memerintahkan kepada organ-organ yang bertugas
didalam mengatasi setiap masalah, untuk sesegera mungkin bertindak untuk menyelamatkan
bagian-bagian tubuh yang disaat itu tengah menghadapi masalah, hingga akan menyebabkan bagian-bagian
tersebut menjadi mengalami
masalah yang jauh lebih buruk lagi,
sebagai akibat dari proses pemeliharaan, perlindungan
dan pemulihan yang seharusnya dijalaninya tidak kunjung terwujudkan.
Demikian
pula jika sistim-sistim
syaraf yang lainpun sampai mengalami adanya gangguan.
Karena,gangguan-gangguan yang dialami mereka akan menyebabkan sistim komunikasi
yang seharusnya terbentuk diantara
orga-organ
bermasalah dengan pusat syaraf dan
pusat syaraf dengan organ-organ penanggulang masalah, juga akan mengalami gangguan.
Akibatnya, proses-proses penanggulangan
masalah yang seharusnya selalu terjadi didalam
tubuh, akan menjadi terhambat.
Didalam hal ini, untuk dapat mengatasinya, kita harus dapat mengetahui dengan baik mengenai apa saja yang dapat menimbulkan masalahnya, hingga telah mengganggu
kenormalan kerja dari sistim-sistim
syaraf tersebut.
Pada kenyataannya, setiap zat
kimia yang terdapat pada sesuatu yang kita konsumsi
dan setelah menjalani proses pencernaan ternyata menghasilkan senyawa-senyawa
yang dapat merusak keadaan sistim syaraf, merupakan
sesuatu yang harus kita hindari.
Kehati-hatian didalam mengonsumsi sesuatu walau yang kita konsumsi tersebut pada dasarnya memiliki
nilai gizi yang baik atau luar biasa sekalipun,
tetap harus dilakukan. Karena, dapat saja
faktor kelebihan zat yang terciptanya akan menghantam atau merusak keadaan
sistim syaraf juga.
Oleh karena mengkonsumsi sesuatu secara
berlebih-lebihan akan mengacaukan reaksi-reaksi kimia yang terjadi antara zat-zat yang terkandung didalamnya dengan enzim-enzim tubuh yang dikeluarkannya pada saat
dicerna, hingga zat-zat yang dihasilkannya-pun akan
menjadi tidak sesuai lagi dengan yang
dibutuhkan oleh tubuh bagi proses-prosesnya pada saat
itu. Sebagai dampaknya, kembali proses-proses
pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan diri yang seharusnya terjadi dan telah diatur oleh “jam tubuh” tersebut,
akan menjadi sulit untuk diwujudkan.
Padahal, Jam Tubuh atau Body Clock atau
Chronomedicine (bagian dari kelenjar
Hypothalamus pada otak), adalah pengatur kinerja dari proses-proses tubuh maupun toleransi tubuh terhadap pasokan zat-zat kimia dari luar tubuh (menurut beberapa temuan medis terakhir).
Didalam
temuan-temuan tersebut, telah ditemukan
suatu kenyataan
bahwa sebenarnya tubuh tidak setiap saat dapat mentolerir
pasokan zat-zat
kimia tertentu kedalamnya, yang artinya bahwa suatu zat
kimia (baik yang terdapat pada makanan maupun
minuman yang dikonsumsi sekalipun) yang pada suatu saat memiliki manfaat besar, jika
diberikan pada saat yang lain ternyata belum tentu akan memiliki manfaat yang sama atau bahkan justru akan mampu me-nimbulkan masalah yang tidak diinginkan.
Sehingga para akhli yang melakukan penelitian tersebut berpendapat bahwa sebenarnya cara didalam memberikan obat-obatan dalam bentuk dosis
harian yang dibagi lagi atas 2, 3 atau 4 kali sekali,
sebenarnya sudah selayaknya untuk ditinjau ulang kembali.
Karena, cara pemberian yang tepat guna tentunya hanyalah cara pemberian
yang disesuaikan dengan pola toleransi yang telah diatur
oleh jam
tubuh, hingga hasil yang akan diperoleh-pun akan menjadi maksimal.
Dengan
demikian, pola mengonsumsi yang hanya didasarkan pada hasil dari penilaian terhadap kekayaan gizi
atau kelengkapan nutrisi maupun
mengikuti faktor selera, rasa suka ataupun
tidak suka saja, pada dasarnya cepat atau lambat akan
menimbulkan masalah yang serius
pada tubuh.
Oleh karena itu, kebiasaan mengonsumsi yang seperti itu harus segera dihindari serta dirubah dengan pola mengonsumsi
yang disesuaikan dengan kebutuhan dari tubuh
bagi kelangsungan dari proses-prosesnya,
yaitu proses-prosesnya didalam memelihara,
melindungi serta memulihkan dirinya tersebut.
MENORMALKAN KERJA OTAK
Walaupun pada kenyataannya kandungan dari sesuatu yang dikonsumsi
seperti halnya dengan makanan-makanan,
minuman-minuman, obat-obatan maupun ramu-ramuan tidak
jarang yang karena memiliki zat-zat yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh kemudian
menjebabkan proses-proses tubuh menjadi tidak mampu untuk melaksanakan tugasnya
didalam memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya, tetap saja gejolak
perasaan masih merupakan
pemegang peranan utama sebagai pengganggu
proses-proses tubuh tersebut.
Hal ini disebabkan karena kesempatan untuk kita berpikir
secara negatip sebagai penghasil adanya gejolak perasaan pada kenyataannya
lebih banyak dari pada kesempatan untuk mempergunakan atau
mengkonsumsi sesuatu, sebagai akibat
dari kebiasaan hidup yang telah membudaya pada
saai ini, yang pada umumnya tidak terlepas dari kecenderungan
untuk bersikap mudah menilai baik-buruk sesuatu, keadaan atau pihak lain, yang saat itu terpantau
indra atau tergali kembali dari ingatan.
Oleh karena itu, selain kita harus berupaya untuk menghindari kebiasaan dalam mengonsumsi atau mempergunakan
sesuatu yang dapat mempengaruhi
kinerja sistim syaraf terutama pusatnya, menghindari terbentuknya suatu gejolak perasaan merupakan
sesuatu yang paling utama yang harus kita lakukan.
MENGHINDARI TERBENTUKNYA GEJOLAK
PERASAAN
Gejolak
perasaan, merupakan sesuatu yang akan muncul didalam diri seseorang, apabila
hasil pengindraan syaraf-syaraf pengindra seperti adanya sesuatu yang dirasa,
dilihat, dicium, didengar, dan sebagainya, diperhatikan atau dinilai secara
berlebihan
Dengan
kata lain, gejolak perasaan merupakan sesuatu yang akan timbul dalam diri
seseorang, bila segala hal yang terpantau lebih cenderung ditanggapi dari sisi
ketidak biasaan atau ketidak normalannya, dari pada ditanggapi dengan tenang
dan tanpa kecemasan, karena dirinya yakin bahwa akan mampu mengatasi dan
menormalkannya kembali.
Sehingga
pada dasarnya, gejolak perasaan akan muncul dalam diri seseorang bila dirinya
"terlalu" memperhatikan kepentingan serta keadaan diri maupun
lingkungannya, dan apapun yang dinilainya tidak biasa, baik hal-hal yang
mencemaskan maupun yang menggembirakan, dinilainya secara berlebihan.
Dengan
demikian, maka nampak disini bahwa dibandingkan dengan mempergunakan atau
mengkonsumsi sesuatu, gejolak perasaan memiliki peluang
yang paling besar didalam menimbulkan gangguan pada kenormalan kerja otak.
Karena itu, untuk dapat mengatasinya, marilah kita coba untuk menerapkan cara-cara
berikut ini :
1.
Hilangkan kebiasaan mudah menilai baik buruk sesuatu, baik suatu keadaan ataupun situasi yang
menimpa siapapun termasuk diri kita sendiri.
2. Singkirkan kebiasaan memikirkan
kepentingan diri sendiri,
lingkungan ataupun
golongan, tanpa sedikitpun mempedulikan
kepentingan pihak yang lain.
3. Singkirkan kebiasaan
memperhatikan keadaan diri sendiri maupun orang lain secara berlebih-lebihan,
seperti halnya dengan berkhayal,
berangan-angan, melamun dan
sebagainya.
4. Singkirkan kebiasaan mencemooh
atau menganggap pendapat, pikiran, keyakinan ataupun kepercayaan pihak lain
sebagai sesuatu yang tidak benar, tidak berharga atau sama sekali tidak
bermanfaat.
5.
Hilangkan keinginan untuk dilayani orang lain, sadari bahwa
kesulitan orang lain akibat perbuatan kita, cepat atau lambat akan menimbulkan
adanya masalah pada diri kita.
6.
Hilangkan perasaan ingin
diperhatikan orang lain walau anda sedang sakit sekalipun, karena sikap seperti
ini mudah sekali memicu timbulnya gejolak perasaan.
7.
Hilangkan kebiasaan untuk
mengikuti dorongan kemauan atau keinginan yang berlebih-lebihan.
8.
Hilangkan kebiasaan untuk tidak memperhatikan atau
menghargai kepentingan orang lain.
9.
Lakukanlah pekerjaan sehari-hari
tanpa merasa terbenani, dengan berpegang pada prinsip bahwa apapun yang
dilakukan selain harus merupakan sesuatu yang berguna bagi kita, juga tidak
akan menimbulkan masalah bagi pihak lain.
10. Jangan pedulikan apapun yang
dilakukan oleh pihak lain, tetapi berpeganglah pada pendirian untuk tetap
berusaha menciptakan kehidupan bersama yang tentram.
11.
Jangan anda pikirkan apa yang
harus anda perbuat bagi diri anda dan apa yang harus orang lain perbuat bagi
diri anda. Tetapi pikirkanlah apa yang harus anda perbuat agar anda mampu
menciptakan kehidupan tentram bersama orang lain.
12.
Jangan menumpahkan harapan secara
berlebihan kepada seseorang, karena harapan berlebihan yang tidak terwujudkan
akan menyebabkan timbulnya gejolak perasaan.
13.
Hilangkan segala bentuk emosi
yang berlebihan walau emosi kegembiraan sekalipun.
14.
Jangan mudah memberikan
kesimpulan buruk terhadap pikiran atau pendapat orang lain
15.
Jangan mudah menilai baik buruk
yang terpantau indra.
16.
Jangan berkeluh kesah dalam
menghadapi masalah atau keadaan, walau apapun yang terjadi saat itu.
17.
Jangan mudah berprasangka buruk
terhadap siapapun.
18.
Jangan menyinggung perasaan orang
lain.
19.
Jangan menganggap atau merasa
diri lebih mampu dari yang lain.
20.
Jangan menganggap diri
lebih mengerti atau lebih memahami sesuatu dari pihak lain.
21.
Jangan memiliki pikiran yang
terpusat pada penyakit atau penderitaan yang dialami.
22.
Jangan merasa tidak berkemampuan.
23.
Jangan merasa tidak memiliki
harapan.
24.
Jangan menjadi budak kemauan.
25.
Jangan memiliki perasaan cemas,
risau, khawatir, gentar, takut atau benci terhadap apapun serta siapapun,
karena perasaan-perasaan seperti itu akan mengganggu efektifitas kerja otak,
termasuk proses pemulihan yang dikoordinirnya.
26.
Jangan biarkan diri kita terlarut
dalam kekecewaan, rasa tidak puas maupun kesedihan, karena hal-hal tersebut
akan menimbulkan gangguan pada proses pemulihan diri didalam tubuh anda.
27.
Jangan sampai memiliki pikiran
negatip, baik tentang diri Anda sendiri maupun tentang orang lain.
28.
Serta jangan sampai melakukan
hal-hal lain yang menimbulkan gejolak didalam perasaan.
Melalui cara menyadari bahwa jika kita menyertakan perasaan atau
penilaian terhadap masalah yang dihadapi pada
saat kita sedang berpikir
akan menyebabkan :
1.
Proses berpikir yang seharusnya
menghasilkan pikiran yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi
masalah akan menjadi terganggu,
hingga pikiran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah, tidak akan terbentuk.
2. Proses pengolahan data serta
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh otak
sebagai tanggapan terhadap setiap laporan
syaraf pengindra akan menjadi terhambat,
hingga proses-proses pemeliharaan, perlindungan serta pemulihan diri yang juga
berada dibawah koordinasi dari otak,
akan menjadi terhambat.
Dengan
demikian, maka setiap kali muncul perasaan, sadari secepatnya hal tersebut dan segera tenangkanlah pikiran Anda dengan cara menyadari bahwa penenangan
pikiran akan membuat aktifitas kerja otak kembali menjadi normal, hingga setiap
permasalahan baik fisik maupun mental, akan dapat segera diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
MENGETAHUI YANG DIBUTUHKAN TUBUH
UNTUK PROSES PEMELIHARAAN, PERLINDUNGAN SERTA PEMULIHAN DIRI
Secara
alami, tubuh sebenarnya memiliki kemampuan mengenali segala hal yang olehnya dibutuhkan
untuk dapat mempertahankan
keutuhannya.
Kemampuan
ini, sebenarnya merupakan kemampuan alami tubuh, yang secara biologis telah
tertata rapi dan setiap saat siap bekerja untuk melindungi keutuhannya.
Kemampuan
ini, merupakan hasil dari proses
pengolahan terhadap setiap data yang masuk kedalam
otak dari setiap syaraf sensorik atau pengindra yang ada, mengenai setiap hal
yang tengah terjadi
disekitarnya.
Sehingga,
kemampuan ini merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh aktifitas dari syaraf-syaraf pengindra atau
sensorik yang tersebar disetiap pelosok tubuh, untuk mengindra atau memantau
setiap hal yang tengah terjadi disekitarnya, de-ngan
tujuan agar setiap hal yang mampu menimbulkan bahaya bagi keutuhan tubuh, akan
dapat sesegera mungkin diatasi.
Didalam prosesnya, setiap hal
yang terpantau oleh syaraf-syaraf
pengin-dra akan segera dikaji oleh otak, serta disampaikan otak dalam bentuk
"pikiran’ yang murni
serta perintah-perintah untuk pelaksanaan
tindakan penanggulangan setiap masalahnya kepada
setiap organ yang bertanggung jawab didalam
pelaksanaannya, yaitu kelenjar-kelenjar serta
otot-otot.
Dalam hal ini, yang dimaksudkan dengan "pikiran murni"
diatas, adalah pikiran yang dalam kemunculannya tidak disertai dengan adanya hasil penilaian berlebihan
terhadap apa yang sebelumnya dipikirkan,
atau gejolak perasaan, hingga merupakan suatu jalan
untuk keluar dari masalah dan bukan sesuatu
yang bersifat menggeluti masalah.
Sedangkan
perintah-perintah yang diberikannya kepada kelenjar-kelenjar, merupakan
perintah-perintah untuk menyalurkan zat-zat
yang telah di
produksi oleh mereka
yang pada saat itu
dibutuhkan oleh tubuh
agar proses-prosesnya didalam memelihara,
melindungi serta memulihkan dirinya atau mempertahankan keutuhannya dapat terwujudkan.
Demikian
pula dengan perintah-perintah yang diberikannya kepada otot-otot yang terkait didalam masalah yang tengah dihadapi tersebut, merupakan perintah-perintah
untuk segera melakukan
gerakan-gerakan penyelamatan, agar
masalah yang tengah dihadapi
tersebut dapat dihindari, dan keutuhan
tubuh tetap dapat dipertahankan.
Jadi,
kemampuan mengetahui sebenarnya bukanlah
merupakan sesuatu yang mistik karena
keberadaannya bukan merupakan hasil
dari pemenuhan syarat-syarat atau tindakan-tindakan khusus tertentu, tetapi merupakan suatu hasil kerja sistim syaraf yang normal, karena otak sebagai pusat
pengkajinya telah diberi
kesempatan untuk bekerja
normal tanpa beban.
Oleh karena itu, penormalan kerja otak
seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, merupakan
sesuatu yang sangat perlu untuk selalu diupayakan, agar kemampuan kita untuk mengetahui bisa dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.
Sedangkan untuk dapat menghasilkan adanya pikiran yang baik, seseorang
harus mau serta mampu
menguasai setiap rasa serta perasaan
yang setiap saat dapat muncul sebagai dampak
dari proses pengindraan yang dilakukan oleh syaraf-syaraf pengindra. Yaitu, jangan sampai masalah rasa atau perasaan yang timbul tersebut dibiarkan terus berkecamuk selama proses berpikir sedang dilakukan.
Karena jika hal ini dapat kita lakukan, maka kemampuan kita untuk mengetahui akan dapat segera
dipergunakan, baik yang muncul dalam bentuk pikiran, maupun
isyarat-isyarat tubuh tertentu yang akan memberi tahu segala hal yang
diperlukan dan yang harus kita hindari,
agar keutuhan tubuh kita tetap
dapat dipertahankan.
Akan tetapi, oleh karena pada umumnya seseorang
sulit untuk secara langsung dapat melepaskan diri dari jeratan perasaan, maka
cara untuk mengetahui
melalui bentuk isyarat-isyarat yang dihasilkan oleh gerakan dari otot-otot
leher atau tanganlah yang pada
umumnya merupakan cara yang
paling mudah
untuk dikuasai.
Karena selanjutnya isyarat-isyarat dalam bentuk
gerakan tangan atau kepala yang ditimbulkan oleh gerakan otot-otot tersebut, akan berkembang lagi menjadi suatu bentuk naluri yang dalam perkembangan selanjutnya akan berubah kembali
menjadi suatu bentuk pikiran, yaitu seiring dengan perbaikan keadaan
sistim syaraf yang telah berhasil kita capai melalui
pengaturan pola makan dan pola berpikir yang kita
lakukan, yaitu selalu terus menerus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh didalam memulihkan dirinya.
MEMPERGUNAKAN KEMAMPUAN
MENGETAHUI
Seperti
halnya dengan kemampuan tubuh yang lainnya
yaitu kemampuan didalam memelihara, melindungi serta memulihkan diri, kemampuan
mengetahui-pun sangat membutuhkan
adanya kinerja dari sistim
syaraf yang normal, terutama otak yang memiliki tugas
untuk menganalisa
serta mengambil keputusan tentang apapun
yang harus dilakukan oleh organ-organ
lain, agar keutuhan tubuh dapat
tetap dipertahankan.
Karena
itu, untuk dapat memanfaatkan kemampuan ini, penormalan kerja otak sebagai
pusat aktifitas dari sistim
syaraf, mutlak harus kita lakukan.
Untuk hal ini, setiap gejolak perasaan yang ada sedapat mungkin harus segera
disingkirkan.
Selanjutnya, ciptakanlah ketentraman
diri dan rasa aman
karena yakin bahwa terlindungi,
melalui langkah-langkah berikut ini :
A Sadari
bahwa tubuh kita sebenarnya memiliki
proses-proses alami yang secara biologis memiliki sifat
yang memelihara,
melindungi serta memulihkan dirinya, melalui proses-proses biokimia dan
biofisika yang terjadi didalamnya dan bekerja
dengan saling
bahu-membahu dibawah koordinasi dari otak.
Oleh karena itu,
demi kenor-malan dari kinerjanya, berilah kesempatan kepada otak agar dapat bekerja normal, yaitu bekerja
tanpa terganggu oleh berbagai bentuk gejolak
perasaan serta hal-hal lain yang mengganggu kenormalan kerjanya.
B. Jika
kita merupakan seorang
penganut agama yang per-caya kepada Tuhan serta mengakui-Nya sebagai
"sumber kehidupan", maka cobalah sadari
dengan lebih dalam lagi mengenai arti dari sebutan-sebutan yang
diberikan pada-Nya, seperti halnya dengan
sebutan-Nya sebagai Yang Maha Pengasih dan Penyayang, sebutan-Nya sebagai Yang Maha Adil, sebutan-Nya sebagai Yang Maha Sempurna
dan lain-lainnya, seperti berikut ini :
1. Sebagai Yang Maha Pengasih dan
Penyayang, tentunya Tuhan
tidak akan pernah sampai membiarkan
yang dikasihi serta disayangi-Nya sampai harus mengalami
suatu penderitaan.
2.
Sebagai Yang Maha Adil, Tentunya
Tuhan tidak akan sampai memperlakukan
umat-Nya secara tidak adil, seperti halnya dengan
membeda-bedakan kemampuan maupun nasib
serta kehidupan yang harus dijalaninya.
3. Dan sebagai Yang Maha Sempurna, tentunya didalam menciptakan segala sesuatu pasti menciptakan dengan luar biasa sempurnanya, atau tanpa adanya lagi faktor
"kesalahan didalam menciptakannya",
sehingga pasti sudah tidak
perlu lagi bagi Tuhan untuk selalu melakukan
pengujian kualitas terhadap setiap hasil
karya-Nya, seperti yang umum kita lakukan. Karena,
dengan melalui kesempurnaan
yang dimiliki-Nya "pasti" Tuhan tidak akan pernah melakukan kesalahan
sedikitpun didalam
menciptakan apapun.
4.
Jika kemudian didalam diri atau
kehidupan kita timbul suatu masalah,
maka itu "pasti" merupakan sesuatu yang telah terjadi sebagai akibat dari kita telah tidak mengikuti dengan
baik acuan yang telah diberikan-Nya
mengenai cara
mengelola tubuh serta menjalani kehidupan yang telah secara khusus diberikan-Nya dalam
kitab-kitab suci agama-agama yang mengakuinya, agar
tubuh dan kehidupan kita demi kasih-Nya "tidak
akan sampai mengalami masalah"
sesuai dengan yang
dikehendaki oleh-Nya.
5.
Untuk selanjutnya,
sadarilah bahwa kita sebenarnya bukan telah diciptakan-Nya dengan tanpa tujuan, akan tetapi kita telah diciptakan-Nya dengan tujuan untuk
mewujudkan kehendak-Nya atas kehidupan manusia,
yaitu manusia-manusia yang hidup
tentram dan damai, tanpa masalah maupun penyakit. Untuk hal tersebut, sebagai Yang Maha Mengetahui
Tuhan pasti telah
mengetahui sebelumnya bahwa
didalam melaksanakan tugas yang diembannya,
manusia akan menghadapi berbagai "penjegalan" untuk menggagalkan
misinya tersebut, oleh penjegal-penjegal yang oleh Tuhan sebagai "Yang
Maha Mengetahui" pasti telah diketahui batas-batas kemampuannya. Oleh karena itu, sebagai yang Mengasihi kita, Tuhan tentunya
juga tidak mungkin akan membiarkan
kita sampai berada
dibawah kemampuan mereka, karena jika demikian keadaannja, maka "pastilah"
kehendak-Nya atas kehidupan manusia akan gagal untuk diwujudkan. Oleh karena itu, tanpa harus kita minta
lagi, Tuhan "pasti" tanpa kita sadari
sebenarnya telah memberikan sarana-sarana kepada kita
untuk dapat melampaui "jegalan" yang akan kita hadapi tersebut, yang
jika kita cermati dengan sebaik-baiknya, ternyata kinerja proses-proses
biologis tubuh kita yaitu proses biofisika dan bio-kimia yang terjadi pada tubuh
kita tersebut, yang jelas-jelas menunjukan bahwa keberadaannya merupakan sesuatu yang
telah terancang dengan sangat sempur-nanya, agar dapat menghadapi serta
mengatasi setiap masalah yang menghadang dan mengancam keselamatan kita hingga dapat menggagalkan misi kehidupan kita didunia tersebut diatas, asalkan
acuan-acuan yang telah diberikan-Nya kepada kita yaitu untuk selalu berpikir
baik, hingga prilaku yang
dihasilkanpun juga akan selalu membawa ketentraman dan
kedamaian bagi siapapun, tetap kita ikuti.
Didalam
hal ini, ternyata proses
biologis tubuh kita tersebut hanya
akan dapat bekerja
sesempurna rencana yang telah dibuat-Nya
disaat menciptakan-Nya, hanya apabila proses kerja otak yang juga secara khusus telah diciptakan-Nya untuk mengatur kinerja seluruh proses tubuh kita tersebut tidak mengalami gangguan.
Misalnya, menjadi terganggu
akibat
munculnya gejolak perasaan yang akan timbul didalam
diri kita, apabila pola hidup kita tidak lagi sesuai dengan pola yang
dikehendaki oleh-Nya,
yaitu pola hidup yang saling mengasihi atau yang saling tidak menimbulkan masalah.
Setelah perasaan aman dan terlindungi tercipta, atau sedikitnya pikiran telah menjadi jauh lebih tenang, cobalah
pikirkan atau niatkan untuk memakan atau melakukan sesuatu. Misalnya, berpikir atau berniat untuk memakan tempe atau makanan yang lain.
Dan pada saat yang bersamaan, cobalah dengan cara
yang sesantai mungkin kita perhatikan bagian tengah dari kuduk kita yang paling atas (lihat gambar).
Jika pada
saat itu keadaan sistim syaraf kita
cukup menunjang, maka dibagian kuduk tersebut akan
timbul perasaan agak pegal atau hangat.
Didalam hal ini, jangan sampai kita bereaksi apapun atau sedikitpun menilai keadaan tersebut. Maka,
jika kita tetap dapat mempertahankan sikap santai tadi dengan tanpa sedikitpun bereaksi tersebut, maka secara perlahan-lahan kepala kita akan mulai bergerak dan membentuk gerakan-gerakan
tertentu.
Dan jika gerakan yang terbentuk
tersebut ternyata membentuk suatu anggukan,
maka artinya apa yang akan kita makan
tadi adalah suatu makanan
yang tidak berbahaya bagi keutuhan tubuh kita
serta zat-zatnya pada saat itu dibutuhkan
keberadaannya oleh
tubuh kita untuk dapat menjalankan proses-prosesnya pada saat itu.
Tetapi sebaliknya, apabila
gerakan yang terbentuknya saat itu
ternyata merupakan suatu
gelengan, maka hal tersebut menunjukkan kepada
kita bahwa apa yang kita
niatkan untuk kita makan tersebut selain tidak memiliki kandungan berupa zat-zat
yang dibutuhkan bagi proses-proses tubuh, yang
bila kita paksakan juga untuk memakannya, maka cepat atau lambat pasti akan menimbulkan masalah pada tubuh
kita.
Selain isyarat tersebut diatas, masih terdapat
pula berbagai bentuk gerakan kepala yang lain,
yang pada intinya rata-rata memiliki arti yang kurang
baik bagi keutuhan tubuh kita.
Sehingga kemampuan mengetahui ini pada dasarnya memiliki berbagai manfaat yang
tidak kecil nilainya bagi kelangsungan hidup kita, karena dengan memanfaatkan kemampuan karunia-Nya ini, kita akan dapat mengetahui tentang :
1.
Makanan-makanan, minuman-minuman,
obat-obatan, ramu-ramuan, atau
apapun yang secara khusus memiliki manfaat maupun yang mampu menimbulkan
masalah bagi kita.
2.
Mengenal waktu yang tepat untuk
mengkonsumsi atau mempergunakan sesuatu dengan aman, sehingga kepulihan kita dapat segera dicapai atau dapat tetap dipertahankan.
3.
Memilih obat-obatan atau
ramu-ramuan berikut dosis-dosisnya yang tepat, sehingga obat-obatan atau
ramu-ramuan tersebut mampu membantu memulihkan diri kita.
4.
Mengontrol baik buruk apapun yang
kita pikirkan atau kita niat lakukan,
sehingga kita akan dapat terhindar
dari masalah-masalah
yang tidak kita kehendaki, bila kita ikuti.
5.
Dan sebagainya.
Didalam
hal ini, tentunya kemampuan kita tersebut hanya akan berangsur menjadi semakin
mantap, apabila perkembangan keadaan dari sistim-sistim
syaraf kita juga semakin membaik.
Dengan demikian,
maka sistim ini sebenarnya merupakan suatu sistim pemulihan diri sendiri yang berdasarkan pada penggunaan
bentuk-bentuk pola
berpikir yang mampu menciptakan
ketentraman didalam kehidupan, serta pola
makan-minum yang
disesuaikan dengan kebutuhan dari tubuh
dalam
memulihkan dirinya.
HIMBAUAN
Walau dalam kondisi yang kritis sekalipun, hindari
pemikiran untuk menjalani berbagai
cara pemulihan sekaligus walau ada yang mengatakan bahwa
cara tersebut adalah baik. Karena :
·
Perbedaan diagnose yang mungkin terjadi dari setiap penyembuh akan
menyebabkan setiap penyembuh dalam memberikan terapinya akan memberikan obat-obatan
ataupun ramu-ramuan yang juga berbeda-beda
satu sama lain juga.
Padahal, penggabungan terapi,
obat-obatan maupun ramu-ramuan tersebut belum tentu akan memberikan dampak yang baik dan bahkan bukan hal yang tidak mungkin kalau kemudian malah akan
menyebabkan timbulnya dampak-dampak yang tidak diharapkan.
·
Mencampur berbagai zat kimia seperti menggabungkan
berbagai jenis obat, obat dengan ramu-ramuan atau suatu ramuan dengan ramuan
yang lain, memiliki kemungkinan untuk menimbulkan salah satu dari ketiga bentuk
efek interaksi
obat berikut
ini :
1.
Efek saling memperkuat
efektifitas (dampak baik).
2.
Efek saling meniadakan efektifitas
(dampak buruk).
3.
Efek saling menguatkan efek
samping (dampak buruk)
Dengan
demikian, maka setiap penggabungan yang dilakukan secara tidak cermat, akan menyebabkan kita terpaksa harus berhadapan
dengan salah satu dari kedua kemungkinan buruknya diatas (harus diingat bahwa
sebenarnya ramuanpun merupakan sesuatu yang terbentuk oleh berbagai
struktur-struktur kimia yang setiap saat dapat saja membentuk adanya
reaksi-reaksi kimia yang memungkinkan
timbulnya berbagai efek seperti yang disebutkan
di-atas).
Hati-hati
didalam menanggapi setiap
promosi atau iklan yang menawarkan berbagai obat-obatan, ramu-ramuan,
suplement-suplement, susu dan lain-lain, karena :
1. Pada
kenyataannya pada akhir-akhir ini sesuatu
sering ditawarkan dengan cara yang sangat berlebih-lebihan tanpa sedikitpun
mengingat akan kemungkinan
timbulnya akibat-akibat sampingan yang tidak dikehendaki.
Bahkan
tidak jarang ada yang berani mempromosikan bahwa produknya sama sekali tidak akan
menimbulkan adanya akibat sampingan yang membahayakan.
Padahal, apapun yang dipergunakan secara berlebih-lebihan apalagi sama sekali tidak disesuaikan
dengan saat ditoleransi oleh tubuh, walaupun merupakan
sesuatu yang berbentuk vitamin, mineral atau supplement-supplement baik
sekalipun, tetap saja akan dapat menimbulkan
berbagai masalah yang tidak kita harapkan.
2. Pada akhir-akhir
ini, juga banyak produk-produk yang sebenarnya merupakan produk-produk
terapeutik yaitu produk-produk yang sebenarnya secara khusus telah dibuat untuk
dipergunakan pada terapi-terapi khusus, hingga salah satu atau beberapa dari
kandungannya berkadar berlipat ganda dari kadar normal yang dibutuhkan tubuh
setiap harinya, yang dipasarkan secara bebas melalui iklan-iklan yang
menjanjikan.
Padahal, walau dengan alasan
apapun, pemberian zat-zat tertentu yang berlebih-lebihan disaat yang tidak
diperlukan, selain tidak akan memberikan manfaat yang diharapkan, juga akan
membebani kerja tubuh hingga akan menimbulkan masalah padanya.
3. Selain
hal tersebut, akhir-akhir ini juga banyak sekali obat-obat penghilang rasa
sakit yang diiklankan dengan berbagai keampuhannya yang sangat menjanjikan,
tanpa sedikitpun mempertimbangkan kemungkinan untuk timbulnya akibat-akibat
sampingan yang tidak diharapkan akibat pemakaiannya yang tidak tepat. Karena, bagi
seorang awam kemungkinan untuk menelan mentah-mentah apa yang dipromosikan
tersebut, hingga bisa saja dengan penuh kepercayaan mengonsumsinya secara terus
menerus tanpa sedikitpun mau memeriksakan dirinya, kepada pihak-pihak yang
benar-benar akhli didalam bidangnya.
Didalam hal ini, dapat
dibayangkan tentang apa yang akan terjadi jika yang mengonsumsinya tersebut
adalah seorang yang menderita sakit kepala akibat mengidap tekanan darah
tinggi. Karena, selain rasa sakitnya tetap akan selalu muncul kembali,
dirinyapun cepat atau lambat pasti akan dihadapkan pada suatu masalah besar yang
ditimbulkan oleh keadaan tekanan darahnya yang tinggi, yang tidak
tertanggulangi.
4. Pernyataan-pernyataan
yang terdapat pada suatu promosi obat-obat tradisionil yang sering menyatakan
bahwa obat-obatan tradisionil sebenarnya aman untuk dikonsumsi, karena bukan
merupakan obat-obat kimiawi, sebenarnya merupakan promosi yang cukup menyesat-kan,
karena hal ini akan memicu seseorang yang mempercayainya untuk dengan tanpa
kehati-hatian lagi mengonsumsinya.
Padahal, semua benda apalagi
obat-obatan maupun ramu-ramuan, sebenarnya merupakan sesuatu yang terbentuk
oleh struktur-struktur kimia tertentu yang akan menghasilkan reaksi-reaksi
kimia tertentu apabila di-campur dengan zat-zat kimia lain, termasuk
enzyme-enzym yang ada dalam tubuh.
Selain hal tersebut, harus
diingat pula bahwa keadaan bermanfaat atau tidaknya sesuatu yang kita makan atau
minum, sebenarnya sangat tergantung kepada keadaan dibutuhkan atau tidaknya
senyawa-senyawa kimia yang dihasilkannya dalam reaksi-reaksi kimia yang terjadi
tersebut, oleh proses-proses tubuh yang harus dibentuknya saat itu.
5. Pernyataan-pernyataan
yang menyatakan bahwa ramu-ramuan tradisionil boleh dikonsumsi setiap saat
karena mengonsumsinya dianggap sama dengan mengonsumsi sayur-sayuran, merupakan
sesuatu yang dapat menimbulkan adanya masalah. Karena, selain kandungan
kimianya yang pada kenyataannya tidak dapat setiap saat selalu ditoleransi oleh
tubuh, juga cara dalam pengonsumsian yang dilakukan secara berlebihan-pun akan
menimbulkan masalah.
6. Pernyataan-pernyataan
yang sering dikemukakan didalam promosi dari berbagai produk supplement yang
cenderung untuk menyatakan bahwa produknya mampu melenyapkan berbagai jenis
penyakit, merupakan sesuatu yang harus diwaspadai. Karena, sebenarnya
pernyataan-pernyataan seperti itu sulit untuk dipahami kebenarannya, karena
setiap masalah tubuh adalah sesuatu yang menyangkut adanya ketidak normalan
struktur kimia tubuh yang belum tentu dapat dinormalkan dengan hanya memberikan
senyawa-senyawa yang tertentu saja.
Dan walaupun
pernyataan-pernyataan tersebut mampu membangkitkan adanya dampak
"placebo" atau kesembuhan yang dicapai karena berpikiran tenang
sebagai akibat dari percaya akan keampuhan obat atau yakin kepada penyembuhnya,
suatu hasil uji klinis yang dilakukan dengan cermat selama bertahun-tahun,
tetap saja dibutuhkan.
Dengan demikian, maka usahakanlah
agar pikiran kita jangan sampai mudah tergoyahkan oleh berbagai bujukan yang
pada akhirnya akan menjadikan kita bermasalah.
7. Usahakan
agar tidak memiliki kebiasaan untuk selalu berganti dokter hanya atas dasar
rasa kecewa atas hasil terapi yang pernah diberikannya pada kita maupun orang
lain, karena walaupun diagnosa serta kebiasaan dari setiap dokter berbeda-beda,
tetapi mereka adalah pelaksana-pelaksana yang cukup cermat, sehingga setiap
diagnose maupun obat-obatan yang pernah diberikannya selalu dicatatnya, agar
setiap ketidak berhasilannya dimasa lalu dalam melakukan diagnose maupun
memberikan terapinya, akan segera dapat dikoreksinya pada terapi-terapi
berikutnya.
Kecuali, bila hal tersebut memang
dilakukan atas dasar kebutuhan akan spesialisasi atau keahlian khususnya, karena
kebiasaan seperti itu memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk tidak
memberi manfaat seperti yang diharapkan, bahkan justru dapat membuat anda
menjadi korban pemberian berbagai jenis obat-obatan yang akan diberikan mereka
sesuai dengan diagnosenya masing-masing.
Oleh
karena itu, sedapat mungkin pergunakanlah kemampuan kita dalam mengetahui untuk
mengetahui setiap makanan, minuman, obat-obatan ataupun ramuan-ramuan yang benar-benar
tepat untuk kita, maupun tindakan-tindakan yang tepat untuk kita lakukan. Karena
dengan cara ini kita akan menjadi lebih mudah lagi untuk memperoleh kepulihan,
seperti yang kita harapkan bersama.
RINGKASAN
A. Tubuh
Secara
alami, tubuh merupakan sesuatu yang dibentuk oleh sejumlah unsur-unsur kimia
pembentuknya yang secara bersamaan akan membentuk proses-proses bio-fisika dan
bio-kimia yang satu sama lain saling mendukung untuk saling menormalkan,
sehingga didalam keadaannya yang normal tubuh dapat tetap mempertahankan
keutuhannya, melalui proses-proses biologis yang berlangsung didalamnya yang
memiliki sifat memelihara, melindungi, serta memulihkan dirinya tanpa
sedikitpun harus mengupayakannya ataupun menghendakinya.
B.
Masalah pada tubuh.
Setiap
masalah yang dihadapi oleh sesosok tubuh, kecuali yang diakibatkan oleh adanya
trauma atau cedera dan infeksi, pada umumnya merupakan sesuatu yang muncul
akibat adanya kekacauan pada sistim kimiawi tubuhnya, yang merupakan sesuatu
yang diakibatkan oleh :
1. Adanya
ketidak normalan proses-proses tubuh akibat pusat pengendalinya yaitu otak,
tidak bekerja dengan baik,
2. Adanya
ketidak normalan proses-proses tubuh akibat zat-zat yang dibutuhkan oleh
proses-prosesnya tidak dipenuhi.
Sehingga
konsep dasar untuk mencapai suatu kepulihan adalah :
1. Normalkan
kembali proses-proses tubuh melalui cara menormalkan kembali efektifitas kerja
dari pusat pengendali proses-proses tersebut yaitu otak.
2. Penuhi
kebutuhan tubuh akan zat-zat yang dibutuhkannya untuk kelangsungan dari
proses-prosesnya tersebut.
C. Cara menormalkan
efektifitas kerja otak.
Aktifitas
kerja otak yang normal, akan mulai mengalami gangguan sehingga menimbulkan
kekacauan pada sistim kimia dan fisika tubuh, apabila :
1. Secara
fisik otak akan terganggu oleh adanya berbagai pasokan zat yang baik secara
disengaja maupun tidak mempengaruhi kinerja normalnya.
2. Secara
fisik otak juga akan menjadi terganggu kenormalan kinerjanya, apabila saat
berpikir otak dijejali oleh perasaan-perasaan yang bergejolak.
Sehingga
untuk dapat tetap menjaga kenormalan serta efektifitas kerja otak,
langkah-langkah yang berikut ini merupakan langkah-langkah yang selayaknya
harus dilakukan :
1. Hindari mempergunakan serta
mengkonsumsi sesuatu yang secara khusus memiliki pe- ngaruh terhadap kenormalan
kerja otak, seperti halnya dengan makanan-makanan, minuman-minuman, obat-obatan
maupun ramu-ramuan yang memiliki dampak mempengaruhi kenormalan kerja otak.
2. Hindari setiap hal yang dapat
menimbulkan gejolak perasaan, yang umumnya bersumber pa- da sikap-sikap
pementingan serta pemerhatian diri atau golongan.
D.
Memenuhi kebutuhan tubuh.
Untuk
melakukan proses-proses pemeliharaan, perlindungan serta pemulihan dirinya,
tubuh sangat memerlukan adanya unsur-unsur kimia tertentu untuk diolah dan dijadikan
senyawa-senyawa tertentu oleh kelenjar-kelenjar dan didistribusikannya.
Untuk
memperoleh unsur-unsur yang diperlukannya tersebut, tentunya pola didalam makan
dan minum yang kita lakukan haruslah merupakan tindakan pemenuhan kebutuhan
tubuh tersebut. Demikian juga dengan melakukan proses pernapasan.
Disisi
lain, tubuh memiliki apa yang dinamakan sebagai jam tubuh yang merupakan
penentu dari kelangsungan setiap proses tubuh. Akibatnya, proses dalam memenuhi
kebutuhan tubuh menjadi tidak sesederhana yang umumnya dibayangkan, yaitu
sebagai sesuatu yang dapat dilakukan dengan begitu saja setiap saat.
Karena,
didalam mengatur pemasukan dari setiap bahan bakunya (zat-zat kimia yang
diperlukan untuk proses produksi senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk proses-proses
pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan dirinya tersebut), jam tubuh telah
menentukan saat-saat tertentu bagi ditoleransi atau tidaknya suatu zat oleh
tubuh, hingga setiap tindakan yang dilakukan untuk memasukan zat-zat tersebut
pada saat yang tidak tepat, akan menyebabkan usaha yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan tubuh tersebut menjadi sia-sia. Bahkan mungkin, usaha
tersebut malah akan menimbulkan adanya berbagai masalah, pada tubuh tersebut.
Oleh
karena itu, untuk dapat menentukan dengan tepat zat-zat yang dibutuhkan serta mengetahui
saat yang tepat untuk dapat memenuhinya, gunakanlah kemampuan mengetahui kita.
E.
Mempergunakan kemampuan mengetahui.
Kemampuan
mengetahui adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengetahui sesuatu, baik
tentang sesuatu yang bermanfaat maupun yang harus dihindarinya, agar keutuhan
tubuh dapat tetap terpelihara dengan sebaik-baiknya.
Kemampuan
mengetahui, merupakan suatu proses alami yang dihasilkan tubuh melalui
proses-proses pengindraan oleh syaraf-syaraf pengindra serta pengolahan data
oleh otak hingga menghasilkan menghasilkan adanya pikiran-pikiran serta
gerakan-gerakan otot yang merupakan sarana penyampaian keputusan yang diambil
otak agar keutuhan tubuh dapat tetap dipertahankan.
Untuk
dapat mempergunakan kemampuan mengetahui, seseorang harus :
1.
Pikiran harus berada didalam
keadaan tenang atau santai
2.
Tidak melakukan konsentrasi.
3. Tidak
menyertakan kemauan atau keinginan-keinginan
.
Setiap masalah yang terjadi pada sesosok tubuh atau suatu penyakit,
pada dasarnya sebenarnya merupakan sesuatu yang tanpa tersadari telah terbentuk
oleh adanya kekacauan atau ketidak normalan kinerja dari proses-proses biologis
tubuh, yang secara alami seharusnya proses-proses tersebut memiliki kinerja
yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan keadaannya.
Oleh karena
itu, setiap usaha yang dilakukan untuk dapat menormalkan kinerja dari proses-proses
tubuh, merupakan sesuatu yang paling utama untuk dilakukan, agar kita menjadi mampu
untuk mempertahankan maupun mencapai suatu kepulihan, dari pada hanya sekedar
melakukan upaya-upaya yang hanya berbentuk suatu usaha untuk menghilangkan penderitaan sebagai
gejala dari adanya
suatu penyakit, yang diakibatkan oleh kerusakan fisik yang terjadi.
Disisi
lain, karena kinerja dari proses-proses tubuh tersebut pada kenyataannya
sepenuhnya berada dibawah koordinasi dari otak yang juga merupakan pusat
syaraf, maka untuk dapat menormalkan kinerja dari proses-proses tubuh tersebut,
sebenarnya yang paling utama harus dilakukan adalah menormalkan kinerja otaknya.
Oleh karena
bila hal tersebut dapat kita lakukan dengan sebaik-baiknya, maka cara-cara yang
secara umum sering dilakukan yang cenderung untuk lebih
terpaku pada keharusan untuk mengonsumsi baik obat-obatan maupun ramu-ramuan tertentu,
akan menjadi bukan merupakan
sesuatu yang paling penting lagi untuk
dilakukan.
Walau
demikian, penggunaan obat-obatan ataupun ramu-ramuan pada dasarnya tetap masih
diperlukan, hanya saja apabila hal tersebut sangat diperlukan untuk membantu kelancaran
dari proses alami tubuh tersebut, seperti halnya dalam
penggunaannya untuk
menghilangkan adanya rasa sakit, menurunkan suhu tubuh yang panas, menurunkan
tekanan darah, mendukung penghilangan infeksi baik yang diakibatkan oleh bakteri maupun virus, perdarahan
yang hebat dan
sebagainya, yang pada intinya memerlukan suatu penanganan yang cepat,
karena ketegangan perasaan yang ditimbulkannya akan menyebabkan proses-proses
alami tubuh tersebut tidak dapat bekerja baik. Terutama, hal ini sangat diperlukan oleh pribadi-pribadi
tertentu yang secara spesifik hanya akan merasa
aqgak tentram kalau dirinya merasa mendapat
perhatian atau perlakuan khusus yang memberinya harapan.
Oleh karena,
sebenarnya ketentraman yang terbentuk karena memiliki harapanlah yang
dibutuhkan oleh setiap orang untuk dapat menormalkan kinerja dari otaknya.
Sehingga,
untuk dapat memiliki suatu proses tubuh yang benar-benar berkemampuan dalam
memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya, yang paling utama harus kita
lakukan adalah memiliki kemauan untuk merubah cara dalam berpikir, dengan cara
berpikir yang mampu untuk menormalkan kinerja otak, agar otak menjadi mampu
berfungsi kembali secara maksimal.
Walaupun demikian, karena proses-proses tubuh tersebut merupakan
sesuatu yang terbentuk oleh adanya aktifitas proses-proses bio-kimia dan
bio-fisika didalamnya, maka untuk membentuk adanya proses-proses tubuh yang normal
dan memiliki manfaat besar bagi tubuh, kita juga tentunya sangat memerlukan
tersedianya zat-zat kimia yang dibutuhkan bagi kelangsungan proses-proses
tersebut, yang bersumber dari apa yang kita pasok atau konsumsi serta yang kita
hirup dari udara bebas.
Sehingga
dengan keadaannya yang demikian, pola kita dalam makan dan minum-pun merupakan
sesuatu yang juga harus kita kelola dengan cara yang sebaik-baiknya, yaitu agar apa yang kita konsumsi selalu memiliki
kandungan zat yang sesuai dengan yang diperlukan oleh tubuh saat itu, untuk dapat
melangsungkan proses-prosesnya dalam memelihara, melindungi dan memulihkan diri
kita.
Karena jika
tidak kita kelola dengan sebaik-baiknya, maka mau atau tidak mau kelak kita
akan menjadi terpaksa juga harus menghadapi berbagai masalah tubuh yang diakibatkan
oleh adanya masalah kelebihan ataupun kekurangan zat, yang pada akan membuat
proses-proses tubuh kita menjadi tidak berfungsi sesuai seharusnya, sebagai akibat
dari masalah tidak terpenuhi dengan baiknya unsur-unsur kimia yang diperlukan
oleh tubuh untuk melangsungkan proses-prosesnya pada saat itu.
Menentramkan Perasaan
Untuk
dapat memiliki proses tubuh yang benar-benar bersifat memelihara, melindungi
serta memulihkan diri secara alami, maka kita sedapat mungkin harus dapat
meredam setiap gejolak perasaan yang muncul, dengan sebaik-baiknya.
Karena,
walau hanya sejenak sekalipun, meredanya gejolak perasaan akan membantu dalam
menentramkan keadaan pikiran yang memberi kesempatan pada otak untuk berkerja secara
maksimal, yang sekaligus juga akan memaksimalkan kinerja dari proses-proses tubuh
tersebut yang pada kenyataannya berada sepenuhnya dibawah sistem koordinasi
dari otak.
Salah
satu cara yang sederhana untuk menentramkan pikiran, adalah “mengingat serta menyadari keberadaan dan kinerja
dari setiap proses yang dilakukan oleh organ-organ tubuh kita”, yang didalam
kenyataannya kalau kita cermati ternyata telah secara alami memiliki sifat yang
memelihara, melindungi serta memulihkan keadaan tubuh kita tersebut.
Misalnya,
saat mengonsumsi sesuatu, melakukan berbagai reaksi kimia selama mencernanya,
menyalurkan senyawa-senyawa yang dihasilkan dari reaksi yang terjadi antara yang
kita konsumsi dengan enzym-enzym didalam tubuh melalui peredaran darah, mengikat
oksigen saat darah melalui sistim pernapasan dan proses berpikir untuk
menghindari dan menemukan jalan keluar dari masalah yang dilakukan oleh otak,
merupakan bukti-bukti bahwa sebenarnya proses-proses tubuh kita tersebut
bekerja untuk “memelihara” keadaan
tubuh kita.
Sedangkan keberadaan kelenjar-kelenjar getah bening dan kelenjar
thymus yang merupakan pusat aktifitas dari sistim pertahanan dan kekebalan tubuh
yang menghasilkan zat-zat yang bekerja secara aktif dalam aliran darah
mengontrol seluruh tubuh kita dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh setiap
pendatang atau benda asing yang memasuki tubuh serta sekaligus menghancurkannya
agar tidak mem-bahayakan tubuh kita, merupakan bukti-bukti nyata bahwa proses-proses
tubuh kita tersebut juga bekerja “melindungi”
tubuh kita.
Dan proses regenerasi sel-sel tubuh, pemulihan luka dan sebagainya
yang semua berlangsung tanpa harus kita inginkan dan harapkan, merupakan
bukti-bukti juga bahwa proses-proses tubuh kita juga bekerja aktif untuk “memulihkan” keadaan tubuh kita.
Sedang
cara sederhana yang berikutnya, adalah dengan cara mempertinggi keadaan iman
yang kita miliki didalam beragama, dengan tidak lagi hanya sekedar rajin didalam
menjalankan ritual-ritualnya saja, akan tetapi juga memiliki kesadaran dan
keyakinan penuh akan sifat-sifat dari Tuhan yang kita junjung tersebut dan
setia didalam menjalankan kehendak-Nya dalam artian selalu menjaga diri agar
tidak sampai melanggar larangan-larangan-Nya atau melawan apa yang
diperintahkan-Nya, yaitu untuk tidak saling menciptakan masalah, demi
kepentingan diri maupun golongan.
Untuk hal
tersebut, pertama-tama ingat apa yang selalu diungkapkan didalam setiap kitab
suci dari agama-agama yang memuliakan-Nya. Yaitu, bahwa Dia memiliki sifat yang
Maha Pengasih dan Penyayang. Lalu, kalau kita mengakui bahwa kita merupakan
ciptaan-Nya, maka tentunya proses-proses tubuh yang kita miliki dan memiliki sifat
alami yang mampu memelihara, melindungii serta memulihkan dirinya sendiri tersebut,
tentunya merupakan bagian yang secara khusus telah diciptakan-Nya pula bagi
kita semua tanpa ada yang dikecualikan, sebagai salah satu bukti nyata dari Ke
Maha Pengasihan-Nya, agar keadaan fisik maupun mental kita dapat tetap terjaga
hingga kita mampu untuk menjalankan tugas kehidupan yang telah diembankan-Nya
kepada kita.
Yaitu, menciptakan
kehidupan yang sesuai dengan yang dikehendaki-Nya untuk kita jalani, yaitu
hidup yang rukun, damai dan sejahtera “karena masing-masing tidak saling
menciptakan masalah”.
Artinya,
kita harus mau untuk merubah pola hidup dari pola hidup yang mungkin semula lebih
memiliki kecenderungan untuk lebih memperhatikan serta mengutamakan kepentingan
diri maupun golongan didalam fungsi yang kita emban didalam kehidupan
masing-masing dalam bermasyarakat, dengan menjadi seseorang yang lebih patuh
pada perintah-perintah-Nya yaitu untuk saling mengasihi atau tidak saling
menciptakan masalah satu sama lain, tanpa sedikitpun mengecualikan dengan siapa
atau golongan apapun.
Karena
tanpa melaksanakan hal tersebut tentunya akan selalu tercipta adanya perbedaan-perbedaan
pendapat yang mau tidak mau akan menghasilkan adanya ketegangan perasaan yang akan
mengacaukan kinerja otak.
Sedangkan
kesadaran yang benar-benar akan Ke Maha Pengasihan-Nya akan menciptakan adanya
ketenangan dan harapan yang dibutuhkan untuk memberi otak bekerja dengan normal
dan maksimal, hingga mampu memulihkan keadaan fisik maupun mental kita dengan
sebaik-baiknya.
Hingga kesadaran
untuk mau berpikir dan bertindak secara baik serta mau mengatur pola makan dan
minum yang sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh saat itu, yang artinya tidak sekedar
hanya didasari oleh adanya dorongan rasa menyukai ataupun tidak menyukai saja, merupakan
sesuatu yang seharusnya selalu kita miliki agar kita mampu mempertahankan bahkan
memulihkan kesehatan kita, agar kita mampu melaksanakan tugas yang
diberikan-Nya kepada kita.
Mengatur Pola Makan Dan Minum
Makan dan
minum merupakan bagian dari proses tubuh dalam rangka untuk mendapatkan bahan
dasar untuk membentuk senyawa-senyawa kimia yang dibutuhkan pada saat itu untuk
dapat melakukan proses-prosesnya dalam memelihara dan memulihkan keadaan tubuh
pada saat itu.
Sebagai
akibatnya, zat-zat yang dibutuhkan tubuh pada suatu hari, bisa saja berbeda
dengan yang dibutuhkan oleh tubuh pada hari-hari yang lainnya.
Sehingga
mau atau tidak mau kita harus mengatur pola makan dan minum kita agar selalu
dapat memenuhi kebutuhan proses-proses tubuh tersebut, dan dapat menghindari
terjadinya masalah adanya kelebihan atau kekurangan zat, yang pasti akan menimbulkan
masalah fisik pada diri kita sebagai akibat dari hambatan yang ditimbulkannya
pada proses-proses tubuh, didalam melakukan pemeliharaan, perlindungan dan
pemulihan dirinya.
Didalam
hal ini, tentunya untuk dapat menghindari terjadinya masalah adanya kekurangan
atau kelebihan zat tertentu tersebut, kita harus bisa terlebih dahulu mengetahui
dengan pasti tentang zat-zat apa saja yang sebenarnya diperlukan oleh tubuh pada
saat itu bagi kelangsungan dari proses-prosesnya didalam memelihara, melindungi
serta memulihkan dirinya tersebut, yang pada kenyataannya pasti bukan merupakan
sesuatu yang dengan mudah dapat dilakukan.
Karena,didalam
kenyataannya sesuatu yang berkandungan nutrisi baik, belum tentu akan menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi tubuh, sebagai akibat dari zat-zat yang dikandungnya
yang belum tentu sesuai dengan apa yang pada saat itu dibutuhkan oleh
proses-proses tubuh hingga dapat
menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang sesuai dengan kebutuhannya untuk
dapat memelihara, melindungi serta memulihkan keadaan tubuh kita pada saat itu.
Padahal,
jika sampai yang kita konsumsi ternyata tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya
dibutuhkan tubuh pada saat itu untuk melakukan proses-proses memelihara,
melidungi dan memulihkan diri tersebut, maka selain proses tersebut akan
menjadi tidak terbentuk, juga akan menimbulkan masalah adanya kelebihan atau penumpukan
zat tertentu didalam tubuh, serta masalah-masalah kekurangan zat yang pada
akhirnya akan menciptakan adanya berbagai masalah, baik masalah fisik, mental,
dan kalau sampai dibiarkan terus terjadi, maka terjadinya masalah kehidupan-pun
sulit untuk dapat dihindari lagi.
Dengan
demikian, maka pola mengonsumsi yang sudah semakin membudaya pada saat ini
seperti halnya dengan dalam mengonsumsi sesuatu yang lebih dititik beratkan
pada rasa menyukai, tertarik pada penampilan penampilan serta aroma
membangkitkan selera yang disebarkannya ataupun hanya karena ingin tidak
dianggap sebagai orang yang sudah ketinggalan jaman, merupakan sesuatu yang
sudah selayaknya ditinggalkan.
Demikian juga dengan penggunaan pengaya rasa yang berlebihan
dengan tujuan agar apa yang akan kita konsumsi menjadi jauh lebih enak lagi, merupakan
sesuatu yang sebaiknya kita tinggalkan juga, karena hal tersebutpun akan
menciptakan terjadinya masalah kelebihan zat yang dapat membahayakan fisik
kita, sebagai akibat dari terjadinya pasokan Natrium (Sodium) berlebihan yang
tanpa tersadari telah kita lakukan.
Begitu
pula dengan kebiasaan untuk menelan mentah-mentah apa yang dibicarakan oleh
orang lain, hingga apa yang dikatakan oleh seseorang sebagai baik serta bermanfaat
secara langsung juga diasumsikan sebagai pasti akan baik dan bermanfaat juga
bagi diri kita. Karena kita sebenarnya memiliki struktur molekul tubuh yang
masing-masing berbeda keadaannya, sebagai akibat dari pola mengonsumsi kita
yang juga berbeda, hingga akan mengakibatkan yang baik dan bermanfaat bagi
orang lain "belum tentu" juga akan memiliki kebaikan dan manfaat yang
sama bagi diri kita.
Padahal, apapun
yang kita konsumsi termasuk herbal sekalipun, pada kenyataannya tidak akan
terlepas dari keberadaan dari unsur-unsur kimia yang telah membentuknya.
Hingga,
mau atau tidak mau zat kimia yang dikandungnya tersebut pada saat dicerna pasti
akan membentuk reaksi kimia pula dengan enzim-enzim yang berada didalam tubuh, hingga
akan menghasilkan senyawa-senyawa tertentu yang baik atau buruk dampaknya bagi
tubuh akan sangat ter-gantung kepada sesuai atau tidaknya senyawa-senyawa
tersebut dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh pada saat itu.
Sementara itu, oleh karena apapun yang kita konsumsi tidak pernah
terlepas dari adanya unsur-unsur kimia didalamnya, maka didalam prosesnya yang
akan terjadi didalam tubuh kita tidak akan pernah terlepas dari keterkaitannya
dengan kaidah-kaidah atau hukum-hukum kimia seperti halnya dengan proses
reduksi atau penyingkiran suatu unsur dari posisinya oleh unsur yang lain, yang
mau atau tidak mau pasti akan berdampak pada terjadinya perubahan pada struktur
molekul tubuh kita yang secara pasti juga akan berdampak kurang baik bagi tubuh
kita karena tanpa kita sadari akan memunculkan berbagai masalah pada tubuh kita.
Justru
karena hal ini jugalah maka setiap orang memiliki keadaan struktur molekul tubuh
yang berbeda sebagai akibat dari pola mengonsumsi yang dimilikinya
masing-masing serta pola makan dan minum ibunya pada saat mengandung dirinya
yang telah membentuk keadaan struktur molekul tubuhnya.
Akibatnya
setiap orang memiliki kelemahan fisik yang satu sama lain saling berbeda.
Hingga sebagai dampaknya, sesuatu yang telah membawa kebaikan pada saat dikonsumsi
oleh orang lain, belum tentu akan membawa manfaat yang sama juga bagi pihak yang
lain.
Selain
hal tersebut faktor kebutuhan tubuh bagi kelangsungan prosesnya yang tentunya setiap
saat tidak selalu sama seiring telah terpenuhi atau tidaknya kebutuhan zat yang
sebelumnya, akan menyebabkan sesuatu yang pada awal dikonsumsinya terasa sekali
manfaatnya (karena kekurangan zatnya dapat tertanggulangi), jika dikonsumsi secara
terus-terusan belum tentu akan tetap dirasakan manfaatnya bahkan mungkin malah
mulai terasa ada perkembangan yang sebaliknya, akibat dari mulai terjadinya
penimbunan zat yang sama yang menyebabkan proses-proses tubuh tidak dapat
menghasilkan senyawa-senyawa yang dibutuhkannya.
Didalam
menghadapi hal-hal yang semacam itu, lalu apakah sebenarnya yang harus kita
perbuat agar kita mampu untuk mengenali dengan baik mengenai apa yang sebenarnya
di-perlukan oleh tubuh kita, agar kita menjadi mampu menjaga atau memelihara
serta memulihkan diri kita pada saat kita menderita sakit ?
Untuk hal
tersebut, sebenarnya tanpa kita sadari Tuhan telah menciptakan kita memiliki
suatu bentuk kemampuan yang berpusatkan pada otak yang menghasilkan berbagai
bentuk isyarat agar kita mampu menunjang kelancaran dari proses-proses
biofisika dan biokimia didalam diri kita hingga mampu memelihara, melindungi
serta memulihkan diri kita, yang berbentuk berbagai isyarat tubuh maupun naluri,
yang ditujukan agar kita dapat mengontrol pikiran, tindakan maupun apa yang selayaknya
untuk kita konsumsi, agar apa yang kita pikirkan atau lakukan serta yang akan
kita konsumsi tidak akan sampai menciptakan masalah.
Proses
pemberian isyarat-isyarat tubuh dan naluri yang merupakan sesuatu yang telah
diciptakan dan diberikan-Nya kepada kita ini, sangat mudah untuk dimanfaatkan
oleh siapapun tanpa harus terlebih dahulu melakukan suatu bentuk ritual atau aktifitas
apapun yang bukan merupakan suatu aktifitas hidup sehari-hari yang normal
seperti halnya dengan terlebih dahulu harus melakukan meditasi atau memenuhi suatu
bentuk persyaratan tertentu, karena hal tersebut sebenarnya hanya merupakan indra
kita yang normal yang telah diberikan-Nya sebagai ujud kasih-Nya terhadap kita.
Walau demikian, karena isyarat-isyarat ini merupakan sesuatu yang
bersumber dari proses otak, maka agar kita dapat menerima isyarat-isyarat
tersebut sedapat mungkin kita harus memberi kesempatan otak agar dapat bekerja secara
maksimal, melalui tidak membuat otak menjadi sibuk dengan apa yang sedang kita
pikirkan melalui selalu bersikap senetral mungkin atau menjaga agar sedapat
mungkin tidak terjebak oleh kebiasaan menilai secara berlebihan keburukan/ kekurangan
yang terdapat pada sesuatu ataupun seseorang baik yang terlihat langsung ataupun
teringat pada saat itu,apalagi sampai bersikap menghakiminya.
Karena, hanya
dengan cara tersebut kita akan memberi otak kesempatan untuk bekerja dengan normal
dan maksimal hingga mampu untuk menghasilkan indra yang kita butuhkan tersebut.
Dengan
demikian maka suatu pemulihan alami yaitu suatu pemulihan yang dilakukan oleh
tubuh kita sendiri yang sesuai dengan yang telah diprogramkan-Nya untuk
memelihara, melindungi serta memulihkan diri kita tersebut, ternyata hanya akan
bekerja sesuai yang dirancangkannya tersebut hanya
jika kita menjalankan pola pola
berpikir dan bertindak yang tidak menyimpang dari
kehendak-Nya dalam melaksanakan kehidupannya
sehari-hari atau tidak berpikir atau bertindak yang saling menimbulkan masalah, dan bukan hanya sekedar menjalankan ritual tanpa mematuhi
perintah-Nya tersebut.
LANGKAH DALAM MENCAPAI SUATU KEPULIHAN
Menyadari Bahwa Tubuh Mampu Memulihkan Diri
Didalam hal ini, seseorang
dituntut untuk mau dengan sepenuhnya menyadari
bahwa pada dasarnya kita sebenarnya
memiliki proses-proses alami tubuh yang selalu siap untuk bertindak mempertahankan
keutuhan tubuh yang kita miliki tanpa harus serdikitpun diupayakan, apabila
kita mau untuk mengikuti kehendak-Nya, yaitu mau hidup dengan tidak saling
menghakimi atau saling menciptakan masalah satu sama lain atau melakukan
pementingan dan pemerhatian diri maupun golongan.
Yang dimaksudkan dengan proses-proses alami tubuh tersebut disini,
adalah proses-proses tubuh
yang setiap saat tanpa kita sadari akan selalu terbentuk
didalam tubuh kita dalam wujud aktifitas
rutin dari berbagai sistim-sistim tubuh yang kita
miliki, yang masing-masing terbentuk oleh berbagai organ tubuh yang satu sama lain bekerja saling
mendukung didalam upaya mempertahankan
keutuhan tubuh kita, yang secara nyata didalam kinerjanya memiliki sifat yang memelihara,
melindungi serta memulihkan dirinya atau
mempertahankan keadaan tubuh kita, dari berbagai ancaman, gangguan
ataupun pengaruh, baik yang bersumber dari luar tubuh, maupun dari
dalam tubuh kita sendiri.
Seperti halnya dengan proses bernapas yang
pada dasarnya merupakan suatu proses yang dihasilkan oleh kerja-sama
berbagai organ yang membentuk suatu sistim dan secara
tidak tersadari bekerja tanpa henti-hentinya mengeluarkan
zat-zat yang dapat membahayakan
tubuh dan
memasukan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
membentuk proses-proses kimia yang menghasilkan senyawa-senyawa yang diperlukan
untuk mempertahankan kelestarian struktur-struktur pembentuk tubuh dari udara luar.
Begitu juga halnya dengan
proses-proses tubuh lainnya, seperti halnya dengan proses
peredaran darah yang juga dengan tanpa perlu kita atur ataupun
kehendaki selalu bekerja untuk menyalurkan
zat-zat yang diperoleh ataupun telah dihasilkan oleh kinerja proses-proses
tubuh lain seperti proses pernapasan, pencernaan ataupun hasil produksi dari berbagai
kelenjar yang terdapat didalam tubuh untuk
dapat memenuhi
kebutuhan tubuh dalam mempertahankan keutuhannya.
Dalam hal ini, kelenjar-kelenjar
adalah organ-organ
yang secara khusus telah diciptakan-Nya untuk menghasilkan
berbagai senyawa kimia yang dibutuhkan bagi kelangsungan proses-proses alami tubuh didalam melakukan pemeliharaan, perlindungan maupun pemulihan
dirinya, apabila disuatu saat salah satu atau beberapa dari organnya mengalami
adanya gangguan
ataupun kerusakan fungsi.
Aktifitas dari sistim-sistim tubuh tersebut, ternyata juga
telah diciptakan-Nya untuk berada dibawah koordinasi sistim syaraf, dengan otak
serta sumsum tulang belakang sebagai pusatnya.
Sistim
syaraf inilah yang berperanan sangat besar didalam mewujudkan adanya proses-proses tubuh yang berkemampuan memelihara, melindungi serta
memulihkan dirinya tersebut.
Akan tetapi, proses-proses tubuh tersebut hanya akan dapat bekerja dengan baik, apabila setiap masalah yang terdapat didalam tubuh tersebut mampu dilaporkan dengan baik oleh syaraf-syaraf sensorik atau pengindra
yang terkaitnya, kepada otak.
Dan tentunya otaknya sendiri juga
harus sedang berada didalam keadaan yang siap untuk menerima, mengkaji
maupun memutuskan cara penanggulangan
masalah tersebut serta memberikan perintah penanggulangannya melalui
syaraf-syaraf motorik, kepada organ-organ yang terkait
dalam pelaksanaan penanggulangan masalahnya,
yaitu otot-otot serta
kelenjar-kelenjar yang terkaitnya.
Dengan
demikian, maka kenormalan kerja dari otak
sebagai pusat sistim koordinasi
dari seluruh organ tersebut sedapat mungkin harus dapat dipertahankan
dengan sebaik-baiknya.
Karena,
jika kenormalan kerja otak sampai mengalami adanya gangguan,misalnya menjadi tidak berkesempatan
untuk menerima, mengkaji dan memutuskan
mengenai cara penanggulangan masalahnya sebagai akibat dari terus menerusnya dipergunakan
untuk berpikir tentang hal-hal yang negatip hingga terjadi adanya gejolak perasaan yang menyita
waktu kerja otak yang produktif, maka kelangsungan dari proses-proses tubuh tersebut didalam
memelihara, melindungi, serta memulihkan dirinya pun akan mengalami gangguan atau
hambatan pula.
Karena tanpa adanya keputusan dari otak, organ-organ lain yang berada
dibawah sistim koordinasinya
tidak akan pernah bekerja sesuai dengan yang
seharusnya didalam melakukan hal-hal yang sebetulnya diperlukan, untuk dapat mempertahankan
keutuhan tubuh..
Karena didalam keadaan normalnya, artinya otak memiliki kesempatan didalam
menjalankan fungsi normalnya, otak tidak akan pernah henti-hentinya selalu sibuk didalam mengatur
seluruh proses tubuh dalam melihara dan mengatasi
masalah tubuh, termasuk mengatur produksi serta penyaluran
senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk membunuh bakteri, virus, maupun sel-sel kanker, menghilangkan setiap rasa sakit, membentuk sistim kekebalan tubuh dan lain-lainnya.
Karena didalam keadaan normal, tubuh melalui sistim koordinasi yang diatur oleh otak yang memiliki kemampuan untuk memulihkan
dirinya sendiri walau dari
penyakit apapun, (Mind Matters News Letter, edisi 25 July 2002).
Oleh karena itu, untuk memperoleh
maupun mampu untuk mempertahankan
suatu kepulihan, kenormalan kerja otak
merupakan sesuatu yang sedapat mungkin harus dioptimalkan, melalui cara berusaha untuk menghindari kebiasaan memikirkan hal-hal yang negatip.
Menormalkan Kinerja
Proses-Proses Tubuh
Menormalkan
kinerja proses-proses tubuh, merupakan sesuatu yang hanya akan dapat diwujudkan apabila kinerja serta keadaan dari sistim-sistim
yang mengaturnya
yaitu keadaan serta kinerja dari sistim-sistim
syaraf terutama pusatnya, telah terlebih dahulu
dinormalkan.
Untuk hal tersebut, hal-hal yang mampu menyebabkan
terjadinya ketidak
normalan kerja dari sistim syaraf tersebut, harus
selalu kita waspadai dan hindari.
Secara
biologis, otak juga akan mengalami gangguan pada kenormalan kerjanya,
apabila baik secara disadari
maupun tidak, kita telah mengonsumsi zat-zat
tertentu baik yang berbentuk zat
tersendiri (seperti halnya dalam bentuk suatu obat) maupun yang terkandung
dalam makanan, minuman atau herbal yang kita konsumsi, yang pada dasarnya memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi kinerjanya
normalnya..
Seperti halnya dengan obat-obatan ataupun ramu-ramuan yang menimbulkan rasa ngantuk (antihistamina, hipnotika)
apalagi yang sampai dapat membuat
kesadaran terganggu seperti halnya obat-obatan golongan psikotropika, akan membuat kenormalan kerja otak menjadi terganggu.
Disamping hal tersebut, gejolak
perasaan yang akan timbul jika kita menilai berlebih-lebihan apa
yang teringat atau terpantau indra, juga merupakan penyebab dari timbulnya berbagai hambatan terhadap kinerja otak yang normal, yang berdampak pada akan terhambatnya
setiap data-data yang akan dilaporkan
oleh syaraf-syaraf pengindra ke otak.
Oleh karena itu, hal-hal yang semacam itu sedapat mungkin harus
dapat dihindari,
agar proses-proses tubuh didalam memelihara,
merlindungi serta memulihkan dirinya tersebut dapat
berlangung dengan normal.
Selain menormalkan kinerja
otak, kinerja dari sistim-sistim syaraf yang lainnya-pun seperti halnya dengan sistim syaraf pengindra, sistim syaraf motorik dan lain-lain pun,
juga harus dapat dinormalkan
keadaannya.
Karena, tanpa kenormalan dari keadaannya, kinerja dari sistim syaraf pengindra atau
sensorik yang memiliki tugas dalam memantau setiap hal yang terjadi disekitarnya pun tidak akan sempurna, hingga hal-hal
yang mampu menimbulkan
masalahpun tidak akan benar-benar terpantau dengan baik dan
segera dilaporkannya
kepada otak agar dapat segera
ditanggulangi.
Karena jika otak tidak sampai memperoleh laporan apapun, tentunya otak tidak
akan pernah mengkaji, memutuskan dan memerintahkan kepada organ-organ yang bertugas
didalam mengatasi setiap masalah, untuk sesegera mungkin bertindak untuk menyelamatkan
bagian-bagian tubuh yang disaat itu tengah menghadapi masalah, hingga akan menyebabkan bagian-bagian
tersebut menjadi mengalami
masalah yang jauh lebih buruk lagi,
sebagai akibat dari proses pemeliharaan, perlindungan
dan pemulihan yang seharusnya dijalaninya tidak kunjung terwujudkan.
Demikian
pula jika sistim-sistim
syaraf yang lainpun sampai mengalami adanya gangguan.
Karena,gangguan-gangguan yang dialami mereka akan menyebabkan sistim komunikasi
yang seharusnya terbentuk diantara
orga-organ
bermasalah dengan pusat syaraf dan
pusat syaraf dengan organ-organ penanggulang masalah, juga akan mengalami gangguan.
Akibatnya, proses-proses penanggulangan
masalah yang seharusnya selalu terjadi didalam
tubuh, akan menjadi terhambat.
Didalam hal ini, untuk dapat mengatasinya, kita harus dapat mengetahui dengan baik mengenai apa saja yang dapat menimbulkan masalahnya, hingga telah mengganggu
kenormalan kerja dari sistim-sistim
syaraf tersebut.
Pada kenyataannya, setiap zat
kimia yang terdapat pada sesuatu yang kita konsumsi
dan setelah menjalani proses pencernaan ternyata menghasilkan senyawa-senyawa
yang dapat merusak keadaan sistim syaraf, merupakan
sesuatu yang harus kita hindari.
Kehati-hatian didalam mengonsumsi sesuatu walau yang kita konsumsi tersebut pada dasarnya memiliki
nilai gizi yang baik atau luar biasa sekalipun,
tetap harus dilakukan. Karena, dapat saja
faktor kelebihan zat yang terciptanya akan menghantam atau merusak keadaan
sistim syaraf juga.
Oleh karena mengkonsumsi sesuatu secara
berlebih-lebihan akan mengacaukan reaksi-reaksi kimia yang terjadi antara zat-zat yang terkandung didalamnya dengan enzim-enzim tubuh yang dikeluarkannya pada saat
dicerna, hingga zat-zat yang dihasilkannya-pun akan
menjadi tidak sesuai lagi dengan yang
dibutuhkan oleh tubuh bagi proses-prosesnya pada saat
itu. Sebagai dampaknya, kembali proses-proses
pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan diri yang seharusnya terjadi dan telah diatur oleh “jam tubuh” tersebut,
akan menjadi sulit untuk diwujudkan.
Padahal, Jam Tubuh atau Body Clock atau
Chronomedicine (bagian dari kelenjar
Hypothalamus pada otak), adalah pengatur kinerja dari proses-proses tubuh maupun toleransi tubuh terhadap pasokan zat-zat kimia dari luar tubuh (menurut beberapa temuan medis terakhir).
Didalam
temuan-temuan tersebut, telah ditemukan
suatu kenyataan
bahwa sebenarnya tubuh tidak setiap saat dapat mentolerir
pasokan zat-zat
kimia tertentu kedalamnya, yang artinya bahwa suatu zat
kimia (baik yang terdapat pada makanan maupun
minuman yang dikonsumsi sekalipun) yang pada suatu saat memiliki manfaat besar, jika
diberikan pada saat yang lain ternyata belum tentu akan memiliki manfaat yang sama atau bahkan justru akan mampu me-nimbulkan masalah yang tidak diinginkan.
Sehingga para akhli yang melakukan penelitian tersebut berpendapat bahwa sebenarnya cara didalam memberikan obat-obatan dalam bentuk dosis
harian yang dibagi lagi atas 2, 3 atau 4 kali sekali,
sebenarnya sudah selayaknya untuk ditinjau ulang kembali.
Karena, cara pemberian yang tepat guna tentunya hanyalah cara pemberian
yang disesuaikan dengan pola toleransi yang telah diatur
oleh jam
tubuh, hingga hasil yang akan diperoleh-pun akan menjadi maksimal.
Dengan
demikian, pola mengonsumsi yang hanya didasarkan pada hasil dari penilaian terhadap kekayaan gizi
atau kelengkapan nutrisi maupun
mengikuti faktor selera, rasa suka ataupun
tidak suka saja, pada dasarnya cepat atau lambat akan
menimbulkan masalah yang serius
pada tubuh.
Oleh karena itu, kebiasaan mengonsumsi yang seperti itu harus segera dihindari serta dirubah dengan pola mengonsumsi
yang disesuaikan dengan kebutuhan dari tubuh
bagi kelangsungan dari proses-prosesnya,
yaitu proses-prosesnya didalam memelihara,
melindungi serta memulihkan dirinya tersebut.
MENORMALKAN KERJA OTAK
Walaupun pada kenyataannya kandungan dari sesuatu yang dikonsumsi
seperti halnya dengan makanan-makanan,
minuman-minuman, obat-obatan maupun ramu-ramuan tidak
jarang yang karena memiliki zat-zat yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh kemudian
menjebabkan proses-proses tubuh menjadi tidak mampu untuk melaksanakan tugasnya
didalam memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya, tetap saja gejolak
perasaan masih merupakan
pemegang peranan utama sebagai pengganggu
proses-proses tubuh tersebut.
Hal ini disebabkan karena kesempatan untuk kita berpikir
secara negatip sebagai penghasil adanya gejolak perasaan pada kenyataannya
lebih banyak dari pada kesempatan untuk mempergunakan atau
mengkonsumsi sesuatu, sebagai akibat
dari kebiasaan hidup yang telah membudaya pada
saai ini, yang pada umumnya tidak terlepas dari kecenderungan
untuk bersikap mudah menilai baik-buruk sesuatu, keadaan atau pihak lain, yang saat itu terpantau
indra atau tergali kembali dari ingatan.
Oleh karena itu, selain kita harus berupaya untuk menghindari kebiasaan dalam mengonsumsi atau mempergunakan
sesuatu yang dapat mempengaruhi
kinerja sistim syaraf terutama pusatnya, menghindari terbentuknya suatu gejolak perasaan merupakan
sesuatu yang paling utama yang harus kita lakukan.
MENGHINDARI TERBENTUKNYA GEJOLAK
PERASAAN
Gejolak
perasaan, merupakan sesuatu yang akan muncul didalam diri seseorang, apabila
hasil pengindraan syaraf-syaraf pengindra seperti adanya sesuatu yang dirasa,
dilihat, dicium, didengar, dan sebagainya, diperhatikan atau dinilai secara
berlebihan
Dengan
kata lain, gejolak perasaan merupakan sesuatu yang akan timbul dalam diri
seseorang, bila segala hal yang terpantau lebih cenderung ditanggapi dari sisi
ketidak biasaan atau ketidak normalannya, dari pada ditanggapi dengan tenang
dan tanpa kecemasan, karena dirinya yakin bahwa akan mampu mengatasi dan
menormalkannya kembali.
Sehingga
pada dasarnya, gejolak perasaan akan muncul dalam diri seseorang bila dirinya
"terlalu" memperhatikan kepentingan serta keadaan diri maupun
lingkungannya, dan apapun yang dinilainya tidak biasa, baik hal-hal yang
mencemaskan maupun yang menggembirakan, dinilainya secara berlebihan.
Dengan
demikian, maka nampak disini bahwa dibandingkan dengan mempergunakan atau
mengkonsumsi sesuatu, gejolak perasaan memiliki peluang
yang paling besar didalam menimbulkan gangguan pada kenormalan kerja otak.
Karena itu, untuk dapat mengatasinya, marilah kita coba untuk menerapkan cara-cara
berikut ini :
1.
Hilangkan kebiasaan mudah menilai baik buruk sesuatu, baik suatu keadaan ataupun situasi yang
menimpa siapapun termasuk diri kita sendiri.
2. Singkirkan kebiasaan memikirkan
kepentingan diri sendiri,
lingkungan ataupun
golongan, tanpa sedikitpun mempedulikan
kepentingan pihak yang lain.
3. Singkirkan kebiasaan
memperhatikan keadaan diri sendiri maupun orang lain secara berlebih-lebihan,
seperti halnya dengan berkhayal,
berangan-angan, melamun dan
sebagainya.
4. Singkirkan kebiasaan mencemooh
atau menganggap pendapat, pikiran, keyakinan ataupun kepercayaan pihak lain
sebagai sesuatu yang tidak benar, tidak berharga atau sama sekali tidak
bermanfaat.
5.
Hilangkan keinginan untuk dilayani orang lain, sadari bahwa
kesulitan orang lain akibat perbuatan kita, cepat atau lambat akan menimbulkan
adanya masalah pada diri kita.
6.
Hilangkan perasaan ingin
diperhatikan orang lain walau anda sedang sakit sekalipun, karena sikap seperti
ini mudah sekali memicu timbulnya gejolak perasaan.
7.
Hilangkan kebiasaan untuk
mengikuti dorongan kemauan atau keinginan yang berlebih-lebihan.
8.
Hilangkan kebiasaan untuk tidak memperhatikan atau
menghargai kepentingan orang lain.
9.
Lakukanlah pekerjaan sehari-hari
tanpa merasa terbenani, dengan berpegang pada prinsip bahwa apapun yang
dilakukan selain harus merupakan sesuatu yang berguna bagi kita, juga tidak
akan menimbulkan masalah bagi pihak lain.
10. Jangan pedulikan apapun yang
dilakukan oleh pihak lain, tetapi berpeganglah pada pendirian untuk tetap
berusaha menciptakan kehidupan bersama yang tentram.
11.
Jangan anda pikirkan apa yang
harus anda perbuat bagi diri anda dan apa yang harus orang lain perbuat bagi
diri anda. Tetapi pikirkanlah apa yang harus anda perbuat agar anda mampu
menciptakan kehidupan tentram bersama orang lain.
12.
Jangan menumpahkan harapan secara
berlebihan kepada seseorang, karena harapan berlebihan yang tidak terwujudkan
akan menyebabkan timbulnya gejolak perasaan.
13.
Hilangkan segala bentuk emosi
yang berlebihan walau emosi kegembiraan sekalipun.
14.
Jangan mudah memberikan
kesimpulan buruk terhadap pikiran atau pendapat orang lain
15.
Jangan mudah menilai baik buruk
yang terpantau indra.
16.
Jangan berkeluh kesah dalam
menghadapi masalah atau keadaan, walau apapun yang terjadi saat itu.
17.
Jangan mudah berprasangka buruk
terhadap siapapun.
18.
Jangan menyinggung perasaan orang
lain.
19.
Jangan menganggap atau merasa
diri lebih mampu dari yang lain.
20.
Jangan menganggap diri
lebih mengerti atau lebih memahami sesuatu dari pihak lain.
21.
Jangan memiliki pikiran yang
terpusat pada penyakit atau penderitaan yang dialami.
22.
Jangan merasa tidak berkemampuan.
23.
Jangan merasa tidak memiliki
harapan.
24.
Jangan menjadi budak kemauan.
25.
Jangan memiliki perasaan cemas,
risau, khawatir, gentar, takut atau benci terhadap apapun serta siapapun,
karena perasaan-perasaan seperti itu akan mengganggu efektifitas kerja otak,
termasuk proses pemulihan yang dikoordinirnya.
26.
Jangan biarkan diri kita terlarut
dalam kekecewaan, rasa tidak puas maupun kesedihan, karena hal-hal tersebut
akan menimbulkan gangguan pada proses pemulihan diri didalam tubuh anda.
27.
Jangan sampai memiliki pikiran
negatip, baik tentang diri Anda sendiri maupun tentang orang lain.
28.
Serta jangan sampai melakukan
hal-hal lain yang menimbulkan gejolak didalam perasaan.
Melalui cara menyadari bahwa jika kita menyertakan perasaan atau
penilaian terhadap masalah yang dihadapi pada
saat kita sedang berpikir
akan menyebabkan :
1.
Proses berpikir yang seharusnya
menghasilkan pikiran yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi
masalah akan menjadi terganggu,
hingga pikiran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah, tidak akan terbentuk.
2. Proses pengolahan data serta
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh otak
sebagai tanggapan terhadap setiap laporan
syaraf pengindra akan menjadi terhambat,
hingga proses-proses pemeliharaan, perlindungan serta pemulihan diri yang juga
berada dibawah koordinasi dari otak,
akan menjadi terhambat.
Dengan
demikian, maka setiap kali muncul perasaan, sadari secepatnya hal tersebut dan segera tenangkanlah pikiran Anda dengan cara menyadari bahwa penenangan
pikiran akan membuat aktifitas kerja otak kembali menjadi normal, hingga setiap
permasalahan baik fisik maupun mental, akan dapat segera diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
MENGETAHUI YANG DIBUTUHKAN TUBUH
UNTUK PROSES PEMELIHARAAN, PERLINDUNGAN SERTA PEMULIHAN DIRI
Secara
alami, tubuh sebenarnya memiliki kemampuan mengenali segala hal yang olehnya dibutuhkan
untuk dapat mempertahankan
keutuhannya.
Kemampuan
ini, sebenarnya merupakan kemampuan alami tubuh, yang secara biologis telah
tertata rapi dan setiap saat siap bekerja untuk melindungi keutuhannya.
Kemampuan
ini, merupakan hasil dari proses
pengolahan terhadap setiap data yang masuk kedalam
otak dari setiap syaraf sensorik atau pengindra yang ada, mengenai setiap hal
yang tengah terjadi
disekitarnya.
Sehingga,
kemampuan ini merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh aktifitas dari syaraf-syaraf pengindra atau
sensorik yang tersebar disetiap pelosok tubuh, untuk mengindra atau memantau
setiap hal yang tengah terjadi disekitarnya, de-ngan
tujuan agar setiap hal yang mampu menimbulkan bahaya bagi keutuhan tubuh, akan
dapat sesegera mungkin diatasi.
Didalam prosesnya, setiap hal
yang terpantau oleh syaraf-syaraf
pengin-dra akan segera dikaji oleh otak, serta disampaikan otak dalam bentuk
"pikiran’ yang murni
serta perintah-perintah untuk pelaksanaan
tindakan penanggulangan setiap masalahnya kepada
setiap organ yang bertanggung jawab didalam
pelaksanaannya, yaitu kelenjar-kelenjar serta
otot-otot.
Dalam hal ini, yang dimaksudkan dengan "pikiran murni"
diatas, adalah pikiran yang dalam kemunculannya tidak disertai dengan adanya hasil penilaian berlebihan
terhadap apa yang sebelumnya dipikirkan,
atau gejolak perasaan, hingga merupakan suatu jalan
untuk keluar dari masalah dan bukan sesuatu
yang bersifat menggeluti masalah.
Sedangkan
perintah-perintah yang diberikannya kepada kelenjar-kelenjar, merupakan
perintah-perintah untuk menyalurkan zat-zat
yang telah di
produksi oleh mereka
yang pada saat itu
dibutuhkan oleh tubuh
agar proses-prosesnya didalam memelihara,
melindungi serta memulihkan dirinya atau mempertahankan keutuhannya dapat terwujudkan.
Demikian
pula dengan perintah-perintah yang diberikannya kepada otot-otot yang terkait didalam masalah yang tengah dihadapi tersebut, merupakan perintah-perintah
untuk segera melakukan
gerakan-gerakan penyelamatan, agar
masalah yang tengah dihadapi
tersebut dapat dihindari, dan keutuhan
tubuh tetap dapat dipertahankan.
Jadi,
kemampuan mengetahui sebenarnya bukanlah
merupakan sesuatu yang mistik karena
keberadaannya bukan merupakan hasil
dari pemenuhan syarat-syarat atau tindakan-tindakan khusus tertentu, tetapi merupakan suatu hasil kerja sistim syaraf yang normal, karena otak sebagai pusat
pengkajinya telah diberi
kesempatan untuk bekerja
normal tanpa beban.
Oleh karena itu, penormalan kerja otak
seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, merupakan
sesuatu yang sangat perlu untuk selalu diupayakan, agar kemampuan kita untuk mengetahui bisa dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.
Sedangkan untuk dapat menghasilkan adanya pikiran yang baik, seseorang
harus mau serta mampu
menguasai setiap rasa serta perasaan
yang setiap saat dapat muncul sebagai dampak
dari proses pengindraan yang dilakukan oleh syaraf-syaraf pengindra. Yaitu, jangan sampai masalah rasa atau perasaan yang timbul tersebut dibiarkan terus berkecamuk selama proses berpikir sedang dilakukan.
Karena jika hal ini dapat kita lakukan, maka kemampuan kita untuk mengetahui akan dapat segera
dipergunakan, baik yang muncul dalam bentuk pikiran, maupun
isyarat-isyarat tubuh tertentu yang akan memberi tahu segala hal yang
diperlukan dan yang harus kita hindari,
agar keutuhan tubuh kita tetap
dapat dipertahankan.
Akan tetapi, oleh karena pada umumnya seseorang
sulit untuk secara langsung dapat melepaskan diri dari jeratan perasaan, maka
cara untuk mengetahui
melalui bentuk isyarat-isyarat yang dihasilkan oleh gerakan dari otot-otot
leher atau tanganlah yang pada
umumnya merupakan cara yang
paling mudah
untuk dikuasai.
Karena selanjutnya isyarat-isyarat dalam bentuk
gerakan tangan atau kepala yang ditimbulkan oleh gerakan otot-otot tersebut, akan berkembang lagi menjadi suatu bentuk naluri yang dalam perkembangan selanjutnya akan berubah kembali
menjadi suatu bentuk pikiran, yaitu seiring dengan perbaikan keadaan
sistim syaraf yang telah berhasil kita capai melalui
pengaturan pola makan dan pola berpikir yang kita
lakukan, yaitu selalu terus menerus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh didalam memulihkan dirinya.
MEMPERGUNAKAN KEMAMPUAN
MENGETAHUI
Seperti
halnya dengan kemampuan tubuh yang lainnya
yaitu kemampuan didalam memelihara, melindungi serta memulihkan diri, kemampuan
mengetahui-pun sangat membutuhkan
adanya kinerja dari sistim
syaraf yang normal, terutama otak yang memiliki tugas
untuk menganalisa
serta mengambil keputusan tentang apapun
yang harus dilakukan oleh organ-organ
lain, agar keutuhan tubuh dapat
tetap dipertahankan.
Karena
itu, untuk dapat memanfaatkan kemampuan ini, penormalan kerja otak sebagai
pusat aktifitas dari sistim
syaraf, mutlak harus kita lakukan.
Untuk hal ini, setiap gejolak perasaan yang ada sedapat mungkin harus segera
disingkirkan.
Selanjutnya, ciptakanlah ketentraman
diri dan rasa aman
karena yakin bahwa terlindungi,
melalui langkah-langkah berikut ini :
A Sadari
bahwa tubuh kita sebenarnya memiliki
proses-proses alami yang secara biologis memiliki sifat
yang memelihara,
melindungi serta memulihkan dirinya, melalui proses-proses biokimia dan
biofisika yang terjadi didalamnya dan bekerja
dengan saling
bahu-membahu dibawah koordinasi dari otak.
Oleh karena itu,
demi kenor-malan dari kinerjanya, berilah kesempatan kepada otak agar dapat bekerja normal, yaitu bekerja
tanpa terganggu oleh berbagai bentuk gejolak
perasaan serta hal-hal lain yang mengganggu kenormalan kerjanya.
B. Jika
kita merupakan seorang
penganut agama yang per-caya kepada Tuhan serta mengakui-Nya sebagai
"sumber kehidupan", maka cobalah sadari
dengan lebih dalam lagi mengenai arti dari sebutan-sebutan yang
diberikan pada-Nya, seperti halnya dengan
sebutan-Nya sebagai Yang Maha Pengasih dan Penyayang, sebutan-Nya sebagai Yang Maha Adil, sebutan-Nya sebagai Yang Maha Sempurna
dan lain-lainnya, seperti berikut ini :
1. Sebagai Yang Maha Pengasih dan
Penyayang, tentunya Tuhan
tidak akan pernah sampai membiarkan
yang dikasihi serta disayangi-Nya sampai harus mengalami
suatu penderitaan.
2.
Sebagai Yang Maha Adil, Tentunya
Tuhan tidak akan sampai memperlakukan
umat-Nya secara tidak adil, seperti halnya dengan
membeda-bedakan kemampuan maupun nasib
serta kehidupan yang harus dijalaninya.
3. Dan sebagai Yang Maha Sempurna, tentunya didalam menciptakan segala sesuatu pasti menciptakan dengan luar biasa sempurnanya, atau tanpa adanya lagi faktor
"kesalahan didalam menciptakannya",
sehingga pasti sudah tidak
perlu lagi bagi Tuhan untuk selalu melakukan
pengujian kualitas terhadap setiap hasil
karya-Nya, seperti yang umum kita lakukan. Karena,
dengan melalui kesempurnaan
yang dimiliki-Nya "pasti" Tuhan tidak akan pernah melakukan kesalahan
sedikitpun didalam
menciptakan apapun.
4.
Jika kemudian didalam diri atau
kehidupan kita timbul suatu masalah,
maka itu "pasti" merupakan sesuatu yang telah terjadi sebagai akibat dari kita telah tidak mengikuti dengan
baik acuan yang telah diberikan-Nya
mengenai cara
mengelola tubuh serta menjalani kehidupan yang telah secara khusus diberikan-Nya dalam
kitab-kitab suci agama-agama yang mengakuinya, agar
tubuh dan kehidupan kita demi kasih-Nya "tidak
akan sampai mengalami masalah"
sesuai dengan yang
dikehendaki oleh-Nya.
5.
Untuk selanjutnya,
sadarilah bahwa kita sebenarnya bukan telah diciptakan-Nya dengan tanpa tujuan, akan tetapi kita telah diciptakan-Nya dengan tujuan untuk
mewujudkan kehendak-Nya atas kehidupan manusia,
yaitu manusia-manusia yang hidup
tentram dan damai, tanpa masalah maupun penyakit. Untuk hal tersebut, sebagai Yang Maha Mengetahui
Tuhan pasti telah
mengetahui sebelumnya bahwa
didalam melaksanakan tugas yang diembannya,
manusia akan menghadapi berbagai "penjegalan" untuk menggagalkan
misinya tersebut, oleh penjegal-penjegal yang oleh Tuhan sebagai "Yang
Maha Mengetahui" pasti telah diketahui batas-batas kemampuannya. Oleh karena itu, sebagai yang Mengasihi kita, Tuhan tentunya
juga tidak mungkin akan membiarkan
kita sampai berada
dibawah kemampuan mereka, karena jika demikian keadaannja, maka "pastilah"
kehendak-Nya atas kehidupan manusia akan gagal untuk diwujudkan. Oleh karena itu, tanpa harus kita minta
lagi, Tuhan "pasti" tanpa kita sadari
sebenarnya telah memberikan sarana-sarana kepada kita
untuk dapat melampaui "jegalan" yang akan kita hadapi tersebut, yang
jika kita cermati dengan sebaik-baiknya, ternyata kinerja proses-proses
biologis tubuh kita yaitu proses biofisika dan bio-kimia yang terjadi pada tubuh
kita tersebut, yang jelas-jelas menunjukan bahwa keberadaannya merupakan sesuatu yang
telah terancang dengan sangat sempur-nanya, agar dapat menghadapi serta
mengatasi setiap masalah yang menghadang dan mengancam keselamatan kita hingga dapat menggagalkan misi kehidupan kita didunia tersebut diatas, asalkan
acuan-acuan yang telah diberikan-Nya kepada kita yaitu untuk selalu berpikir
baik, hingga prilaku yang
dihasilkanpun juga akan selalu membawa ketentraman dan
kedamaian bagi siapapun, tetap kita ikuti.
Didalam
hal ini, ternyata proses
biologis tubuh kita tersebut hanya
akan dapat bekerja
sesempurna rencana yang telah dibuat-Nya
disaat menciptakan-Nya, hanya apabila proses kerja otak yang juga secara khusus telah diciptakan-Nya untuk mengatur kinerja seluruh proses tubuh kita tersebut tidak mengalami gangguan.
Misalnya, menjadi terganggu
akibat
munculnya gejolak perasaan yang akan timbul didalam
diri kita, apabila pola hidup kita tidak lagi sesuai dengan pola yang
dikehendaki oleh-Nya,
yaitu pola hidup yang saling mengasihi atau yang saling tidak menimbulkan masalah.
Setelah perasaan aman dan terlindungi tercipta, atau sedikitnya pikiran telah menjadi jauh lebih tenang, cobalah
pikirkan atau niatkan untuk memakan atau melakukan sesuatu. Misalnya, berpikir atau berniat untuk memakan tempe atau makanan yang lain.
Dan pada saat yang bersamaan, cobalah dengan cara
yang sesantai mungkin kita perhatikan bagian tengah dari kuduk kita yang paling atas (lihat gambar).
Jika pada
saat itu keadaan sistim syaraf kita
cukup menunjang, maka dibagian kuduk tersebut akan
timbul perasaan agak pegal atau hangat.
Didalam hal ini, jangan sampai kita bereaksi apapun atau sedikitpun menilai keadaan tersebut. Maka,
jika kita tetap dapat mempertahankan sikap santai tadi dengan tanpa sedikitpun bereaksi tersebut, maka secara perlahan-lahan kepala kita akan mulai bergerak dan membentuk gerakan-gerakan
tertentu.
Dan jika gerakan yang terbentuk
tersebut ternyata membentuk suatu anggukan,
maka artinya apa yang akan kita makan
tadi adalah suatu makanan
yang tidak berbahaya bagi keutuhan tubuh kita
serta zat-zatnya pada saat itu dibutuhkan
keberadaannya oleh
tubuh kita untuk dapat menjalankan proses-prosesnya pada saat itu.
Tetapi sebaliknya, apabila
gerakan yang terbentuknya saat itu
ternyata merupakan suatu
gelengan, maka hal tersebut menunjukkan kepada
kita bahwa apa yang kita
niatkan untuk kita makan tersebut selain tidak memiliki kandungan berupa zat-zat
yang dibutuhkan bagi proses-proses tubuh, yang
bila kita paksakan juga untuk memakannya, maka cepat atau lambat pasti akan menimbulkan masalah pada tubuh
kita.
Selain isyarat tersebut diatas, masih terdapat
pula berbagai bentuk gerakan kepala yang lain,
yang pada intinya rata-rata memiliki arti yang kurang
baik bagi keutuhan tubuh kita.
Sehingga kemampuan mengetahui ini pada dasarnya memiliki berbagai manfaat yang
tidak kecil nilainya bagi kelangsungan hidup kita, karena dengan memanfaatkan kemampuan karunia-Nya ini, kita akan dapat mengetahui tentang :
1.
Makanan-makanan, minuman-minuman,
obat-obatan, ramu-ramuan, atau
apapun yang secara khusus memiliki manfaat maupun yang mampu menimbulkan
masalah bagi kita.
2.
Mengenal waktu yang tepat untuk
mengkonsumsi atau mempergunakan sesuatu dengan aman, sehingga kepulihan kita dapat segera dicapai atau dapat tetap dipertahankan.
3.
Memilih obat-obatan atau
ramu-ramuan berikut dosis-dosisnya yang tepat, sehingga obat-obatan atau
ramu-ramuan tersebut mampu membantu memulihkan diri kita.
4.
Mengontrol baik buruk apapun yang
kita pikirkan atau kita niat lakukan,
sehingga kita akan dapat terhindar
dari masalah-masalah
yang tidak kita kehendaki, bila kita ikuti.
5.
Dan sebagainya.
Didalam
hal ini, tentunya kemampuan kita tersebut hanya akan berangsur menjadi semakin
mantap, apabila perkembangan keadaan dari sistim-sistim
syaraf kita juga semakin membaik.
Dengan demikian,
maka sistim ini sebenarnya merupakan suatu sistim pemulihan diri sendiri yang berdasarkan pada penggunaan
bentuk-bentuk pola
berpikir yang mampu menciptakan
ketentraman didalam kehidupan, serta pola
makan-minum yang
disesuaikan dengan kebutuhan dari tubuh
dalam
memulihkan dirinya.
HIMBAUAN
Walau dalam kondisi yang kritis sekalipun, hindari
pemikiran untuk menjalani berbagai
cara pemulihan sekaligus walau ada yang mengatakan bahwa
cara tersebut adalah baik. Karena :
·
Perbedaan diagnose yang mungkin terjadi dari setiap penyembuh akan
menyebabkan setiap penyembuh dalam memberikan terapinya akan memberikan obat-obatan
ataupun ramu-ramuan yang juga berbeda-beda
satu sama lain juga.
Padahal, penggabungan terapi,
obat-obatan maupun ramu-ramuan tersebut belum tentu akan memberikan dampak yang baik dan bahkan bukan hal yang tidak mungkin kalau kemudian malah akan
menyebabkan timbulnya dampak-dampak yang tidak diharapkan.
·
Mencampur berbagai zat kimia seperti menggabungkan
berbagai jenis obat, obat dengan ramu-ramuan atau suatu ramuan dengan ramuan
yang lain, memiliki kemungkinan untuk menimbulkan salah satu dari ketiga bentuk
efek interaksi
obat berikut
ini :
1.
Efek saling memperkuat
efektifitas (dampak baik).
2.
Efek saling meniadakan efektifitas
(dampak buruk).
3.
Efek saling menguatkan efek
samping (dampak buruk)
Dengan
demikian, maka setiap penggabungan yang dilakukan secara tidak cermat, akan menyebabkan kita terpaksa harus berhadapan
dengan salah satu dari kedua kemungkinan buruknya diatas (harus diingat bahwa
sebenarnya ramuanpun merupakan sesuatu yang terbentuk oleh berbagai
struktur-struktur kimia yang setiap saat dapat saja membentuk adanya
reaksi-reaksi kimia yang memungkinkan
timbulnya berbagai efek seperti yang disebutkan
di-atas).
Hati-hati
didalam menanggapi setiap
promosi atau iklan yang menawarkan berbagai obat-obatan, ramu-ramuan,
suplement-suplement, susu dan lain-lain, karena :
1. Pada
kenyataannya pada akhir-akhir ini sesuatu
sering ditawarkan dengan cara yang sangat berlebih-lebihan tanpa sedikitpun
mengingat akan kemungkinan
timbulnya akibat-akibat sampingan yang tidak dikehendaki.
Bahkan
tidak jarang ada yang berani mempromosikan bahwa produknya sama sekali tidak akan
menimbulkan adanya akibat sampingan yang membahayakan.
Padahal, apapun yang dipergunakan secara berlebih-lebihan apalagi sama sekali tidak disesuaikan
dengan saat ditoleransi oleh tubuh, walaupun merupakan
sesuatu yang berbentuk vitamin, mineral atau supplement-supplement baik
sekalipun, tetap saja akan dapat menimbulkan
berbagai masalah yang tidak kita harapkan.
2. Pada akhir-akhir
ini, juga banyak produk-produk yang sebenarnya merupakan produk-produk
terapeutik yaitu produk-produk yang sebenarnya secara khusus telah dibuat untuk
dipergunakan pada terapi-terapi khusus, hingga salah satu atau beberapa dari
kandungannya berkadar berlipat ganda dari kadar normal yang dibutuhkan tubuh
setiap harinya, yang dipasarkan secara bebas melalui iklan-iklan yang
menjanjikan.
Padahal, walau dengan alasan
apapun, pemberian zat-zat tertentu yang berlebih-lebihan disaat yang tidak
diperlukan, selain tidak akan memberikan manfaat yang diharapkan, juga akan
membebani kerja tubuh hingga akan menimbulkan masalah padanya.
3. Selain
hal tersebut, akhir-akhir ini juga banyak sekali obat-obat penghilang rasa
sakit yang diiklankan dengan berbagai keampuhannya yang sangat menjanjikan,
tanpa sedikitpun mempertimbangkan kemungkinan untuk timbulnya akibat-akibat
sampingan yang tidak diharapkan akibat pemakaiannya yang tidak tepat. Karena, bagi
seorang awam kemungkinan untuk menelan mentah-mentah apa yang dipromosikan
tersebut, hingga bisa saja dengan penuh kepercayaan mengonsumsinya secara terus
menerus tanpa sedikitpun mau memeriksakan dirinya, kepada pihak-pihak yang
benar-benar akhli didalam bidangnya.
Didalam hal ini, dapat
dibayangkan tentang apa yang akan terjadi jika yang mengonsumsinya tersebut
adalah seorang yang menderita sakit kepala akibat mengidap tekanan darah
tinggi. Karena, selain rasa sakitnya tetap akan selalu muncul kembali,
dirinyapun cepat atau lambat pasti akan dihadapkan pada suatu masalah besar yang
ditimbulkan oleh keadaan tekanan darahnya yang tinggi, yang tidak
tertanggulangi.
4. Pernyataan-pernyataan
yang terdapat pada suatu promosi obat-obat tradisionil yang sering menyatakan
bahwa obat-obatan tradisionil sebenarnya aman untuk dikonsumsi, karena bukan
merupakan obat-obat kimiawi, sebenarnya merupakan promosi yang cukup menyesat-kan,
karena hal ini akan memicu seseorang yang mempercayainya untuk dengan tanpa
kehati-hatian lagi mengonsumsinya.
Padahal, semua benda apalagi
obat-obatan maupun ramu-ramuan, sebenarnya merupakan sesuatu yang terbentuk
oleh struktur-struktur kimia tertentu yang akan menghasilkan reaksi-reaksi
kimia tertentu apabila di-campur dengan zat-zat kimia lain, termasuk
enzyme-enzym yang ada dalam tubuh.
Selain hal tersebut, harus
diingat pula bahwa keadaan bermanfaat atau tidaknya sesuatu yang kita makan atau
minum, sebenarnya sangat tergantung kepada keadaan dibutuhkan atau tidaknya
senyawa-senyawa kimia yang dihasilkannya dalam reaksi-reaksi kimia yang terjadi
tersebut, oleh proses-proses tubuh yang harus dibentuknya saat itu.
5. Pernyataan-pernyataan
yang menyatakan bahwa ramu-ramuan tradisionil boleh dikonsumsi setiap saat
karena mengonsumsinya dianggap sama dengan mengonsumsi sayur-sayuran, merupakan
sesuatu yang dapat menimbulkan adanya masalah. Karena, selain kandungan
kimianya yang pada kenyataannya tidak dapat setiap saat selalu ditoleransi oleh
tubuh, juga cara dalam pengonsumsian yang dilakukan secara berlebihan-pun akan
menimbulkan masalah.
6. Pernyataan-pernyataan
yang sering dikemukakan didalam promosi dari berbagai produk supplement yang
cenderung untuk menyatakan bahwa produknya mampu melenyapkan berbagai jenis
penyakit, merupakan sesuatu yang harus diwaspadai. Karena, sebenarnya
pernyataan-pernyataan seperti itu sulit untuk dipahami kebenarannya, karena
setiap masalah tubuh adalah sesuatu yang menyangkut adanya ketidak normalan
struktur kimia tubuh yang belum tentu dapat dinormalkan dengan hanya memberikan
senyawa-senyawa yang tertentu saja.
Dan walaupun
pernyataan-pernyataan tersebut mampu membangkitkan adanya dampak
"placebo" atau kesembuhan yang dicapai karena berpikiran tenang
sebagai akibat dari percaya akan keampuhan obat atau yakin kepada penyembuhnya,
suatu hasil uji klinis yang dilakukan dengan cermat selama bertahun-tahun,
tetap saja dibutuhkan.
Dengan demikian, maka usahakanlah
agar pikiran kita jangan sampai mudah tergoyahkan oleh berbagai bujukan yang
pada akhirnya akan menjadikan kita bermasalah.
7. Usahakan
agar tidak memiliki kebiasaan untuk selalu berganti dokter hanya atas dasar
rasa kecewa atas hasil terapi yang pernah diberikannya pada kita maupun orang
lain, karena walaupun diagnosa serta kebiasaan dari setiap dokter berbeda-beda,
tetapi mereka adalah pelaksana-pelaksana yang cukup cermat, sehingga setiap
diagnose maupun obat-obatan yang pernah diberikannya selalu dicatatnya, agar
setiap ketidak berhasilannya dimasa lalu dalam melakukan diagnose maupun
memberikan terapinya, akan segera dapat dikoreksinya pada terapi-terapi
berikutnya.
Kecuali, bila hal tersebut memang
dilakukan atas dasar kebutuhan akan spesialisasi atau keahlian khususnya, karena
kebiasaan seperti itu memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk tidak
memberi manfaat seperti yang diharapkan, bahkan justru dapat membuat anda
menjadi korban pemberian berbagai jenis obat-obatan yang akan diberikan mereka
sesuai dengan diagnosenya masing-masing.
Oleh
karena itu, sedapat mungkin pergunakanlah kemampuan kita dalam mengetahui untuk
mengetahui setiap makanan, minuman, obat-obatan ataupun ramuan-ramuan yang benar-benar
tepat untuk kita, maupun tindakan-tindakan yang tepat untuk kita lakukan. Karena
dengan cara ini kita akan menjadi lebih mudah lagi untuk memperoleh kepulihan,
seperti yang kita harapkan bersama.
RINGKASAN
A. Tubuh
Secara
alami, tubuh merupakan sesuatu yang dibentuk oleh sejumlah unsur-unsur kimia
pembentuknya yang secara bersamaan akan membentuk proses-proses bio-fisika dan
bio-kimia yang satu sama lain saling mendukung untuk saling menormalkan,
sehingga didalam keadaannya yang normal tubuh dapat tetap mempertahankan
keutuhannya, melalui proses-proses biologis yang berlangsung didalamnya yang
memiliki sifat memelihara, melindungi, serta memulihkan dirinya tanpa
sedikitpun harus mengupayakannya ataupun menghendakinya.
B.
Masalah pada tubuh.
Setiap
masalah yang dihadapi oleh sesosok tubuh, kecuali yang diakibatkan oleh adanya
trauma atau cedera dan infeksi, pada umumnya merupakan sesuatu yang muncul
akibat adanya kekacauan pada sistim kimiawi tubuhnya, yang merupakan sesuatu
yang diakibatkan oleh :
1. Adanya
ketidak normalan proses-proses tubuh akibat pusat pengendalinya yaitu otak,
tidak bekerja dengan baik,
2. Adanya
ketidak normalan proses-proses tubuh akibat zat-zat yang dibutuhkan oleh
proses-prosesnya tidak dipenuhi.
Sehingga
konsep dasar untuk mencapai suatu kepulihan adalah :
1. Normalkan
kembali proses-proses tubuh melalui cara menormalkan kembali efektifitas kerja
dari pusat pengendali proses-proses tersebut yaitu otak.
2. Penuhi
kebutuhan tubuh akan zat-zat yang dibutuhkannya untuk kelangsungan dari
proses-prosesnya tersebut.
C. Cara menormalkan
efektifitas kerja otak.
Aktifitas
kerja otak yang normal, akan mulai mengalami gangguan sehingga menimbulkan
kekacauan pada sistim kimia dan fisika tubuh, apabila :
1. Secara
fisik otak akan terganggu oleh adanya berbagai pasokan zat yang baik secara
disengaja maupun tidak mempengaruhi kinerja normalnya.
2. Secara
fisik otak juga akan menjadi terganggu kenormalan kinerjanya, apabila saat
berpikir otak dijejali oleh perasaan-perasaan yang bergejolak.
Sehingga
untuk dapat tetap menjaga kenormalan serta efektifitas kerja otak,
langkah-langkah yang berikut ini merupakan langkah-langkah yang selayaknya
harus dilakukan :
1. Hindari mempergunakan serta
mengkonsumsi sesuatu yang secara khusus memiliki pe- ngaruh terhadap kenormalan
kerja otak, seperti halnya dengan makanan-makanan, minuman-minuman, obat-obatan
maupun ramu-ramuan yang memiliki dampak mempengaruhi kenormalan kerja otak.
2. Hindari setiap hal yang dapat
menimbulkan gejolak perasaan, yang umumnya bersumber pa- da sikap-sikap
pementingan serta pemerhatian diri atau golongan.
D.
Memenuhi kebutuhan tubuh.
Untuk
melakukan proses-proses pemeliharaan, perlindungan serta pemulihan dirinya,
tubuh sangat memerlukan adanya unsur-unsur kimia tertentu untuk diolah dan dijadikan
senyawa-senyawa tertentu oleh kelenjar-kelenjar dan didistribusikannya.
Untuk
memperoleh unsur-unsur yang diperlukannya tersebut, tentunya pola didalam makan
dan minum yang kita lakukan haruslah merupakan tindakan pemenuhan kebutuhan
tubuh tersebut. Demikian juga dengan melakukan proses pernapasan.
Disisi
lain, tubuh memiliki apa yang dinamakan sebagai jam tubuh yang merupakan
penentu dari kelangsungan setiap proses tubuh. Akibatnya, proses dalam memenuhi
kebutuhan tubuh menjadi tidak sesederhana yang umumnya dibayangkan, yaitu
sebagai sesuatu yang dapat dilakukan dengan begitu saja setiap saat.
Karena,
didalam mengatur pemasukan dari setiap bahan bakunya (zat-zat kimia yang
diperlukan untuk proses produksi senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk proses-proses
pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan dirinya tersebut), jam tubuh telah
menentukan saat-saat tertentu bagi ditoleransi atau tidaknya suatu zat oleh
tubuh, hingga setiap tindakan yang dilakukan untuk memasukan zat-zat tersebut
pada saat yang tidak tepat, akan menyebabkan usaha yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan tubuh tersebut menjadi sia-sia. Bahkan mungkin, usaha
tersebut malah akan menimbulkan adanya berbagai masalah, pada tubuh tersebut.
Oleh
karena itu, untuk dapat menentukan dengan tepat zat-zat yang dibutuhkan serta mengetahui
saat yang tepat untuk dapat memenuhinya, gunakanlah kemampuan mengetahui kita.
E.
Mempergunakan kemampuan mengetahui.
Kemampuan
mengetahui adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengetahui sesuatu, baik
tentang sesuatu yang bermanfaat maupun yang harus dihindarinya, agar keutuhan
tubuh dapat tetap terpelihara dengan sebaik-baiknya.
Kemampuan
mengetahui, merupakan suatu proses alami yang dihasilkan tubuh melalui
proses-proses pengindraan oleh syaraf-syaraf pengindra serta pengolahan data
oleh otak hingga menghasilkan menghasilkan adanya pikiran-pikiran serta
gerakan-gerakan otot yang merupakan sarana penyampaian keputusan yang diambil
otak agar keutuhan tubuh dapat tetap dipertahankan.
Untuk
dapat mempergunakan kemampuan mengetahui, seseorang harus :
1.
Pikiran harus berada didalam
keadaan tenang atau santai
2.
Tidak melakukan konsentrasi.
3. Tidak
menyertakan kemauan atau keinginan-keinginan
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar