KOTAK PENCARIAN GOOGLE


Selasa, 05 Oktober 2010

SEPUTAR CARA MEMULIHKAN DIRI SENDIRI SECARA ALAMIAH DAN MEMPERTAHANKANNYA

/*

Setiap masalah yang terjadi pada sesosok tubuh atau suatu penyakit, pada dasarnya sebenarnya merupakan sesuatu yang tanpa tersadari telah terbentuk oleh adanya kekacauan atau ketidak normalan kinerja dari proses-proses biologis tubuh, yang secara alami seharusnya proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan keadaannya.

Oleh karena itu, setiap usaha yang dilakukan untuk dapat menormalkan kinerja dari proses-proses tubuh, merupakan sesuatu yang paling utama untuk dilakukan, agar kita menjadi mampu untuk mempertahankan maupun mencapai suatu kepulihan, dari pada hanya sekedar melakukan upaya-upaya yang hanya berbentuk suatu usaha untuk menghilangkan penderitaan sebagai gejala dari adanya suatu penyakit, yang diakibatkan oleh kerusakan fisik yang terjadi.

Disisi lain, karena kinerja dari proses-proses tubuh tersebut pada kenyataannya sepenuhnya berada dibawah koordinasi dari otak yang juga merupakan pusat syaraf, maka untuk dapat menormalkan kinerja dari proses-proses tubuh tersebut, sebenarnya yang paling utama harus dilakukan adalah menormalkan kinerja otaknya.

Oleh karena bila hal tersebut dapat kita lakukan dengan sebaik-baiknya, maka cara-cara yang secara umum sering dilakukan yang cenderung untuk lebih terpaku pada keharusan untuk mengonsumsi baik obat-obatan maupun ramu-ramuan tertentu, akan menjadi bukan merupakan sesuatu yang paling penting lagi untuk dilakukan.

Walau demikian, penggunaan obat-obatan ataupun ramu-ramuan pada dasarnya tetap masih diperlukan, hanya saja apabila hal tersebut sangat diperlukan untuk membantu kelancaran dari proses alami tubuh tersebut, seperti halnya dalam penggunaannya untuk menghilangkan adanya rasa sakit, menurunkan suhu tubuh yang panas, menurunkan tekanan darah, mendukung penghilangan infeksi baik yang diakibatkan oleh bakteri maupun virus, perdarahan yang hebat dan sebagainya, yang pada intinya memerlukan suatu  penanganan yang cepat, karena ketegangan perasaan yang ditimbulkannya akan menyebabkan proses-proses alami tubuh tersebut tidak dapat bekerja baik. Terutama, hal ini sangat diperlukan oleh pribadi-pribadi tertentu yang secara spesifik hanya akan merasa aqgak tentram kalau dirinya merasa mendapat perhatian atau perlakuan khusus yang memberinya harapan.

Oleh karena, sebenarnya ketentraman yang terbentuk karena memiliki harapanlah yang dibutuhkan oleh setiap orang untuk dapat menormalkan kinerja dari otaknya.

Sehingga, untuk dapat memiliki suatu proses tubuh yang benar-benar berkemampuan dalam memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya, yang paling utama harus kita lakukan adalah memiliki kemauan untuk merubah cara dalam berpikir, dengan cara berpikir yang mampu untuk menormalkan kinerja otak, agar otak menjadi mampu berfungsi kembali secara maksimal. 

Walaupun demikian, karena proses-proses tubuh tersebut merupakan sesuatu yang terbentuk oleh adanya aktifitas proses-proses bio-kimia dan bio-fisika didalamnya, maka untuk membentuk adanya proses-proses tubuh yang normal dan memiliki manfaat besar bagi tubuh, kita juga tentunya sangat memerlukan tersedianya zat-zat kimia yang dibutuhkan bagi kelangsungan proses-proses tersebut, yang bersumber dari apa yang kita pasok atau konsumsi serta yang kita hirup dari udara bebas.

Sehingga dengan keadaannya yang demikian, pola kita dalam makan dan minum-pun merupakan sesuatu yang juga harus kita kelola dengan cara yang sebaik-baiknya, yaitu  agar apa yang kita konsumsi selalu memiliki kandungan zat yang sesuai dengan yang diperlukan oleh tubuh saat itu, untuk dapat melangsungkan proses-prosesnya dalam memelihara, melindungi dan memulihkan diri kita.

Karena jika tidak kita kelola dengan sebaik-baiknya, maka mau atau tidak mau kelak kita akan menjadi terpaksa juga harus menghadapi berbagai masalah tubuh yang diakibatkan oleh adanya masalah kelebihan ataupun kekurangan zat, yang pada akan membuat proses-proses tubuh kita menjadi tidak berfungsi sesuai seharusnya, sebagai akibat dari masalah tidak terpenuhi dengan baiknya unsur-unsur kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melangsungkan proses-prosesnya pada saat itu.

Menentramkan Perasaan

Untuk dapat memiliki proses tubuh yang benar-benar bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan diri secara alami, maka kita sedapat mungkin harus dapat meredam setiap gejolak perasaan yang muncul, dengan sebaik-baiknya.

Karena, walau hanya sejenak sekalipun, meredanya gejolak perasaan akan membantu dalam menentramkan keadaan pikiran yang memberi kesempatan pada otak untuk berkerja secara maksimal, yang sekaligus juga akan memaksimalkan kinerja dari proses-proses tubuh tersebut yang pada kenyataannya berada sepenuhnya dibawah sistem koordinasi dari otak.

Salah satu cara yang sederhana untuk menentramkan pikiran, adalah “mengingat serta menyadari keberadaan dan kinerja dari setiap proses yang dilakukan oleh organ-organ tubuh kita”, yang didalam kenyataannya kalau kita cermati ternyata telah secara alami memiliki sifat yang memelihara, melindungi serta memulihkan keadaan tubuh kita tersebut.


Misalnya, saat mengonsumsi sesuatu, melakukan berbagai reaksi kimia selama mencernanya, menyalurkan senyawa-senyawa yang dihasilkan dari reaksi yang terjadi antara yang kita konsumsi dengan enzym-enzym didalam tubuh melalui peredaran darah, mengikat oksigen saat darah melalui sistim pernapasan dan proses berpikir untuk menghindari dan menemukan jalan keluar dari masalah yang dilakukan oleh otak, merupakan bukti-bukti bahwa sebenarnya proses-proses tubuh kita tersebut bekerja untuk “memelihara” keadaan tubuh kita.

Sedangkan keberadaan kelenjar-kelenjar getah bening dan kelenjar thymus yang merupakan pusat aktifitas dari sistim pertahanan dan kekebalan tubuh yang menghasilkan zat-zat yang bekerja secara aktif dalam aliran darah mengontrol seluruh tubuh kita dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh setiap pendatang atau benda asing yang memasuki tubuh serta sekaligus menghancurkannya agar tidak mem-bahayakan tubuh kita, merupakan bukti-bukti nyata bahwa proses-proses tubuh kita tersebut juga bekerja “melindungi” tubuh kita.

Dan proses regenerasi sel-sel tubuh, pemulihan luka dan sebagainya yang semua berlangsung tanpa harus kita inginkan dan harapkan, merupakan bukti-bukti juga bahwa proses-proses tubuh kita juga bekerja aktif untuk “memulihkan” keadaan tubuh kita.

Sedang cara sederhana yang berikutnya, adalah dengan cara mempertinggi keadaan iman yang kita miliki didalam beragama, dengan tidak lagi hanya sekedar rajin didalam menjalankan ritual-ritualnya saja, akan tetapi juga memiliki kesadaran dan keyakinan penuh akan sifat-sifat dari Tuhan yang kita junjung tersebut dan setia didalam menjalankan kehendak-Nya dalam artian selalu menjaga diri agar tidak sampai melanggar larangan-larangan-Nya atau melawan apa yang diperintahkan-Nya, yaitu untuk tidak saling menciptakan masalah, demi kepentingan diri maupun golongan.

Untuk hal tersebut, pertama-tama ingat apa yang selalu diungkapkan didalam setiap kitab suci dari agama-agama yang memuliakan-Nya. Yaitu, bahwa Dia memiliki sifat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Lalu, kalau kita mengakui bahwa kita merupakan ciptaan-Nya, maka tentunya proses-proses tubuh yang kita miliki dan memiliki sifat alami yang mampu memelihara, melindungii serta memulihkan dirinya sendiri tersebut, tentunya merupakan bagian yang secara khusus telah diciptakan-Nya pula bagi kita semua tanpa ada yang dikecualikan, sebagai salah satu bukti nyata dari Ke Maha Pengasihan-Nya, agar keadaan fisik maupun mental kita dapat tetap terjaga hingga kita mampu untuk menjalankan tugas kehidupan yang telah diembankan-Nya kepada kita.

Yaitu, menciptakan kehidupan yang sesuai dengan yang dikehendaki-Nya untuk kita jalani, yaitu hidup yang rukun, damai dan sejahtera “karena masing-masing tidak saling menciptakan masalah”.

Artinya, kita harus mau untuk merubah pola hidup dari pola hidup yang mungkin semula lebih memiliki kecenderungan untuk lebih memperhatikan serta mengutamakan kepentingan diri maupun golongan didalam fungsi yang kita emban didalam kehidupan masing-masing dalam bermasyarakat, dengan menjadi seseorang yang lebih patuh pada perintah-perintah-Nya yaitu untuk saling mengasihi atau tidak saling menciptakan masalah satu sama lain, tanpa sedikitpun mengecualikan dengan siapa atau golongan apapun.

Karena tanpa melaksanakan hal tersebut tentunya akan selalu tercipta adanya perbedaan-perbedaan pendapat yang mau tidak mau akan menghasilkan adanya ketegangan perasaan yang akan mengacaukan kinerja otak.

Sedangkan kesadaran yang benar-benar akan Ke Maha Pengasihan-Nya akan menciptakan adanya ketenangan dan harapan yang dibutuhkan untuk memberi otak bekerja dengan normal dan maksimal, hingga mampu memulihkan keadaan fisik maupun mental kita dengan sebaik-baiknya.

Hingga kesadaran untuk mau berpikir dan bertindak secara baik serta mau mengatur pola makan dan minum yang sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh saat itu, yang artinya tidak sekedar hanya didasari oleh adanya dorongan rasa menyukai ataupun tidak menyukai saja, merupakan sesuatu yang seharusnya selalu kita miliki agar kita mampu mempertahankan bahkan memulihkan kesehatan kita, agar kita mampu melaksanakan tugas yang diberikan-Nya kepada kita.

Mengatur Pola Makan Dan Minum

Makan dan minum merupakan bagian dari proses tubuh dalam rangka untuk mendapatkan bahan dasar untuk membentuk senyawa-senyawa kimia yang dibutuhkan pada saat itu untuk dapat melakukan proses-prosesnya dalam memelihara dan memulihkan keadaan tubuh pada saat itu.
Sebagai akibatnya, zat-zat yang dibutuhkan tubuh pada suatu hari, bisa saja berbeda dengan yang dibutuhkan oleh tubuh pada hari-hari yang lainnya.

Sehingga mau atau tidak mau kita harus mengatur pola makan dan minum kita agar selalu dapat memenuhi kebutuhan proses-proses tubuh tersebut, dan dapat menghindari terjadinya masalah adanya kelebihan atau kekurangan zat, yang pasti akan menimbulkan masalah fisik pada diri kita sebagai akibat dari hambatan yang ditimbulkannya pada proses-proses tubuh, didalam melakukan pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan dirinya.

Didalam hal ini, tentunya untuk dapat menghindari terjadinya masalah adanya kekurangan atau kelebihan zat tertentu tersebut, kita harus bisa terlebih dahulu mengetahui dengan pasti tentang zat-zat apa saja yang sebenarnya diperlukan oleh tubuh pada saat itu bagi kelangsungan dari proses-prosesnya didalam memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya tersebut, yang pada kenyataannya pasti bukan merupakan sesuatu yang dengan mudah dapat dilakukan.

Karena,didalam kenyataannya sesuatu yang berkandungan nutrisi baik, belum tentu akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi tubuh, sebagai akibat dari zat-zat yang dikandungnya yang belum tentu sesuai dengan apa yang pada saat itu dibutuhkan oleh proses-proses tubuh hingga dapat  menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang sesuai dengan kebutuhannya untuk dapat memelihara, melindungi serta memulihkan keadaan tubuh kita pada saat itu.

Padahal, jika sampai yang kita konsumsi ternyata tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan tubuh pada saat itu untuk melakukan proses-proses memelihara, melidungi dan memulihkan diri tersebut, maka selain proses tersebut akan menjadi tidak terbentuk, juga akan menimbulkan masalah adanya kelebihan atau penumpukan zat tertentu didalam tubuh, serta masalah-masalah kekurangan zat yang pada akhirnya akan menciptakan adanya berbagai masalah, baik masalah fisik, mental, dan kalau sampai dibiarkan terus terjadi, maka terjadinya masalah kehidupan-pun sulit untuk dapat dihindari lagi.

Dengan demikian, maka pola mengonsumsi yang sudah semakin membudaya pada saat ini seperti halnya dengan dalam mengonsumsi sesuatu yang lebih dititik beratkan pada rasa menyukai, tertarik pada penampilan penampilan serta aroma membangkitkan selera yang disebarkannya ataupun hanya karena ingin tidak dianggap sebagai orang yang sudah ketinggalan jaman, merupakan sesuatu yang sudah selayaknya ditinggalkan.

Demikian juga dengan penggunaan pengaya rasa yang berlebihan dengan tujuan agar apa yang akan kita konsumsi menjadi jauh lebih enak lagi, merupakan sesuatu yang sebaiknya kita tinggalkan juga, karena hal tersebutpun akan menciptakan terjadinya masalah kelebihan zat yang dapat membahayakan fisik kita, sebagai akibat dari terjadinya pasokan Natrium (Sodium) berlebihan yang tanpa tersadari telah kita lakukan.

Begitu pula dengan kebiasaan untuk menelan mentah-mentah apa yang dibicarakan oleh orang lain, hingga apa yang dikatakan oleh seseorang sebagai baik serta bermanfaat secara langsung juga diasumsikan sebagai pasti akan baik dan bermanfaat juga bagi diri kita. Karena kita sebenarnya memiliki struktur molekul tubuh yang masing-masing berbeda keadaannya, sebagai akibat dari pola mengonsumsi kita yang juga berbeda, hingga akan mengakibatkan yang baik dan bermanfaat bagi orang lain "belum tentu" juga akan memiliki kebaikan dan manfaat yang sama bagi diri kita.

Padahal, apapun yang kita konsumsi termasuk herbal sekalipun, pada kenyataannya tidak akan terlepas dari keberadaan dari unsur-unsur kimia yang  telah membentuknya.

Hingga, mau atau tidak mau zat kimia yang dikandungnya tersebut pada saat dicerna pasti akan membentuk reaksi kimia pula dengan enzim-enzim yang berada didalam tubuh, hingga akan menghasilkan senyawa-senyawa tertentu yang baik atau buruk dampaknya bagi tubuh akan sangat ter-gantung kepada sesuai atau tidaknya senyawa-senyawa tersebut dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh pada saat itu.

Sementara itu, oleh karena apapun yang kita konsumsi tidak pernah terlepas dari adanya unsur-unsur kimia didalamnya, maka didalam prosesnya yang akan terjadi didalam tubuh kita tidak akan pernah terlepas dari keterkaitannya dengan kaidah-kaidah atau hukum-hukum kimia seperti halnya dengan proses reduksi atau penyingkiran suatu unsur dari posisinya oleh unsur yang lain, yang mau atau tidak mau pasti akan berdampak pada terjadinya perubahan pada struktur molekul tubuh kita yang secara pasti juga akan berdampak kurang baik bagi tubuh kita karena tanpa kita sadari akan memunculkan berbagai masalah pada tubuh kita.

Justru karena hal ini jugalah maka setiap orang memiliki keadaan struktur molekul tubuh yang berbeda sebagai akibat dari pola mengonsumsi yang dimilikinya masing-masing serta pola makan dan minum ibunya pada saat mengandung dirinya yang telah membentuk keadaan struktur molekul tubuhnya.

Akibatnya setiap orang memiliki kelemahan fisik yang satu sama lain saling berbeda. Hingga sebagai dampaknya, sesuatu yang telah membawa kebaikan pada saat dikonsumsi oleh orang lain, belum tentu akan membawa manfaat yang sama juga bagi pihak yang lain.

Selain hal tersebut faktor kebutuhan tubuh bagi kelangsungan prosesnya yang tentunya setiap saat tidak selalu sama seiring telah terpenuhi atau tidaknya kebutuhan zat yang sebelumnya, akan menyebabkan sesuatu yang pada awal dikonsumsinya terasa sekali manfaatnya (karena kekurangan zatnya dapat tertanggulangi), jika dikonsumsi secara terus-terusan belum tentu akan tetap dirasakan manfaatnya bahkan mungkin malah mulai terasa ada perkembangan yang sebaliknya, akibat dari mulai terjadinya penimbunan zat yang sama yang menyebabkan proses-proses tubuh tidak dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang dibutuhkannya.

Didalam menghadapi hal-hal yang semacam itu, lalu apakah sebenarnya yang harus kita perbuat agar kita mampu untuk mengenali dengan baik mengenai apa yang sebenarnya di-perlukan oleh tubuh kita, agar kita menjadi mampu menjaga atau memelihara serta memulihkan diri kita pada saat kita menderita sakit ?

Untuk hal tersebut, sebenarnya tanpa kita sadari Tuhan telah menciptakan kita memiliki suatu bentuk kemampuan yang berpusatkan pada otak yang menghasilkan berbagai bentuk isyarat agar kita mampu menunjang kelancaran dari proses-proses biofisika dan biokimia didalam diri kita hingga mampu memelihara, melindungi serta memulihkan diri kita, yang berbentuk berbagai isyarat tubuh maupun naluri, yang ditujukan agar kita dapat mengontrol pikiran, tindakan maupun apa yang selayaknya untuk kita konsumsi, agar apa yang kita pikirkan atau lakukan serta yang akan kita konsumsi tidak akan sampai menciptakan masalah.

Proses pemberian isyarat-isyarat tubuh dan naluri yang merupakan sesuatu yang telah diciptakan dan diberikan-Nya kepada kita ini, sangat mudah untuk dimanfaatkan oleh siapapun tanpa harus terlebih dahulu melakukan suatu bentuk ritual atau aktifitas apapun yang bukan merupakan suatu aktifitas hidup sehari-hari yang normal seperti halnya dengan terlebih dahulu harus melakukan meditasi atau memenuhi suatu bentuk persyaratan tertentu, karena hal tersebut sebenarnya hanya merupakan indra kita yang normal yang telah diberikan-Nya sebagai ujud kasih-Nya terhadap kita.

Walau demikian, karena isyarat-isyarat ini merupakan sesuatu yang bersumber dari proses otak, maka agar kita dapat menerima isyarat-isyarat tersebut sedapat mungkin kita harus memberi kesempatan otak agar dapat bekerja secara maksimal, melalui tidak membuat otak menjadi sibuk dengan apa yang sedang kita pikirkan melalui selalu bersikap senetral mungkin atau menjaga agar sedapat mungkin tidak terjebak oleh kebiasaan menilai secara berlebihan keburukan/ kekurangan yang terdapat pada sesuatu ataupun seseorang baik yang terlihat langsung ataupun teringat pada saat itu,apalagi sampai bersikap menghakiminya.

Karena, hanya dengan cara tersebut kita akan memberi otak kesempatan untuk bekerja dengan normal dan maksimal hingga mampu untuk menghasilkan indra yang kita butuhkan tersebut.

Dengan demikian maka suatu pemulihan alami yaitu suatu pemulihan yang dilakukan oleh tubuh kita sendiri yang sesuai dengan yang telah diprogramkan-Nya untuk memelihara, melindungi serta memulihkan diri kita tersebut, ternyata hanya akan bekerja sesuai yang dirancangkannya tersebut hanya jika kita menjalankan pola pola berpikir dan bertindak yang tidak menyimpang dari kehendak-Nya dalam melaksanakan kehidupannya sehari-hari atau tidak berpikir atau bertindak yang saling menimbulkan masalah, dan bukan hanya sekedar menjalankan ritual tanpa mematuhi perintah-Nya tersebut.

LANGKAH DALAM MENCAPAI SUATU KEPULIHAN

Menyadari Bahwa Tubuh Mampu Memulihkan Diri

Didalam hal ini, seseorang dituntut untuk mau dengan sepenuhnya menyadari bahwa pada dasarnya kita sebenarnya memiliki proses-proses alami tubuh yang selalu siap untuk bertindak mempertahankan keutuhan tubuh yang kita miliki tanpa harus serdikitpun diupayakan, apabila kita mau untuk mengikuti kehendak-Nya, yaitu mau hidup dengan tidak saling menghakimi atau saling menciptakan masalah satu sama lain atau melakukan pementingan dan pemerhatian diri maupun golongan.

Yang dimaksudkan dengan proses-proses alami tubuh tersebut disini, adalah proses-proses tubuh yang setiap saat tanpa kita sadari akan selalu terbentuk didalam tubuh kita dalam wujud aktifitas rutin dari berbagai sistim-sistim tubuh yang kita miliki, yang masing-masing terbentuk oleh berbagai organ tubuh yang satu sama lain bekerja saling mendukung didalam upaya mempertahankan keutuhan tubuh kita, yang secara nyata didalam kinerjanya memiliki sifat yang memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya atau mempertahankan keadaan tubuh kita, dari berbagai ancaman, gangguan ataupun pengaruh, baik yang bersumber dari luar tubuh, maupun dari dalam tubuh kita sendiri.

Seperti halnya dengan proses bernapas yang pada dasarnya merupakan suatu proses yang dihasilkan oleh kerja-sama berbagai organ yang membentuk suatu sistim dan secara tidak tersadari bekerja tanpa henti-hentinya mengeluarkan zat-zat yang dapat membahayakan tubuh dan memasukan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh untuk membentuk proses-proses kimia yang menghasilkan senyawa-senyawa yang diperlukan untuk mempertahankan kelestarian struktur-struktur pembentuk tubuh dari udara luar.

Begitu juga halnya dengan proses-proses tubuh lainnya, seperti halnya dengan proses peredaran darah yang juga dengan tanpa perlu kita atur ataupun kehendaki selalu bekerja untuk menyalurkan zat-zat yang diperoleh ataupun telah dihasilkan oleh kinerja proses-proses tubuh lain seperti proses pernapasan, pencernaan ataupun hasil produksi dari berbagai kelenjar yang terdapat didalam tubuh untuk dapat memenuhi kebutuhan tubuh dalam mempertahankan keutuhannya.

Dalam hal ini, kelenjar-kelenjar adalah organ-organ yang secara khusus telah diciptakan-Nya untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia yang dibutuhkan bagi kelangsungan proses-proses alami tubuh didalam melakukan pemeliharaan, perlindungan maupun pemulihan dirinya, apabila disuatu saat salah satu atau beberapa dari organnya mengalami adanya gangguan ataupun kerusakan fungsi.

Aktifitas dari sistim-sistim tubuh tersebut, ternyata juga telah diciptakan-Nya untuk berada dibawah koordinasi sistim syaraf, dengan otak serta sumsum tulang belakang sebagai pusatnya.

Sistim syaraf inilah yang berperanan sangat besar didalam mewujudkan adanya proses-proses tubuh yang berkemampuan memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya tersebut.

Akan tetapi, proses-proses tubuh tersebut hanya akan dapat bekerja dengan baik, apabila setiap masalah yang terdapat didalam tubuh tersebut mampu dilaporkan dengan baik oleh syaraf-syaraf sensorik atau pengindra yang terkaitnya, kepada otak.

Dan tentunya otaknya sendiri juga harus sedang berada didalam keadaan yang siap untuk menerima, mengkaji maupun memutuskan cara penanggulangan masalah tersebut serta memberikan perintah penanggulangannya melalui syaraf-syaraf motorik, kepada organ-organ yang terkait dalam pelaksanaan penanggulangan masalahnya, yaitu otot-otot serta kelenjar-kelenjar yang terkaitnya.

Dengan demikian, maka kenormalan kerja dari otak sebagai pusat sistim koordinasi dari seluruh organ tersebut sedapat mungkin harus dapat dipertahankan dengan sebaik-baiknya.

Karena, jika kenormalan kerja otak sampai mengalami adanya gangguan,misalnya menjadi tidak berkesempatan untuk menerima, mengkaji dan memutuskan mengenai cara penanggulangan masalahnya sebagai akibat dari terus menerusnya dipergunakan untuk berpikir tentang hal-hal yang negatip hingga terjadi adanya gejolak perasaan yang menyita waktu kerja otak yang produktif, maka kelangsungan dari proses-proses tubuh tersebut didalam memelihara, melindungi, serta memulihkan dirinya pun akan mengalami gangguan atau hambatan pula.

Karena tanpa adanya keputusan dari otak, organ-organ lain yang berada dibawah sistim koordinasinya tidak akan pernah bekerja sesuai dengan yang seharusnya didalam melakukan hal-hal yang sebetulnya diperlukan, untuk dapat mempertahankan keutuhan tubuh..

Karena didalam keadaan normalnya, artinya otak memiliki kesempatan didalam menjalankan fungsi normalnya, otak tidak akan pernah henti-hentinya selalu sibuk didalam mengatur seluruh proses tubuh dalam melihara dan mengatasi masalah tubuh, termasuk mengatur produksi serta penyaluran senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk membunuh bakteri, virus, maupun sel-sel kanker, menghilangkan setiap rasa sakit, membentuk sistim kekebalan tubuh dan lain-lainnya.

Karena didalam keadaan normal, tubuh melalui sistim koordinasi yang diatur oleh otak yang memiliki kemampuan untuk memulihkan dirinya sendiri walau dari penyakit apapun, (Mind Matters News Letter, edisi 25 July 2002).

Oleh karena itu, untuk memperoleh maupun mampu untuk mempertahankan suatu kepulihan, kenormalan kerja otak merupakan sesuatu yang sedapat mungkin harus dioptimalkan, melalui cara berusaha untuk menghindari kebiasaan memikirkan hal-hal yang negatip.

Menormalkan Kinerja Proses-Proses Tubuh

Menormalkan kinerja proses-proses tubuh, merupakan sesuatu yang hanya akan dapat diwujudkan apabila kinerja serta keadaan dari sistim-sistim yang mengaturnya yaitu keadaan serta kinerja dari sistim-sistim syaraf terutama pusatnya, telah terlebih dahulu dinormalkan.

Untuk hal tersebut, hal-hal yang mampu menyebabkan terjadinya ketidak normalan kerja dari sistim syaraf tersebut, harus selalu kita waspadai dan hindari.

Secara biologis, otak juga akan mengalami gangguan pada kenormalan kerjanya, apabila baik secara disadari maupun tidak, kita telah mengonsumsi zat-zat tertentu baik yang berbentuk zat tersendiri (seperti halnya dalam bentuk suatu obat) maupun yang terkandung dalam makanan, minuman atau herbal yang kita konsumsi, yang pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kinerjanya normalnya..

Seperti halnya dengan obat-obatan ataupun ramu-ramuan yang menimbulkan rasa ngantuk (antihistamina, hipnotika) apalagi yang sampai dapat membuat kesadaran terganggu seperti halnya obat-obatan golongan psikotropika, akan membuat kenormalan kerja otak menjadi terganggu.

Disamping hal tersebut, gejolak perasaan yang akan timbul jika kita menilai berlebih-lebihan apa yang teringat atau terpantau indra, juga merupakan penyebab dari timbulnya berbagai hambatan terhadap kinerja otak yang normal, yang berdampak pada akan terhambatnya setiap data-data yang akan dilaporkan oleh syaraf-syaraf pengindra ke otak.

Oleh karena itu, hal-hal yang semacam itu sedapat mungkin harus dapat dihindari, agar proses-proses tubuh didalam memelihara, merlindungi serta memulihkan dirinya tersebut dapat berlangung dengan normal.

Selain menormalkan kinerja otak, kinerja dari sistim-sistim syaraf yang lainnya-pun seperti halnya dengan sistim syaraf pengindra, sistim syaraf motorik dan lain-lain pun, juga harus dapat dinormalkan keadaannya.

Karena, tanpa kenormalan dari keadaannya, kinerja dari sistim syaraf pengindra atau sensorik yang memiliki tugas dalam memantau setiap hal yang terjadi disekitarnya pun tidak akan sempurna, hingga hal-hal yang mampu menimbulkan masalahpun tidak akan benar-benar terpantau dengan baik dan segera dilaporkannya kepada otak agar dapat segera ditanggulangi.

Karena jika otak tidak sampai memperoleh laporan apapun, tentunya otak tidak akan pernah mengkaji, memutuskan dan memerintahkan kepada organ-organ yang bertugas didalam mengatasi setiap masalah, untuk sesegera mungkin bertindak untuk menyelamatkan bagian-bagian tubuh yang disaat itu tengah menghadapi masalah, hingga akan menyebabkan bagian-bagian tersebut menjadi mengalami masalah yang jauh lebih buruk lagi, sebagai akibat dari proses pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan yang seharusnya dijalaninya tidak kunjung terwujudkan.

Demikian pula jika sistim-sistim syaraf yang lainpun sampai mengalami adanya gangguan. Karena,gangguan-gangguan yang dialami mereka akan menyebabkan sistim komunikasi yang seharusnya terbentuk diantara orga-organ bermasalah dengan pusat syaraf dan pusat syaraf dengan organ-organ penanggulang masalah, juga akan mengalami gangguan.

Akibatnya, proses-proses penanggulangan masalah yang seharusnya selalu terjadi didalam tubuh, akan menjadi terhambat.

Didalam hal ini, untuk dapat mengatasinya, kita harus dapat mengetahui dengan baik mengenai apa saja yang dapat menimbulkan masalahnya, hingga telah mengganggu kenormalan kerja dari sistim-sistim syaraf tersebut.

Pada kenyataannya, setiap zat kimia yang terdapat pada sesuatu yang kita konsumsi dan setelah menjalani proses pencernaan ternyata menghasilkan senyawa-senyawa yang dapat merusak keadaan sistim syaraf, merupakan sesuatu yang harus kita hindari.

Kehati-hatian didalam mengonsumsi sesuatu walau yang kita konsumsi tersebut pada dasarnya memiliki nilai gizi yang baik atau luar biasa sekalipun, tetap harus dilakukan. Karena, dapat saja faktor kelebihan zat yang terciptanya akan menghantam atau merusak keadaan sistim syaraf juga.

Oleh karena mengkonsumsi sesuatu secara berlebih-lebihan akan mengacaukan reaksi-reaksi kimia yang terjadi antara zat-zat yang terkandung didalamnya dengan enzim-enzim tubuh yang dikeluarkannya pada saat dicerna, hingga zat-zat yang dihasilkannya-pun akan menjadi tidak sesuai lagi dengan yang dibutuhkan oleh tubuh bagi proses-prosesnya pada saat itu. Sebagai dampaknya, kembali proses-proses pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan diri yang seharusnya terjadi dan telah diatur oleh “jam tubuh” tersebut, akan menjadi sulit untuk diwujudkan.

Padahal, Jam Tubuh atau Body Clock atau Chronomedicine (bagian dari kelenjar Hypothalamus pada otak), adalah pengatur kinerja dari proses-proses tubuh maupun toleransi tubuh terhadap pasokan zat-zat kimia dari luar tubuh (menurut beberapa temuan medis terakhir).

Didalam temuan-temuan tersebut, telah ditemukan suatu kenyataan bahwa sebenarnya tubuh tidak setiap saat dapat mentolerir pasokan zat-zat kimia tertentu kedalamnya, yang artinya bahwa suatu zat kimia (baik yang terdapat pada makanan maupun minuman yang dikonsumsi sekalipun) yang pada suatu saat memiliki manfaat besar, jika diberikan pada saat yang lain ternyata belum tentu akan memiliki manfaat yang sama atau bahkan justru akan mampu me-nimbulkan masalah yang tidak diinginkan.

Sehingga para akhli yang melakukan penelitian tersebut berpendapat bahwa sebenarnya cara didalam memberikan obat-obatan dalam bentuk dosis harian yang dibagi lagi atas 2, 3 atau 4 kali sekali, sebenarnya sudah selayaknya untuk ditinjau ulang kembali. Karena, cara pemberian yang tepat guna tentunya hanyalah cara pemberian yang disesuaikan dengan pola toleransi yang telah diatur oleh jam tubuh, hingga hasil yang akan diperoleh-pun akan menjadi maksimal.

Dengan demikian, pola mengonsumsi yang hanya didasarkan pada hasil dari penilaian terhadap kekayaan gizi atau kelengkapan nutrisi maupun mengikuti faktor selera, rasa suka ataupun tidak suka saja, pada dasarnya cepat atau lambat akan menimbulkan masalah yang serius pada tubuh.

Oleh karena itu, kebiasaan mengonsumsi yang seperti itu harus segera dihindari serta dirubah dengan pola mengonsumsi yang disesuaikan dengan kebutuhan dari tubuh bagi kelangsungan dari proses-prosesnya, yaitu proses-prosesnya didalam memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya tersebut.


MENORMALKAN KERJA OTAK

Walaupun pada kenyataannya kandungan dari sesuatu yang dikonsumsi seperti halnya dengan makanan-makanan, minuman-minuman, obat-obatan maupun ramu-ramuan tidak jarang yang karena memiliki zat-zat yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh kemudian menjebabkan proses-proses tubuh menjadi tidak mampu untuk melaksanakan tugasnya didalam memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya, tetap saja gejolak perasaan masih merupakan pemegang peranan utama sebagai pengganggu proses-proses tubuh tersebut.

Hal ini disebabkan karena kesempatan untuk kita berpikir secara negatip sebagai penghasil adanya gejolak perasaan pada kenyataannya lebih banyak dari pada kesempatan untuk mempergunakan atau mengkonsumsi sesuatu, sebagai akibat dari kebiasaan hidup yang telah membudaya pada saai ini, yang pada umumnya tidak terlepas dari kecenderungan untuk bersikap mudah menilai baik-buruk sesuatu, keadaan atau pihak lain, yang saat itu terpantau indra atau tergali kembali dari ingatan.

Oleh karena itu, selain kita harus berupaya untuk menghindari kebiasaan dalam mengonsumsi atau mempergunakan sesuatu yang dapat mempengaruhi kinerja sistim syaraf terutama pusatnya, menghindari terbentuknya suatu gejolak perasaan merupakan sesuatu yang paling utama yang harus  kita lakukan.

MENGHINDARI TERBENTUKNYA GEJOLAK PERASAAN

Gejolak perasaan, merupakan sesuatu yang akan muncul didalam diri seseorang, apabila hasil pengindraan syaraf-syaraf pengindra seperti adanya sesuatu yang dirasa, dilihat, dicium, didengar, dan sebagainya, diperhatikan atau dinilai secara berlebihan

Dengan kata lain, gejolak perasaan merupakan sesuatu yang akan timbul dalam diri seseorang, bila segala hal yang terpantau lebih cenderung ditanggapi dari sisi ketidak biasaan atau ketidak normalannya, dari pada ditanggapi dengan tenang dan tanpa kecemasan, karena dirinya yakin bahwa akan mampu mengatasi dan menormalkannya kembali.

Sehingga pada dasarnya, gejolak perasaan akan muncul dalam diri seseorang bila dirinya "terlalu" memperhatikan kepentingan serta keadaan diri maupun lingkungannya, dan apapun yang dinilainya tidak biasa, baik hal-hal yang mencemaskan maupun yang menggembirakan, dinilainya secara berlebihan.

Dengan demikian, maka nampak disini bahwa dibandingkan dengan mempergunakan atau mengkonsumsi sesuatu, gejolak perasaan memiliki peluang yang paling besar didalam menimbulkan gangguan pada kenormalan kerja otak.

Karena itu, untuk dapat mengatasinya, marilah kita coba untuk menerapkan cara-cara berikut ini :

1.    Hilangkan kebiasaan mudah menilai baik buruk sesuatu, baik suatu keadaan ataupun situasi yang menimpa siapapun termasuk diri kita sendiri.
2.   Singkirkan kebiasaan memikirkan kepentingan diri sendiri, lingkungan ataupun golongan, tanpa sedikitpun mempedulikan kepentingan pihak yang lain.
3.   Singkirkan kebiasaan memperhatikan keadaan diri sendiri maupun orang lain secara berlebih-lebihan, seperti halnya dengan berkhayal, berangan-angan, melamun dan sebagainya.
4.  Singkirkan kebiasaan mencemooh atau menganggap pendapat, pikiran, keyakinan ataupun kepercayaan pihak lain sebagai sesuatu yang tidak benar, tidak berharga atau sama sekali tidak bermanfaat.
5.    Hilangkan keinginan untuk dilayani orang lain, sadari bahwa kesulitan orang lain akibat perbuatan kita, cepat atau lambat akan menimbulkan adanya masalah pada diri kita.
6.    Hilangkan perasaan ingin diperhatikan orang lain walau anda sedang sakit sekalipun, karena sikap seperti ini mudah sekali memicu timbulnya gejolak perasaan.
7.    Hilangkan kebiasaan untuk mengikuti dorongan kemauan atau keinginan yang berlebih-lebihan.
8.    Hilangkan kebiasaan untuk tidak memperhatikan atau menghargai kepentingan orang lain.
9.    Lakukanlah pekerjaan sehari-hari tanpa merasa terbenani, dengan berpegang pada prinsip bahwa apapun yang dilakukan selain harus merupakan sesuatu yang berguna bagi kita, juga tidak akan menimbulkan masalah bagi pihak lain.
10. Jangan pedulikan apapun yang dilakukan oleh pihak lain, tetapi berpeganglah pada pendirian untuk tetap berusaha menciptakan kehidupan bersama yang tentram.
11.  Jangan anda pikirkan apa yang harus anda perbuat bagi diri anda dan apa yang harus orang lain perbuat bagi diri anda. Tetapi pikirkanlah apa yang harus anda perbuat agar anda mampu menciptakan kehidupan tentram bersama orang lain.
12.  Jangan menumpahkan harapan secara berlebihan kepada seseorang, karena harapan berlebihan yang tidak terwujudkan akan menyebabkan timbulnya gejolak perasaan.
13.  Hilangkan segala bentuk emosi yang berlebihan walau emosi kegembiraan sekalipun.
14.  Jangan mudah memberikan kesimpulan buruk terhadap pikiran atau pendapat orang lain
15.  Jangan mudah menilai baik buruk yang terpantau indra.
16.  Jangan berkeluh kesah dalam menghadapi masalah atau keadaan, walau apapun yang terjadi saat itu.
17.  Jangan mudah berprasangka buruk terhadap siapapun.
18.  Jangan menyinggung perasaan orang lain.
19.  Jangan menganggap atau merasa diri lebih mampu dari yang lain.
20.  Jangan menganggap diri lebih mengerti atau lebih memahami sesuatu dari pihak lain.
21.  Jangan memiliki pikiran yang terpusat pada penyakit atau penderitaan yang dialami.
22.  Jangan merasa tidak berkemampuan.
23.  Jangan merasa tidak memiliki harapan.
24.  Jangan menjadi budak kemauan.
25.  Jangan memiliki perasaan cemas, risau, khawatir, gentar, takut atau benci terhadap apapun serta siapapun, karena perasaan-perasaan seperti itu akan mengganggu efektifitas kerja otak, termasuk proses pemulihan yang dikoordinirnya.
26.  Jangan biarkan diri kita terlarut dalam kekecewaan, rasa tidak puas maupun kesedihan, karena hal-hal tersebut akan menimbulkan gangguan pada proses pemulihan diri didalam tubuh anda.
27.  Jangan sampai memiliki pikiran negatip, baik tentang diri Anda sendiri maupun tentang orang lain.
28.  Serta jangan sampai melakukan hal-hal lain yang menimbulkan gejolak didalam perasaan.

Melalui cara menyadari bahwa jika kita menyertakan perasaan atau penilaian terhadap masalah yang dihadapi pada saat kita sedang berpikir akan menyebabkan :

1.      Proses berpikir yang seharusnya menghasilkan pikiran yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi masalah akan menjadi terganggu, hingga pikiran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah, tidak akan terbentuk.
2.  Proses pengolahan data serta pengambilan keputusan yang dilakukan oleh otak sebagai tanggapan terhadap setiap laporan syaraf pengindra akan menjadi terhambat, hingga proses-proses pemeliharaan, perlindungan serta pemulihan diri yang juga berada dibawah koordinasi dari otak, akan menjadi terhambat.

Dengan demikian, maka setiap kali muncul perasaan, sadari secepatnya hal tersebut dan segera tenangkanlah pikiran Anda dengan cara menyadari bahwa penenangan pikiran akan membuat aktifitas kerja otak kembali menjadi normal, hingga setiap permasalahan baik fisik maupun mental, akan dapat segera diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

MENGETAHUI YANG DIBUTUHKAN TUBUH UNTUK PROSES PEMELIHARAAN, PERLINDUNGAN SERTA PEMULIHAN DIRI

Secara alami, tubuh sebenarnya memiliki kemampuan mengenali segala hal yang olehnya dibutuhkan untuk dapat mempertahankan keutuhannya.

Kemampuan ini, sebenarnya merupakan kemampuan alami tubuh, yang secara biologis telah tertata rapi dan setiap saat siap bekerja untuk melindungi keutuhannya.

Kemampuan ini, merupakan hasil dari proses pengolahan terhadap setiap data yang masuk kedalam otak dari setiap syaraf sensorik atau pengindra yang ada, mengenai setiap hal yang tengah terjadi disekitarnya.

Sehingga, kemampuan ini merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh aktifitas dari syaraf-syaraf pengindra atau sensorik yang tersebar disetiap pelosok tubuh, untuk mengindra atau memantau setiap hal yang tengah terjadi disekitarnya, de-ngan tujuan agar setiap hal yang mampu menimbulkan bahaya bagi keutuhan tubuh, akan dapat sesegera mungkin diatasi.

Didalam prosesnya, setiap hal yang terpantau oleh syaraf-syaraf pengin-dra akan segera dikaji oleh otak, serta disampaikan otak dalam bentuk "pikiran’ yang murni serta perintah-perintah untuk pelaksanaan tindakan penanggulangan setiap masalahnya kepada setiap organ yang bertanggung jawab didalam pelaksanaannya, yaitu kelenjar-kelenjar serta otot-otot.

Dalam hal ini, yang dimaksudkan dengan "pikiran murni" diatas, adalah pikiran yang dalam kemunculannya tidak disertai dengan adanya hasil penilaian berlebihan terhadap apa yang sebelumnya dipikirkan, atau gejolak perasaan, hingga merupakan suatu jalan untuk keluar dari masalah dan bukan sesuatu yang bersifat menggeluti masalah.

Sedangkan perintah-perintah yang diberikannya kepada kelenjar-kelenjar, merupakan perintah-perintah untuk menyalurkan zat-zat yang telah di produksi oleh mereka yang pada saat itu dibutuhkan oleh tubuh agar proses-prosesnya didalam memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya atau mempertahankan keutuhannya dapat terwujudkan.

Demikian pula dengan perintah-perintah yang diberikannya kepada otot-otot yang terkait didalam masalah yang tengah dihadapi tersebut, merupakan perintah-perintah untuk segera melakukan gerakan-gerakan penyelamatan, agar masalah yang tengah dihadapi tersebut dapat dihindari, dan keutuhan tubuh tetap dapat dipertahankan.

Jadi, kemampuan mengetahui sebenarnya bukanlah merupakan sesuatu yang mistik karena keberadaannya bukan merupakan hasil dari pemenuhan syarat-syarat atau tindakan-tindakan khusus tertentu, tetapi merupakan suatu hasil kerja sistim syaraf yang normal, karena otak sebagai pusat pengkajinya telah diberi kesempatan untuk bekerja normal tanpa beban.

Oleh karena itu, penormalan kerja otak seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, merupakan sesuatu yang sangat perlu untuk selalu diupayakan, agar kemampuan kita untuk mengetahui bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Sedangkan untuk dapat menghasilkan adanya pikiran yang baik, seseorang harus mau serta mampu menguasai setiap rasa serta perasaan yang setiap saat dapat muncul sebagai dampak dari proses pengindraan yang dilakukan oleh  syaraf-syaraf pengindra. Yaitu, jangan sampai masalah rasa atau perasaan yang timbul tersebut dibiarkan terus berkecamuk selama proses berpikir sedang dilakukan.

Karena jika hal ini dapat kita lakukan, maka kemampuan kita untuk mengetahui akan dapat segera dipergunakan, baik yang muncul dalam bentuk pikiran, maupun isyarat-isyarat tubuh tertentu yang akan memberi tahu segala hal yang diperlukan dan yang harus kita hindari, agar keutuhan tubuh kita tetap dapat dipertahankan.

Akan tetapi, oleh karena pada umumnya seseorang sulit untuk secara langsung dapat melepaskan diri dari jeratan perasaan, maka cara untuk mengetahui melalui bentuk isyarat-isyarat yang dihasilkan oleh gerakan dari otot-otot leher atau tanganlah yang pada umumnya merupakan cara yang paling mudah untuk dikuasai.

Karena selanjutnya isyarat-isyarat dalam bentuk gerakan tangan atau kepala yang ditimbulkan oleh gerakan otot-otot tersebut, akan berkembang lagi menjadi suatu bentuk naluri yang dalam perkembangan selanjutnya akan berubah kembali menjadi suatu bentuk pikiran, yaitu seiring dengan perbaikan keadaan sistim syaraf yang telah berhasil kita capai melalui pengaturan pola makan dan pola berpikir yang kita lakukan, yaitu selalu terus menerus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh didalam memulihkan dirinya.

MEMPERGUNAKAN KEMAMPUAN MENGETAHUI

Seperti halnya dengan kemampuan tubuh yang lainnya yaitu kemampuan didalam memelihara, melindungi serta memulihkan diri, kemampuan mengetahui-pun sangat membutuhkan adanya kinerja dari sistim syaraf yang normal, terutama otak yang memiliki tugas untuk menganalisa serta mengambil keputusan tentang apapun yang harus dilakukan oleh organ-organ lain, agar keutuhan tubuh dapat tetap dipertahankan.

Karena itu, untuk dapat memanfaatkan kemampuan ini, penormalan kerja otak sebagai pusat aktifitas dari sistim syaraf, mutlak harus kita lakukan.

Untuk hal ini, setiap gejolak perasaan yang ada sedapat mungkin harus segera disingkirkan.

Selanjutnya, ciptakanlah ketentraman diri dan rasa aman karena yakin bahwa terlindungi, melalui langkah-langkah berikut ini :

A  Sadari bahwa tubuh kita sebenarnya memiliki proses-proses alami yang secara biologis memiliki sifat yang memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya, melalui proses-proses biokimia dan biofisika yang terjadi didalamnya dan bekerja dengan saling bahu-membahu dibawah koordinasi dari otak. Oleh karena itu, demi kenor-malan dari kinerjanya, berilah kesempatan kepada otak agar dapat bekerja normal, yaitu bekerja tanpa terganggu oleh berbagai bentuk gejolak perasaan serta hal-hal lain yang mengganggu kenormalan kerjanya.
B. Jika kita merupakan seorang penganut agama yang per-caya kepada Tuhan serta mengakui-Nya sebagai "sumber kehidupan", maka cobalah sadari dengan lebih dalam lagi mengenai arti dari sebutan-sebutan yang diberikan pada-Nya, seperti halnya dengan sebutan-Nya sebagai Yang Maha Pengasih dan Penyayang, sebutan-Nya sebagai Yang Maha Adil, sebutan-Nya sebagai Yang Maha Sempurna dan lain-lainnya, seperti berikut ini :

1.  Sebagai Yang Maha Pengasih dan Penyayang, tentunya Tuhan tidak akan pernah sampai membiarkan yang dikasihi serta disayangi-Nya sampai harus mengalami suatu penderitaan.
2.    Sebagai Yang Maha Adil, Tentunya Tuhan tidak akan sampai memperlakukan umat-Nya secara tidak adil, seperti halnya dengan membeda-bedakan kemampuan maupun nasib serta kehidupan yang harus dijalaninya.
3.  Dan sebagai Yang Maha Sempurna, tentunya didalam menciptakan segala sesuatu pasti menciptakan dengan luar biasa sempurnanya, atau tanpa adanya lagi faktor "kesalahan didalam menciptakannya", sehingga pasti sudah tidak perlu lagi bagi Tuhan untuk selalu melakukan pengujian kualitas terhadap setiap hasil karya-Nya, seperti yang umum kita lakukan. Karena, dengan melalui kesempurnaan yang dimiliki-Nya "pasti" Tuhan tidak akan pernah melakukan kesalahan sedikitpun didalam menciptakan apapun.
4.    Jika kemudian didalam diri atau kehidupan kita timbul suatu masalah, maka itu "pasti" merupakan sesuatu yang telah terjadi sebagai akibat dari kita telah tidak mengikuti dengan baik acuan yang telah diberikan-Nya mengenai cara mengelola tubuh serta menjalani kehidupan yang telah secara khusus diberikan-Nya dalam kitab-kitab suci agama-agama yang mengakuinya, agar tubuh dan kehidupan kita demi kasih-Nya "tidak akan sampai mengalami masalah" sesuai dengan yang dikehendaki oleh-Nya.
5.    Untuk selanjutnya, sadarilah bahwa kita sebenarnya bukan telah diciptakan-Nya dengan tanpa tujuan, akan tetapi kita telah diciptakan-Nya dengan tujuan untuk mewujudkan kehendak-Nya atas kehidupan manusia, yaitu manusia-manusia yang hidup tentram dan damai, tanpa masalah maupun penyakit. Untuk hal tersebut, sebagai Yang Maha Mengetahui Tuhan pasti telah mengetahui sebelumnya bahwa didalam melaksanakan tugas yang diembannya, manusia akan menghadapi berbagai "penjegalan" untuk menggagalkan misinya tersebut, oleh penjegal-penjegal yang oleh Tuhan sebagai "Yang Maha Mengetahui" pasti telah diketahui batas-batas kemampuannya. Oleh karena itu, sebagai yang Mengasihi kita, Tuhan tentunya juga tidak mungkin akan membiarkan kita sampai berada dibawah kemampuan mereka, karena jika demikian keadaannja, maka "pastilah" kehendak-Nya atas kehidupan manusia akan gagal untuk diwujudkan. Oleh karena itu, tanpa harus kita minta lagi, Tuhan "pasti" tanpa kita sadari sebenarnya telah memberikan sarana-sarana kepada kita untuk dapat melampaui "jegalan" yang akan kita hadapi tersebut, yang jika kita cermati dengan sebaik-baiknya, ternyata kinerja proses-proses biologis tubuh kita yaitu proses biofisika dan bio-kimia yang terjadi pada tubuh kita tersebut, yang jelas-jelas menunjukan bahwa keberadaannya merupakan sesuatu yang telah terancang dengan sangat sempur-nanya, agar dapat menghadapi serta mengatasi setiap masalah yang menghadang dan mengancam keselamatan kita hingga dapat menggagalkan misi kehidupan kita didunia tersebut diatas, asalkan acuan-acuan yang telah diberikan-Nya kepada kita yaitu untuk selalu berpikir baik, hingga prilaku yang dihasilkanpun juga akan selalu membawa ketentraman dan kedamaian bagi siapapun, tetap kita ikuti.

Didalam hal ini, ternyata proses biologis tubuh kita tersebut hanya akan dapat bekerja sesempurna rencana yang telah dibuat-Nya disaat menciptakan-Nya, hanya apabila proses kerja otak yang juga secara khusus telah diciptakan-Nya untuk mengatur kinerja seluruh proses tubuh kita tersebut tidak mengalami gangguan. Misalnya, menjadi terganggu akibat munculnya gejolak perasaan yang akan timbul didalam diri kita, apabila pola hidup kita tidak lagi sesuai dengan pola yang dikehendaki oleh-Nya, yaitu pola hidup yang saling mengasihi atau yang saling tidak menimbulkan masalah.

Setelah perasaan aman dan terlindungi tercipta, atau sedikitnya pikiran telah menjadi jauh lebih tenang, cobalah pikirkan atau niatkan untuk memakan atau melakukan sesuatu. Misalnya, berpikir atau berniat untuk memakan tempe atau makanan yang lain.

Dan pada saat yang bersamaan, cobalah dengan cara yang sesantai mungkin kita perhatikan bagian tengah dari kuduk kita yang paling atas (lihat gambar).

Jika pada saat itu keadaan sistim syaraf kita cukup menunjang, maka dibagian kuduk tersebut akan timbul perasaan agak pegal atau hangat.

Didalam hal ini, jangan sampai kita bereaksi apapun atau sedikitpun menilai keadaan tersebut. Maka, jika kita tetap dapat mempertahankan sikap santai tadi dengan tanpa sedikitpun bereaksi tersebut, maka secara perlahan-lahan kepala kita akan mulai bergerak dan membentuk gerakan-gerakan tertentu.

Dan jika gerakan yang terbentuk tersebut ternyata membentuk suatu anggukan, maka artinya apa yang akan kita makan tadi adalah suatu makanan yang tidak berbahaya bagi keutuhan tubuh kita serta zat-zatnya pada saat itu dibutuhkan keberadaannya oleh tubuh kita untuk dapat menjalankan proses-prosesnya pada saat itu.

Tetapi sebaliknya, apabila gerakan yang terbentuknya saat itu ternyata merupakan suatu gelengan, maka hal tersebut menunjukkan kepada kita bahwa apa yang kita niatkan untuk kita makan tersebut selain tidak memiliki kandungan berupa zat-zat yang dibutuhkan bagi proses-proses tubuh, yang bila kita paksakan juga untuk memakannya, maka cepat atau lambat pasti akan menimbulkan masalah pada tubuh kita.

Selain isyarat tersebut diatas, masih terdapat pula berbagai bentuk gerakan kepala yang lain, yang pada intinya rata-rata memiliki arti yang kurang baik bagi keutuhan tubuh kita.

Sehingga kemampuan mengetahui ini pada dasarnya memiliki berbagai manfaat yang tidak kecil nilainya bagi kelangsungan hidup kita, karena dengan memanfaatkan kemampuan karunia-Nya ini, kita akan dapat mengetahui tentang :

1.    Makanan-makanan, minuman-minuman, obat-obatan, ramu-ramuan, atau apapun yang secara khusus memiliki manfaat maupun yang mampu menimbulkan masalah bagi kita.
2.    Mengenal waktu yang tepat untuk mengkonsumsi atau mempergunakan sesuatu dengan aman, sehingga kepulihan kita dapat segera dicapai atau dapat tetap dipertahankan.
3.    Memilih obat-obatan atau ramu-ramuan berikut dosis-dosisnya yang tepat, sehingga obat-obatan atau ramu-ramuan tersebut mampu membantu memulihkan diri kita.
4.    Mengontrol baik buruk apapun yang kita pikirkan atau kita niat lakukan, sehingga kita akan dapat terhindar dari masalah-masalah yang tidak kita kehendaki, bila kita ikuti.
5.    Dan sebagainya.

Didalam hal ini, tentunya kemampuan kita tersebut hanya akan berangsur menjadi semakin mantap, apabila perkembangan keadaan dari sistim-sistim syaraf kita juga semakin membaik.

Dengan demikian, maka sistim ini sebenarnya merupakan suatu sistim pemulihan diri sendiri yang berdasarkan pada penggunaan bentuk-bentuk pola berpikir yang mampu menciptakan ketentraman didalam kehidupan, serta pola makan-minum yang disesuaikan dengan kebutuhan dari tubuh dalam memulihkan dirinya.

HIMBAUAN

Walau dalam kondisi yang kritis sekalipun, hindari pemikiran untuk menjalani berbagai cara pemulihan sekaligus walau ada yang mengatakan bahwa cara tersebut adalah baik. Karena :

·         Perbedaan diagnose yang mungkin terjadi dari setiap penyembuh akan menyebabkan setiap penyembuh dalam memberikan terapinya akan memberikan obat-obatan ataupun ramu-ramuan yang juga berbeda-beda satu sama lain juga. Padahal, penggabungan terapi, obat-obatan maupun ramu-ramuan tersebut belum tentu akan memberikan dampak yang baik dan bahkan bukan hal yang tidak mungkin kalau kemudian malah akan menyebabkan timbulnya dampak-dampak yang tidak diharapkan.
·         Mencampur berbagai zat kimia seperti menggabungkan berbagai jenis obat, obat dengan ramu-ramuan atau suatu ramuan dengan ramuan yang lain, memiliki kemungkinan untuk menimbulkan salah satu dari ketiga bentuk efek interaksi obat berikut ini :


1.      Efek saling memperkuat efektifitas (dampak baik).
2.      Efek saling meniadakan efektifitas (dampak buruk).
3.      Efek saling menguatkan efek samping (dampak buruk)

Dengan demikian, maka setiap penggabungan yang dilakukan secara tidak cermat, akan menyebabkan kita terpaksa harus berhadapan dengan salah satu dari kedua kemungkinan buruknya diatas (harus diingat bahwa sebenarnya ramuanpun merupakan sesuatu yang terbentuk oleh berbagai struktur-struktur kimia yang setiap saat dapat saja membentuk adanya reaksi-reaksi kimia yang memungkinkan timbulnya berbagai efek seperti yang disebutkan di-atas).

Hati-hati didalam menanggapi setiap promosi atau iklan yang menawarkan berbagai obat-obatan, ramu-ramuan, suplement-suplement, susu dan lain-lain, karena :

1. Pada kenyataannya pada akhir-akhir ini sesuatu sering ditawarkan dengan cara yang sangat berlebih-lebihan tanpa sedikitpun mengingat akan kemungkinan timbulnya akibat-akibat sampingan yang tidak dikehendaki.

Bahkan tidak jarang ada yang berani mempromosikan bahwa produknya sama sekali tidak akan menimbulkan adanya akibat sampingan yang membahayakan.

Padahal, apapun yang dipergunakan secara berlebih-lebihan apalagi sama sekali tidak disesuaikan dengan saat ditoleransi oleh tubuh, walaupun merupakan sesuatu yang berbentuk vitamin, mineral atau supplement-supplement baik sekalipun, tetap saja akan dapat menimbulkan berbagai masalah yang tidak kita harapkan.

2. Pada akhir-akhir ini, juga banyak produk-produk yang sebenarnya merupakan produk-produk terapeutik yaitu produk-produk yang sebenarnya secara khusus telah dibuat untuk dipergunakan pada terapi-terapi khusus, hingga salah satu atau beberapa dari kandungannya berkadar berlipat ganda dari kadar normal yang dibutuhkan tubuh setiap harinya, yang dipasarkan secara bebas melalui iklan-iklan yang menjanjikan.

Padahal, walau dengan alasan apapun, pemberian zat-zat tertentu yang berlebih-lebihan disaat yang tidak diperlukan, selain tidak akan memberikan manfaat yang diharapkan, juga akan membebani kerja tubuh hingga akan menimbulkan masalah padanya.

3. Selain hal tersebut, akhir-akhir ini juga banyak sekali obat-obat penghilang rasa sakit yang diiklankan dengan berbagai keampuhannya yang sangat menjanjikan, tanpa sedikitpun mempertimbangkan kemungkinan untuk timbulnya akibat-akibat sampingan yang tidak diharapkan akibat pemakaiannya yang tidak tepat. Karena, bagi seorang awam kemungkinan untuk menelan mentah-mentah apa yang dipromosikan tersebut, hingga bisa saja dengan penuh kepercayaan mengonsumsinya secara terus menerus tanpa sedikitpun mau memeriksakan dirinya, kepada pihak-pihak yang benar-benar akhli didalam bidangnya.

Didalam hal ini, dapat dibayangkan tentang apa yang akan terjadi jika yang mengonsumsinya tersebut adalah seorang yang menderita sakit kepala akibat mengidap tekanan darah tinggi. Karena, selain rasa sakitnya tetap akan selalu muncul kembali, dirinyapun cepat atau lambat pasti akan dihadapkan pada suatu masalah besar yang ditimbulkan oleh keadaan tekanan darahnya yang tinggi, yang tidak tertanggulangi.

4. Pernyataan-pernyataan yang terdapat pada suatu promosi obat-obat tradisionil yang sering menyatakan bahwa obat-obatan tradisionil sebenarnya aman untuk dikonsumsi, karena bukan merupakan obat-obat kimiawi, sebenarnya merupakan promosi yang cukup menyesat-kan, karena hal ini akan memicu seseorang yang mempercayainya untuk dengan tanpa kehati-hatian lagi mengonsumsinya.

Padahal, semua benda apalagi obat-obatan maupun ramu-ramuan, sebenarnya merupakan sesuatu yang terbentuk oleh struktur-struktur kimia tertentu yang akan menghasilkan reaksi-reaksi kimia tertentu apabila di-campur dengan zat-zat kimia lain, termasuk enzyme-enzym yang ada dalam tubuh.

Selain hal tersebut, harus diingat pula bahwa keadaan bermanfaat atau tidaknya sesuatu yang kita makan atau minum, sebenarnya sangat tergantung kepada keadaan dibutuhkan atau tidaknya senyawa-senyawa kimia yang dihasilkannya dalam reaksi-reaksi kimia yang terjadi tersebut, oleh proses-proses tubuh yang harus dibentuknya saat itu.

5. Pernyataan-pernyataan yang menyatakan bahwa ramu-ramuan tradisionil boleh dikonsumsi setiap saat karena mengonsumsinya dianggap sama dengan mengonsumsi sayur-sayuran, merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan adanya masalah. Karena, selain kandungan kimianya yang pada kenyataannya tidak dapat setiap saat selalu ditoleransi oleh tubuh, juga cara dalam pengonsumsian yang dilakukan secara berlebihan-pun akan menimbulkan masalah.

6. Pernyataan-pernyataan yang sering dikemukakan didalam promosi dari berbagai produk supplement yang cenderung untuk menyatakan bahwa produknya mampu melenyapkan berbagai jenis penyakit, merupakan sesuatu yang harus diwaspadai. Karena, sebenarnya pernyataan-pernyataan seperti itu sulit untuk dipahami kebenarannya, karena setiap masalah tubuh adalah sesuatu yang menyangkut adanya ketidak normalan struktur kimia tubuh yang belum tentu dapat dinormalkan dengan hanya memberikan senyawa-senyawa yang tertentu saja.

Dan walaupun pernyataan-pernyataan tersebut mampu membangkitkan adanya dampak "placebo" atau kesembuhan yang dicapai karena berpikiran tenang sebagai akibat dari percaya akan keampuhan obat atau yakin kepada penyembuhnya, suatu hasil uji klinis yang dilakukan dengan cermat selama bertahun-tahun, tetap saja dibutuhkan.

Dengan demikian, maka usahakanlah agar pikiran kita jangan sampai mudah tergoyahkan oleh berbagai bujukan yang pada akhirnya akan menjadikan kita bermasalah.

7. Usahakan agar tidak memiliki kebiasaan untuk selalu berganti dokter hanya atas dasar rasa kecewa atas hasil terapi yang pernah diberikannya pada kita maupun orang lain, karena walaupun diagnosa serta kebiasaan dari setiap dokter berbeda-beda, tetapi mereka adalah pelaksana-pelaksana yang cukup cermat, sehingga setiap diagnose maupun obat-obatan yang pernah diberikannya selalu dicatatnya, agar setiap ketidak berhasilannya dimasa lalu dalam melakukan diagnose maupun memberikan terapinya, akan segera dapat dikoreksinya pada terapi-terapi berikutnya.

Kecuali, bila hal tersebut memang dilakukan atas dasar kebutuhan akan spesialisasi atau keahlian khususnya, karena kebiasaan seperti itu memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk tidak memberi manfaat seperti yang diharapkan, bahkan justru dapat membuat anda menjadi korban pemberian berbagai jenis obat-obatan yang akan diberikan mereka sesuai dengan diagnosenya masing-masing.

Oleh karena itu, sedapat mungkin pergunakanlah kemampuan kita dalam mengetahui untuk mengetahui setiap makanan, minuman, obat-obatan ataupun ramuan-ramuan yang benar-benar tepat untuk kita, maupun tindakan-tindakan yang tepat untuk kita lakukan. Karena dengan cara ini kita akan menjadi lebih mudah lagi untuk memperoleh kepulihan, seperti yang kita harapkan bersama.


RINGKASAN

A. Tubuh

Secara alami, tubuh merupakan sesuatu yang dibentuk oleh sejumlah unsur-unsur kimia pembentuknya yang secara bersamaan akan membentuk proses-proses bio-fisika dan bio-kimia yang satu sama lain saling mendukung untuk saling menormalkan, sehingga didalam keadaannya yang normal tubuh dapat tetap mempertahankan keutuhannya, melalui proses-proses biologis yang berlangsung didalamnya yang memiliki sifat memelihara, melindungi, serta memulihkan dirinya tanpa sedikitpun harus mengupayakannya ataupun menghendakinya.

B. Masalah pada tubuh.

Setiap masalah yang dihadapi oleh sesosok tubuh, kecuali yang diakibatkan oleh adanya trauma atau cedera dan infeksi, pada umumnya merupakan sesuatu yang muncul akibat adanya kekacauan pada sistim kimiawi tubuhnya, yang merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh :

1. Adanya ketidak normalan proses-proses tubuh akibat pusat pengendalinya yaitu otak, tidak bekerja dengan baik,
2. Adanya ketidak normalan proses-proses tubuh akibat zat-zat yang dibutuhkan oleh proses-prosesnya tidak dipenuhi.

Sehingga konsep dasar untuk mencapai suatu kepulihan adalah :

1. Normalkan kembali proses-proses tubuh melalui cara menormalkan kembali efektifitas kerja dari pusat pengendali proses-proses tersebut yaitu otak.
2. Penuhi kebutuhan tubuh akan zat-zat yang dibutuhkannya untuk kelangsungan dari proses-prosesnya tersebut.

C. Cara menormalkan efektifitas kerja otak.

Aktifitas kerja otak yang normal, akan mulai mengalami gangguan sehingga menimbulkan kekacauan pada sistim kimia dan fisika tubuh, apabila :

1. Secara fisik otak akan terganggu oleh adanya berbagai pasokan zat yang baik secara disengaja maupun tidak mempengaruhi kinerja normalnya.
2. Secara fisik otak juga akan menjadi terganggu kenormalan kinerjanya, apabila saat berpikir otak dijejali oleh perasaan-perasaan yang bergejolak.

Sehingga untuk dapat tetap menjaga kenormalan serta efektifitas kerja otak, langkah-langkah yang berikut ini merupakan langkah-langkah yang selayaknya harus dilakukan :

1.   Hindari mempergunakan serta mengkonsumsi sesuatu yang secara khusus memiliki pe- ngaruh terhadap kenormalan kerja otak, seperti halnya dengan makanan-makanan, minuman-minuman, obat-obatan maupun ramu-ramuan yang memiliki dampak mempengaruhi kenormalan kerja otak.
2.    Hindari setiap hal yang dapat menimbulkan gejolak perasaan, yang umumnya bersumber pa- da sikap-sikap pementingan serta pemerhatian diri atau golongan.

D. Memenuhi kebutuhan tubuh.

Untuk melakukan proses-proses pemeliharaan, perlindungan serta pemulihan dirinya, tubuh sangat memerlukan adanya unsur-unsur kimia tertentu untuk diolah dan dijadikan senyawa-senyawa tertentu oleh kelenjar-kelenjar dan didistribusikannya.

Untuk memperoleh unsur-unsur yang diperlukannya tersebut, tentunya pola didalam makan dan minum yang kita lakukan haruslah merupakan tindakan pemenuhan kebutuhan tubuh tersebut. Demikian juga dengan melakukan proses pernapasan.

Disisi lain, tubuh memiliki apa yang dinamakan sebagai jam tubuh yang merupakan penentu dari kelangsungan setiap proses tubuh. Akibatnya, proses dalam memenuhi kebutuhan tubuh menjadi tidak sesederhana yang umumnya dibayangkan, yaitu sebagai sesuatu yang dapat dilakukan dengan begitu saja setiap saat.

Karena, didalam mengatur pemasukan dari setiap bahan bakunya (zat-zat kimia yang diperlukan untuk proses produksi senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk proses-proses pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan dirinya tersebut), jam tubuh telah menentukan saat-saat tertentu bagi ditoleransi atau tidaknya suatu zat oleh tubuh, hingga setiap tindakan yang dilakukan untuk memasukan zat-zat tersebut pada saat yang tidak tepat, akan menyebabkan usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh tersebut menjadi sia-sia. Bahkan mungkin, usaha tersebut malah akan menimbulkan adanya berbagai masalah, pada tubuh tersebut.

Oleh karena itu, untuk dapat menentukan dengan tepat zat-zat yang dibutuhkan serta mengetahui saat yang tepat untuk dapat memenuhinya, gunakanlah kemampuan mengetahui kita.

E. Mempergunakan kemampuan mengetahui.

Kemampuan mengetahui adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengetahui sesuatu, baik tentang sesuatu yang bermanfaat maupun yang harus dihindarinya, agar keutuhan tubuh dapat tetap terpelihara dengan sebaik-baiknya.

Kemampuan mengetahui, merupakan suatu proses alami yang dihasilkan tubuh melalui proses-proses pengindraan oleh syaraf-syaraf pengindra serta pengolahan data oleh otak hingga menghasilkan menghasilkan adanya pikiran-pikiran serta gerakan-gerakan otot yang merupakan sarana penyampaian keputusan yang diambil otak agar keutuhan tubuh dapat tetap dipertahankan.

Untuk dapat mempergunakan kemampuan mengetahui, seseorang harus :

1.   Pikiran harus berada didalam keadaan tenang atau santai
2.   Tidak melakukan konsentrasi.
3.  Tidak menyertakan kemauan atau keinginan-keinginan





.



Setiap masalah yang terjadi pada sesosok tubuh atau suatu penyakit, pada dasarnya sebenarnya merupakan sesuatu yang tanpa tersadari telah terbentuk oleh adanya kekacauan atau ketidak normalan kinerja dari proses-proses biologis tubuh, yang secara alami seharusnya proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan keadaannya.

Oleh karena itu, setiap usaha yang dilakukan untuk dapat menormalkan kinerja dari proses-proses tubuh, merupakan sesuatu yang paling utama untuk dilakukan, agar kita menjadi mampu untuk mempertahankan maupun mencapai suatu kepulihan, dari pada hanya sekedar melakukan upaya-upaya yang hanya berbentuk suatu usaha untuk menghilangkan penderitaan sebagai gejala dari adanya suatu penyakit, yang diakibatkan oleh kerusakan fisik yang terjadi.

Disisi lain, karena kinerja dari proses-proses tubuh tersebut pada kenyataannya sepenuhnya berada dibawah koordinasi dari otak yang juga merupakan pusat syaraf, maka untuk dapat menormalkan kinerja dari proses-proses tubuh tersebut, sebenarnya yang paling utama harus dilakukan adalah menormalkan kinerja otaknya.

Oleh karena bila hal tersebut dapat kita lakukan dengan sebaik-baiknya, maka cara-cara yang secara umum sering dilakukan yang cenderung untuk lebih terpaku pada keharusan untuk mengonsumsi baik obat-obatan maupun ramu-ramuan tertentu, akan menjadi bukan merupakan sesuatu yang paling penting lagi untuk dilakukan.

Walau demikian, penggunaan obat-obatan ataupun ramu-ramuan pada dasarnya tetap masih diperlukan, hanya saja apabila hal tersebut sangat diperlukan untuk membantu kelancaran dari proses alami tubuh tersebut, seperti halnya dalam penggunaannya untuk menghilangkan adanya rasa sakit, menurunkan suhu tubuh yang panas, menurunkan tekanan darah, mendukung penghilangan infeksi baik yang diakibatkan oleh bakteri maupun virus, perdarahan yang hebat dan sebagainya, yang pada intinya memerlukan suatu  penanganan yang cepat, karena ketegangan perasaan yang ditimbulkannya akan menyebabkan proses-proses alami tubuh tersebut tidak dapat bekerja baik. Terutama, hal ini sangat diperlukan oleh pribadi-pribadi tertentu yang secara spesifik hanya akan merasa aqgak tentram kalau dirinya merasa mendapat perhatian atau perlakuan khusus yang memberinya harapan.

Oleh karena, sebenarnya ketentraman yang terbentuk karena memiliki harapanlah yang dibutuhkan oleh setiap orang untuk dapat menormalkan kinerja dari otaknya.

Sehingga, untuk dapat memiliki suatu proses tubuh yang benar-benar berkemampuan dalam memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya, yang paling utama harus kita lakukan adalah memiliki kemauan untuk merubah cara dalam berpikir, dengan cara berpikir yang mampu untuk menormalkan kinerja otak, agar otak menjadi mampu berfungsi kembali secara maksimal. 

Walaupun demikian, karena proses-proses tubuh tersebut merupakan sesuatu yang terbentuk oleh adanya aktifitas proses-proses bio-kimia dan bio-fisika didalamnya, maka untuk membentuk adanya proses-proses tubuh yang normal dan memiliki manfaat besar bagi tubuh, kita juga tentunya sangat memerlukan tersedianya zat-zat kimia yang dibutuhkan bagi kelangsungan proses-proses tersebut, yang bersumber dari apa yang kita pasok atau konsumsi serta yang kita hirup dari udara bebas.

Sehingga dengan keadaannya yang demikian, pola kita dalam makan dan minum-pun merupakan sesuatu yang juga harus kita kelola dengan cara yang sebaik-baiknya, yaitu  agar apa yang kita konsumsi selalu memiliki kandungan zat yang sesuai dengan yang diperlukan oleh tubuh saat itu, untuk dapat melangsungkan proses-prosesnya dalam memelihara, melindungi dan memulihkan diri kita.

Karena jika tidak kita kelola dengan sebaik-baiknya, maka mau atau tidak mau kelak kita akan menjadi terpaksa juga harus menghadapi berbagai masalah tubuh yang diakibatkan oleh adanya masalah kelebihan ataupun kekurangan zat, yang pada akan membuat proses-proses tubuh kita menjadi tidak berfungsi sesuai seharusnya, sebagai akibat dari masalah tidak terpenuhi dengan baiknya unsur-unsur kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk melangsungkan proses-prosesnya pada saat itu.

Menentramkan Perasaan

Untuk dapat memiliki proses tubuh yang benar-benar bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan diri secara alami, maka kita sedapat mungkin harus dapat meredam setiap gejolak perasaan yang muncul, dengan sebaik-baiknya.

Karena, walau hanya sejenak sekalipun, meredanya gejolak perasaan akan membantu dalam menentramkan keadaan pikiran yang memberi kesempatan pada otak untuk berkerja secara maksimal, yang sekaligus juga akan memaksimalkan kinerja dari proses-proses tubuh tersebut yang pada kenyataannya berada sepenuhnya dibawah sistem koordinasi dari otak.

Salah satu cara yang sederhana untuk menentramkan pikiran, adalah “mengingat serta menyadari keberadaan dan kinerja dari setiap proses yang dilakukan oleh organ-organ tubuh kita”, yang didalam kenyataannya kalau kita cermati ternyata telah secara alami memiliki sifat yang memelihara, melindungi serta memulihkan keadaan tubuh kita tersebut.


Misalnya, saat mengonsumsi sesuatu, melakukan berbagai reaksi kimia selama mencernanya, menyalurkan senyawa-senyawa yang dihasilkan dari reaksi yang terjadi antara yang kita konsumsi dengan enzym-enzym didalam tubuh melalui peredaran darah, mengikat oksigen saat darah melalui sistim pernapasan dan proses berpikir untuk menghindari dan menemukan jalan keluar dari masalah yang dilakukan oleh otak, merupakan bukti-bukti bahwa sebenarnya proses-proses tubuh kita tersebut bekerja untuk “memelihara” keadaan tubuh kita.

Sedangkan keberadaan kelenjar-kelenjar getah bening dan kelenjar thymus yang merupakan pusat aktifitas dari sistim pertahanan dan kekebalan tubuh yang menghasilkan zat-zat yang bekerja secara aktif dalam aliran darah mengontrol seluruh tubuh kita dari bahaya yang dapat ditimbulkan oleh setiap pendatang atau benda asing yang memasuki tubuh serta sekaligus menghancurkannya agar tidak mem-bahayakan tubuh kita, merupakan bukti-bukti nyata bahwa proses-proses tubuh kita tersebut juga bekerja “melindungi” tubuh kita.

Dan proses regenerasi sel-sel tubuh, pemulihan luka dan sebagainya yang semua berlangsung tanpa harus kita inginkan dan harapkan, merupakan bukti-bukti juga bahwa proses-proses tubuh kita juga bekerja aktif untuk “memulihkan” keadaan tubuh kita.

Sedang cara sederhana yang berikutnya, adalah dengan cara mempertinggi keadaan iman yang kita miliki didalam beragama, dengan tidak lagi hanya sekedar rajin didalam menjalankan ritual-ritualnya saja, akan tetapi juga memiliki kesadaran dan keyakinan penuh akan sifat-sifat dari Tuhan yang kita junjung tersebut dan setia didalam menjalankan kehendak-Nya dalam artian selalu menjaga diri agar tidak sampai melanggar larangan-larangan-Nya atau melawan apa yang diperintahkan-Nya, yaitu untuk tidak saling menciptakan masalah, demi kepentingan diri maupun golongan.

Untuk hal tersebut, pertama-tama ingat apa yang selalu diungkapkan didalam setiap kitab suci dari agama-agama yang memuliakan-Nya. Yaitu, bahwa Dia memiliki sifat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Lalu, kalau kita mengakui bahwa kita merupakan ciptaan-Nya, maka tentunya proses-proses tubuh yang kita miliki dan memiliki sifat alami yang mampu memelihara, melindungii serta memulihkan dirinya sendiri tersebut, tentunya merupakan bagian yang secara khusus telah diciptakan-Nya pula bagi kita semua tanpa ada yang dikecualikan, sebagai salah satu bukti nyata dari Ke Maha Pengasihan-Nya, agar keadaan fisik maupun mental kita dapat tetap terjaga hingga kita mampu untuk menjalankan tugas kehidupan yang telah diembankan-Nya kepada kita.

Yaitu, menciptakan kehidupan yang sesuai dengan yang dikehendaki-Nya untuk kita jalani, yaitu hidup yang rukun, damai dan sejahtera “karena masing-masing tidak saling menciptakan masalah”.

Artinya, kita harus mau untuk merubah pola hidup dari pola hidup yang mungkin semula lebih memiliki kecenderungan untuk lebih memperhatikan serta mengutamakan kepentingan diri maupun golongan didalam fungsi yang kita emban didalam kehidupan masing-masing dalam bermasyarakat, dengan menjadi seseorang yang lebih patuh pada perintah-perintah-Nya yaitu untuk saling mengasihi atau tidak saling menciptakan masalah satu sama lain, tanpa sedikitpun mengecualikan dengan siapa atau golongan apapun.

Karena tanpa melaksanakan hal tersebut tentunya akan selalu tercipta adanya perbedaan-perbedaan pendapat yang mau tidak mau akan menghasilkan adanya ketegangan perasaan yang akan mengacaukan kinerja otak.

Sedangkan kesadaran yang benar-benar akan Ke Maha Pengasihan-Nya akan menciptakan adanya ketenangan dan harapan yang dibutuhkan untuk memberi otak bekerja dengan normal dan maksimal, hingga mampu memulihkan keadaan fisik maupun mental kita dengan sebaik-baiknya.

Hingga kesadaran untuk mau berpikir dan bertindak secara baik serta mau mengatur pola makan dan minum yang sesuai dengan yang dibutuhkan tubuh saat itu, yang artinya tidak sekedar hanya didasari oleh adanya dorongan rasa menyukai ataupun tidak menyukai saja, merupakan sesuatu yang seharusnya selalu kita miliki agar kita mampu mempertahankan bahkan memulihkan kesehatan kita, agar kita mampu melaksanakan tugas yang diberikan-Nya kepada kita.

Mengatur Pola Makan Dan Minum

Makan dan minum merupakan bagian dari proses tubuh dalam rangka untuk mendapatkan bahan dasar untuk membentuk senyawa-senyawa kimia yang dibutuhkan pada saat itu untuk dapat melakukan proses-prosesnya dalam memelihara dan memulihkan keadaan tubuh pada saat itu.
Sebagai akibatnya, zat-zat yang dibutuhkan tubuh pada suatu hari, bisa saja berbeda dengan yang dibutuhkan oleh tubuh pada hari-hari yang lainnya.

Sehingga mau atau tidak mau kita harus mengatur pola makan dan minum kita agar selalu dapat memenuhi kebutuhan proses-proses tubuh tersebut, dan dapat menghindari terjadinya masalah adanya kelebihan atau kekurangan zat, yang pasti akan menimbulkan masalah fisik pada diri kita sebagai akibat dari hambatan yang ditimbulkannya pada proses-proses tubuh, didalam melakukan pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan dirinya.

Didalam hal ini, tentunya untuk dapat menghindari terjadinya masalah adanya kekurangan atau kelebihan zat tertentu tersebut, kita harus bisa terlebih dahulu mengetahui dengan pasti tentang zat-zat apa saja yang sebenarnya diperlukan oleh tubuh pada saat itu bagi kelangsungan dari proses-prosesnya didalam memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya tersebut, yang pada kenyataannya pasti bukan merupakan sesuatu yang dengan mudah dapat dilakukan.

Karena,didalam kenyataannya sesuatu yang berkandungan nutrisi baik, belum tentu akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi tubuh, sebagai akibat dari zat-zat yang dikandungnya yang belum tentu sesuai dengan apa yang pada saat itu dibutuhkan oleh proses-proses tubuh hingga dapat  menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang sesuai dengan kebutuhannya untuk dapat memelihara, melindungi serta memulihkan keadaan tubuh kita pada saat itu.

Padahal, jika sampai yang kita konsumsi ternyata tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan tubuh pada saat itu untuk melakukan proses-proses memelihara, melidungi dan memulihkan diri tersebut, maka selain proses tersebut akan menjadi tidak terbentuk, juga akan menimbulkan masalah adanya kelebihan atau penumpukan zat tertentu didalam tubuh, serta masalah-masalah kekurangan zat yang pada akhirnya akan menciptakan adanya berbagai masalah, baik masalah fisik, mental, dan kalau sampai dibiarkan terus terjadi, maka terjadinya masalah kehidupan-pun sulit untuk dapat dihindari lagi.

Dengan demikian, maka pola mengonsumsi yang sudah semakin membudaya pada saat ini seperti halnya dengan dalam mengonsumsi sesuatu yang lebih dititik beratkan pada rasa menyukai, tertarik pada penampilan penampilan serta aroma membangkitkan selera yang disebarkannya ataupun hanya karena ingin tidak dianggap sebagai orang yang sudah ketinggalan jaman, merupakan sesuatu yang sudah selayaknya ditinggalkan.

Demikian juga dengan penggunaan pengaya rasa yang berlebihan dengan tujuan agar apa yang akan kita konsumsi menjadi jauh lebih enak lagi, merupakan sesuatu yang sebaiknya kita tinggalkan juga, karena hal tersebutpun akan menciptakan terjadinya masalah kelebihan zat yang dapat membahayakan fisik kita, sebagai akibat dari terjadinya pasokan Natrium (Sodium) berlebihan yang tanpa tersadari telah kita lakukan.

Begitu pula dengan kebiasaan untuk menelan mentah-mentah apa yang dibicarakan oleh orang lain, hingga apa yang dikatakan oleh seseorang sebagai baik serta bermanfaat secara langsung juga diasumsikan sebagai pasti akan baik dan bermanfaat juga bagi diri kita. Karena kita sebenarnya memiliki struktur molekul tubuh yang masing-masing berbeda keadaannya, sebagai akibat dari pola mengonsumsi kita yang juga berbeda, hingga akan mengakibatkan yang baik dan bermanfaat bagi orang lain "belum tentu" juga akan memiliki kebaikan dan manfaat yang sama bagi diri kita.

Padahal, apapun yang kita konsumsi termasuk herbal sekalipun, pada kenyataannya tidak akan terlepas dari keberadaan dari unsur-unsur kimia yang  telah membentuknya.

Hingga, mau atau tidak mau zat kimia yang dikandungnya tersebut pada saat dicerna pasti akan membentuk reaksi kimia pula dengan enzim-enzim yang berada didalam tubuh, hingga akan menghasilkan senyawa-senyawa tertentu yang baik atau buruk dampaknya bagi tubuh akan sangat ter-gantung kepada sesuai atau tidaknya senyawa-senyawa tersebut dengan apa yang dibutuhkan oleh tubuh pada saat itu.

Sementara itu, oleh karena apapun yang kita konsumsi tidak pernah terlepas dari adanya unsur-unsur kimia didalamnya, maka didalam prosesnya yang akan terjadi didalam tubuh kita tidak akan pernah terlepas dari keterkaitannya dengan kaidah-kaidah atau hukum-hukum kimia seperti halnya dengan proses reduksi atau penyingkiran suatu unsur dari posisinya oleh unsur yang lain, yang mau atau tidak mau pasti akan berdampak pada terjadinya perubahan pada struktur molekul tubuh kita yang secara pasti juga akan berdampak kurang baik bagi tubuh kita karena tanpa kita sadari akan memunculkan berbagai masalah pada tubuh kita.

Justru karena hal ini jugalah maka setiap orang memiliki keadaan struktur molekul tubuh yang berbeda sebagai akibat dari pola mengonsumsi yang dimilikinya masing-masing serta pola makan dan minum ibunya pada saat mengandung dirinya yang telah membentuk keadaan struktur molekul tubuhnya.

Akibatnya setiap orang memiliki kelemahan fisik yang satu sama lain saling berbeda. Hingga sebagai dampaknya, sesuatu yang telah membawa kebaikan pada saat dikonsumsi oleh orang lain, belum tentu akan membawa manfaat yang sama juga bagi pihak yang lain.

Selain hal tersebut faktor kebutuhan tubuh bagi kelangsungan prosesnya yang tentunya setiap saat tidak selalu sama seiring telah terpenuhi atau tidaknya kebutuhan zat yang sebelumnya, akan menyebabkan sesuatu yang pada awal dikonsumsinya terasa sekali manfaatnya (karena kekurangan zatnya dapat tertanggulangi), jika dikonsumsi secara terus-terusan belum tentu akan tetap dirasakan manfaatnya bahkan mungkin malah mulai terasa ada perkembangan yang sebaliknya, akibat dari mulai terjadinya penimbunan zat yang sama yang menyebabkan proses-proses tubuh tidak dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang dibutuhkannya.

Didalam menghadapi hal-hal yang semacam itu, lalu apakah sebenarnya yang harus kita perbuat agar kita mampu untuk mengenali dengan baik mengenai apa yang sebenarnya di-perlukan oleh tubuh kita, agar kita menjadi mampu menjaga atau memelihara serta memulihkan diri kita pada saat kita menderita sakit ?

Untuk hal tersebut, sebenarnya tanpa kita sadari Tuhan telah menciptakan kita memiliki suatu bentuk kemampuan yang berpusatkan pada otak yang menghasilkan berbagai bentuk isyarat agar kita mampu menunjang kelancaran dari proses-proses biofisika dan biokimia didalam diri kita hingga mampu memelihara, melindungi serta memulihkan diri kita, yang berbentuk berbagai isyarat tubuh maupun naluri, yang ditujukan agar kita dapat mengontrol pikiran, tindakan maupun apa yang selayaknya untuk kita konsumsi, agar apa yang kita pikirkan atau lakukan serta yang akan kita konsumsi tidak akan sampai menciptakan masalah.

Proses pemberian isyarat-isyarat tubuh dan naluri yang merupakan sesuatu yang telah diciptakan dan diberikan-Nya kepada kita ini, sangat mudah untuk dimanfaatkan oleh siapapun tanpa harus terlebih dahulu melakukan suatu bentuk ritual atau aktifitas apapun yang bukan merupakan suatu aktifitas hidup sehari-hari yang normal seperti halnya dengan terlebih dahulu harus melakukan meditasi atau memenuhi suatu bentuk persyaratan tertentu, karena hal tersebut sebenarnya hanya merupakan indra kita yang normal yang telah diberikan-Nya sebagai ujud kasih-Nya terhadap kita.

Walau demikian, karena isyarat-isyarat ini merupakan sesuatu yang bersumber dari proses otak, maka agar kita dapat menerima isyarat-isyarat tersebut sedapat mungkin kita harus memberi kesempatan otak agar dapat bekerja secara maksimal, melalui tidak membuat otak menjadi sibuk dengan apa yang sedang kita pikirkan melalui selalu bersikap senetral mungkin atau menjaga agar sedapat mungkin tidak terjebak oleh kebiasaan menilai secara berlebihan keburukan/ kekurangan yang terdapat pada sesuatu ataupun seseorang baik yang terlihat langsung ataupun teringat pada saat itu,apalagi sampai bersikap menghakiminya.

Karena, hanya dengan cara tersebut kita akan memberi otak kesempatan untuk bekerja dengan normal dan maksimal hingga mampu untuk menghasilkan indra yang kita butuhkan tersebut.

Dengan demikian maka suatu pemulihan alami yaitu suatu pemulihan yang dilakukan oleh tubuh kita sendiri yang sesuai dengan yang telah diprogramkan-Nya untuk memelihara, melindungi serta memulihkan diri kita tersebut, ternyata hanya akan bekerja sesuai yang dirancangkannya tersebut hanya jika kita menjalankan pola pola berpikir dan bertindak yang tidak menyimpang dari kehendak-Nya dalam melaksanakan kehidupannya sehari-hari atau tidak berpikir atau bertindak yang saling menimbulkan masalah, dan bukan hanya sekedar menjalankan ritual tanpa mematuhi perintah-Nya tersebut.

LANGKAH DALAM MENCAPAI SUATU KEPULIHAN

Menyadari Bahwa Tubuh Mampu Memulihkan Diri

Didalam hal ini, seseorang dituntut untuk mau dengan sepenuhnya menyadari bahwa pada dasarnya kita sebenarnya memiliki proses-proses alami tubuh yang selalu siap untuk bertindak mempertahankan keutuhan tubuh yang kita miliki tanpa harus serdikitpun diupayakan, apabila kita mau untuk mengikuti kehendak-Nya, yaitu mau hidup dengan tidak saling menghakimi atau saling menciptakan masalah satu sama lain atau melakukan pementingan dan pemerhatian diri maupun golongan.

Yang dimaksudkan dengan proses-proses alami tubuh tersebut disini, adalah proses-proses tubuh yang setiap saat tanpa kita sadari akan selalu terbentuk didalam tubuh kita dalam wujud aktifitas rutin dari berbagai sistim-sistim tubuh yang kita miliki, yang masing-masing terbentuk oleh berbagai organ tubuh yang satu sama lain bekerja saling mendukung didalam upaya mempertahankan keutuhan tubuh kita, yang secara nyata didalam kinerjanya memiliki sifat yang memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya atau mempertahankan keadaan tubuh kita, dari berbagai ancaman, gangguan ataupun pengaruh, baik yang bersumber dari luar tubuh, maupun dari dalam tubuh kita sendiri.

Seperti halnya dengan proses bernapas yang pada dasarnya merupakan suatu proses yang dihasilkan oleh kerja-sama berbagai organ yang membentuk suatu sistim dan secara tidak tersadari bekerja tanpa henti-hentinya mengeluarkan zat-zat yang dapat membahayakan tubuh dan memasukan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh untuk membentuk proses-proses kimia yang menghasilkan senyawa-senyawa yang diperlukan untuk mempertahankan kelestarian struktur-struktur pembentuk tubuh dari udara luar.

Begitu juga halnya dengan proses-proses tubuh lainnya, seperti halnya dengan proses peredaran darah yang juga dengan tanpa perlu kita atur ataupun kehendaki selalu bekerja untuk menyalurkan zat-zat yang diperoleh ataupun telah dihasilkan oleh kinerja proses-proses tubuh lain seperti proses pernapasan, pencernaan ataupun hasil produksi dari berbagai kelenjar yang terdapat didalam tubuh untuk dapat memenuhi kebutuhan tubuh dalam mempertahankan keutuhannya.

Dalam hal ini, kelenjar-kelenjar adalah organ-organ yang secara khusus telah diciptakan-Nya untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia yang dibutuhkan bagi kelangsungan proses-proses alami tubuh didalam melakukan pemeliharaan, perlindungan maupun pemulihan dirinya, apabila disuatu saat salah satu atau beberapa dari organnya mengalami adanya gangguan ataupun kerusakan fungsi.

Aktifitas dari sistim-sistim tubuh tersebut, ternyata juga telah diciptakan-Nya untuk berada dibawah koordinasi sistim syaraf, dengan otak serta sumsum tulang belakang sebagai pusatnya.

Sistim syaraf inilah yang berperanan sangat besar didalam mewujudkan adanya proses-proses tubuh yang berkemampuan memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya tersebut.

Akan tetapi, proses-proses tubuh tersebut hanya akan dapat bekerja dengan baik, apabila setiap masalah yang terdapat didalam tubuh tersebut mampu dilaporkan dengan baik oleh syaraf-syaraf sensorik atau pengindra yang terkaitnya, kepada otak.

Dan tentunya otaknya sendiri juga harus sedang berada didalam keadaan yang siap untuk menerima, mengkaji maupun memutuskan cara penanggulangan masalah tersebut serta memberikan perintah penanggulangannya melalui syaraf-syaraf motorik, kepada organ-organ yang terkait dalam pelaksanaan penanggulangan masalahnya, yaitu otot-otot serta kelenjar-kelenjar yang terkaitnya.

Dengan demikian, maka kenormalan kerja dari otak sebagai pusat sistim koordinasi dari seluruh organ tersebut sedapat mungkin harus dapat dipertahankan dengan sebaik-baiknya.

Karena, jika kenormalan kerja otak sampai mengalami adanya gangguan,misalnya menjadi tidak berkesempatan untuk menerima, mengkaji dan memutuskan mengenai cara penanggulangan masalahnya sebagai akibat dari terus menerusnya dipergunakan untuk berpikir tentang hal-hal yang negatip hingga terjadi adanya gejolak perasaan yang menyita waktu kerja otak yang produktif, maka kelangsungan dari proses-proses tubuh tersebut didalam memelihara, melindungi, serta memulihkan dirinya pun akan mengalami gangguan atau hambatan pula.

Karena tanpa adanya keputusan dari otak, organ-organ lain yang berada dibawah sistim koordinasinya tidak akan pernah bekerja sesuai dengan yang seharusnya didalam melakukan hal-hal yang sebetulnya diperlukan, untuk dapat mempertahankan keutuhan tubuh..

Karena didalam keadaan normalnya, artinya otak memiliki kesempatan didalam menjalankan fungsi normalnya, otak tidak akan pernah henti-hentinya selalu sibuk didalam mengatur seluruh proses tubuh dalam melihara dan mengatasi masalah tubuh, termasuk mengatur produksi serta penyaluran senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk membunuh bakteri, virus, maupun sel-sel kanker, menghilangkan setiap rasa sakit, membentuk sistim kekebalan tubuh dan lain-lainnya.

Karena didalam keadaan normal, tubuh melalui sistim koordinasi yang diatur oleh otak yang memiliki kemampuan untuk memulihkan dirinya sendiri walau dari penyakit apapun, (Mind Matters News Letter, edisi 25 July 2002).

Oleh karena itu, untuk memperoleh maupun mampu untuk mempertahankan suatu kepulihan, kenormalan kerja otak merupakan sesuatu yang sedapat mungkin harus dioptimalkan, melalui cara berusaha untuk menghindari kebiasaan memikirkan hal-hal yang negatip.

Menormalkan Kinerja Proses-Proses Tubuh

Menormalkan kinerja proses-proses tubuh, merupakan sesuatu yang hanya akan dapat diwujudkan apabila kinerja serta keadaan dari sistim-sistim yang mengaturnya yaitu keadaan serta kinerja dari sistim-sistim syaraf terutama pusatnya, telah terlebih dahulu dinormalkan.

Untuk hal tersebut, hal-hal yang mampu menyebabkan terjadinya ketidak normalan kerja dari sistim syaraf tersebut, harus selalu kita waspadai dan hindari.

Secara biologis, otak juga akan mengalami gangguan pada kenormalan kerjanya, apabila baik secara disadari maupun tidak, kita telah mengonsumsi zat-zat tertentu baik yang berbentuk zat tersendiri (seperti halnya dalam bentuk suatu obat) maupun yang terkandung dalam makanan, minuman atau herbal yang kita konsumsi, yang pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kinerjanya normalnya..

Seperti halnya dengan obat-obatan ataupun ramu-ramuan yang menimbulkan rasa ngantuk (antihistamina, hipnotika) apalagi yang sampai dapat membuat kesadaran terganggu seperti halnya obat-obatan golongan psikotropika, akan membuat kenormalan kerja otak menjadi terganggu.

Disamping hal tersebut, gejolak perasaan yang akan timbul jika kita menilai berlebih-lebihan apa yang teringat atau terpantau indra, juga merupakan penyebab dari timbulnya berbagai hambatan terhadap kinerja otak yang normal, yang berdampak pada akan terhambatnya setiap data-data yang akan dilaporkan oleh syaraf-syaraf pengindra ke otak.

Oleh karena itu, hal-hal yang semacam itu sedapat mungkin harus dapat dihindari, agar proses-proses tubuh didalam memelihara, merlindungi serta memulihkan dirinya tersebut dapat berlangung dengan normal.

Selain menormalkan kinerja otak, kinerja dari sistim-sistim syaraf yang lainnya-pun seperti halnya dengan sistim syaraf pengindra, sistim syaraf motorik dan lain-lain pun, juga harus dapat dinormalkan keadaannya.

Karena, tanpa kenormalan dari keadaannya, kinerja dari sistim syaraf pengindra atau sensorik yang memiliki tugas dalam memantau setiap hal yang terjadi disekitarnya pun tidak akan sempurna, hingga hal-hal yang mampu menimbulkan masalahpun tidak akan benar-benar terpantau dengan baik dan segera dilaporkannya kepada otak agar dapat segera ditanggulangi.

Karena jika otak tidak sampai memperoleh laporan apapun, tentunya otak tidak akan pernah mengkaji, memutuskan dan memerintahkan kepada organ-organ yang bertugas didalam mengatasi setiap masalah, untuk sesegera mungkin bertindak untuk menyelamatkan bagian-bagian tubuh yang disaat itu tengah menghadapi masalah, hingga akan menyebabkan bagian-bagian tersebut menjadi mengalami masalah yang jauh lebih buruk lagi, sebagai akibat dari proses pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan yang seharusnya dijalaninya tidak kunjung terwujudkan.

Demikian pula jika sistim-sistim syaraf yang lainpun sampai mengalami adanya gangguan. Karena,gangguan-gangguan yang dialami mereka akan menyebabkan sistim komunikasi yang seharusnya terbentuk diantara orga-organ bermasalah dengan pusat syaraf dan pusat syaraf dengan organ-organ penanggulang masalah, juga akan mengalami gangguan.

Akibatnya, proses-proses penanggulangan masalah yang seharusnya selalu terjadi didalam tubuh, akan menjadi terhambat.

Didalam hal ini, untuk dapat mengatasinya, kita harus dapat mengetahui dengan baik mengenai apa saja yang dapat menimbulkan masalahnya, hingga telah mengganggu kenormalan kerja dari sistim-sistim syaraf tersebut.

Pada kenyataannya, setiap zat kimia yang terdapat pada sesuatu yang kita konsumsi dan setelah menjalani proses pencernaan ternyata menghasilkan senyawa-senyawa yang dapat merusak keadaan sistim syaraf, merupakan sesuatu yang harus kita hindari.

Kehati-hatian didalam mengonsumsi sesuatu walau yang kita konsumsi tersebut pada dasarnya memiliki nilai gizi yang baik atau luar biasa sekalipun, tetap harus dilakukan. Karena, dapat saja faktor kelebihan zat yang terciptanya akan menghantam atau merusak keadaan sistim syaraf juga.

Oleh karena mengkonsumsi sesuatu secara berlebih-lebihan akan mengacaukan reaksi-reaksi kimia yang terjadi antara zat-zat yang terkandung didalamnya dengan enzim-enzim tubuh yang dikeluarkannya pada saat dicerna, hingga zat-zat yang dihasilkannya-pun akan menjadi tidak sesuai lagi dengan yang dibutuhkan oleh tubuh bagi proses-prosesnya pada saat itu. Sebagai dampaknya, kembali proses-proses pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan diri yang seharusnya terjadi dan telah diatur oleh “jam tubuh” tersebut, akan menjadi sulit untuk diwujudkan.

Padahal, Jam Tubuh atau Body Clock atau Chronomedicine (bagian dari kelenjar Hypothalamus pada otak), adalah pengatur kinerja dari proses-proses tubuh maupun toleransi tubuh terhadap pasokan zat-zat kimia dari luar tubuh (menurut beberapa temuan medis terakhir).

Didalam temuan-temuan tersebut, telah ditemukan suatu kenyataan bahwa sebenarnya tubuh tidak setiap saat dapat mentolerir pasokan zat-zat kimia tertentu kedalamnya, yang artinya bahwa suatu zat kimia (baik yang terdapat pada makanan maupun minuman yang dikonsumsi sekalipun) yang pada suatu saat memiliki manfaat besar, jika diberikan pada saat yang lain ternyata belum tentu akan memiliki manfaat yang sama atau bahkan justru akan mampu me-nimbulkan masalah yang tidak diinginkan.

Sehingga para akhli yang melakukan penelitian tersebut berpendapat bahwa sebenarnya cara didalam memberikan obat-obatan dalam bentuk dosis harian yang dibagi lagi atas 2, 3 atau 4 kali sekali, sebenarnya sudah selayaknya untuk ditinjau ulang kembali. Karena, cara pemberian yang tepat guna tentunya hanyalah cara pemberian yang disesuaikan dengan pola toleransi yang telah diatur oleh jam tubuh, hingga hasil yang akan diperoleh-pun akan menjadi maksimal.

Dengan demikian, pola mengonsumsi yang hanya didasarkan pada hasil dari penilaian terhadap kekayaan gizi atau kelengkapan nutrisi maupun mengikuti faktor selera, rasa suka ataupun tidak suka saja, pada dasarnya cepat atau lambat akan menimbulkan masalah yang serius pada tubuh.

Oleh karena itu, kebiasaan mengonsumsi yang seperti itu harus segera dihindari serta dirubah dengan pola mengonsumsi yang disesuaikan dengan kebutuhan dari tubuh bagi kelangsungan dari proses-prosesnya, yaitu proses-prosesnya didalam memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya tersebut.


MENORMALKAN KERJA OTAK

Walaupun pada kenyataannya kandungan dari sesuatu yang dikonsumsi seperti halnya dengan makanan-makanan, minuman-minuman, obat-obatan maupun ramu-ramuan tidak jarang yang karena memiliki zat-zat yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh kemudian menjebabkan proses-proses tubuh menjadi tidak mampu untuk melaksanakan tugasnya didalam memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya, tetap saja gejolak perasaan masih merupakan pemegang peranan utama sebagai pengganggu proses-proses tubuh tersebut.

Hal ini disebabkan karena kesempatan untuk kita berpikir secara negatip sebagai penghasil adanya gejolak perasaan pada kenyataannya lebih banyak dari pada kesempatan untuk mempergunakan atau mengkonsumsi sesuatu, sebagai akibat dari kebiasaan hidup yang telah membudaya pada saai ini, yang pada umumnya tidak terlepas dari kecenderungan untuk bersikap mudah menilai baik-buruk sesuatu, keadaan atau pihak lain, yang saat itu terpantau indra atau tergali kembali dari ingatan.

Oleh karena itu, selain kita harus berupaya untuk menghindari kebiasaan dalam mengonsumsi atau mempergunakan sesuatu yang dapat mempengaruhi kinerja sistim syaraf terutama pusatnya, menghindari terbentuknya suatu gejolak perasaan merupakan sesuatu yang paling utama yang harus  kita lakukan.

MENGHINDARI TERBENTUKNYA GEJOLAK PERASAAN

Gejolak perasaan, merupakan sesuatu yang akan muncul didalam diri seseorang, apabila hasil pengindraan syaraf-syaraf pengindra seperti adanya sesuatu yang dirasa, dilihat, dicium, didengar, dan sebagainya, diperhatikan atau dinilai secara berlebihan

Dengan kata lain, gejolak perasaan merupakan sesuatu yang akan timbul dalam diri seseorang, bila segala hal yang terpantau lebih cenderung ditanggapi dari sisi ketidak biasaan atau ketidak normalannya, dari pada ditanggapi dengan tenang dan tanpa kecemasan, karena dirinya yakin bahwa akan mampu mengatasi dan menormalkannya kembali.

Sehingga pada dasarnya, gejolak perasaan akan muncul dalam diri seseorang bila dirinya "terlalu" memperhatikan kepentingan serta keadaan diri maupun lingkungannya, dan apapun yang dinilainya tidak biasa, baik hal-hal yang mencemaskan maupun yang menggembirakan, dinilainya secara berlebihan.

Dengan demikian, maka nampak disini bahwa dibandingkan dengan mempergunakan atau mengkonsumsi sesuatu, gejolak perasaan memiliki peluang yang paling besar didalam menimbulkan gangguan pada kenormalan kerja otak.

Karena itu, untuk dapat mengatasinya, marilah kita coba untuk menerapkan cara-cara berikut ini :

1.    Hilangkan kebiasaan mudah menilai baik buruk sesuatu, baik suatu keadaan ataupun situasi yang menimpa siapapun termasuk diri kita sendiri.
2.   Singkirkan kebiasaan memikirkan kepentingan diri sendiri, lingkungan ataupun golongan, tanpa sedikitpun mempedulikan kepentingan pihak yang lain.
3.   Singkirkan kebiasaan memperhatikan keadaan diri sendiri maupun orang lain secara berlebih-lebihan, seperti halnya dengan berkhayal, berangan-angan, melamun dan sebagainya.
4.  Singkirkan kebiasaan mencemooh atau menganggap pendapat, pikiran, keyakinan ataupun kepercayaan pihak lain sebagai sesuatu yang tidak benar, tidak berharga atau sama sekali tidak bermanfaat.
5.    Hilangkan keinginan untuk dilayani orang lain, sadari bahwa kesulitan orang lain akibat perbuatan kita, cepat atau lambat akan menimbulkan adanya masalah pada diri kita.
6.    Hilangkan perasaan ingin diperhatikan orang lain walau anda sedang sakit sekalipun, karena sikap seperti ini mudah sekali memicu timbulnya gejolak perasaan.
7.    Hilangkan kebiasaan untuk mengikuti dorongan kemauan atau keinginan yang berlebih-lebihan.
8.    Hilangkan kebiasaan untuk tidak memperhatikan atau menghargai kepentingan orang lain.
9.    Lakukanlah pekerjaan sehari-hari tanpa merasa terbenani, dengan berpegang pada prinsip bahwa apapun yang dilakukan selain harus merupakan sesuatu yang berguna bagi kita, juga tidak akan menimbulkan masalah bagi pihak lain.
10. Jangan pedulikan apapun yang dilakukan oleh pihak lain, tetapi berpeganglah pada pendirian untuk tetap berusaha menciptakan kehidupan bersama yang tentram.
11.  Jangan anda pikirkan apa yang harus anda perbuat bagi diri anda dan apa yang harus orang lain perbuat bagi diri anda. Tetapi pikirkanlah apa yang harus anda perbuat agar anda mampu menciptakan kehidupan tentram bersama orang lain.
12.  Jangan menumpahkan harapan secara berlebihan kepada seseorang, karena harapan berlebihan yang tidak terwujudkan akan menyebabkan timbulnya gejolak perasaan.
13.  Hilangkan segala bentuk emosi yang berlebihan walau emosi kegembiraan sekalipun.
14.  Jangan mudah memberikan kesimpulan buruk terhadap pikiran atau pendapat orang lain
15.  Jangan mudah menilai baik buruk yang terpantau indra.
16.  Jangan berkeluh kesah dalam menghadapi masalah atau keadaan, walau apapun yang terjadi saat itu.
17.  Jangan mudah berprasangka buruk terhadap siapapun.
18.  Jangan menyinggung perasaan orang lain.
19.  Jangan menganggap atau merasa diri lebih mampu dari yang lain.
20.  Jangan menganggap diri lebih mengerti atau lebih memahami sesuatu dari pihak lain.
21.  Jangan memiliki pikiran yang terpusat pada penyakit atau penderitaan yang dialami.
22.  Jangan merasa tidak berkemampuan.
23.  Jangan merasa tidak memiliki harapan.
24.  Jangan menjadi budak kemauan.
25.  Jangan memiliki perasaan cemas, risau, khawatir, gentar, takut atau benci terhadap apapun serta siapapun, karena perasaan-perasaan seperti itu akan mengganggu efektifitas kerja otak, termasuk proses pemulihan yang dikoordinirnya.
26.  Jangan biarkan diri kita terlarut dalam kekecewaan, rasa tidak puas maupun kesedihan, karena hal-hal tersebut akan menimbulkan gangguan pada proses pemulihan diri didalam tubuh anda.
27.  Jangan sampai memiliki pikiran negatip, baik tentang diri Anda sendiri maupun tentang orang lain.
28.  Serta jangan sampai melakukan hal-hal lain yang menimbulkan gejolak didalam perasaan.

Melalui cara menyadari bahwa jika kita menyertakan perasaan atau penilaian terhadap masalah yang dihadapi pada saat kita sedang berpikir akan menyebabkan :

1.      Proses berpikir yang seharusnya menghasilkan pikiran yang dibutuhkan untuk dapat mengatasi masalah akan menjadi terganggu, hingga pikiran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah, tidak akan terbentuk.
2.  Proses pengolahan data serta pengambilan keputusan yang dilakukan oleh otak sebagai tanggapan terhadap setiap laporan syaraf pengindra akan menjadi terhambat, hingga proses-proses pemeliharaan, perlindungan serta pemulihan diri yang juga berada dibawah koordinasi dari otak, akan menjadi terhambat.

Dengan demikian, maka setiap kali muncul perasaan, sadari secepatnya hal tersebut dan segera tenangkanlah pikiran Anda dengan cara menyadari bahwa penenangan pikiran akan membuat aktifitas kerja otak kembali menjadi normal, hingga setiap permasalahan baik fisik maupun mental, akan dapat segera diselesaikan dengan sebaik-baiknya.

MENGETAHUI YANG DIBUTUHKAN TUBUH UNTUK PROSES PEMELIHARAAN, PERLINDUNGAN SERTA PEMULIHAN DIRI

Secara alami, tubuh sebenarnya memiliki kemampuan mengenali segala hal yang olehnya dibutuhkan untuk dapat mempertahankan keutuhannya.

Kemampuan ini, sebenarnya merupakan kemampuan alami tubuh, yang secara biologis telah tertata rapi dan setiap saat siap bekerja untuk melindungi keutuhannya.

Kemampuan ini, merupakan hasil dari proses pengolahan terhadap setiap data yang masuk kedalam otak dari setiap syaraf sensorik atau pengindra yang ada, mengenai setiap hal yang tengah terjadi disekitarnya.

Sehingga, kemampuan ini merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh aktifitas dari syaraf-syaraf pengindra atau sensorik yang tersebar disetiap pelosok tubuh, untuk mengindra atau memantau setiap hal yang tengah terjadi disekitarnya, de-ngan tujuan agar setiap hal yang mampu menimbulkan bahaya bagi keutuhan tubuh, akan dapat sesegera mungkin diatasi.

Didalam prosesnya, setiap hal yang terpantau oleh syaraf-syaraf pengin-dra akan segera dikaji oleh otak, serta disampaikan otak dalam bentuk "pikiran’ yang murni serta perintah-perintah untuk pelaksanaan tindakan penanggulangan setiap masalahnya kepada setiap organ yang bertanggung jawab didalam pelaksanaannya, yaitu kelenjar-kelenjar serta otot-otot.

Dalam hal ini, yang dimaksudkan dengan "pikiran murni" diatas, adalah pikiran yang dalam kemunculannya tidak disertai dengan adanya hasil penilaian berlebihan terhadap apa yang sebelumnya dipikirkan, atau gejolak perasaan, hingga merupakan suatu jalan untuk keluar dari masalah dan bukan sesuatu yang bersifat menggeluti masalah.

Sedangkan perintah-perintah yang diberikannya kepada kelenjar-kelenjar, merupakan perintah-perintah untuk menyalurkan zat-zat yang telah di produksi oleh mereka yang pada saat itu dibutuhkan oleh tubuh agar proses-prosesnya didalam memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya atau mempertahankan keutuhannya dapat terwujudkan.

Demikian pula dengan perintah-perintah yang diberikannya kepada otot-otot yang terkait didalam masalah yang tengah dihadapi tersebut, merupakan perintah-perintah untuk segera melakukan gerakan-gerakan penyelamatan, agar masalah yang tengah dihadapi tersebut dapat dihindari, dan keutuhan tubuh tetap dapat dipertahankan.

Jadi, kemampuan mengetahui sebenarnya bukanlah merupakan sesuatu yang mistik karena keberadaannya bukan merupakan hasil dari pemenuhan syarat-syarat atau tindakan-tindakan khusus tertentu, tetapi merupakan suatu hasil kerja sistim syaraf yang normal, karena otak sebagai pusat pengkajinya telah diberi kesempatan untuk bekerja normal tanpa beban.

Oleh karena itu, penormalan kerja otak seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, merupakan sesuatu yang sangat perlu untuk selalu diupayakan, agar kemampuan kita untuk mengetahui bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Sedangkan untuk dapat menghasilkan adanya pikiran yang baik, seseorang harus mau serta mampu menguasai setiap rasa serta perasaan yang setiap saat dapat muncul sebagai dampak dari proses pengindraan yang dilakukan oleh  syaraf-syaraf pengindra. Yaitu, jangan sampai masalah rasa atau perasaan yang timbul tersebut dibiarkan terus berkecamuk selama proses berpikir sedang dilakukan.

Karena jika hal ini dapat kita lakukan, maka kemampuan kita untuk mengetahui akan dapat segera dipergunakan, baik yang muncul dalam bentuk pikiran, maupun isyarat-isyarat tubuh tertentu yang akan memberi tahu segala hal yang diperlukan dan yang harus kita hindari, agar keutuhan tubuh kita tetap dapat dipertahankan.

Akan tetapi, oleh karena pada umumnya seseorang sulit untuk secara langsung dapat melepaskan diri dari jeratan perasaan, maka cara untuk mengetahui melalui bentuk isyarat-isyarat yang dihasilkan oleh gerakan dari otot-otot leher atau tanganlah yang pada umumnya merupakan cara yang paling mudah untuk dikuasai.

Karena selanjutnya isyarat-isyarat dalam bentuk gerakan tangan atau kepala yang ditimbulkan oleh gerakan otot-otot tersebut, akan berkembang lagi menjadi suatu bentuk naluri yang dalam perkembangan selanjutnya akan berubah kembali menjadi suatu bentuk pikiran, yaitu seiring dengan perbaikan keadaan sistim syaraf yang telah berhasil kita capai melalui pengaturan pola makan dan pola berpikir yang kita lakukan, yaitu selalu terus menerus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh didalam memulihkan dirinya.

MEMPERGUNAKAN KEMAMPUAN MENGETAHUI

Seperti halnya dengan kemampuan tubuh yang lainnya yaitu kemampuan didalam memelihara, melindungi serta memulihkan diri, kemampuan mengetahui-pun sangat membutuhkan adanya kinerja dari sistim syaraf yang normal, terutama otak yang memiliki tugas untuk menganalisa serta mengambil keputusan tentang apapun yang harus dilakukan oleh organ-organ lain, agar keutuhan tubuh dapat tetap dipertahankan.

Karena itu, untuk dapat memanfaatkan kemampuan ini, penormalan kerja otak sebagai pusat aktifitas dari sistim syaraf, mutlak harus kita lakukan.

Untuk hal ini, setiap gejolak perasaan yang ada sedapat mungkin harus segera disingkirkan.

Selanjutnya, ciptakanlah ketentraman diri dan rasa aman karena yakin bahwa terlindungi, melalui langkah-langkah berikut ini :

A  Sadari bahwa tubuh kita sebenarnya memiliki proses-proses alami yang secara biologis memiliki sifat yang memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya, melalui proses-proses biokimia dan biofisika yang terjadi didalamnya dan bekerja dengan saling bahu-membahu dibawah koordinasi dari otak. Oleh karena itu, demi kenor-malan dari kinerjanya, berilah kesempatan kepada otak agar dapat bekerja normal, yaitu bekerja tanpa terganggu oleh berbagai bentuk gejolak perasaan serta hal-hal lain yang mengganggu kenormalan kerjanya.
B. Jika kita merupakan seorang penganut agama yang per-caya kepada Tuhan serta mengakui-Nya sebagai "sumber kehidupan", maka cobalah sadari dengan lebih dalam lagi mengenai arti dari sebutan-sebutan yang diberikan pada-Nya, seperti halnya dengan sebutan-Nya sebagai Yang Maha Pengasih dan Penyayang, sebutan-Nya sebagai Yang Maha Adil, sebutan-Nya sebagai Yang Maha Sempurna dan lain-lainnya, seperti berikut ini :

1.  Sebagai Yang Maha Pengasih dan Penyayang, tentunya Tuhan tidak akan pernah sampai membiarkan yang dikasihi serta disayangi-Nya sampai harus mengalami suatu penderitaan.
2.    Sebagai Yang Maha Adil, Tentunya Tuhan tidak akan sampai memperlakukan umat-Nya secara tidak adil, seperti halnya dengan membeda-bedakan kemampuan maupun nasib serta kehidupan yang harus dijalaninya.
3.  Dan sebagai Yang Maha Sempurna, tentunya didalam menciptakan segala sesuatu pasti menciptakan dengan luar biasa sempurnanya, atau tanpa adanya lagi faktor "kesalahan didalam menciptakannya", sehingga pasti sudah tidak perlu lagi bagi Tuhan untuk selalu melakukan pengujian kualitas terhadap setiap hasil karya-Nya, seperti yang umum kita lakukan. Karena, dengan melalui kesempurnaan yang dimiliki-Nya "pasti" Tuhan tidak akan pernah melakukan kesalahan sedikitpun didalam menciptakan apapun.
4.    Jika kemudian didalam diri atau kehidupan kita timbul suatu masalah, maka itu "pasti" merupakan sesuatu yang telah terjadi sebagai akibat dari kita telah tidak mengikuti dengan baik acuan yang telah diberikan-Nya mengenai cara mengelola tubuh serta menjalani kehidupan yang telah secara khusus diberikan-Nya dalam kitab-kitab suci agama-agama yang mengakuinya, agar tubuh dan kehidupan kita demi kasih-Nya "tidak akan sampai mengalami masalah" sesuai dengan yang dikehendaki oleh-Nya.
5.    Untuk selanjutnya, sadarilah bahwa kita sebenarnya bukan telah diciptakan-Nya dengan tanpa tujuan, akan tetapi kita telah diciptakan-Nya dengan tujuan untuk mewujudkan kehendak-Nya atas kehidupan manusia, yaitu manusia-manusia yang hidup tentram dan damai, tanpa masalah maupun penyakit. Untuk hal tersebut, sebagai Yang Maha Mengetahui Tuhan pasti telah mengetahui sebelumnya bahwa didalam melaksanakan tugas yang diembannya, manusia akan menghadapi berbagai "penjegalan" untuk menggagalkan misinya tersebut, oleh penjegal-penjegal yang oleh Tuhan sebagai "Yang Maha Mengetahui" pasti telah diketahui batas-batas kemampuannya. Oleh karena itu, sebagai yang Mengasihi kita, Tuhan tentunya juga tidak mungkin akan membiarkan kita sampai berada dibawah kemampuan mereka, karena jika demikian keadaannja, maka "pastilah" kehendak-Nya atas kehidupan manusia akan gagal untuk diwujudkan. Oleh karena itu, tanpa harus kita minta lagi, Tuhan "pasti" tanpa kita sadari sebenarnya telah memberikan sarana-sarana kepada kita untuk dapat melampaui "jegalan" yang akan kita hadapi tersebut, yang jika kita cermati dengan sebaik-baiknya, ternyata kinerja proses-proses biologis tubuh kita yaitu proses biofisika dan bio-kimia yang terjadi pada tubuh kita tersebut, yang jelas-jelas menunjukan bahwa keberadaannya merupakan sesuatu yang telah terancang dengan sangat sempur-nanya, agar dapat menghadapi serta mengatasi setiap masalah yang menghadang dan mengancam keselamatan kita hingga dapat menggagalkan misi kehidupan kita didunia tersebut diatas, asalkan acuan-acuan yang telah diberikan-Nya kepada kita yaitu untuk selalu berpikir baik, hingga prilaku yang dihasilkanpun juga akan selalu membawa ketentraman dan kedamaian bagi siapapun, tetap kita ikuti.

Didalam hal ini, ternyata proses biologis tubuh kita tersebut hanya akan dapat bekerja sesempurna rencana yang telah dibuat-Nya disaat menciptakan-Nya, hanya apabila proses kerja otak yang juga secara khusus telah diciptakan-Nya untuk mengatur kinerja seluruh proses tubuh kita tersebut tidak mengalami gangguan. Misalnya, menjadi terganggu akibat munculnya gejolak perasaan yang akan timbul didalam diri kita, apabila pola hidup kita tidak lagi sesuai dengan pola yang dikehendaki oleh-Nya, yaitu pola hidup yang saling mengasihi atau yang saling tidak menimbulkan masalah.

Setelah perasaan aman dan terlindungi tercipta, atau sedikitnya pikiran telah menjadi jauh lebih tenang, cobalah pikirkan atau niatkan untuk memakan atau melakukan sesuatu. Misalnya, berpikir atau berniat untuk memakan tempe atau makanan yang lain.

Dan pada saat yang bersamaan, cobalah dengan cara yang sesantai mungkin kita perhatikan bagian tengah dari kuduk kita yang paling atas (lihat gambar).

Jika pada saat itu keadaan sistim syaraf kita cukup menunjang, maka dibagian kuduk tersebut akan timbul perasaan agak pegal atau hangat.

Didalam hal ini, jangan sampai kita bereaksi apapun atau sedikitpun menilai keadaan tersebut. Maka, jika kita tetap dapat mempertahankan sikap santai tadi dengan tanpa sedikitpun bereaksi tersebut, maka secara perlahan-lahan kepala kita akan mulai bergerak dan membentuk gerakan-gerakan tertentu.

Dan jika gerakan yang terbentuk tersebut ternyata membentuk suatu anggukan, maka artinya apa yang akan kita makan tadi adalah suatu makanan yang tidak berbahaya bagi keutuhan tubuh kita serta zat-zatnya pada saat itu dibutuhkan keberadaannya oleh tubuh kita untuk dapat menjalankan proses-prosesnya pada saat itu.

Tetapi sebaliknya, apabila gerakan yang terbentuknya saat itu ternyata merupakan suatu gelengan, maka hal tersebut menunjukkan kepada kita bahwa apa yang kita niatkan untuk kita makan tersebut selain tidak memiliki kandungan berupa zat-zat yang dibutuhkan bagi proses-proses tubuh, yang bila kita paksakan juga untuk memakannya, maka cepat atau lambat pasti akan menimbulkan masalah pada tubuh kita.

Selain isyarat tersebut diatas, masih terdapat pula berbagai bentuk gerakan kepala yang lain, yang pada intinya rata-rata memiliki arti yang kurang baik bagi keutuhan tubuh kita.

Sehingga kemampuan mengetahui ini pada dasarnya memiliki berbagai manfaat yang tidak kecil nilainya bagi kelangsungan hidup kita, karena dengan memanfaatkan kemampuan karunia-Nya ini, kita akan dapat mengetahui tentang :

1.    Makanan-makanan, minuman-minuman, obat-obatan, ramu-ramuan, atau apapun yang secara khusus memiliki manfaat maupun yang mampu menimbulkan masalah bagi kita.
2.    Mengenal waktu yang tepat untuk mengkonsumsi atau mempergunakan sesuatu dengan aman, sehingga kepulihan kita dapat segera dicapai atau dapat tetap dipertahankan.
3.    Memilih obat-obatan atau ramu-ramuan berikut dosis-dosisnya yang tepat, sehingga obat-obatan atau ramu-ramuan tersebut mampu membantu memulihkan diri kita.
4.    Mengontrol baik buruk apapun yang kita pikirkan atau kita niat lakukan, sehingga kita akan dapat terhindar dari masalah-masalah yang tidak kita kehendaki, bila kita ikuti.
5.    Dan sebagainya.

Didalam hal ini, tentunya kemampuan kita tersebut hanya akan berangsur menjadi semakin mantap, apabila perkembangan keadaan dari sistim-sistim syaraf kita juga semakin membaik.

Dengan demikian, maka sistim ini sebenarnya merupakan suatu sistim pemulihan diri sendiri yang berdasarkan pada penggunaan bentuk-bentuk pola berpikir yang mampu menciptakan ketentraman didalam kehidupan, serta pola makan-minum yang disesuaikan dengan kebutuhan dari tubuh dalam memulihkan dirinya.

HIMBAUAN

Walau dalam kondisi yang kritis sekalipun, hindari pemikiran untuk menjalani berbagai cara pemulihan sekaligus walau ada yang mengatakan bahwa cara tersebut adalah baik. Karena :

·         Perbedaan diagnose yang mungkin terjadi dari setiap penyembuh akan menyebabkan setiap penyembuh dalam memberikan terapinya akan memberikan obat-obatan ataupun ramu-ramuan yang juga berbeda-beda satu sama lain juga. Padahal, penggabungan terapi, obat-obatan maupun ramu-ramuan tersebut belum tentu akan memberikan dampak yang baik dan bahkan bukan hal yang tidak mungkin kalau kemudian malah akan menyebabkan timbulnya dampak-dampak yang tidak diharapkan.
·         Mencampur berbagai zat kimia seperti menggabungkan berbagai jenis obat, obat dengan ramu-ramuan atau suatu ramuan dengan ramuan yang lain, memiliki kemungkinan untuk menimbulkan salah satu dari ketiga bentuk efek interaksi obat berikut ini :


1.      Efek saling memperkuat efektifitas (dampak baik).
2.      Efek saling meniadakan efektifitas (dampak buruk).
3.      Efek saling menguatkan efek samping (dampak buruk)

Dengan demikian, maka setiap penggabungan yang dilakukan secara tidak cermat, akan menyebabkan kita terpaksa harus berhadapan dengan salah satu dari kedua kemungkinan buruknya diatas (harus diingat bahwa sebenarnya ramuanpun merupakan sesuatu yang terbentuk oleh berbagai struktur-struktur kimia yang setiap saat dapat saja membentuk adanya reaksi-reaksi kimia yang memungkinkan timbulnya berbagai efek seperti yang disebutkan di-atas).

Hati-hati didalam menanggapi setiap promosi atau iklan yang menawarkan berbagai obat-obatan, ramu-ramuan, suplement-suplement, susu dan lain-lain, karena :

1. Pada kenyataannya pada akhir-akhir ini sesuatu sering ditawarkan dengan cara yang sangat berlebih-lebihan tanpa sedikitpun mengingat akan kemungkinan timbulnya akibat-akibat sampingan yang tidak dikehendaki.

Bahkan tidak jarang ada yang berani mempromosikan bahwa produknya sama sekali tidak akan menimbulkan adanya akibat sampingan yang membahayakan.

Padahal, apapun yang dipergunakan secara berlebih-lebihan apalagi sama sekali tidak disesuaikan dengan saat ditoleransi oleh tubuh, walaupun merupakan sesuatu yang berbentuk vitamin, mineral atau supplement-supplement baik sekalipun, tetap saja akan dapat menimbulkan berbagai masalah yang tidak kita harapkan.

2. Pada akhir-akhir ini, juga banyak produk-produk yang sebenarnya merupakan produk-produk terapeutik yaitu produk-produk yang sebenarnya secara khusus telah dibuat untuk dipergunakan pada terapi-terapi khusus, hingga salah satu atau beberapa dari kandungannya berkadar berlipat ganda dari kadar normal yang dibutuhkan tubuh setiap harinya, yang dipasarkan secara bebas melalui iklan-iklan yang menjanjikan.

Padahal, walau dengan alasan apapun, pemberian zat-zat tertentu yang berlebih-lebihan disaat yang tidak diperlukan, selain tidak akan memberikan manfaat yang diharapkan, juga akan membebani kerja tubuh hingga akan menimbulkan masalah padanya.

3. Selain hal tersebut, akhir-akhir ini juga banyak sekali obat-obat penghilang rasa sakit yang diiklankan dengan berbagai keampuhannya yang sangat menjanjikan, tanpa sedikitpun mempertimbangkan kemungkinan untuk timbulnya akibat-akibat sampingan yang tidak diharapkan akibat pemakaiannya yang tidak tepat. Karena, bagi seorang awam kemungkinan untuk menelan mentah-mentah apa yang dipromosikan tersebut, hingga bisa saja dengan penuh kepercayaan mengonsumsinya secara terus menerus tanpa sedikitpun mau memeriksakan dirinya, kepada pihak-pihak yang benar-benar akhli didalam bidangnya.

Didalam hal ini, dapat dibayangkan tentang apa yang akan terjadi jika yang mengonsumsinya tersebut adalah seorang yang menderita sakit kepala akibat mengidap tekanan darah tinggi. Karena, selain rasa sakitnya tetap akan selalu muncul kembali, dirinyapun cepat atau lambat pasti akan dihadapkan pada suatu masalah besar yang ditimbulkan oleh keadaan tekanan darahnya yang tinggi, yang tidak tertanggulangi.

4. Pernyataan-pernyataan yang terdapat pada suatu promosi obat-obat tradisionil yang sering menyatakan bahwa obat-obatan tradisionil sebenarnya aman untuk dikonsumsi, karena bukan merupakan obat-obat kimiawi, sebenarnya merupakan promosi yang cukup menyesat-kan, karena hal ini akan memicu seseorang yang mempercayainya untuk dengan tanpa kehati-hatian lagi mengonsumsinya.

Padahal, semua benda apalagi obat-obatan maupun ramu-ramuan, sebenarnya merupakan sesuatu yang terbentuk oleh struktur-struktur kimia tertentu yang akan menghasilkan reaksi-reaksi kimia tertentu apabila di-campur dengan zat-zat kimia lain, termasuk enzyme-enzym yang ada dalam tubuh.

Selain hal tersebut, harus diingat pula bahwa keadaan bermanfaat atau tidaknya sesuatu yang kita makan atau minum, sebenarnya sangat tergantung kepada keadaan dibutuhkan atau tidaknya senyawa-senyawa kimia yang dihasilkannya dalam reaksi-reaksi kimia yang terjadi tersebut, oleh proses-proses tubuh yang harus dibentuknya saat itu.

5. Pernyataan-pernyataan yang menyatakan bahwa ramu-ramuan tradisionil boleh dikonsumsi setiap saat karena mengonsumsinya dianggap sama dengan mengonsumsi sayur-sayuran, merupakan sesuatu yang dapat menimbulkan adanya masalah. Karena, selain kandungan kimianya yang pada kenyataannya tidak dapat setiap saat selalu ditoleransi oleh tubuh, juga cara dalam pengonsumsian yang dilakukan secara berlebihan-pun akan menimbulkan masalah.

6. Pernyataan-pernyataan yang sering dikemukakan didalam promosi dari berbagai produk supplement yang cenderung untuk menyatakan bahwa produknya mampu melenyapkan berbagai jenis penyakit, merupakan sesuatu yang harus diwaspadai. Karena, sebenarnya pernyataan-pernyataan seperti itu sulit untuk dipahami kebenarannya, karena setiap masalah tubuh adalah sesuatu yang menyangkut adanya ketidak normalan struktur kimia tubuh yang belum tentu dapat dinormalkan dengan hanya memberikan senyawa-senyawa yang tertentu saja.

Dan walaupun pernyataan-pernyataan tersebut mampu membangkitkan adanya dampak "placebo" atau kesembuhan yang dicapai karena berpikiran tenang sebagai akibat dari percaya akan keampuhan obat atau yakin kepada penyembuhnya, suatu hasil uji klinis yang dilakukan dengan cermat selama bertahun-tahun, tetap saja dibutuhkan.

Dengan demikian, maka usahakanlah agar pikiran kita jangan sampai mudah tergoyahkan oleh berbagai bujukan yang pada akhirnya akan menjadikan kita bermasalah.

7. Usahakan agar tidak memiliki kebiasaan untuk selalu berganti dokter hanya atas dasar rasa kecewa atas hasil terapi yang pernah diberikannya pada kita maupun orang lain, karena walaupun diagnosa serta kebiasaan dari setiap dokter berbeda-beda, tetapi mereka adalah pelaksana-pelaksana yang cukup cermat, sehingga setiap diagnose maupun obat-obatan yang pernah diberikannya selalu dicatatnya, agar setiap ketidak berhasilannya dimasa lalu dalam melakukan diagnose maupun memberikan terapinya, akan segera dapat dikoreksinya pada terapi-terapi berikutnya.

Kecuali, bila hal tersebut memang dilakukan atas dasar kebutuhan akan spesialisasi atau keahlian khususnya, karena kebiasaan seperti itu memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk tidak memberi manfaat seperti yang diharapkan, bahkan justru dapat membuat anda menjadi korban pemberian berbagai jenis obat-obatan yang akan diberikan mereka sesuai dengan diagnosenya masing-masing.

Oleh karena itu, sedapat mungkin pergunakanlah kemampuan kita dalam mengetahui untuk mengetahui setiap makanan, minuman, obat-obatan ataupun ramuan-ramuan yang benar-benar tepat untuk kita, maupun tindakan-tindakan yang tepat untuk kita lakukan. Karena dengan cara ini kita akan menjadi lebih mudah lagi untuk memperoleh kepulihan, seperti yang kita harapkan bersama.


RINGKASAN

A. Tubuh

Secara alami, tubuh merupakan sesuatu yang dibentuk oleh sejumlah unsur-unsur kimia pembentuknya yang secara bersamaan akan membentuk proses-proses bio-fisika dan bio-kimia yang satu sama lain saling mendukung untuk saling menormalkan, sehingga didalam keadaannya yang normal tubuh dapat tetap mempertahankan keutuhannya, melalui proses-proses biologis yang berlangsung didalamnya yang memiliki sifat memelihara, melindungi, serta memulihkan dirinya tanpa sedikitpun harus mengupayakannya ataupun menghendakinya.

B. Masalah pada tubuh.

Setiap masalah yang dihadapi oleh sesosok tubuh, kecuali yang diakibatkan oleh adanya trauma atau cedera dan infeksi, pada umumnya merupakan sesuatu yang muncul akibat adanya kekacauan pada sistim kimiawi tubuhnya, yang merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh :

1. Adanya ketidak normalan proses-proses tubuh akibat pusat pengendalinya yaitu otak, tidak bekerja dengan baik,
2. Adanya ketidak normalan proses-proses tubuh akibat zat-zat yang dibutuhkan oleh proses-prosesnya tidak dipenuhi.

Sehingga konsep dasar untuk mencapai suatu kepulihan adalah :

1. Normalkan kembali proses-proses tubuh melalui cara menormalkan kembali efektifitas kerja dari pusat pengendali proses-proses tersebut yaitu otak.
2. Penuhi kebutuhan tubuh akan zat-zat yang dibutuhkannya untuk kelangsungan dari proses-prosesnya tersebut.

C. Cara menormalkan efektifitas kerja otak.

Aktifitas kerja otak yang normal, akan mulai mengalami gangguan sehingga menimbulkan kekacauan pada sistim kimia dan fisika tubuh, apabila :

1. Secara fisik otak akan terganggu oleh adanya berbagai pasokan zat yang baik secara disengaja maupun tidak mempengaruhi kinerja normalnya.
2. Secara fisik otak juga akan menjadi terganggu kenormalan kinerjanya, apabila saat berpikir otak dijejali oleh perasaan-perasaan yang bergejolak.

Sehingga untuk dapat tetap menjaga kenormalan serta efektifitas kerja otak, langkah-langkah yang berikut ini merupakan langkah-langkah yang selayaknya harus dilakukan :

1.   Hindari mempergunakan serta mengkonsumsi sesuatu yang secara khusus memiliki pe- ngaruh terhadap kenormalan kerja otak, seperti halnya dengan makanan-makanan, minuman-minuman, obat-obatan maupun ramu-ramuan yang memiliki dampak mempengaruhi kenormalan kerja otak.
2.    Hindari setiap hal yang dapat menimbulkan gejolak perasaan, yang umumnya bersumber pa- da sikap-sikap pementingan serta pemerhatian diri atau golongan.

D. Memenuhi kebutuhan tubuh.

Untuk melakukan proses-proses pemeliharaan, perlindungan serta pemulihan dirinya, tubuh sangat memerlukan adanya unsur-unsur kimia tertentu untuk diolah dan dijadikan senyawa-senyawa tertentu oleh kelenjar-kelenjar dan didistribusikannya.

Untuk memperoleh unsur-unsur yang diperlukannya tersebut, tentunya pola didalam makan dan minum yang kita lakukan haruslah merupakan tindakan pemenuhan kebutuhan tubuh tersebut. Demikian juga dengan melakukan proses pernapasan.

Disisi lain, tubuh memiliki apa yang dinamakan sebagai jam tubuh yang merupakan penentu dari kelangsungan setiap proses tubuh. Akibatnya, proses dalam memenuhi kebutuhan tubuh menjadi tidak sesederhana yang umumnya dibayangkan, yaitu sebagai sesuatu yang dapat dilakukan dengan begitu saja setiap saat.

Karena, didalam mengatur pemasukan dari setiap bahan bakunya (zat-zat kimia yang diperlukan untuk proses produksi senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk proses-proses pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan dirinya tersebut), jam tubuh telah menentukan saat-saat tertentu bagi ditoleransi atau tidaknya suatu zat oleh tubuh, hingga setiap tindakan yang dilakukan untuk memasukan zat-zat tersebut pada saat yang tidak tepat, akan menyebabkan usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh tersebut menjadi sia-sia. Bahkan mungkin, usaha tersebut malah akan menimbulkan adanya berbagai masalah, pada tubuh tersebut.

Oleh karena itu, untuk dapat menentukan dengan tepat zat-zat yang dibutuhkan serta mengetahui saat yang tepat untuk dapat memenuhinya, gunakanlah kemampuan mengetahui kita.

E. Mempergunakan kemampuan mengetahui.

Kemampuan mengetahui adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengetahui sesuatu, baik tentang sesuatu yang bermanfaat maupun yang harus dihindarinya, agar keutuhan tubuh dapat tetap terpelihara dengan sebaik-baiknya.

Kemampuan mengetahui, merupakan suatu proses alami yang dihasilkan tubuh melalui proses-proses pengindraan oleh syaraf-syaraf pengindra serta pengolahan data oleh otak hingga menghasilkan menghasilkan adanya pikiran-pikiran serta gerakan-gerakan otot yang merupakan sarana penyampaian keputusan yang diambil otak agar keutuhan tubuh dapat tetap dipertahankan.

Untuk dapat mempergunakan kemampuan mengetahui, seseorang harus :

1.   Pikiran harus berada didalam keadaan tenang atau santai
2.   Tidak melakukan konsentrasi.
3.  Tidak menyertakan kemauan atau keinginan-keinginan





.


Tidak ada komentar:

UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN

  1. Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
  2. Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
  3. Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
  4. Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
  5. Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
  6. Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
  7. Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
  8. Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.

Sekar Kinasih Healing Therapy

Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum

GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH

UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :

mindhealingtherapy@yahoo.com



,