
Kebiasaan mengonsumsi makanan ringan sampai saat ini masih cukup dapat dinyatakan masih aman. Walaupun, pada hasil temuan para akhli temukan adanya kadar acrylamide yang sangat tinggi (suatu substansi kimia penyebab timbulnya kanker pada binatang) pada makanan-makanan ringan yang kaya akan karbohidrat seperti halnya dengan potato chip, gorengan, berbagai jenis cookies serta cereal yang pada kenyataannya telah diproses didalam suhu yang tinggi, merupakan sesuatu yang patut untuk diwaspadai walau belum terbuktikan mengenai sejauh mana bahayanya bagi manusia.
Dieter Arnold, direktur dari Germany's Federal Institute for Health Protection of Consumers, didalam suatu pernyataannya mengatakan bahwa "Setelah kami kaji seluruh data yang ada, kami menyimpulkan bahwa temuan-temuan baru tersebut sebenarnya merupakan suatu masalah yang serius”.
Dieter Arnold juga merupakan pimpinan dalam pembahasan mengenai masalah acrylamide pada makanan, yang dilangsungkan selama tiga hari berturut-turut atas prakarsa dari World Health Organization (WHO) dan United Nations Food and Agriculture Organization di Genewa, Switzerland pada tahun 2002, untuk membahas temuan sebuah grup peneliti Swedia yang telah menyatakan bahwa dari hasil test laboratorium yang mereka lakukan, mereka telah menyaksikan terbentuknya kadar acrylamide yang cukup tinggi yang kadarnya jauh melebihi kadar acrylamide yang dinyatakan aman oleh WHO yang boleh terdapat pada setiap liter air minum atau makanan-makanan berkarbohidrat yang diproses melalui pemanggangan ataupun penggurengan dengan suhu yang tinggi, seperti halnya pada proses pembuatan berbagai keripik kentang, roti, serta biji-bijian. Sebagai contoh, mereka mengemukakan bahwa ternyata didalam sebuah kemasan potato chip, kandungan acrylamide-nya bisa mencapai kadar yang tingginya hampir 500 kali lebih banyak dari kadar dari substansi yang sama pada air minum yang diijinkan WHO (WHO menyatakan bahwa kadar aman bagi acrylamide dalam satu liter air minum adalah satu microgram). .
Grup peneliti tersebut mengungkapkan bahwa masalah acrylamide tersebut adalah sama dengan masalah substansi penyebab kanker lainnya seperti salah satu bentuk hydrocarbon yang akan terbentuk pada daging yang dipanggang ataupun digoreng.
Para ilmuwan pada pertemuan yang disponsori oleh PBB tersebut, selanjutnya menghimbau agar segera dilakukan penelitian-penelitian yang lebih jauh lagi yang ditujukan untuk mengurangi adanya kadar acrylamide pada makanan, yaitu melalui perubahan cara masak dan melakukan pemerosesannya.
Dan para ilmuwan tersebutpun menambahkan bahwa sejauh ini belum dapat dipastikan tentang berapa jauh suatu proses alami tubuh dapat memecah struktur kimia dari acrylamide yang tentunya merupakan sesuatu yang akan berpengaruh sangat besar terhadap kemampuan dari acrylamide didalam menimbulkan kanker.
Disarikan dan diterjemahkan dari tulisan Jennifer Warner pada WebMD 28 Juni 2002 oleh WS Djaka Panungkas Alibassa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar