KOTAK PENCARIAN GOOGLE


Jumat, 25 Februari 2011

Masalah Pada Makanan Ringan Berkarbohidrat Yang Perlu Pengkajian Lebih Cermat.

/*
Kebiasaan mengonsumsi makanan ringan sampai saat ini masih cukup dapat dinyatakan masih aman. Walaupun, pada hasil temuan para akhli temukan adanya kadar acrylamide yang sangat tinggi (suatu substansi kimia penyebab timbulnya kanker pada binatang) pada makanan-makanan ringan yang kaya akan karbohidrat seperti halnya dengan potato chip, gorengan, berbagai jenis cookies serta cereal yang pada kenyataannya telah diproses didalam suhu yang tinggi, merupakan sesuatu yang patut untuk diwaspadai walau belum terbuktikan mengenai sejauh mana bahayanya bagi manusia.

Dieter Arnold, direktur dari Germany's Federal Institute for Health Protection of Consumers, didalam suatu pernyataannya mengatakan bahwa "Setelah kami kaji seluruh data yang ada, kami menyimpulkan bahwa temuan-temuan baru tersebut sebenarnya merupakan suatu masalah yang serius”.

Dieter Arnold juga merupakan pimpinan dalam pembahasan mengenai masalah acrylamide pada makanan, yang dilangsungkan selama tiga hari berturut-turut atas prakarsa dari World Health Organization (WHO) dan United Nations Food and Agriculture Organization di Genewa, Switzerland pada tahun 2002, untuk membahas temuan sebuah grup peneliti Swedia yang telah menyatakan bahwa dari hasil test laboratorium yang mereka lakukan, mereka telah menyaksikan terbentuknya kadar acrylamide yang cukup tinggi yang kadarnya jauh melebihi kadar acrylamide yang dinyatakan aman oleh WHO yang boleh terdapat pada setiap liter air minum atau makanan-makanan berkarbohidrat yang diproses melalui pemanggangan ataupun penggurengan dengan suhu yang tinggi, seperti halnya pada proses pembuatan berbagai keripik kentang, roti, serta biji-bijian.

Sebagai contoh, mereka mengemukakan bahwa ternyata didalam sebuah kemasan potato chip, kandungan acrylamide-nya bisa mencapai kadar yang tingginya hampir 500 kali lebih banyak dari kadar dari substansi yang sama pada air minum yang diijinkan WHO (WHO menyatakan bahwa kadar aman bagi acrylamide dalam satu liter air minum adalah satu microgram). .

Grup peneliti tersebut mengungkapkan bahwa masalah acrylamide tersebut adalah sama dengan masalah substansi penyebab kanker lainnya seperti salah satu bentuk hydrocarbon yang akan terbentuk pada daging yang dipanggang ataupun digoreng.

Para ilmuwan pada pertemuan yang disponsori oleh PBB tersebut, selanjutnya menghimbau agar segera dilakukan penelitian-penelitian yang lebih jauh lagi yang ditujukan untuk mengurangi adanya kadar acrylamide pada makanan, yaitu melalui perubahan cara masak dan melakukan pemerosesannya.

Dan para ilmuwan tersebutpun menambahkan bahwa sejauh ini belum dapat dipastikan tentang berapa jauh suatu proses alami tubuh dapat memecah struktur kimia dari acrylamide yang tentunya merupakan sesuatu yang akan berpengaruh sangat besar terhadap kemampuan dari acrylamide didalam menimbulkan kanker.

Disarikan dan diterjemahkan dari tulisan Jennifer Warner pada WebMD 28 Juni 2002 oleh WS Djaka Panungkas Alibassa
Kebiasaan mengonsumsi makanan ringan sampai saat ini masih cukup dapat dinyatakan masih aman. Walaupun, pada hasil temuan para akhli temukan adanya kadar acrylamide yang sangat tinggi (suatu substansi kimia penyebab timbulnya kanker pada binatang) pada makanan-makanan ringan yang kaya akan karbohidrat seperti halnya dengan potato chip, gorengan, berbagai jenis cookies serta cereal yang pada kenyataannya telah diproses didalam suhu yang tinggi, merupakan sesuatu yang patut untuk diwaspadai walau belum terbuktikan mengenai sejauh mana bahayanya bagi manusia.

Dieter Arnold, direktur dari Germany's Federal Institute for Health Protection of Consumers, didalam suatu pernyataannya mengatakan bahwa "Setelah kami kaji seluruh data yang ada, kami menyimpulkan bahwa temuan-temuan baru tersebut sebenarnya merupakan suatu masalah yang serius”.

Dieter Arnold juga merupakan pimpinan dalam pembahasan mengenai masalah acrylamide pada makanan, yang dilangsungkan selama tiga hari berturut-turut atas prakarsa dari World Health Organization (WHO) dan United Nations Food and Agriculture Organization di Genewa, Switzerland pada tahun 2002, untuk membahas temuan sebuah grup peneliti Swedia yang telah menyatakan bahwa dari hasil test laboratorium yang mereka lakukan, mereka telah menyaksikan terbentuknya kadar acrylamide yang cukup tinggi yang kadarnya jauh melebihi kadar acrylamide yang dinyatakan aman oleh WHO yang boleh terdapat pada setiap liter air minum atau makanan-makanan berkarbohidrat yang diproses melalui pemanggangan ataupun penggurengan dengan suhu yang tinggi, seperti halnya pada proses pembuatan berbagai keripik kentang, roti, serta biji-bijian.

Sebagai contoh, mereka mengemukakan bahwa ternyata didalam sebuah kemasan potato chip, kandungan acrylamide-nya bisa mencapai kadar yang tingginya hampir 500 kali lebih banyak dari kadar dari substansi yang sama pada air minum yang diijinkan WHO (WHO menyatakan bahwa kadar aman bagi acrylamide dalam satu liter air minum adalah satu microgram). .

Grup peneliti tersebut mengungkapkan bahwa masalah acrylamide tersebut adalah sama dengan masalah substansi penyebab kanker lainnya seperti salah satu bentuk hydrocarbon yang akan terbentuk pada daging yang dipanggang ataupun digoreng.

Para ilmuwan pada pertemuan yang disponsori oleh PBB tersebut, selanjutnya menghimbau agar segera dilakukan penelitian-penelitian yang lebih jauh lagi yang ditujukan untuk mengurangi adanya kadar acrylamide pada makanan, yaitu melalui perubahan cara masak dan melakukan pemerosesannya.

Dan para ilmuwan tersebutpun menambahkan bahwa sejauh ini belum dapat dipastikan tentang berapa jauh suatu proses alami tubuh dapat memecah struktur kimia dari acrylamide yang tentunya merupakan sesuatu yang akan berpengaruh sangat besar terhadap kemampuan dari acrylamide didalam menimbulkan kanker.

Disarikan dan diterjemahkan dari tulisan Jennifer Warner pada WebMD 28 Juni 2002 oleh WS Djaka Panungkas Alibassa

Tidak ada komentar:

UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN

  1. Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
  2. Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
  3. Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
  4. Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
  5. Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
  6. Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
  7. Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
  8. Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.

Sekar Kinasih Healing Therapy

Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum

GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH

UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :

mindhealingtherapy@yahoo.com



,