KOTAK PENCARIAN GOOGLE


Sabtu, 10 November 2012

BENTUK EMOSI YANG KITA MILIKI MENENTUKAN KEADAAN KESEHATAN FISIK KITA

/*

 
Pola berpikir, merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena pola berpikir negatip pada kenyataannya akan menciptakan situasi keasaman pada tubuh kita yang kadarnya bisa mencapai dua dan bahkan tidak jarang yang sampai mencapai tiga kali lipat dari situasi keasaman tubuh yang akan tercipta bila kita mengonsumsi makanan yang bersifat  asam.
 
Oleh karena hal itu, mengelola cara berpikir agar tidak mudah berpikiran negatip merupakan hal yang sangat penting untuk kita lakukan.
 
Sebab sebenarnya, apa yang. Kita pikirkan atau ucapkan, pada kenyataannya akan menimbulkan berbagai dampak fisiologis pada tubuh kita, baik yang bentuknya positip, maupun yang bentuknya negatip. 
 
Hal ini, merupakan dampak dari pada saat kita berpikir proses biologis yang terjadi pada cell otak akan menghasilkan  limbah proses yang sifatnya asam, yang didalam keadaan normal tubuh secara otomatis akan mengaktifkan sistem basa-buffering yang dimilikinya  untuk menetralkan keadaan tersebut agar kita terhindar dari dampak buruk yang bisa ditimbulkan oleh limbah tersebut.
 
Selain itu, tubuhpun sebenarnya memiliki empat sistim pembuangan limbah, seperti halnya dengan melalui air seni, keringat, tinja dan pernapasan. Karena jika limbah-limbah tersebut, jika tidak sampai terbuang dengan baik, maka limbah-limbah yang sifatnya asam tersebut akan cukup membahayakan, karena mau tidak mau tentunya secara otomatis akan teralirkan juga kedalam jaringan-jaringan lemak dan jaringan-jaringan lainnya yang terdapat didalam tubuh.
 
Sebagai dampaknya, maka berbagai masalah kesehatan yang serius seperti halnya dengan lupus, fibromyalgia, artritis, nyeri otot, kelelahan, kelesuan, obesitas, kanker payudara, kanker prostat, gangguan pencernaan, gangguan liver, serangan jantung dan sebagainya. akan mulai bermunculan, akibat iritasi yang ditimbulkan keasaman tersebut. 
 
Padahal, disaat  kita sedih, tertekan, atau ingat akan pengalaman pahit baik yang pernah ataupun sedang kita alami, mau tidak mau gejolak perasaan yang terbentuk akan menyebabkan proses berpikir kita menjadi jauh lebih lama, hingga keasaaman tubuh yang terjadipun akan menjadi jauh lebih besar lagi. Bahkan nenurut berbagai penelitian, tingkat keasaman yang dihasilkannya jauh melebihi ketinggian keasaman yang terbentuk saat seseorang melakukan jogging atau sedang berolah raga.. 
 
Demikian juga yang akan kita alami pada saat kita sedang berada dibawah pengaruh dari emosi-emosi negatip lainnya, seperti halnya sedang dipengaruhi kemarahan, kebencian dan sebagainya, termasuk pada saat kita sedang merasakan ketakutan yang merupakan penghasil tingkat keasaman tubuh terbesar dibanding tingkat-tingkat keasaman yang dihasilkan  oleh emosi-emosi negatip lain. 
 
Disisi lain, emosi-emosi positif, seperti halnya mengasihi, berkemauan untuk berdamai, selalu memiliki harapan yang baik, beriman baik dan selalu rela mengampuni ternyata akan secara otomatis memicu proses-proses tubuh untuk meng-alkalis-kan keadaan darah dan jaringan-jaringan tubuh.
 
Dalam hal ini, beberapa peneliti telah membuktikan bahwa hampir 80% dari serangan jantung yang terjadi ternyata memiliki kaitan yang sangat erat dengan faktor emosi yang dimiliki oleh yang bersangkutan yang sangat mudah terpicu.

Hingga dapat dipastikan bahwa seseorang yang sampai mengalami kematian karena mengalami serangan jantung sebenarnya adalah korban dari bentuk pola berpikir yang dimilikinya, yang menjadikannya secara fisik rentan untuk mengalami  serangan jantung.
 
Dan bagi para penderita penyakit degeneratif yang lain, keadaan ini harus dijadikan peringatan bahwa tanpa kita mau melepaskan diri dari kungkungan emosi-emosi negatip maka akan sulit bagi kita untuk dapat memperoleh kepulihan.  
 
Sebaliknya, jika kita mau merubah pola berpikir kita dengan membiasakan diri untuk mulai tidak berpikir negatip, tentunya walaupun tidak mungkin akan dapat secara langsung terlepas dari kebiasaan berpikir negatip seperti halnya takut, marah atau depresi, tetap tubuh kita walaupun secara bertahap akan mulai berubah menjadi alkalis, dan secara fisik kita akan segera berubah menjadi lebih baik.
 
 
Disarikan dan dialih bahasakan oleh WS Djaka Panungkas Alibassa dari dialog yang terjadi diantara DR. Robert O. Young dengan Mr. Rick Laurenzi

 
Pola berpikir, merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena pola berpikir negatip pada kenyataannya akan menciptakan situasi keasaman pada tubuh kita yang kadarnya bisa mencapai dua dan bahkan tidak jarang yang sampai mencapai tiga kali lipat dari situasi keasaman tubuh yang akan tercipta bila kita mengonsumsi makanan yang bersifat  asam.
 
Oleh karena hal itu, mengelola cara berpikir agar tidak mudah berpikiran negatip merupakan hal yang sangat penting untuk kita lakukan.
 
Sebab sebenarnya, apa yang. Kita pikirkan atau ucapkan, pada kenyataannya akan menimbulkan berbagai dampak fisiologis pada tubuh kita, baik yang bentuknya positip, maupun yang bentuknya negatip. 
 
Hal ini, merupakan dampak dari pada saat kita berpikir proses biologis yang terjadi pada cell otak akan menghasilkan  limbah proses yang sifatnya asam, yang didalam keadaan normal tubuh secara otomatis akan mengaktifkan sistem basa-buffering yang dimilikinya  untuk menetralkan keadaan tersebut agar kita terhindar dari dampak buruk yang bisa ditimbulkan oleh limbah tersebut.
 
Selain itu, tubuhpun sebenarnya memiliki empat sistim pembuangan limbah, seperti halnya dengan melalui air seni, keringat, tinja dan pernapasan. Karena jika limbah-limbah tersebut, jika tidak sampai terbuang dengan baik, maka limbah-limbah yang sifatnya asam tersebut akan cukup membahayakan, karena mau tidak mau tentunya secara otomatis akan teralirkan juga kedalam jaringan-jaringan lemak dan jaringan-jaringan lainnya yang terdapat didalam tubuh.
 
Sebagai dampaknya, maka berbagai masalah kesehatan yang serius seperti halnya dengan lupus, fibromyalgia, artritis, nyeri otot, kelelahan, kelesuan, obesitas, kanker payudara, kanker prostat, gangguan pencernaan, gangguan liver, serangan jantung dan sebagainya. akan mulai bermunculan, akibat iritasi yang ditimbulkan keasaman tersebut. 
 
Padahal, disaat  kita sedih, tertekan, atau ingat akan pengalaman pahit baik yang pernah ataupun sedang kita alami, mau tidak mau gejolak perasaan yang terbentuk akan menyebabkan proses berpikir kita menjadi jauh lebih lama, hingga keasaaman tubuh yang terjadipun akan menjadi jauh lebih besar lagi. Bahkan nenurut berbagai penelitian, tingkat keasaman yang dihasilkannya jauh melebihi ketinggian keasaman yang terbentuk saat seseorang melakukan jogging atau sedang berolah raga.. 
 
Demikian juga yang akan kita alami pada saat kita sedang berada dibawah pengaruh dari emosi-emosi negatip lainnya, seperti halnya sedang dipengaruhi kemarahan, kebencian dan sebagainya, termasuk pada saat kita sedang merasakan ketakutan yang merupakan penghasil tingkat keasaman tubuh terbesar dibanding tingkat-tingkat keasaman yang dihasilkan  oleh emosi-emosi negatip lain. 
 
Disisi lain, emosi-emosi positif, seperti halnya mengasihi, berkemauan untuk berdamai, selalu memiliki harapan yang baik, beriman baik dan selalu rela mengampuni ternyata akan secara otomatis memicu proses-proses tubuh untuk meng-alkalis-kan keadaan darah dan jaringan-jaringan tubuh.
 
Dalam hal ini, beberapa peneliti telah membuktikan bahwa hampir 80% dari serangan jantung yang terjadi ternyata memiliki kaitan yang sangat erat dengan faktor emosi yang dimiliki oleh yang bersangkutan yang sangat mudah terpicu.

Hingga dapat dipastikan bahwa seseorang yang sampai mengalami kematian karena mengalami serangan jantung sebenarnya adalah korban dari bentuk pola berpikir yang dimilikinya, yang menjadikannya secara fisik rentan untuk mengalami  serangan jantung.
 
Dan bagi para penderita penyakit degeneratif yang lain, keadaan ini harus dijadikan peringatan bahwa tanpa kita mau melepaskan diri dari kungkungan emosi-emosi negatip maka akan sulit bagi kita untuk dapat memperoleh kepulihan.  
 
Sebaliknya, jika kita mau merubah pola berpikir kita dengan membiasakan diri untuk mulai tidak berpikir negatip, tentunya walaupun tidak mungkin akan dapat secara langsung terlepas dari kebiasaan berpikir negatip seperti halnya takut, marah atau depresi, tetap tubuh kita walaupun secara bertahap akan mulai berubah menjadi alkalis, dan secara fisik kita akan segera berubah menjadi lebih baik.
 
 
Disarikan dan dialih bahasakan oleh WS Djaka Panungkas Alibassa dari dialog yang terjadi diantara DR. Robert O. Young dengan Mr. Rick Laurenzi

Tidak ada komentar:

UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN

  1. Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
  2. Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
  3. Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
  4. Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
  5. Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
  6. Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
  7. Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
  8. Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.

Sekar Kinasih Healing Therapy

Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum

GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH

UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :

mindhealingtherapy@yahoo.com



,