Pola berpikir, merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena pola berpikir negatip pada kenyataannya akan menciptakan situasi keasaman pada tubuh kita yang kadarnya bisa mencapai dua dan bahkan tidak jarang yang sampai mencapai tiga kali lipat dari situasi keasaman tubuh yang akan tercipta bila kita mengonsumsi makanan yang bersifat asam.
Oleh karena hal itu, mengelola cara berpikir agar tidak mudah berpikiran negatip merupakan hal yang sangat penting untuk kita lakukan.
Sebab sebenarnya, apa yang. Kita pikirkan atau ucapkan, pada kenyataannya akan menimbulkan berbagai dampak fisiologis pada tubuh kita, baik yang bentuknya positip, maupun yang bentuknya negatip.
Hal ini, merupakan dampak dari pada saat kita berpikir proses biologis yang terjadi pada cell otak akan menghasilkan limbah proses yang sifatnya asam, yang didalam keadaan normal tubuh secara otomatis akan mengaktifkan sistem basa-buffering yang dimilikinya untuk menetralkan keadaan tersebut agar kita terhindar dari dampak buruk yang bisa ditimbulkan oleh limbah tersebut.
Selain itu, tubuhpun sebenarnya memiliki empat sistim pembuangan limbah, seperti halnya dengan melalui air seni, keringat, tinja dan pernapasan. Karena jika limbah-limbah tersebut, jika tidak sampai terbuang dengan baik, maka limbah-limbah yang sifatnya asam tersebut akan cukup membahayakan, karena mau tidak mau tentunya secara otomatis akan teralirkan juga kedalam jaringan-jaringan lemak dan jaringan-jaringan lainnya yang terdapat didalam tubuh.
Sebagai dampaknya, maka berbagai masalah kesehatan yang serius seperti halnya dengan lupus, fibromyalgia, artritis, nyeri otot, kelelahan, kelesuan, obesitas, kanker payudara, kanker prostat, gangguan pencernaan, gangguan liver, serangan jantung dan sebagainya. akan mulai bermunculan, akibat iritasi yang ditimbulkan keasaman tersebut.
Padahal, disaat kita sedih, tertekan, atau ingat akan pengalaman pahit baik yang pernah ataupun sedang kita alami, mau tidak mau gejolak perasaan yang terbentuk akan menyebabkan proses berpikir kita menjadi jauh lebih lama, hingga keasaaman tubuh yang terjadipun akan menjadi jauh lebih besar lagi. Bahkan nenurut berbagai penelitian, tingkat keasaman yang dihasilkannya jauh melebihi ketinggian keasaman yang terbentuk saat seseorang melakukan jogging atau sedang berolah raga..
Demikian juga yang akan kita alami pada saat kita sedang berada dibawah pengaruh dari emosi-emosi negatip lainnya, seperti halnya sedang dipengaruhi kemarahan, kebencian dan sebagainya, termasuk pada saat kita sedang merasakan ketakutan yang merupakan penghasil tingkat keasaman tubuh terbesar dibanding tingkat-tingkat keasaman yang dihasilkan oleh emosi-emosi negatip lain.
Disisi lain, emosi-emosi positif, seperti halnya mengasihi, berkemauan untuk berdamai, selalu memiliki harapan yang baik, beriman baik dan selalu rela mengampuni ternyata akan secara otomatis memicu proses-proses tubuh untuk meng-alkalis-kan keadaan darah dan jaringan-jaringan tubuh.
Dalam hal ini, beberapa
peneliti telah membuktikan bahwa hampir 80% dari serangan jantung
yang terjadi ternyata memiliki kaitan yang sangat erat dengan faktor emosi yang
dimiliki oleh yang bersangkutan yang sangat mudah terpicu.
Hingga dapat dipastikan bahwa seseorang yang sampai mengalami kematian karena mengalami
serangan jantung sebenarnya adalah korban dari bentuk pola berpikir yang
dimilikinya, yang menjadikannya secara fisik rentan untuk mengalami serangan jantung.
Dan bagi para penderita penyakit degeneratif yang lain, keadaan ini harus dijadikan peringatan bahwa tanpa kita mau melepaskan diri dari kungkungan emosi-emosi negatip maka akan sulit bagi kita untuk dapat memperoleh kepulihan.
Sebaliknya, jika kita mau merubah pola berpikir kita dengan membiasakan diri untuk mulai tidak berpikir negatip, tentunya walaupun tidak mungkin akan dapat secara langsung terlepas dari kebiasaan berpikir negatip seperti halnya takut, marah atau depresi, tetap tubuh kita walaupun secara bertahap akan mulai berubah menjadi alkalis, dan secara fisik kita akan segera berubah menjadi lebih baik.
Disarikan dan dialih bahasakan oleh WS Djaka Panungkas Alibassa dari dialog yang terjadi diantara DR. Robert O. Young dengan Mr. Rick Laurenzi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar