KOTAK PENCARIAN GOOGLE


Jumat, 23 November 2012

SEPUTAR RESIKO TIMBULNYA INTERAKSI NEGATIP PADA PENGGUNAAN OBAT-OBAT RESEP DOKTER BERSAMA OBAT-OBAT/ SUPLEMEN HERBAL

/*

Penggunaan obat-obatan alternatip didalam bentuk suplemen yang memiliki kandungan vitamin dan herbal telah sangat populer diseluruh dunia. Memang ada beberapa hasil positip dari beberapa suplemen tersebut yang pernah dipublikasikan. Akan tetapi, hal tersebut masih sejauh mengenai manfaat dan keamanannya jika dikonsumsi secara tersendiri. Namun belum sampai pada adanya kemungkinan tentang timbulnya masalah interaksi membahayakan jika dipergunakan bersama dengan obat-obat lainnya.

Padahal, dalam berbagai survey ternyata hampir 20 persen dari pasien-pasien yang sedang mengonsumsi obat-obatan yang diperolehnya dari dokter ternyata juga memiliki kecenderungan untuk menambahkan suplemen herbal pada obat-obat yang mereka konsumsi. Persentase ini secara signifikan menjadi meningkat lebih tinggi lagi disaat mereka menghadapi penyakit-penyakit yang serius.

Sedangkan hampir rata-rata pihak produsen suplemen pada dasarnya cenderung untuk menyatakan bahwa produk mereka tersebut adalah produk “alami”, yang membuat hampir seluruh penggunanya beranggapan bahwa produk yang dipilihnya adalah produk yang aman dan tidak beresiko, hingga mereka cenderung  menyimpulkan bahwa mereka-pun sudah tidak perlu lagi untuk memberitahukannya kepada dokter-dokter mereka mengenai bahwa mereka pada saat itu sedang mempergunakannya.

Selain hal tersebut, mereka-pun cenderung untuk memiliki anggapan bahwa dokter mereka pastinya sangat awam terhadap obat-obat alternatip yang sedang mereka gunakan. Akibatnya, mereka-pun menjadi segan untuk berterus terang kepada dokter-dokter mereka. Padahal, hal ini memiliki konsekuensi yang sangat negatif, karena belum tentu mengonsumsi obat dari dokter bersama suplemen-suplemen tersebut tidak akan sampai menghasilkan efek interaksi obat yang negatip.

Padahal, The American Society of Clinical Oncology melaporkan bahwa antara lain acai berries, teh herbal tertentu, jinten, kunyit, serta bawang putih (yang dikonsumsi dalam waktu yang lama) ternyata menimbulkan dampak buruk pada yang sedang menjalani kemoterapi, akibat sifat yang dimilikinya yang melemahkan efek dari obat-obat kemoterapi serta menimbulkan adanya keracunan, yang tidak jarang hingga menyebabkan adanya kematian.

Memang, suplemen-suplemen tersebut sebenarnya aman dan mungkin memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan, namn hal tersebut hanya jika kita mempergunakannya secara khusus, atau tersendiri. Akan tetapi, jika kita kombinasikan dengan obat-obat yang dipergunakan untuk kemoterapi, suplemen-suplemen tersebut ternyata memiliki kemampuan untuk menimbulkan efek interaksi obat yang mematikan.

Demikian juga dengan suplemen-suplemen alamiah yang lainnya, seperti halnya dengan gingko biloba dan bawang putih yang juga ternyata akan menimbulkan interaksi yang negatif jika sampai dikonsumsi bersamaan aspirin. Sedangkan jahe, cranberry, dan ginseng menimbulkan interaksi negatif jika sampai dipergunakan bersama warfarin yang merupakan obat anti-pembekuan darah yang pada umumnya dipergunakan untuk mengatasi masalah-masalah  jantung. Kemudian valerian yang memiliki sifat antidepresan yang “alami”, ternyata juga akan menimbulkan interaksi yang juga negatif jika sampai dipergunakan bersama dengan antidepresan lain, karena akan mengintensifkan efek anestesi. Selanjutnya Wort St John suatu antidepresan yang juga "alami", terbukti akan membuat obat-obat yang dipergunakan untuk menekan kinerja sistem kekebalan tubuh pada saat operasi transplantasi, akan menjadikan obat-obat tersebut menjadi tidak berfungsi. Sedangkan bloodroot, hawthorn, serta teh hijau ternyata bisa meningkatkan tekanan darah, jika saat meminumnya dilakukan bersama-sama dengan obat-obat anti hipertensi, dan sebagainya.

Bahkan ternyata meminum “energy drinks” bersama obat-obat yang diresepkan-pun telah dilaporkan banyak menghasilkan adanya efek-efek sampingan yang membahayakan.

Walaupun demikian, informasi ini bukanlah sesuatu yang diberikan dengan tujuan untuk mengecilkan atau memburukan citra suplemen-suplemen herbal kepada masyarakat luas, karena pada kenyataannya banyak suplemen-suplemen herbal yang jika dipergunakannya secara tersendiri dan tidak digabung dengan obat-obat yang diresepkan dokter, pada kenyataannya banyak yang memiliki manfaat yang sangat besar serta tidak menimbulkan efek interaksi negatip.

Karena itu, sebaiknya jika kita akan atau sedang mengonsumsi salah satu dari suplemen herbal yang ada kemudian pergi kedokter juga, berterus teranglah kepada dokter tersebut bahwa kita saat itu sedang mengonsumsi suplemen tertentu agar dia dapat mengambil keputusan agar obat yang akan diberikannya tidak akan sampai menimbulkan interaksi yang negatip dengan suplemen yang sedang dikonsumsi.

Kesimpulannya, sebenarnya kita sama sekali tidak perlu harus sampai menghentikan penggunaan vitamin atau suplemen herbal, tetapi disaat kita sedang mengonsumsi obat-obatan dari dokter atau baru saja menjalani suatu perawatan medis atau operasi serius, berhentilah untuk mengonsumsinya terlebih dahulu agar dapat menghindari terjadinya interaksi negatip, kecuali jika dokter yang bersangkutan menyatakan bahwa vitamin atau suplemen tersebut cukup aman untuk dikonsumsi saat itu.


Disarikan dan dialih bahasakan dari tulisan Juliette Siegfried, MPH

Penggunaan obat-obatan alternatip didalam bentuk suplemen yang memiliki kandungan vitamin dan herbal telah sangat populer diseluruh dunia. Memang ada beberapa hasil positip dari beberapa suplemen tersebut yang pernah dipublikasikan. Akan tetapi, hal tersebut masih sejauh mengenai manfaat dan keamanannya jika dikonsumsi secara tersendiri. Namun belum sampai pada adanya kemungkinan tentang timbulnya masalah interaksi membahayakan jika dipergunakan bersama dengan obat-obat lainnya.

Padahal, dalam berbagai survey ternyata hampir 20 persen dari pasien-pasien yang sedang mengonsumsi obat-obatan yang diperolehnya dari dokter ternyata juga memiliki kecenderungan untuk menambahkan suplemen herbal pada obat-obat yang mereka konsumsi. Persentase ini secara signifikan menjadi meningkat lebih tinggi lagi disaat mereka menghadapi penyakit-penyakit yang serius.

Sedangkan hampir rata-rata pihak produsen suplemen pada dasarnya cenderung untuk menyatakan bahwa produk mereka tersebut adalah produk “alami”, yang membuat hampir seluruh penggunanya beranggapan bahwa produk yang dipilihnya adalah produk yang aman dan tidak beresiko, hingga mereka cenderung  menyimpulkan bahwa mereka-pun sudah tidak perlu lagi untuk memberitahukannya kepada dokter-dokter mereka mengenai bahwa mereka pada saat itu sedang mempergunakannya.

Selain hal tersebut, mereka-pun cenderung untuk memiliki anggapan bahwa dokter mereka pastinya sangat awam terhadap obat-obat alternatip yang sedang mereka gunakan. Akibatnya, mereka-pun menjadi segan untuk berterus terang kepada dokter-dokter mereka. Padahal, hal ini memiliki konsekuensi yang sangat negatif, karena belum tentu mengonsumsi obat dari dokter bersama suplemen-suplemen tersebut tidak akan sampai menghasilkan efek interaksi obat yang negatip.

Padahal, The American Society of Clinical Oncology melaporkan bahwa antara lain acai berries, teh herbal tertentu, jinten, kunyit, serta bawang putih (yang dikonsumsi dalam waktu yang lama) ternyata menimbulkan dampak buruk pada yang sedang menjalani kemoterapi, akibat sifat yang dimilikinya yang melemahkan efek dari obat-obat kemoterapi serta menimbulkan adanya keracunan, yang tidak jarang hingga menyebabkan adanya kematian.

Memang, suplemen-suplemen tersebut sebenarnya aman dan mungkin memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan, namn hal tersebut hanya jika kita mempergunakannya secara khusus, atau tersendiri. Akan tetapi, jika kita kombinasikan dengan obat-obat yang dipergunakan untuk kemoterapi, suplemen-suplemen tersebut ternyata memiliki kemampuan untuk menimbulkan efek interaksi obat yang mematikan.

Demikian juga dengan suplemen-suplemen alamiah yang lainnya, seperti halnya dengan gingko biloba dan bawang putih yang juga ternyata akan menimbulkan interaksi yang negatif jika sampai dikonsumsi bersamaan aspirin. Sedangkan jahe, cranberry, dan ginseng menimbulkan interaksi negatif jika sampai dipergunakan bersama warfarin yang merupakan obat anti-pembekuan darah yang pada umumnya dipergunakan untuk mengatasi masalah-masalah  jantung. Kemudian valerian yang memiliki sifat antidepresan yang “alami”, ternyata juga akan menimbulkan interaksi yang juga negatif jika sampai dipergunakan bersama dengan antidepresan lain, karena akan mengintensifkan efek anestesi. Selanjutnya Wort St John suatu antidepresan yang juga "alami", terbukti akan membuat obat-obat yang dipergunakan untuk menekan kinerja sistem kekebalan tubuh pada saat operasi transplantasi, akan menjadikan obat-obat tersebut menjadi tidak berfungsi. Sedangkan bloodroot, hawthorn, serta teh hijau ternyata bisa meningkatkan tekanan darah, jika saat meminumnya dilakukan bersama-sama dengan obat-obat anti hipertensi, dan sebagainya.

Bahkan ternyata meminum “energy drinks” bersama obat-obat yang diresepkan-pun telah dilaporkan banyak menghasilkan adanya efek-efek sampingan yang membahayakan.

Walaupun demikian, informasi ini bukanlah sesuatu yang diberikan dengan tujuan untuk mengecilkan atau memburukan citra suplemen-suplemen herbal kepada masyarakat luas, karena pada kenyataannya banyak suplemen-suplemen herbal yang jika dipergunakannya secara tersendiri dan tidak digabung dengan obat-obat yang diresepkan dokter, pada kenyataannya banyak yang memiliki manfaat yang sangat besar serta tidak menimbulkan efek interaksi negatip.

Karena itu, sebaiknya jika kita akan atau sedang mengonsumsi salah satu dari suplemen herbal yang ada kemudian pergi kedokter juga, berterus teranglah kepada dokter tersebut bahwa kita saat itu sedang mengonsumsi suplemen tertentu agar dia dapat mengambil keputusan agar obat yang akan diberikannya tidak akan sampai menimbulkan interaksi yang negatip dengan suplemen yang sedang dikonsumsi.

Kesimpulannya, sebenarnya kita sama sekali tidak perlu harus sampai menghentikan penggunaan vitamin atau suplemen herbal, tetapi disaat kita sedang mengonsumsi obat-obatan dari dokter atau baru saja menjalani suatu perawatan medis atau operasi serius, berhentilah untuk mengonsumsinya terlebih dahulu agar dapat menghindari terjadinya interaksi negatip, kecuali jika dokter yang bersangkutan menyatakan bahwa vitamin atau suplemen tersebut cukup aman untuk dikonsumsi saat itu.


Disarikan dan dialih bahasakan dari tulisan Juliette Siegfried, MPH

Tidak ada komentar:

UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN

  1. Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
  2. Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
  3. Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
  4. Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
  5. Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
  6. Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
  7. Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
  8. Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.

Sekar Kinasih Healing Therapy

Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum

GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH

UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :

mindhealingtherapy@yahoo.com



,