KOTAK PENCARIAN GOOGLE


Minggu, 01 Mei 2011

SEPUTAR CALCIUM DAN VITAMIN D

/*
SEPUTAR CALCIUM DAN VITAMIN D

Untuk dapat menjaga agar tulang kita tetap kuat, tubuh akan selalu mengganti sel-selnya yang aus dengan sel-sel yang baru. Untuk dapat menunjang pertumbuhan dari sel-sel tulang yang baru, menjaga keadaan kepadatan hingga mampu mencegah adanya osteoporosis, maka pasokan kalsium yang memadai melalui produk-produk yang berasal dari susu dan makanan- makanan yang lainnya, sangat diperlukan.

Walau demikian, untuk hal tersebut kitapun harus melakukan pasokan vitamin D yang memadai. Karena, walau kita didalam satu hari berkali-kali minum susu, kalsium yang terkandung didalam susu tersebut tidak akan banyak membawa manfaat bagi diri kita. Hal tersebut disebabkan karena tanpa Vitamin D kalsium yang terdapat didalam apa yang kita konsumsi tidak akan diresap tubuh dan bahkan akan dibuangnya keluar tubuh sebagai limbah.

MAKANAN MERUPAKAN SUMBER KALSIUM DAN VITAMN D

Karena tubuh secara alami tidak menghasilkan kalsium sendiri, maka cara memperolehnya adalah hanya dari apa yang kita makan dan minum. Misalnya, dengan cara mengonsumsi produk-produk yang berbahan dasar susu seperti misalnya susu tepung, keju, serta yoghurt. Selain itu, terdapat juga makanan-makanan lain yang memiliki kandungan kalsium tinggi, seperti misalnya :

• Bayam
• Kangkung
• Sawi
• Kacang kedelai
• Beberapa jenis ikan, seperti halnya dengan ikan sarden, salmon, dll.
• Makanan yang telah diperkaya dengan kalsium, seperti halnya jus jeruk, oatmeal, serta sereal lainnya.

Sedangkan untuk mendapatkan vitamin D, pada kenyataannya ternyata jauh lebih sulit lagi. Karena makanan yang mengandung vitamin D tidak banyak.

Dan umumnya terdapat pada :

• Minyak ikan tuna, makarel serta salmon
•Serta makanan-makanan yang telah diperkaya dengan vitamin D, seperti beberapa produk susu, beberapa jus jeruk, susu kedelai, serta sereal.
• Hati sapi
• Keju
• Kuning telur

Karena pada umumnya kandungan vitamin D didalamnya hanyalah sekitar 20% saja dari vitamin D yang kita butuhkan.

Walau demikian, untuk kebutuhan vitamin D secara alami tubuh sendiri dapat membuatnya melalui pancaran sinar matahari yang diterima oleh kulit kita.

CARA MEMENUHI KEBUTUHAN TUBUH AKAN CALCIUM DAN VITAMIN D

Menurut panduan yang dikeluarkan oleh The Institute of Medicine, kebutuhan seseorang akan calcium adalah :

• Anak-anak 1-3 tahun harus mendapatkan asupan Calcium sebanyak 700 miligram (mg) per hari.
• Anak-anak 4-8 tahun harus mendapatkan asupan calcium sebanyak 1.000 mg per hari.
• Anak-anak 9-18 tahun harus mendapatkan asupan calcium sebanyak 1.300 mg kalsium per hari.
• Dewasa hingga usia 70 tahun harus mendapatkan asupan calcium sebanyak 1.000 mg per hari.
• Wanita diatas usia 50 tahun harus mendapatkan asupan calcium sebanyak 1.200 mg / hari.
• Wanita maupun pria diatas 70 tahun harus mendapatkan asupan calcium 1.200 mg per hari.

Sebagai contoh, untuk dapat mencukupi kebutuhan calcium seorang yang berusia 45 tahun, maka yang bersangkitan dapat memperolehnya dari :

• 1 bungkus havermouth yang telah diperkaya (rata-rata mengandung 100 mg)
• 1 cangkir susu skim ( rata-rata mengandung 305 mg)
• 8 ons yogurt tanpa lemak (rata-rata mengandung 452 mg)
• ½ mangkok bayam (rata-rata mengandung 146 mg)

Sedangkan mengenai kebutuhan tubuh akan vitamin D, panduannya adalah :

• Sejak anak-anak berusia 1 tahun hingga orang dewasa 70 tahun, kebutuhan akan vitamin D nya adalah 600 internasional unit (IU) per hari
• Sedang untuk yang telah berusia 71 tahun keatas, kebutuhan akan vitamin D nya adalah 800 IU per hari

Untuk memperoleh vitamin D dari makanan, maka ikanlah yang terbaik. Karena misalnya didalam enam ons ikan salmon yang dimasak, rata-rata memiliki lebih dari 600 IU vitamin D, yaitu lebih dari jumlah vitamin D yang direkomendasikan bagi segala usia.

Sedangkan makanan lain yang juga mengandung vitamin D diantaranya adalah telur, hati, produk susu maupun jus yang telah diperkaya.

Jika kita termasuk seseorang yang berada pada tingkat resiko untuk terkena osteoporosis, maka dokter mungkin akan merekomendasikan kita untuk mengonsumsi kalsium serta vitamin D dalam jumlah yang lebih besar lagi. Tetapi, The National Osteoporosis Foundation telah merekomendasikan bahwa bagi orang dewasa yang berada di bawah usia 50 tahun, sebaiknya mendapatkan vitamin D nya sejumlah 400 hingga 800 International Unit (IU) per-harinya. Sedangkan bagi yang berusia diatas 50 tahun, dosis yang dianjurkan adalah 800 hingga 1.000 Iu setiap harinya.

SUPLEMEN KALSIUM DAN VITAMIN D

Didalam memenuhi kebutuhan tubuh kita akan kalsium dan vitamin D, para ahli berpendapat bahwa yang terbaik adalah jika kita bisa memperolehnya dari makanan dan minuman melalui penerapan diet seimbang, dan bukan memperolehnya dari suplemen. Karena dengan demikian, kita akan memperoleh manfaat penuh dari makanan dan bukan dari komponen tunggal yang terisolasi.

Didalam prakteknya,upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan akan calcium dan vitamin D tersebut bukanlah merupakan sesuatu yang sederhana. Keberadaan suplemen kalsium dan vitamin D mungkin akan memiliki peranan yang sangat penting bagi orang-orang tertentu.

Karena, seiring dengan bertambahnya usia, akan menjadi lebih sulit bagi tubuh kita untuk secepatnya membuat sel-sel tulang baru untuk mengimbangi kerusakan sel-sel sebelumnya.

Terutama hal itu umumnya terjadi pada kaum wanita setelah mereka mengalami masa menopause. Selain itu, semakin tua umur seseorang akan semakin sulit juga bagi tubuhnya untuk dapat menyerap kalsium serta mensintesis vitamin D.

Jika kulit kita cukup menerima sinar matahari, maka kita tidak akan sampai kekurangan vitamin D. Akan tetapi, pertimbangan terhadap risiko untuk terkena kanker kulit banyak menyebabkan kita menghindarinya hingga hasilnya kita menjadi kekurangan vitamin D.

Sedangkan asupan kalsium yang berlebihan seperti misalnya asupan yang mencapai 2.500 mg pada orang-orang yang berusia diantara 19 hingga 50 tahun serta diatas 2.000 mg pada orang-orang yang berusia diatas 50 tahun, akan meningkatkan risiko untuk mengalami masalah ginjal serta menghalangi proses tubuh dalam menyerap mineral.

Dipasaran terdapat dua jenis kalsium, yaitu calcium carbonate dan calcium citrate. Calcium Carbonate lebih sulit diserap tubuh didalam keadaan perut kosong atau jika kita memiliki kadar asam lambung yang rendah. Sedangkan Calcium Citrate justru membutuhkan keadaan perut yang kosong, atau berkadar asam lambung yang tinggi.

Sedangkan Vitamin D, umumnya berbentuk vitamin D2 (ergocalciferol) dan D3 (cholecalciferol). Dalam hal ini, hasil dari berbagai penelitian yang dilakukan belum ada yang menunjukkan tentang adanya perbedaan efektifitas yang besar diantara mereka. Walau demikian, beberapa penelitian menyatakan bahwa vitamin D3 nampaknya jauh lebih efektif daripada vitamin D2.

Kalsium dan vitamin D bukanlah hanya merupakan sesuatu yang hanya penting bagi kesehatan tulang saja. Karena, dengan jumlah kalsium yang memadai, irama jantung normal dan fungsi otot akan menjadi normal. Demikian juga dengan kenormalan peredaran darah dan pelepasan hormon didalam tubuh.

Sedangkan rendahnya tingkat vitamin D yang kita miliki akan menyebabkan terjadinya kelemahan otot serta fungsi sistim kekebalan tubuh. Bahkan beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa keadaan tingkat vitamin D yang rendah sangat erat kaitannya dengan munculnya risiko yang lebih tinggi intuk terkena kanker usus besar serta rheumatoid arthritis.

Disarikan dan dialih bahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari Referensi Medis WebMD
SEPUTAR CALCIUM DAN VITAMIN D

Untuk dapat menjaga agar tulang kita tetap kuat, tubuh akan selalu mengganti sel-selnya yang aus dengan sel-sel yang baru. Untuk dapat menunjang pertumbuhan dari sel-sel tulang yang baru, menjaga keadaan kepadatan hingga mampu mencegah adanya osteoporosis, maka pasokan kalsium yang memadai melalui produk-produk yang berasal dari susu dan makanan- makanan yang lainnya, sangat diperlukan.

Walau demikian, untuk hal tersebut kitapun harus melakukan pasokan vitamin D yang memadai. Karena, walau kita didalam satu hari berkali-kali minum susu, kalsium yang terkandung didalam susu tersebut tidak akan banyak membawa manfaat bagi diri kita. Hal tersebut disebabkan karena tanpa Vitamin D kalsium yang terdapat didalam apa yang kita konsumsi tidak akan diresap tubuh dan bahkan akan dibuangnya keluar tubuh sebagai limbah.

MAKANAN MERUPAKAN SUMBER KALSIUM DAN VITAMN D

Karena tubuh secara alami tidak menghasilkan kalsium sendiri, maka cara memperolehnya adalah hanya dari apa yang kita makan dan minum. Misalnya, dengan cara mengonsumsi produk-produk yang berbahan dasar susu seperti misalnya susu tepung, keju, serta yoghurt. Selain itu, terdapat juga makanan-makanan lain yang memiliki kandungan kalsium tinggi, seperti misalnya :

• Bayam
• Kangkung
• Sawi
• Kacang kedelai
• Beberapa jenis ikan, seperti halnya dengan ikan sarden, salmon, dll.
• Makanan yang telah diperkaya dengan kalsium, seperti halnya jus jeruk, oatmeal, serta sereal lainnya.

Sedangkan untuk mendapatkan vitamin D, pada kenyataannya ternyata jauh lebih sulit lagi. Karena makanan yang mengandung vitamin D tidak banyak.

Dan umumnya terdapat pada :

• Minyak ikan tuna, makarel serta salmon
•Serta makanan-makanan yang telah diperkaya dengan vitamin D, seperti beberapa produk susu, beberapa jus jeruk, susu kedelai, serta sereal.
• Hati sapi
• Keju
• Kuning telur

Karena pada umumnya kandungan vitamin D didalamnya hanyalah sekitar 20% saja dari vitamin D yang kita butuhkan.

Walau demikian, untuk kebutuhan vitamin D secara alami tubuh sendiri dapat membuatnya melalui pancaran sinar matahari yang diterima oleh kulit kita.

CARA MEMENUHI KEBUTUHAN TUBUH AKAN CALCIUM DAN VITAMIN D

Menurut panduan yang dikeluarkan oleh The Institute of Medicine, kebutuhan seseorang akan calcium adalah :

• Anak-anak 1-3 tahun harus mendapatkan asupan Calcium sebanyak 700 miligram (mg) per hari.
• Anak-anak 4-8 tahun harus mendapatkan asupan calcium sebanyak 1.000 mg per hari.
• Anak-anak 9-18 tahun harus mendapatkan asupan calcium sebanyak 1.300 mg kalsium per hari.
• Dewasa hingga usia 70 tahun harus mendapatkan asupan calcium sebanyak 1.000 mg per hari.
• Wanita diatas usia 50 tahun harus mendapatkan asupan calcium sebanyak 1.200 mg / hari.
• Wanita maupun pria diatas 70 tahun harus mendapatkan asupan calcium 1.200 mg per hari.

Sebagai contoh, untuk dapat mencukupi kebutuhan calcium seorang yang berusia 45 tahun, maka yang bersangkitan dapat memperolehnya dari :

• 1 bungkus havermouth yang telah diperkaya (rata-rata mengandung 100 mg)
• 1 cangkir susu skim ( rata-rata mengandung 305 mg)
• 8 ons yogurt tanpa lemak (rata-rata mengandung 452 mg)
• ½ mangkok bayam (rata-rata mengandung 146 mg)

Sedangkan mengenai kebutuhan tubuh akan vitamin D, panduannya adalah :

• Sejak anak-anak berusia 1 tahun hingga orang dewasa 70 tahun, kebutuhan akan vitamin D nya adalah 600 internasional unit (IU) per hari
• Sedang untuk yang telah berusia 71 tahun keatas, kebutuhan akan vitamin D nya adalah 800 IU per hari

Untuk memperoleh vitamin D dari makanan, maka ikanlah yang terbaik. Karena misalnya didalam enam ons ikan salmon yang dimasak, rata-rata memiliki lebih dari 600 IU vitamin D, yaitu lebih dari jumlah vitamin D yang direkomendasikan bagi segala usia.

Sedangkan makanan lain yang juga mengandung vitamin D diantaranya adalah telur, hati, produk susu maupun jus yang telah diperkaya.

Jika kita termasuk seseorang yang berada pada tingkat resiko untuk terkena osteoporosis, maka dokter mungkin akan merekomendasikan kita untuk mengonsumsi kalsium serta vitamin D dalam jumlah yang lebih besar lagi. Tetapi, The National Osteoporosis Foundation telah merekomendasikan bahwa bagi orang dewasa yang berada di bawah usia 50 tahun, sebaiknya mendapatkan vitamin D nya sejumlah 400 hingga 800 International Unit (IU) per-harinya. Sedangkan bagi yang berusia diatas 50 tahun, dosis yang dianjurkan adalah 800 hingga 1.000 Iu setiap harinya.

SUPLEMEN KALSIUM DAN VITAMIN D

Didalam memenuhi kebutuhan tubuh kita akan kalsium dan vitamin D, para ahli berpendapat bahwa yang terbaik adalah jika kita bisa memperolehnya dari makanan dan minuman melalui penerapan diet seimbang, dan bukan memperolehnya dari suplemen. Karena dengan demikian, kita akan memperoleh manfaat penuh dari makanan dan bukan dari komponen tunggal yang terisolasi.

Didalam prakteknya,upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan akan calcium dan vitamin D tersebut bukanlah merupakan sesuatu yang sederhana. Keberadaan suplemen kalsium dan vitamin D mungkin akan memiliki peranan yang sangat penting bagi orang-orang tertentu.

Karena, seiring dengan bertambahnya usia, akan menjadi lebih sulit bagi tubuh kita untuk secepatnya membuat sel-sel tulang baru untuk mengimbangi kerusakan sel-sel sebelumnya.

Terutama hal itu umumnya terjadi pada kaum wanita setelah mereka mengalami masa menopause. Selain itu, semakin tua umur seseorang akan semakin sulit juga bagi tubuhnya untuk dapat menyerap kalsium serta mensintesis vitamin D.

Jika kulit kita cukup menerima sinar matahari, maka kita tidak akan sampai kekurangan vitamin D. Akan tetapi, pertimbangan terhadap risiko untuk terkena kanker kulit banyak menyebabkan kita menghindarinya hingga hasilnya kita menjadi kekurangan vitamin D.

Sedangkan asupan kalsium yang berlebihan seperti misalnya asupan yang mencapai 2.500 mg pada orang-orang yang berusia diantara 19 hingga 50 tahun serta diatas 2.000 mg pada orang-orang yang berusia diatas 50 tahun, akan meningkatkan risiko untuk mengalami masalah ginjal serta menghalangi proses tubuh dalam menyerap mineral.

Dipasaran terdapat dua jenis kalsium, yaitu calcium carbonate dan calcium citrate. Calcium Carbonate lebih sulit diserap tubuh didalam keadaan perut kosong atau jika kita memiliki kadar asam lambung yang rendah. Sedangkan Calcium Citrate justru membutuhkan keadaan perut yang kosong, atau berkadar asam lambung yang tinggi.

Sedangkan Vitamin D, umumnya berbentuk vitamin D2 (ergocalciferol) dan D3 (cholecalciferol). Dalam hal ini, hasil dari berbagai penelitian yang dilakukan belum ada yang menunjukkan tentang adanya perbedaan efektifitas yang besar diantara mereka. Walau demikian, beberapa penelitian menyatakan bahwa vitamin D3 nampaknya jauh lebih efektif daripada vitamin D2.

Kalsium dan vitamin D bukanlah hanya merupakan sesuatu yang hanya penting bagi kesehatan tulang saja. Karena, dengan jumlah kalsium yang memadai, irama jantung normal dan fungsi otot akan menjadi normal. Demikian juga dengan kenormalan peredaran darah dan pelepasan hormon didalam tubuh.

Sedangkan rendahnya tingkat vitamin D yang kita miliki akan menyebabkan terjadinya kelemahan otot serta fungsi sistim kekebalan tubuh. Bahkan beberapa hasil penelitian telah menunjukkan bahwa keadaan tingkat vitamin D yang rendah sangat erat kaitannya dengan munculnya risiko yang lebih tinggi intuk terkena kanker usus besar serta rheumatoid arthritis.

Disarikan dan dialih bahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari Referensi Medis WebMD

Sabtu, 30 April 2011

KETERKAITAN OSTEOPOROSIS DENGAN MASALAH ASUPAN GIZI

/*
Pada dasarnya, nilai asupan nutrisi seseorang dengan kemungkinan untuk terjadinya osteoporosis pada dirinya merupakan sesuatu yang memiliki ikatan yang sangat erat sekali.

Artinya, jika kita tidak memberi asupan nutrisi yang tepat baik dan tepat untuk mengatasi masalah osteoporosis baik yang berbentuk makanan, minuman maupun siplemen,maka kita tanpa sadar telah menempatkan diri kita pada suatu posisi yang berresiko besar untuk mengalami osteoporosis.

Lalu, apakah sebenarnya nutrisi yang sebenarnya kita perlukan tersebut agar kita dapat terhindar dari masalah osteoporosis tersebut ? Dan apa yang harus kita tempuh untuk bisa mendapatkannya ?

Didalam masalah ini, nutrisi yang kita butuhkan agar kita dapat menghindari terserang osteoporosis adalah kalsium serta vitamin D.

Kalsium merupakan senyawa kimia yang mampu memperkokoh keadaan tulang, akan tetapi tanpa adanya vitamin D kalsium yang kita konsumsi tersebut tidak akan dapat meresap dan menyatu dengan tulang.

Artinya, untuk dapat bermanfaat dalam memperkuat keadaan tulang kita, asupan keduanya harus cukup atau sesuai dengan yang dibutuhkan.

Karena, walau jumlah kalsium yang kita konsumsi cukup memadai atau bahkan berlebihan, jika jumlah asupan vitamin D-nya tidak cujup memadai maka asupan kalsium tersebut akan menjadi sia-sia karena tidak akan terserap dengan baik.

Demikian juga dengan hal yang sebaliknya, yaitu jika jumlah asupan vitamin D nya memadai atau bahkan berlebihan, jika asupan kalsiumnya justru kurang atau tidak memadai, maka hal tersebut akan menjadikannya kurang bermanfaat.

Untuk hal tersebut, The National Academy of Sciences telah mengeluarkan suatu acuan khusus yang didasarkan pada jumlah usia, mengenai jumlah yang dibutuhkan oleh setiap orang akan kalsium maupun akan vitamin D sebagai berikut :

• Anak-anak yang berusia 1 sampai 3 tahun 700 miligram (mg) kalsium per hari.
• Anak-anak yang berusia 4 sampai 8 tahun 1.000 mg per hari.
• Remaja 1.300 mg kalsium per hari.
• Pria dewasa sampai berusia 70 tahun 1.000 mg per hari.
• Pria dewasa yang berusia diatas 70 tahun 1.200 mg per hari.
• Wanita diatas 51 tahun 1.200 mg per hari.

Agar kalsium tersebut dapat diresap oleh tulang, The National Academy of Sciences menganjurkan agar setiap orang dari sejak usia 1 hingga 70 tahun mengonsumsi 600 international unit (IU) vitamin D per hari serta yang berusia diatas 70 tahun, 800 IU.

Akan tetapi, salam hal ini beberapa ahli osteoporosis menganjurkan agar setiap harinya dapat secara teratur mengonsumsinya antara 800 hingga 1.200 IU.

Hal ini menurut mereka merupakan sesuatu yang sangat penting, karena sumber alami utama dari vitamin D yaitu sinar matahari berpotensi dapat menyebabkan terjadinya kanker kulit, hingga kita perlu untuk mendapatkannya dari dari sumber yang lain.

Menurut Siris, direktur dari The Toni Stabile Osteoporosis Center di Columbia University Medical Center, orang-orang tua yang kekurangan vitamin D akan menyebabkan dirinya menjadi mudah untuk terjatuh.

Hingga, jika kita selalu mencukupi asupan vitamin D kedalam tubuh kita, selain akan meningkatkan kadar kalsium yang terdapat pada tulang kita juga akan menjadikan kita menjadi tidak mudah terjatuh, hingga semaksimal mungkin dapat menghindari terjadinya patah tulang.

Karena itu, untuk dapat memperkuat tulang serta mencegah mencegah osteoporosis, upayakan untuk mencukupi kebutuhan kalsium serta vitamin D kita, baik melalui makanan, suplemen maupun keduanya.

Karena, yang terpenting adalah kita dapat memenuhi kebutuhannya sebaik mungkin. Walau demikian, jalan yang terbaik adalah melakukannya melalui asupan makananmaupun minuman yang kita lakukan.

Mengapa demikian ? Menurut Profesor Robert Heaney, MD, FACP, dari Universitas Creighton di Omaha, NEB, yang secara nasional diakui sebagai pakar dalam bidang osteoporosis, didalam berbagai penelitian pada dasarnya telah terbuktikan bahwa merupakan sesuatu yang menyulitkan bagi seseorang untuk menjadi terbiasa secara teratur meminum suplemen.

Sedangkan disisi lain, karena makan dan minum merupakan sesuatu yang secara rutin dilakukan, maka upaya membiasakan diri meminum susu akan jauh lebih mudah untuk dilakukan daripada membiasakan diri meminum suplemen.

Selain hal tersebut, pada kenyataannya makanan dan minuman juga merupakan sumber gizi yang lebih lengkap daripada sekedar suplemen tertentu.

Seperti halnya dengan susu, yogurt, keju, serta produk yang berasal dari susu lainnya, pada kenyataannya tidak hanya sekedar mengandung kadar kalsium yang tinggi saja, akan tetapi juga mengandung nutrisi-nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan bagi kesehatan tulang, seperti halnya dengan pospor serta protein.

Misalnya susu, yogurt dan keju yang mengandung lebih banyak nutrisi lain yang diperlukan bagi kesehatan tulang dibandingkan dengan kandungan suatu suplemen.
Selain itu, beberapa makanan juga merupakan sumber kalsium yang baik, misalnya :

• Makanan danminuman segar yang telah diperkaya seperti halnya dengan jus jeruk, produk yang berasal dari susu serta sereal.
• Sayuran yang berwarna hijau, seperti halnya dengan kangkung, brokoli serta bayam.
• Seafood yang juga merupakan sesuatu yang sangat kaya akan kalsium.

Disisi lain, vitamin D merupakan sesuatu yang agak sulit untuk kita penuhi dari makanan kita sehari-hari yang normal, karena seperti halnya pada susu yang diperkaya dengan vitamin D pun, didalam satu gelas hanya memiliki kandungan vitamin D sebanyak 98 IU.

Karena itu, beberapa makanan sumber Vitamin D lainnya seperti halnya dengan beberapa jenis ikan (salmon, ikan tuna, sarden), orange jus serta sereal yang mengandung vitamin D, patut untuk dipertimbangkan.

SUPLEMEN

Suatu saat, mungkin kita merasa perlu untuk mengonsumsi suplemen yang kita butuhkan untuk dapat mencegah terjadinya osteoporosis didalam tubuh kita. Tentunya, hal ini hanya akan terjadi jika kita merasa tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan kalsium dan vitamin D tersebut,dari pola makanan yang kita lakukan sehari-hari.

Hingga ada baiknya, jika kita juga mengetahui jenis dari kalsium yang dikandungnya yang bisa didalam bentuk calcium citrate atau didalam bentuk calcium carbonate.
Jika yang menjadi pusat perhatian kita hanyalah masalah kesehatan tulang kita saja, maka keduanya sama-sama bermanfaat dan dapat kita pergunakan.

Karena titik perbedaannya hanyalah terletak pada bahwa suplemen yang terbuat dari kalsium karbonat harus dikonsumsi saat makan agar penyerapannya menjadi maksimal hingga mungkin untuk orang tertentu akan mengganggu kenikmatannya saat makan, sedangkan yang terbuat dari kalsium sitrat tidak perlu.

Dan untungnya, sebagian besar dari suplemen yang ada dipasaran rata-rata telah memiliki kandungan vitamin D.

TIPS MENGONSUMSI SUPLEMEN CALCIUM DAN VITAMIN D

Karena tubuh kita tidak dapat menyerap kalsium lebih dari 600 mg dalam suatu saat, maka jika kita baru saja meminum susu satu gelas akan tidak ada gunanya jika kita juga kemudian langsung meminum tablet yang mengandung kalsium 600 mg. Untuk hal tersebut, tunggulah dahulu hingga beberapa jam kemudian.

Karena sebenarnya pada saat kita meminum sebuah suplemen kalsium 1.000 mg., sebenarnya tubuh kita hanya akan menyerapnya sekitar 200 mg saja.


Disarikan dan dialih bahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari Referensi Medis WebMD
Pada dasarnya, nilai asupan nutrisi seseorang dengan kemungkinan untuk terjadinya osteoporosis pada dirinya merupakan sesuatu yang memiliki ikatan yang sangat erat sekali.

Artinya, jika kita tidak memberi asupan nutrisi yang tepat baik dan tepat untuk mengatasi masalah osteoporosis baik yang berbentuk makanan, minuman maupun siplemen,maka kita tanpa sadar telah menempatkan diri kita pada suatu posisi yang berresiko besar untuk mengalami osteoporosis.

Lalu, apakah sebenarnya nutrisi yang sebenarnya kita perlukan tersebut agar kita dapat terhindar dari masalah osteoporosis tersebut ? Dan apa yang harus kita tempuh untuk bisa mendapatkannya ?

Didalam masalah ini, nutrisi yang kita butuhkan agar kita dapat menghindari terserang osteoporosis adalah kalsium serta vitamin D.

Kalsium merupakan senyawa kimia yang mampu memperkokoh keadaan tulang, akan tetapi tanpa adanya vitamin D kalsium yang kita konsumsi tersebut tidak akan dapat meresap dan menyatu dengan tulang.

Artinya, untuk dapat bermanfaat dalam memperkuat keadaan tulang kita, asupan keduanya harus cukup atau sesuai dengan yang dibutuhkan.

Karena, walau jumlah kalsium yang kita konsumsi cukup memadai atau bahkan berlebihan, jika jumlah asupan vitamin D-nya tidak cujup memadai maka asupan kalsium tersebut akan menjadi sia-sia karena tidak akan terserap dengan baik.

Demikian juga dengan hal yang sebaliknya, yaitu jika jumlah asupan vitamin D nya memadai atau bahkan berlebihan, jika asupan kalsiumnya justru kurang atau tidak memadai, maka hal tersebut akan menjadikannya kurang bermanfaat.

Untuk hal tersebut, The National Academy of Sciences telah mengeluarkan suatu acuan khusus yang didasarkan pada jumlah usia, mengenai jumlah yang dibutuhkan oleh setiap orang akan kalsium maupun akan vitamin D sebagai berikut :

• Anak-anak yang berusia 1 sampai 3 tahun 700 miligram (mg) kalsium per hari.
• Anak-anak yang berusia 4 sampai 8 tahun 1.000 mg per hari.
• Remaja 1.300 mg kalsium per hari.
• Pria dewasa sampai berusia 70 tahun 1.000 mg per hari.
• Pria dewasa yang berusia diatas 70 tahun 1.200 mg per hari.
• Wanita diatas 51 tahun 1.200 mg per hari.

Agar kalsium tersebut dapat diresap oleh tulang, The National Academy of Sciences menganjurkan agar setiap orang dari sejak usia 1 hingga 70 tahun mengonsumsi 600 international unit (IU) vitamin D per hari serta yang berusia diatas 70 tahun, 800 IU.

Akan tetapi, salam hal ini beberapa ahli osteoporosis menganjurkan agar setiap harinya dapat secara teratur mengonsumsinya antara 800 hingga 1.200 IU.

Hal ini menurut mereka merupakan sesuatu yang sangat penting, karena sumber alami utama dari vitamin D yaitu sinar matahari berpotensi dapat menyebabkan terjadinya kanker kulit, hingga kita perlu untuk mendapatkannya dari dari sumber yang lain.

Menurut Siris, direktur dari The Toni Stabile Osteoporosis Center di Columbia University Medical Center, orang-orang tua yang kekurangan vitamin D akan menyebabkan dirinya menjadi mudah untuk terjatuh.

Hingga, jika kita selalu mencukupi asupan vitamin D kedalam tubuh kita, selain akan meningkatkan kadar kalsium yang terdapat pada tulang kita juga akan menjadikan kita menjadi tidak mudah terjatuh, hingga semaksimal mungkin dapat menghindari terjadinya patah tulang.

Karena itu, untuk dapat memperkuat tulang serta mencegah mencegah osteoporosis, upayakan untuk mencukupi kebutuhan kalsium serta vitamin D kita, baik melalui makanan, suplemen maupun keduanya.

Karena, yang terpenting adalah kita dapat memenuhi kebutuhannya sebaik mungkin. Walau demikian, jalan yang terbaik adalah melakukannya melalui asupan makananmaupun minuman yang kita lakukan.

Mengapa demikian ? Menurut Profesor Robert Heaney, MD, FACP, dari Universitas Creighton di Omaha, NEB, yang secara nasional diakui sebagai pakar dalam bidang osteoporosis, didalam berbagai penelitian pada dasarnya telah terbuktikan bahwa merupakan sesuatu yang menyulitkan bagi seseorang untuk menjadi terbiasa secara teratur meminum suplemen.

Sedangkan disisi lain, karena makan dan minum merupakan sesuatu yang secara rutin dilakukan, maka upaya membiasakan diri meminum susu akan jauh lebih mudah untuk dilakukan daripada membiasakan diri meminum suplemen.

Selain hal tersebut, pada kenyataannya makanan dan minuman juga merupakan sumber gizi yang lebih lengkap daripada sekedar suplemen tertentu.

Seperti halnya dengan susu, yogurt, keju, serta produk yang berasal dari susu lainnya, pada kenyataannya tidak hanya sekedar mengandung kadar kalsium yang tinggi saja, akan tetapi juga mengandung nutrisi-nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan bagi kesehatan tulang, seperti halnya dengan pospor serta protein.

Misalnya susu, yogurt dan keju yang mengandung lebih banyak nutrisi lain yang diperlukan bagi kesehatan tulang dibandingkan dengan kandungan suatu suplemen.
Selain itu, beberapa makanan juga merupakan sumber kalsium yang baik, misalnya :

• Makanan danminuman segar yang telah diperkaya seperti halnya dengan jus jeruk, produk yang berasal dari susu serta sereal.
• Sayuran yang berwarna hijau, seperti halnya dengan kangkung, brokoli serta bayam.
• Seafood yang juga merupakan sesuatu yang sangat kaya akan kalsium.

Disisi lain, vitamin D merupakan sesuatu yang agak sulit untuk kita penuhi dari makanan kita sehari-hari yang normal, karena seperti halnya pada susu yang diperkaya dengan vitamin D pun, didalam satu gelas hanya memiliki kandungan vitamin D sebanyak 98 IU.

Karena itu, beberapa makanan sumber Vitamin D lainnya seperti halnya dengan beberapa jenis ikan (salmon, ikan tuna, sarden), orange jus serta sereal yang mengandung vitamin D, patut untuk dipertimbangkan.

SUPLEMEN

Suatu saat, mungkin kita merasa perlu untuk mengonsumsi suplemen yang kita butuhkan untuk dapat mencegah terjadinya osteoporosis didalam tubuh kita. Tentunya, hal ini hanya akan terjadi jika kita merasa tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan kalsium dan vitamin D tersebut,dari pola makanan yang kita lakukan sehari-hari.

Hingga ada baiknya, jika kita juga mengetahui jenis dari kalsium yang dikandungnya yang bisa didalam bentuk calcium citrate atau didalam bentuk calcium carbonate.
Jika yang menjadi pusat perhatian kita hanyalah masalah kesehatan tulang kita saja, maka keduanya sama-sama bermanfaat dan dapat kita pergunakan.

Karena titik perbedaannya hanyalah terletak pada bahwa suplemen yang terbuat dari kalsium karbonat harus dikonsumsi saat makan agar penyerapannya menjadi maksimal hingga mungkin untuk orang tertentu akan mengganggu kenikmatannya saat makan, sedangkan yang terbuat dari kalsium sitrat tidak perlu.

Dan untungnya, sebagian besar dari suplemen yang ada dipasaran rata-rata telah memiliki kandungan vitamin D.

TIPS MENGONSUMSI SUPLEMEN CALCIUM DAN VITAMIN D

Karena tubuh kita tidak dapat menyerap kalsium lebih dari 600 mg dalam suatu saat, maka jika kita baru saja meminum susu satu gelas akan tidak ada gunanya jika kita juga kemudian langsung meminum tablet yang mengandung kalsium 600 mg. Untuk hal tersebut, tunggulah dahulu hingga beberapa jam kemudian.

Karena sebenarnya pada saat kita meminum sebuah suplemen kalsium 1.000 mg., sebenarnya tubuh kita hanya akan menyerapnya sekitar 200 mg saja.


Disarikan dan dialih bahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari Referensi Medis WebMD

Jumat, 29 April 2011

KAITAN ASUPAN SUPLEMEN CALCIUM TERHADAP PENINGKATAN RESIKO TERSERANG PENYAKIT JANTUNG

/*
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Auckland Selandia Baru serta dipimpin oleh profesor Ian Reid, MD, yang dipublikasikan melalui Journal BMJ, mereka telah dihadapkan pada suatu temuan yang menunjukan bahwa wanita lanjut usia yang rutin mengonsumsi suplemen kalsium dengan untuk menjaga kesehatan tulang mereka, justru cenderung meningkatkan risiko mereka untuk memperoleh serangan penyakit jantung.

Dengan demikian, maka nampaknya langkah penggunaan suplemen kalsium didalam upaya untuk mencegah terjadinya osteoporosis, sudah selayaknya untuk ditinjau ulang kembali.

Para peneliti yang menganalisa ulang kembali hasil penelitian dari Women's Health Initiative (WHI) yang berkaitan dengan penggunaan masalah suplemen-suplemen yang berkandungan kalsium 1.000 miligram dan vitamin D 400 unit internasional (IU) yang menyatakan bahwa pada hasil penelitian mereka ternyata resiko pihak yang diberi suplemen dengan yang tidak resiko mereka untuk memperoleh serangan jantung ternyata tidak berbeda jauh, yang ternyata setelah diteliti kembali mereka yang didalam penelitian tersebut tidak memperoleh suplemen, dirumahnya masing-masing ternyata mereka-pun rata-rata mengonsumsinya.

Karena itulah Reid dan rekan-rekannya kemudian meneliti kelompok lain yang terdiri dari 16.718 wanita yang sebagai hasilnya terungkapkan bahwa kaum wanita yang memperoleh suplemen kalsium serta vitamin D saat itu rata-rata telah terindikasi mengalami peningkatan resiko mereka, untuk memperoleh serangan jantung.
Dan hasil yang diperoleh dari 13 proyek percobaan lainnya ternyata juga telah menunjang temuan mereka. Yaitu, para wanita yang mengonsumsi suplemen kalsium baik yang dengan ataupun tanpa vitamin D, telah mengalami peningkatan resiko mereka memperoleh serangan jantung maupun stroke.

Didalam hal ini, para peneliti tersebut memperkirakan bahwa perubahan yang terjadi secara mendadak pada kadar kalsium didalam darah mereka saat mulai mengonsumsi suplemen-suplemen tersebutlah nampaknya yang merupakan penyebab dari terjadinya peningkatan risiko untuk terkena serangan penyakit jantung tersebut.

Menurut Suzanne Steinbaum, MD, direktur dari Women and Heart Disease pada Lenox Hill Hospital- New York, tingginya kadar kalsium didalam darah memang dapat menyebabkan terjadinya kelainan pembekuan darah serta risiko lebih besar lainnya yang memungkinkan seseorang untuk memperoleh serangan jantung.

Namun, apakah dengan demikian berarti kaum wanita harus berusaha untuk membatasi asupan kalsium mereka agar keamanan jantungnya lebih terjamin ?

Menurut Steinbaum jawabannya adalah tidaklah semudah itu. Karena, usaha pencegahan yang harus dilakukan oleh setiap orang pada dasarnya sangat berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Karena, sesuatu yang sesuai bagi seseorang belum tentu juga sesuai bagi orang yang lain. Dan menurutnya, jika seseorang yang telah memiliki risiko besar untuk memperoleh penyakit jantung yang tentunya lebih besar bahayanya jika dibandingkan dengan resiko untuk terkena osteoporosis ataupun patah tulang, pemberian suplemen kalsium bukanlah merupakan suatu cara bijaksana yang harus dilakukan.

Dalam hal ini, seseorang memiliki resiko dasar untuk memperoleh serangan penyakit jantung jika antara lain telah memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok, obesitas, gaya hidup yang menunjang serta memiliki faktor keturunan untuk memperolehnya.

Jadi, untuk hal tersebut berpikirlah dua kali terlebih dahulu, sebelum mempergunakan suplemen kalsium jika pada dasarnya kita telah memiliki resiko-resiko dasar tersebut diatas.

Dan menurut Nieca Goldberg, MD, direktur medis dari Women's Heart Program di NYU Langone Medical Center New York, setiap wanita selayaknya harus selalu waspada akan jumlah asupan kalsium mereka.

Artinya, jumlah asupan kalsium melalui suplemen haruslah disesuaikan dengan jumlah asupan kalsium yang telah diperoleh melalui makanan, untuk dapat mencegah terjadinya masalah kelebihan atau kekurangan asupan dari mineral tersebut, yang akan berdampak buruk bagi kesehatan kita.

Hingga bagi kaum wanita yang berusia diatas 50 tahun usahakanlah agar jumlah asupan kalium mereka melalui makan dan suplemennya tidak sampai melebihi 1.200 miligram didalam satu harinya.


Disarikan dan dialih bahasakan dari tulisan Denise Mann pada WebMD Health News 19 April 2011yang dikaji ulang Laura Martin J., MD oleh WS Djaka Panungkas Alibassa
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Auckland Selandia Baru serta dipimpin oleh profesor Ian Reid, MD, yang dipublikasikan melalui Journal BMJ, mereka telah dihadapkan pada suatu temuan yang menunjukan bahwa wanita lanjut usia yang rutin mengonsumsi suplemen kalsium dengan untuk menjaga kesehatan tulang mereka, justru cenderung meningkatkan risiko mereka untuk memperoleh serangan penyakit jantung.

Dengan demikian, maka nampaknya langkah penggunaan suplemen kalsium didalam upaya untuk mencegah terjadinya osteoporosis, sudah selayaknya untuk ditinjau ulang kembali.

Para peneliti yang menganalisa ulang kembali hasil penelitian dari Women's Health Initiative (WHI) yang berkaitan dengan penggunaan masalah suplemen-suplemen yang berkandungan kalsium 1.000 miligram dan vitamin D 400 unit internasional (IU) yang menyatakan bahwa pada hasil penelitian mereka ternyata resiko pihak yang diberi suplemen dengan yang tidak resiko mereka untuk memperoleh serangan jantung ternyata tidak berbeda jauh, yang ternyata setelah diteliti kembali mereka yang didalam penelitian tersebut tidak memperoleh suplemen, dirumahnya masing-masing ternyata mereka-pun rata-rata mengonsumsinya.

Karena itulah Reid dan rekan-rekannya kemudian meneliti kelompok lain yang terdiri dari 16.718 wanita yang sebagai hasilnya terungkapkan bahwa kaum wanita yang memperoleh suplemen kalsium serta vitamin D saat itu rata-rata telah terindikasi mengalami peningkatan resiko mereka, untuk memperoleh serangan jantung.
Dan hasil yang diperoleh dari 13 proyek percobaan lainnya ternyata juga telah menunjang temuan mereka. Yaitu, para wanita yang mengonsumsi suplemen kalsium baik yang dengan ataupun tanpa vitamin D, telah mengalami peningkatan resiko mereka memperoleh serangan jantung maupun stroke.

Didalam hal ini, para peneliti tersebut memperkirakan bahwa perubahan yang terjadi secara mendadak pada kadar kalsium didalam darah mereka saat mulai mengonsumsi suplemen-suplemen tersebutlah nampaknya yang merupakan penyebab dari terjadinya peningkatan risiko untuk terkena serangan penyakit jantung tersebut.

Menurut Suzanne Steinbaum, MD, direktur dari Women and Heart Disease pada Lenox Hill Hospital- New York, tingginya kadar kalsium didalam darah memang dapat menyebabkan terjadinya kelainan pembekuan darah serta risiko lebih besar lainnya yang memungkinkan seseorang untuk memperoleh serangan jantung.

Namun, apakah dengan demikian berarti kaum wanita harus berusaha untuk membatasi asupan kalsium mereka agar keamanan jantungnya lebih terjamin ?

Menurut Steinbaum jawabannya adalah tidaklah semudah itu. Karena, usaha pencegahan yang harus dilakukan oleh setiap orang pada dasarnya sangat berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Karena, sesuatu yang sesuai bagi seseorang belum tentu juga sesuai bagi orang yang lain. Dan menurutnya, jika seseorang yang telah memiliki risiko besar untuk memperoleh penyakit jantung yang tentunya lebih besar bahayanya jika dibandingkan dengan resiko untuk terkena osteoporosis ataupun patah tulang, pemberian suplemen kalsium bukanlah merupakan suatu cara bijaksana yang harus dilakukan.

Dalam hal ini, seseorang memiliki resiko dasar untuk memperoleh serangan penyakit jantung jika antara lain telah memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, merokok, obesitas, gaya hidup yang menunjang serta memiliki faktor keturunan untuk memperolehnya.

Jadi, untuk hal tersebut berpikirlah dua kali terlebih dahulu, sebelum mempergunakan suplemen kalsium jika pada dasarnya kita telah memiliki resiko-resiko dasar tersebut diatas.

Dan menurut Nieca Goldberg, MD, direktur medis dari Women's Heart Program di NYU Langone Medical Center New York, setiap wanita selayaknya harus selalu waspada akan jumlah asupan kalsium mereka.

Artinya, jumlah asupan kalsium melalui suplemen haruslah disesuaikan dengan jumlah asupan kalsium yang telah diperoleh melalui makanan, untuk dapat mencegah terjadinya masalah kelebihan atau kekurangan asupan dari mineral tersebut, yang akan berdampak buruk bagi kesehatan kita.

Hingga bagi kaum wanita yang berusia diatas 50 tahun usahakanlah agar jumlah asupan kalium mereka melalui makan dan suplemennya tidak sampai melebihi 1.200 miligram didalam satu harinya.


Disarikan dan dialih bahasakan dari tulisan Denise Mann pada WebMD Health News 19 April 2011yang dikaji ulang Laura Martin J., MD oleh WS Djaka Panungkas Alibassa

Minggu, 17 April 2011

BEKERJA LEBIH DARI SEBELAS JAM SEHARI BERESIKO TERKENA PENYAKIT JANTUNG KORONER

/*
Sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris, telah dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa para pekerja yang secara rutin bekerja diatas 11 jam setiap hari ternyata cenderung untuk memiliki resiko yang tinggi untuk memperoleh serangan penyakit jantung koroner.

Para ilmuwan pada University College London telah mencoba memonitor data kesehatan dari 7095 orang pegawai negeri yang pada awal penelitian tersebut (antara tahun 1991-1992) telah berusia antara 39 hingga 62 tahun, yang saat itu sama sekali tidak ada yang memiliki tanda-tanda bahwa mereka mengidap penyakit jantung koroner.

Para pegawai yang kesehatannya dimonitor tersebut, setiap lima tahun sekali hingga tahun 2004 secara cermat diperiksa untuk memonitor apakah ada diantara mereka yang terkena penyakit jantung koroner. Selain hal tersebut, para peneliti tersebut juga secara cermat memonitor kebiasaan dari para pegawai tersebut dalam bekerja.

Hasilnya, ternyata para pegawai yang memiliki pola kebiasaan untuk bekerja lebih lama dari 11 jam dalam seharinya, rata-rata memiliki risiko untuk terkena penyakit jantung koroner 67% lebih tinggi daripada para pegawai yang bekerjanya hanya tujuh atau delapan jam sehari.

Dan nyatanya, 192 orang diantara mereka yang memiliki kebiasaan untuk bekerja lebih dari 11 jam didalam satu hari tersebut, setelah sekitar 12.3 tahun dan didiagnose, ternyata mereka rata-rata telah terkena penyakit jantung koroner.

Penelitian ini dilakukan secara khusus sesuai acuan proyek British Whitehall II yang berupa suatu proyek pemerinta dalam memelihara kesehatan para pegawai negeri sipil mereka dan telah mereka lakukan sejak tahun 1985 serta ditujukan untuk meneliti tentang berapa jauh resiko suatu lingkungan kerja serta kebiasaan kerja dari para pekerjanya terhadap kesehatan diri mereka masing-masing.

Disarikan dan dialihbahasakan dari tulisan Bill Hendrick pada WebMD Health News edisi 5 April 2011 oleh WS Djaka Panungkas Alibassa
Sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris, telah dihadapkan pada suatu kenyataan bahwa para pekerja yang secara rutin bekerja diatas 11 jam setiap hari ternyata cenderung untuk memiliki resiko yang tinggi untuk memperoleh serangan penyakit jantung koroner.

Para ilmuwan pada University College London telah mencoba memonitor data kesehatan dari 7095 orang pegawai negeri yang pada awal penelitian tersebut (antara tahun 1991-1992) telah berusia antara 39 hingga 62 tahun, yang saat itu sama sekali tidak ada yang memiliki tanda-tanda bahwa mereka mengidap penyakit jantung koroner.

Para pegawai yang kesehatannya dimonitor tersebut, setiap lima tahun sekali hingga tahun 2004 secara cermat diperiksa untuk memonitor apakah ada diantara mereka yang terkena penyakit jantung koroner. Selain hal tersebut, para peneliti tersebut juga secara cermat memonitor kebiasaan dari para pegawai tersebut dalam bekerja.

Hasilnya, ternyata para pegawai yang memiliki pola kebiasaan untuk bekerja lebih lama dari 11 jam dalam seharinya, rata-rata memiliki risiko untuk terkena penyakit jantung koroner 67% lebih tinggi daripada para pegawai yang bekerjanya hanya tujuh atau delapan jam sehari.

Dan nyatanya, 192 orang diantara mereka yang memiliki kebiasaan untuk bekerja lebih dari 11 jam didalam satu hari tersebut, setelah sekitar 12.3 tahun dan didiagnose, ternyata mereka rata-rata telah terkena penyakit jantung koroner.

Penelitian ini dilakukan secara khusus sesuai acuan proyek British Whitehall II yang berupa suatu proyek pemerinta dalam memelihara kesehatan para pegawai negeri sipil mereka dan telah mereka lakukan sejak tahun 1985 serta ditujukan untuk meneliti tentang berapa jauh resiko suatu lingkungan kerja serta kebiasaan kerja dari para pekerjanya terhadap kesehatan diri mereka masing-masing.

Disarikan dan dialihbahasakan dari tulisan Bill Hendrick pada WebMD Health News edisi 5 April 2011 oleh WS Djaka Panungkas Alibassa

KURANG TIDUR, DAMPAK DAN MENGATASINYA

/*
Memaksakan diri untuk belajar, bekerja atau melakukan sesuatu yang kita anggap penting lainnya sepanjang malam, sekilas nampaknya tidak akan menimbulkan dampak apa-apa dan merupakan bagian dari perjuangan hidup kita yang tentunya wajar-wajkar saja untuk kita lakukan, dan tidak akan menimbulkan dampak apapun.

Padahal, pada saat adrenalin kita mulai terkuras siang harinya, kita akan mulai merasakan sulitnya untuk dapat tetap mempertahankan kestailan tubuh kita.

Karena dampak dari kurang tidur malam ternyata mempengaruhi kinerja otak kita didalam bereaksi, memperhatikan, serta mengingat (walau hanya suatu informasi pendek sekalipun), bahkan beberapa hasil penelitian ternyata menemukan kenyataan bahwa seorang yang tidak tidur semalaman keadaan dari fungsi otaknya ternyata tidak jauh berbeda dengan keadaan dari fungsi otak seorang yang tengah mengalami mabuk minuman keras.

Padahal, dampaknya akan secara langsung dapat kita rasakan pada keesokan harinya.
Menurut pakar masalah kebutuhan manusia akan tidur yaitu David Dinges, PhD, yang didalam hal ini beliau juga menjabat sebagai kepala bagian dari The Division of Sleep and chronobiology pada The University of Pennsylvania serta merupakan editor dari the journal SLEEP, hal ini merupakan sesuatu yang pasti akan terjadi karena merupakan pola kerja dari jam tubuh atau yang disebut juga sebagai circadian rhythm.

Oleh karena itu, beliau menganjurkan agar jika kita sebelumnya telah terjaga sepanjang malam sebaiknya pada keesokan harinya upayakan agar kita jangan sampai mengemudikan kendaraan.

Karena situasi jalanan yang monoton serta keadaan fisik yang terjadi akibat kurang tidur akan menyebabkan adanya rasa ngantuk yang tidak tertahankan yang dapat membuat tanpa sadar kita tertidur.

Seperti yang terjungkapkan pada jajak pendapat yang dilakukan oleh The National Sleep Foundation tahun 2005, yang memperoleh kenyataan bahwa lebih dari sepertiga peserta jajak pendapat tersebut yang terdiri atas para pengemudi kendaraan dewasa secara jujur mengakui bahwa mereka rata-rata pernah mengalami tanpa tersadari tiba-tiba tertidur di belakang kemudi.

Karena secara alami otak kita akan berusaha untuk menggantikan kebutuhan waktu tidur kita yang hilang pada keesokan harinya.

Didalam suatu penelitian yang dilengkapi dengan alat Functional Magnetik Resonance Imaging (FMRI) terhadap 16 pria muda dewasa yang dicoba untuk tidak tidur selama 35 jam, ternyata mereka secara keseluruhan telah menjadi sangat mengalami kesulitan untuk dapat menjalankan kegiatan rutinnya sehari-hari, seperti halnya pada saat mereka diminta untuk mencoba mengingat sesuatu.

Disisi lain, nampak beberapa bagian dari otak mereka telah menunjukan adanya aktifitas yang sangat berlebihan bila dibandingkan dengan aktifitas normalnya pada saat melakukannya setelah beristirahat dengan baik.

Menurut Rosekind, pemimpin program manajemen kelelahan pada National Aeronautics and Space Administration (NASA), didalam studi yang dilakukannya terhadap para pilot yang melakukan penerbangan transpasifik yang tidur siang selama rata-rata 26 menit setelah kurang tidur semalaman, ternyata kemampuan mereka didalam melakukan aktifitas rutinnya telah mengalami penurunan sekitar 34% nya serta secara fisik nampak sekali adanya tanda-tanda ngantuk pada diri mereka.

Walaupun demikian, tidur siang sekitar 10 menit setelah semalaman mengalami kurang tidur ternyata dampaknya lebih baik daripada tidur lebih lama lagi, misalnya hingga 40 atau 45 menit yang pasti kita akan mengalami rasa tidak nyaman pada kepala yang pada umumnya diistilahkan sebagai mengalami inertia yang selalu akan terjadi jika kita terbangunkanpada saat sedang tidur lelap.

MASALAH MEMINUM KOPI SERTA MINUMAN BERKAFEIN LAINNYA

Dengan meminum kopi atau jenis minuman energi lainnya, kita akan mampu menghilangkan rasa ngantuk akibat kurang tidur. Untuk hal tersebut, rata-rata setiap orang membutuhkan asupan kadar kafein sekitar 100 hingga 200 mg, yaitu tergantung pada keadaan berat badan mereka.

Menurut Rosekind, secangkir kopi rata-rata memiliki 100 mg kafein. Namun, itupun kembali tergantung kepada jumlah takaran kopi yang dimasukannya.

Untuk dapat merasakan efek kafein pada secangkir kopi, rata-rata dibutuhkan waktu sekitar 15 sampai 30 menit dan akan berlangsung sekitar tiga sampai empat jam.

Menurutnya pula, jika kita menggunakan kafein atau meminum kopi setiap jam, maka kita akan dapat menyembunyikan dampak dari kurang tidur kita dengan lebih baik.

Namun, menurutnya cara yang terbaik adalah dengan meminum kafein atau secangkir kopi, lalu tidurlah sekitar 30 menit. Karena dengan cara yang demikian, pada saat kita bangun kembali kita akan merasa lebih segar.

Walaupun demikian, berhati-hatilah karena setelah kita menghentikannya kita bisa menghadapi masalah akibat kafein sebenarnya hanya bersifat menunda pemenuhan kebutuhan tubuh akan tidur saja, hingga setelah pengaruh kafein hilang kita akan kembali mengantuk hingga kita tidak akan mampu untuk berkonsentrasi dengan baik kembali.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 40 orang dewasa muda yang telah 42 jam mengalami kurang tidur, ternyata pada diri mereka telah terjadi penurunan daya ingat sekitar 38%, dan Imaging studi memperlihatkan bahwa bagian otak yang terlibat dalam mengintegrasikan informasi ternyata menjadi tidak aktif pada orang-orang yang kurang tidur.

Karena itu, kenalilah Keterbatasan Kita. Karena, dapat saja kita mencoba untuk menyegarkan diri melalui cipratan air dingin kewajah, menghirup udara segar, menurunkan suhu ruangan tempat kita berada atau langsung mandi serta berdandan.
Akan tetapi, pada kenyataannya tidak akan ada satupun cara yang akan mampu mengelabui tubuh serta otak kita. Karena, perasaan segar yang berhasil kita ciptakan tadi, akan segera lenyap kembali.

Menurut Drummond, dorongan biologis untuk tidur sangat luar biasa hingga tidak mungkin akan dapat ditipu.

Karena, tidur merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan. Sama seperti halnya dengan pentingnya air, oksigen serta makanan.

Disarikan dan di alihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Marill Cohen Michele pada WebMD Feature yang dikaji ulang oleh Laura Martin J., MD
Memaksakan diri untuk belajar, bekerja atau melakukan sesuatu yang kita anggap penting lainnya sepanjang malam, sekilas nampaknya tidak akan menimbulkan dampak apa-apa dan merupakan bagian dari perjuangan hidup kita yang tentunya wajar-wajkar saja untuk kita lakukan, dan tidak akan menimbulkan dampak apapun.

Padahal, pada saat adrenalin kita mulai terkuras siang harinya, kita akan mulai merasakan sulitnya untuk dapat tetap mempertahankan kestailan tubuh kita.

Karena dampak dari kurang tidur malam ternyata mempengaruhi kinerja otak kita didalam bereaksi, memperhatikan, serta mengingat (walau hanya suatu informasi pendek sekalipun), bahkan beberapa hasil penelitian ternyata menemukan kenyataan bahwa seorang yang tidak tidur semalaman keadaan dari fungsi otaknya ternyata tidak jauh berbeda dengan keadaan dari fungsi otak seorang yang tengah mengalami mabuk minuman keras.

Padahal, dampaknya akan secara langsung dapat kita rasakan pada keesokan harinya.
Menurut pakar masalah kebutuhan manusia akan tidur yaitu David Dinges, PhD, yang didalam hal ini beliau juga menjabat sebagai kepala bagian dari The Division of Sleep and chronobiology pada The University of Pennsylvania serta merupakan editor dari the journal SLEEP, hal ini merupakan sesuatu yang pasti akan terjadi karena merupakan pola kerja dari jam tubuh atau yang disebut juga sebagai circadian rhythm.

Oleh karena itu, beliau menganjurkan agar jika kita sebelumnya telah terjaga sepanjang malam sebaiknya pada keesokan harinya upayakan agar kita jangan sampai mengemudikan kendaraan.

Karena situasi jalanan yang monoton serta keadaan fisik yang terjadi akibat kurang tidur akan menyebabkan adanya rasa ngantuk yang tidak tertahankan yang dapat membuat tanpa sadar kita tertidur.

Seperti yang terjungkapkan pada jajak pendapat yang dilakukan oleh The National Sleep Foundation tahun 2005, yang memperoleh kenyataan bahwa lebih dari sepertiga peserta jajak pendapat tersebut yang terdiri atas para pengemudi kendaraan dewasa secara jujur mengakui bahwa mereka rata-rata pernah mengalami tanpa tersadari tiba-tiba tertidur di belakang kemudi.

Karena secara alami otak kita akan berusaha untuk menggantikan kebutuhan waktu tidur kita yang hilang pada keesokan harinya.

Didalam suatu penelitian yang dilengkapi dengan alat Functional Magnetik Resonance Imaging (FMRI) terhadap 16 pria muda dewasa yang dicoba untuk tidak tidur selama 35 jam, ternyata mereka secara keseluruhan telah menjadi sangat mengalami kesulitan untuk dapat menjalankan kegiatan rutinnya sehari-hari, seperti halnya pada saat mereka diminta untuk mencoba mengingat sesuatu.

Disisi lain, nampak beberapa bagian dari otak mereka telah menunjukan adanya aktifitas yang sangat berlebihan bila dibandingkan dengan aktifitas normalnya pada saat melakukannya setelah beristirahat dengan baik.

Menurut Rosekind, pemimpin program manajemen kelelahan pada National Aeronautics and Space Administration (NASA), didalam studi yang dilakukannya terhadap para pilot yang melakukan penerbangan transpasifik yang tidur siang selama rata-rata 26 menit setelah kurang tidur semalaman, ternyata kemampuan mereka didalam melakukan aktifitas rutinnya telah mengalami penurunan sekitar 34% nya serta secara fisik nampak sekali adanya tanda-tanda ngantuk pada diri mereka.

Walaupun demikian, tidur siang sekitar 10 menit setelah semalaman mengalami kurang tidur ternyata dampaknya lebih baik daripada tidur lebih lama lagi, misalnya hingga 40 atau 45 menit yang pasti kita akan mengalami rasa tidak nyaman pada kepala yang pada umumnya diistilahkan sebagai mengalami inertia yang selalu akan terjadi jika kita terbangunkanpada saat sedang tidur lelap.

MASALAH MEMINUM KOPI SERTA MINUMAN BERKAFEIN LAINNYA

Dengan meminum kopi atau jenis minuman energi lainnya, kita akan mampu menghilangkan rasa ngantuk akibat kurang tidur. Untuk hal tersebut, rata-rata setiap orang membutuhkan asupan kadar kafein sekitar 100 hingga 200 mg, yaitu tergantung pada keadaan berat badan mereka.

Menurut Rosekind, secangkir kopi rata-rata memiliki 100 mg kafein. Namun, itupun kembali tergantung kepada jumlah takaran kopi yang dimasukannya.

Untuk dapat merasakan efek kafein pada secangkir kopi, rata-rata dibutuhkan waktu sekitar 15 sampai 30 menit dan akan berlangsung sekitar tiga sampai empat jam.

Menurutnya pula, jika kita menggunakan kafein atau meminum kopi setiap jam, maka kita akan dapat menyembunyikan dampak dari kurang tidur kita dengan lebih baik.

Namun, menurutnya cara yang terbaik adalah dengan meminum kafein atau secangkir kopi, lalu tidurlah sekitar 30 menit. Karena dengan cara yang demikian, pada saat kita bangun kembali kita akan merasa lebih segar.

Walaupun demikian, berhati-hatilah karena setelah kita menghentikannya kita bisa menghadapi masalah akibat kafein sebenarnya hanya bersifat menunda pemenuhan kebutuhan tubuh akan tidur saja, hingga setelah pengaruh kafein hilang kita akan kembali mengantuk hingga kita tidak akan mampu untuk berkonsentrasi dengan baik kembali.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 40 orang dewasa muda yang telah 42 jam mengalami kurang tidur, ternyata pada diri mereka telah terjadi penurunan daya ingat sekitar 38%, dan Imaging studi memperlihatkan bahwa bagian otak yang terlibat dalam mengintegrasikan informasi ternyata menjadi tidak aktif pada orang-orang yang kurang tidur.

Karena itu, kenalilah Keterbatasan Kita. Karena, dapat saja kita mencoba untuk menyegarkan diri melalui cipratan air dingin kewajah, menghirup udara segar, menurunkan suhu ruangan tempat kita berada atau langsung mandi serta berdandan.
Akan tetapi, pada kenyataannya tidak akan ada satupun cara yang akan mampu mengelabui tubuh serta otak kita. Karena, perasaan segar yang berhasil kita ciptakan tadi, akan segera lenyap kembali.

Menurut Drummond, dorongan biologis untuk tidur sangat luar biasa hingga tidak mungkin akan dapat ditipu.

Karena, tidur merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan. Sama seperti halnya dengan pentingnya air, oksigen serta makanan.

Disarikan dan di alihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Marill Cohen Michele pada WebMD Feature yang dikaji ulang oleh Laura Martin J., MD

Kamis, 07 April 2011

SEPUTAR MENGURANGI STRESS DENGAN MEMINUM AIR PUTIH

/*
Jika ingin meringankan perasaan yang stress dengan cara yang sederhana, minumlah segelas air.

Karena saat ini masalah efek dari meminum segelas air putih terhadap pengurangan perasaan stress telah berhasil terbuktikan dalam berbagai penelitian ilmiah.

Hal ini telah merupakan suatu kenyataan yang sangat erat kaitannya dengan bahwa seluruh organ tubuh termasuk otak dalam kenyataannya tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa ditunjang air.

Karena itu, jika tubuh seseorang sampai mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan, maka proses-proses tubuhnya tidak akan dapat bekerja dengan baik dan menimbulkan adanya perasaan stress pada dirinya.


Menurut Amanda Carlson, RD, direktur dari Performance Nutrition Athletes’ Performance yang melatih atlet-atlet kelas dunia, berbagai penelitian yang dilakukan telah membuktikan bahwa dengan mengalami dehidrasi setengah liter saja, tingkat kortisol dalam tubuh seseorang sudah akan mengalami peningkatan.

Padahal, kortisol merupakan salah satu hormon stress. Karena itu, menjaga agar tidak sampai mengalami kekurangan cairan akan menurunkan tingkat stress kita, dan membiarkan diri kita sampai kekurangan cairan yang dibutuhkannya akan meningkatkan kadar stress kita.

Untuk hal tersebut, jangan sampai kita berpikir bahwa dengan meluangkan waktu sejenak hanya untuk meminum seteguk air untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan pada tubuh kita akan menyebabkan kita akan kehilangan banyak waktu yang berharga. Karena kalau hal in dilakukan justru kita akan dapat mengurangi stress berikut dampaknya pada tubuh kita.


Karena, dibawah stress kita akan lebih banyak mengalami dehidrasi karena dalam keadaan stress detak jantung akan menjadi meningkat serta pernapasan menjadi terganggu hingga tingkat dehidrasi kitapun akan lebih meningkat lagi, seperti yang diungkapkan olah Renee Melton, MS, RD, LD, seorang direktur gizi pada Sensei.

Menurutnya lagi, dalam keadaan stress seseorang akan lebih mudah menjadi lupa untuk minum dan makan dengan baik. Karena itu, memenuhi kebutuhan cairan sebaik-baiknya akan cukup membantu kita tetap berada dalam keadaan baik dalam menjalaninya.

HUBUNGAN STRESS DENGAN DEHIDRASI

Stres merupakan penyebab terjasinya dehidrasi, tetapi sebaliknya dehidrasi juga dapat menyebabkan stres. Dengan kata lain, hal ini merupakan suatu lingkaran setan.

Stress seperti juga halnya dengan dehidrasi menimbulkan adanya peningkatan pada denyut jantung, perasaan mual, perasaan lelah serta sering sakit kepala. Hingga, jika kita mampu menjaga agar cairan tubuh kita tidak sampai terkuras, maka kita akan dapat mengurangi dampak-dampak fisiologis lainnya dari stress seperti yang diungkapkan oleh Trent Nessler, PT, DPT, MPT, managing director dari Baptis Sports Medicine di Nashville.

BAGAIMANA CARA KITA MENGETAHUI BAHWA KITA SEDANG BERADA DALAM KEADAAN DEHIDRASI

• Pertama-tama, jika kita merasa haus maka artinya kita saat itu tengah mengalami dehidrasi.

• Hal kedua, jika kita buang air kecil lihatlah apakah air seni kita berwarna gelap dan berbau tajam. Karena jika demikian keadaannya, maka dapat dipastikan bahwa saat itu kita tengah mengalami dehidrasi. Dan semakin gelap warnanya dan kuat baunya menunjukan kepada kita mengenai berapa jauh tingkat dehidrasi yang sedang kita alami pada saat itu.

TIPS AGAR KEBUTUHAN AIR HARIAN KITA SELALU TERPENUHI

• Bawa botol minum kemanapun kita pergi dan usahakanisi kembali jika telah berkurang banyak isinya.

• Jika memungkinkan, usahakan agar dimeja kerja kita selalu tersedia segelas air putih.

• Sediakan segelas air putih disamping tempat tidur kita. Karena pada umumnya saat bangun pagi seseorang akan telah mengalami dehidrasi.

• Tukar satu gelas minuman lain atau kopi yang biasa kita minum dengan satu gelas air putih.

• Minumlah air putih secara bertahap jangan sekaligus meminumnya hingga enam gelas karena hal tersebut tidak baik bagi kenormalan proses tubuh kita.

Dialihbahasa dan disarikan dari tulisan Gina Shaw pada WebMD Feature yang dikaji ulang oleh Brunilda Nazario, MD oleh WS Djaka Panungkas
Jika ingin meringankan perasaan yang stress dengan cara yang sederhana, minumlah segelas air.

Karena saat ini masalah efek dari meminum segelas air putih terhadap pengurangan perasaan stress telah berhasil terbuktikan dalam berbagai penelitian ilmiah.

Hal ini telah merupakan suatu kenyataan yang sangat erat kaitannya dengan bahwa seluruh organ tubuh termasuk otak dalam kenyataannya tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa ditunjang air.

Karena itu, jika tubuh seseorang sampai mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan, maka proses-proses tubuhnya tidak akan dapat bekerja dengan baik dan menimbulkan adanya perasaan stress pada dirinya.


Menurut Amanda Carlson, RD, direktur dari Performance Nutrition Athletes’ Performance yang melatih atlet-atlet kelas dunia, berbagai penelitian yang dilakukan telah membuktikan bahwa dengan mengalami dehidrasi setengah liter saja, tingkat kortisol dalam tubuh seseorang sudah akan mengalami peningkatan.

Padahal, kortisol merupakan salah satu hormon stress. Karena itu, menjaga agar tidak sampai mengalami kekurangan cairan akan menurunkan tingkat stress kita, dan membiarkan diri kita sampai kekurangan cairan yang dibutuhkannya akan meningkatkan kadar stress kita.

Untuk hal tersebut, jangan sampai kita berpikir bahwa dengan meluangkan waktu sejenak hanya untuk meminum seteguk air untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan pada tubuh kita akan menyebabkan kita akan kehilangan banyak waktu yang berharga. Karena kalau hal in dilakukan justru kita akan dapat mengurangi stress berikut dampaknya pada tubuh kita.


Karena, dibawah stress kita akan lebih banyak mengalami dehidrasi karena dalam keadaan stress detak jantung akan menjadi meningkat serta pernapasan menjadi terganggu hingga tingkat dehidrasi kitapun akan lebih meningkat lagi, seperti yang diungkapkan olah Renee Melton, MS, RD, LD, seorang direktur gizi pada Sensei.

Menurutnya lagi, dalam keadaan stress seseorang akan lebih mudah menjadi lupa untuk minum dan makan dengan baik. Karena itu, memenuhi kebutuhan cairan sebaik-baiknya akan cukup membantu kita tetap berada dalam keadaan baik dalam menjalaninya.

HUBUNGAN STRESS DENGAN DEHIDRASI

Stres merupakan penyebab terjasinya dehidrasi, tetapi sebaliknya dehidrasi juga dapat menyebabkan stres. Dengan kata lain, hal ini merupakan suatu lingkaran setan.

Stress seperti juga halnya dengan dehidrasi menimbulkan adanya peningkatan pada denyut jantung, perasaan mual, perasaan lelah serta sering sakit kepala. Hingga, jika kita mampu menjaga agar cairan tubuh kita tidak sampai terkuras, maka kita akan dapat mengurangi dampak-dampak fisiologis lainnya dari stress seperti yang diungkapkan oleh Trent Nessler, PT, DPT, MPT, managing director dari Baptis Sports Medicine di Nashville.

BAGAIMANA CARA KITA MENGETAHUI BAHWA KITA SEDANG BERADA DALAM KEADAAN DEHIDRASI

• Pertama-tama, jika kita merasa haus maka artinya kita saat itu tengah mengalami dehidrasi.

• Hal kedua, jika kita buang air kecil lihatlah apakah air seni kita berwarna gelap dan berbau tajam. Karena jika demikian keadaannya, maka dapat dipastikan bahwa saat itu kita tengah mengalami dehidrasi. Dan semakin gelap warnanya dan kuat baunya menunjukan kepada kita mengenai berapa jauh tingkat dehidrasi yang sedang kita alami pada saat itu.

TIPS AGAR KEBUTUHAN AIR HARIAN KITA SELALU TERPENUHI

• Bawa botol minum kemanapun kita pergi dan usahakanisi kembali jika telah berkurang banyak isinya.

• Jika memungkinkan, usahakan agar dimeja kerja kita selalu tersedia segelas air putih.

• Sediakan segelas air putih disamping tempat tidur kita. Karena pada umumnya saat bangun pagi seseorang akan telah mengalami dehidrasi.

• Tukar satu gelas minuman lain atau kopi yang biasa kita minum dengan satu gelas air putih.

• Minumlah air putih secara bertahap jangan sekaligus meminumnya hingga enam gelas karena hal tersebut tidak baik bagi kenormalan proses tubuh kita.

Dialihbahasa dan disarikan dari tulisan Gina Shaw pada WebMD Feature yang dikaji ulang oleh Brunilda Nazario, MD oleh WS Djaka Panungkas

ENAM MANFAAT MEMINUM AIR PUTIH

/* MEMANFAATKAN AIR UNTUK MEMBUAT TUBUH MENJADI LANGSING

Mau mencoba menurunkan berat badan? Air merupakan pemicu metabolisme serta mampu membuat Anda menjadi merasa kenyang.

Gantilah kebiasaan meminum minuman yang berkalori dengam air putih serta minumlah segelas air putih sebelum kita makan, agar membantu kita cepat merasa kenyang.

Minum banyak air, akan memicu proses metabolisme. Jika kita minum air putih terutama yang dingin, maka secara tidak disadari akan memaksa tubuh kita bekerja keras untuk menghangatkannya, yang didalam prosesnya menyebabkannya akan membakar beberapa kalori yang saat itu tersedia.

MEMANFAATKAN AIR UNTUK MENINGKATKAN ENERJI


Disaat kita merasakan rasa lelah dan haus, meminum air akan menyebabkan tubuh kita kembali merasa segar. Hal ini disebabkan karena rasa lelah sebenarnya merupakan sesuatu yang disebabkan oleh adanya kekurangan cairan didalam tubuh kita.

Disisi lain, air juga akan membantu melancarkan proses transportasi baik oksigen maupun nutrisi penting yang lainnya yang terdapat didalam darah, ke seluruh sel-sel tubuh kita.

Hingga jika tubuh kita selalu mendapatkan pasokan air yang cukup, maka kerja jantung kita didalam memompakan darah keseluruh bagian dari tubuh kita, juga akan menjadi jauh lebih ringan.

MEMANFAATKAN AIR UNTUK MENURUNKAN STRESS

Karena 85% dari jaringan otak kita berada dalam bentuk cairan, maka jika kita sampai mengalami dehidrasi maka selain tubuh menjadi bermasalah, pikiran-pun akan menjadi stress.

Jika suatu saat kita merasakan ada rasa haus, maka itulah tandanya bahwa kita sudah mengalami sedikit dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.

Untuk menjaga agar tingkat stress kita tidak meningkat, simpanlah segelas atau sebotol air putih dekat tempat kerja kita, agar kita dapat meminumnya dengan teratur.

Dengan banyak meminum air, maka kita akan dapat mencegah terjadinya kejang otot (kram) sekaligus juga akan melumasi seluruh persendian didalam tubuh.

Karena itu, dengan meminum air secukupnya, maka kita akan menjadi dapat berolah raga lebih lama tanpa hambatan.

MEMANFAATKAN AIR UNTUK MEMELIHARA KULIT

Munculnya garis-garis halus maupun kerutan lebih dalam pada kulit akan terjadi jika kita kekurangan cairan tubuh. Karena air merupakan krim kecantikankita yang alami.

Dengan banyak minum air putih, kita akan mengisi kebutuhan sel-sel kulit akan cairan yang akan membuatnya lebih kencang hingga juga membuat nampak menjadi lebih muda.

Selain itu, air juga akan memudahkan tubuh kita dalam membuang kotoran serta meningkatkan sirkulasi darah hingga wajah akan menjadi jauh lebih bersih dan bersinar.

MEMANFAATKAN AIR UNTUK MEMPERLANCAR PENCERNAAN

Selain makanan berserat, air-pun merupakan sesuatu yang keberadaannya sangat penting agar proses pencernaan kita menjadi baik.

Air sangat membantu didalam melarutkan partikel-partikel limbah maupun didalam proses pembuangannya keluar dari tubuh kita.

Jika kita mengalami dehidrasi, maka tubuh kita secara alami akan menyerap semua air hingga usus menjadi kering dan berdampak pada timbulnya masalah sulitnya buang air.


MEMANFAATKAN AIR UNTUK MENGURANGI BATU GINJAL

Penyakit batu ginjal, merupakan sesuatu yang akan muncul jika kita memiliki kebiasaan kurang minum.

Karena air merupakan pelarut garam dan mineral yang merupakan pembentuk kristal padat yang kita kenal sebagai batu ginjal, kedalam urin.

Batu ginjal tidak akan terbentuk jika urin jauh lebih encer. Karena itu, jika kita banyak minum air putih, maka resiko kita untuk mengalami penyakit batu ginjal, akan menjadi jauh lebih kecil.

Disarikan dan dialihbahasakan dari Web MD Medical News oleh WS Djaka Panungkas
MEMANFAATKAN AIR UNTUK MEMBUAT TUBUH MENJADI LANGSING

Mau mencoba menurunkan berat badan? Air merupakan pemicu metabolisme serta mampu membuat Anda menjadi merasa kenyang.

Gantilah kebiasaan meminum minuman yang berkalori dengam air putih serta minumlah segelas air putih sebelum kita makan, agar membantu kita cepat merasa kenyang.

Minum banyak air, akan memicu proses metabolisme. Jika kita minum air putih terutama yang dingin, maka secara tidak disadari akan memaksa tubuh kita bekerja keras untuk menghangatkannya, yang didalam prosesnya menyebabkannya akan membakar beberapa kalori yang saat itu tersedia.

MEMANFAATKAN AIR UNTUK MENINGKATKAN ENERJI


Disaat kita merasakan rasa lelah dan haus, meminum air akan menyebabkan tubuh kita kembali merasa segar. Hal ini disebabkan karena rasa lelah sebenarnya merupakan sesuatu yang disebabkan oleh adanya kekurangan cairan didalam tubuh kita.

Disisi lain, air juga akan membantu melancarkan proses transportasi baik oksigen maupun nutrisi penting yang lainnya yang terdapat didalam darah, ke seluruh sel-sel tubuh kita.

Hingga jika tubuh kita selalu mendapatkan pasokan air yang cukup, maka kerja jantung kita didalam memompakan darah keseluruh bagian dari tubuh kita, juga akan menjadi jauh lebih ringan.

MEMANFAATKAN AIR UNTUK MENURUNKAN STRESS

Karena 85% dari jaringan otak kita berada dalam bentuk cairan, maka jika kita sampai mengalami dehidrasi maka selain tubuh menjadi bermasalah, pikiran-pun akan menjadi stress.

Jika suatu saat kita merasakan ada rasa haus, maka itulah tandanya bahwa kita sudah mengalami sedikit dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh.

Untuk menjaga agar tingkat stress kita tidak meningkat, simpanlah segelas atau sebotol air putih dekat tempat kerja kita, agar kita dapat meminumnya dengan teratur.

Dengan banyak meminum air, maka kita akan dapat mencegah terjadinya kejang otot (kram) sekaligus juga akan melumasi seluruh persendian didalam tubuh.

Karena itu, dengan meminum air secukupnya, maka kita akan menjadi dapat berolah raga lebih lama tanpa hambatan.

MEMANFAATKAN AIR UNTUK MEMELIHARA KULIT

Munculnya garis-garis halus maupun kerutan lebih dalam pada kulit akan terjadi jika kita kekurangan cairan tubuh. Karena air merupakan krim kecantikankita yang alami.

Dengan banyak minum air putih, kita akan mengisi kebutuhan sel-sel kulit akan cairan yang akan membuatnya lebih kencang hingga juga membuat nampak menjadi lebih muda.

Selain itu, air juga akan memudahkan tubuh kita dalam membuang kotoran serta meningkatkan sirkulasi darah hingga wajah akan menjadi jauh lebih bersih dan bersinar.

MEMANFAATKAN AIR UNTUK MEMPERLANCAR PENCERNAAN

Selain makanan berserat, air-pun merupakan sesuatu yang keberadaannya sangat penting agar proses pencernaan kita menjadi baik.

Air sangat membantu didalam melarutkan partikel-partikel limbah maupun didalam proses pembuangannya keluar dari tubuh kita.

Jika kita mengalami dehidrasi, maka tubuh kita secara alami akan menyerap semua air hingga usus menjadi kering dan berdampak pada timbulnya masalah sulitnya buang air.


MEMANFAATKAN AIR UNTUK MENGURANGI BATU GINJAL

Penyakit batu ginjal, merupakan sesuatu yang akan muncul jika kita memiliki kebiasaan kurang minum.

Karena air merupakan pelarut garam dan mineral yang merupakan pembentuk kristal padat yang kita kenal sebagai batu ginjal, kedalam urin.

Batu ginjal tidak akan terbentuk jika urin jauh lebih encer. Karena itu, jika kita banyak minum air putih, maka resiko kita untuk mengalami penyakit batu ginjal, akan menjadi jauh lebih kecil.

Disarikan dan dialihbahasakan dari Web MD Medical News oleh WS Djaka Panungkas

Rabu, 06 April 2011

MENDENGARKAN MUSIK DAN TERTAWA MEMBANTU MENURUNKAN TEKANAN DARAH

/*
Menurut suatu hasil penelitian yang baru-baru ini dipresentasikan pada American Heart Association’s Nutrition, Physical Activity and Metabolism/Cardiovascular Disease Epidemiology and Prevention 2011, ternyata dengan mendengarkan musik yang mereka senangi dan banyak tertawa pria maupun wanita paruh baya mampu menurunkan tekanan darahnya secara bermakna.

Menurut pengamatan para peneliti yang berasal dari Osaka University Jepang tersebut, ternyata proses penurunan tekanan darah mereka tersebut langsung terjadi segera setelah mereka mendengarkan musik yang mereka senangi atau tertawa-tawa tersebut maupun setelah selama tiga bulan mereka melakukannya setiap dua minggu sekali selama satu jam.

Didalam penelitian tersebut, para ilmuwan tersebut telah menyertakan 79 orang relawan yang berusia diantara 40 hingga 74 tahun, serta membaginya atas tiga kelompok, yang tediri atas 30 orang yang dikelompokan dalam kelompok terapi tertawa, 32 orang dimasukan kedalam kelompok terapi mendengarkan musik serta sisanya yang dalam terapinya sama sekali tidak dianjurkan untuk mendengarkan musik maupun tertawa tersebut.

Mereka yang dimasukan kedalam kelompok musik, diajak untuk bernyanyi, mendengarkan maupun bermain musik. Selain hal tersebut, para relawan tersebutpun diminta untuk juga mendengarkan musik di rumahnya masing-masing.

Mereka yang dimasukan kedalam kelompok tertawa, dihibur oleh para "yogi tawa" serta diminta untuk turut berpartisipasi dalam melakukan yoga tawa, yang merupakan suatu gabungan antara latihan pernapasan dan tertawa. Selain tu, merekapun diajak untuk menyaksikan Rakugo yang merupakan permainan komedi tradisional di Jepang.

Sedangkan pengukuran tekanan darahnya, dilakukan setiap sebelum maupun sesudah terapi baik musik maupun tertawa tersebut, dilakukan.

DAMPAKNYA TERHADAP TEKANAN DARAH

Setelah mereka menjalani terapi ini selama tiga bulan, menurut para peneliti tersebut ternyata tekanan darah mereka telah menurun secara signifikan,yaitu mengalami penurunan sekitar 6 mmHg, pada mereka yang mendengarkan musik dan sekitar 5 mmHg pada mereka yang menjalani terapi yang dirancang untuk membuat mereka tertawa.

Sedangkan hasil pengukuran yang dilakukan segera setelah menjalani terapi musik sendiri, penurunannya tetap berada disekitar 6 mmHg, sedangkan pada yang mengikuti terapi tertawa bahkan mencapai angka sekitar 7 mmHg.

Disisi lain, pada relawan yang dijadikan sebagai kelompok pembanding ukuran tekanan darahnya sama sekali tidak mengalami perubahan.

Para peneliti mengatakan bahwa sejauh ini mereka belum mengetahui secara pasti apakah efek dari terapi musik maupun tertawa tersebut akan dapat bertahan dalam jangka waktu lama, atau tidak. Namun, hasil temuan ini cukup menunjukkan bahwa tertawa dan musik mungkin akan merupakan cara yang baik untuk dapat membantu seseorang dalam menurunkan tekanan darahnya.

Oleh karena itu, para peneliti tersebut berpendapat bahwa untuk hal ini sangat perlu dilakukan penelitian yang lebih jauh lagi.

Disarikan dan dialih bahasakan dari tulisan Bill Hendrick pada WebMD Health News edisi 25 Maret 2011 oleh WS Djaka Panungkas
Menurut suatu hasil penelitian yang baru-baru ini dipresentasikan pada American Heart Association’s Nutrition, Physical Activity and Metabolism/Cardiovascular Disease Epidemiology and Prevention 2011, ternyata dengan mendengarkan musik yang mereka senangi dan banyak tertawa pria maupun wanita paruh baya mampu menurunkan tekanan darahnya secara bermakna.

Menurut pengamatan para peneliti yang berasal dari Osaka University Jepang tersebut, ternyata proses penurunan tekanan darah mereka tersebut langsung terjadi segera setelah mereka mendengarkan musik yang mereka senangi atau tertawa-tawa tersebut maupun setelah selama tiga bulan mereka melakukannya setiap dua minggu sekali selama satu jam.

Didalam penelitian tersebut, para ilmuwan tersebut telah menyertakan 79 orang relawan yang berusia diantara 40 hingga 74 tahun, serta membaginya atas tiga kelompok, yang tediri atas 30 orang yang dikelompokan dalam kelompok terapi tertawa, 32 orang dimasukan kedalam kelompok terapi mendengarkan musik serta sisanya yang dalam terapinya sama sekali tidak dianjurkan untuk mendengarkan musik maupun tertawa tersebut.

Mereka yang dimasukan kedalam kelompok musik, diajak untuk bernyanyi, mendengarkan maupun bermain musik. Selain hal tersebut, para relawan tersebutpun diminta untuk juga mendengarkan musik di rumahnya masing-masing.

Mereka yang dimasukan kedalam kelompok tertawa, dihibur oleh para "yogi tawa" serta diminta untuk turut berpartisipasi dalam melakukan yoga tawa, yang merupakan suatu gabungan antara latihan pernapasan dan tertawa. Selain tu, merekapun diajak untuk menyaksikan Rakugo yang merupakan permainan komedi tradisional di Jepang.

Sedangkan pengukuran tekanan darahnya, dilakukan setiap sebelum maupun sesudah terapi baik musik maupun tertawa tersebut, dilakukan.

DAMPAKNYA TERHADAP TEKANAN DARAH

Setelah mereka menjalani terapi ini selama tiga bulan, menurut para peneliti tersebut ternyata tekanan darah mereka telah menurun secara signifikan,yaitu mengalami penurunan sekitar 6 mmHg, pada mereka yang mendengarkan musik dan sekitar 5 mmHg pada mereka yang menjalani terapi yang dirancang untuk membuat mereka tertawa.

Sedangkan hasil pengukuran yang dilakukan segera setelah menjalani terapi musik sendiri, penurunannya tetap berada disekitar 6 mmHg, sedangkan pada yang mengikuti terapi tertawa bahkan mencapai angka sekitar 7 mmHg.

Disisi lain, pada relawan yang dijadikan sebagai kelompok pembanding ukuran tekanan darahnya sama sekali tidak mengalami perubahan.

Para peneliti mengatakan bahwa sejauh ini mereka belum mengetahui secara pasti apakah efek dari terapi musik maupun tertawa tersebut akan dapat bertahan dalam jangka waktu lama, atau tidak. Namun, hasil temuan ini cukup menunjukkan bahwa tertawa dan musik mungkin akan merupakan cara yang baik untuk dapat membantu seseorang dalam menurunkan tekanan darahnya.

Oleh karena itu, para peneliti tersebut berpendapat bahwa untuk hal ini sangat perlu dilakukan penelitian yang lebih jauh lagi.

Disarikan dan dialih bahasakan dari tulisan Bill Hendrick pada WebMD Health News edisi 25 Maret 2011 oleh WS Djaka Panungkas

Jumat, 01 April 2011

SEPUTAR INTERAKSI OBAT, DAMPAK SERTA CARA MENGHINDARI TERJADINYA

/*
Yang dimaksudkan dengan Interaksi obat adalah interaksi yang akan terjadi dalam penggunaan obat yang digabung dengan zat-zat lain, yang menjadikan efektifitas obat tersebut menjadi tidak sesuai lagi dengan pola normalnya.

Definisi ini umumnya diterapkan pada setiap interaksi yang terbentuk disaat menggunakan suatu obat dengan obat yang lainnya (interaksi obat), atau obat dengan makanan yang dikonsumsi (interaksi obat dengan-makanan), san interaksi obat dengan zat- zat lain yang telah diberikan secara bersamaan dengan obat tersebut.


Karena, setiap kita mengonsumsi atau mempergunakan dua atau lebih jenis obat secara bersamaan, maka mau atau tidak mau kita pasti akan mengalami salah satu dari ketiga dampak interaksi dari penggunaan obat-obat tersebut.

Dampak tersebut, antara lain adalah dampak yang saling meningkatkan efektifitas, dampak yang saling mengurangi efektiitas, serta dampak yang saling memperkuat efek samping.

Sehingga, semakin bermacam-macam obat yang kita konsumsi, akan semakin besar pula kemungkinannya bagi kita untuk kemudian mengalami dampak interaksi yang dapat ditimbulkannya.

Padahal, selain dampak yang ditimbulkannya mungkin akan berdampak pada pengurangan biaya pengobatan yang harus kita keluarkan, juga dapat bahkan semakin meningkatkannya , yaitu tergantung dari bentuk dampak yang ditimbulkannya terhadap efektifitas kerja mereka maupun efek-efek samping yang akan ditimbulkannya.

Selain hal tersebut, timbulnya dampak interaksi mau tidak mau juga akan menimbulkan berbagai dampak psikologis tersendiri.

PENYEBAB INTERAKSI.

Ada beberapa mekanisme kerja obat yang menyebabkan terjadinya interaksi pada penggunaan suatu obat dengan obat lainnya, dengan makanan maupun zat lain, yaitu jika pada saat dikonsumsi atau dipergunakannya ternyata menimbulkan peningkatan ataupun penurunan dari :

1. Proses penyerapan obat tersebut ke dalam tubuh;
2. Proses pendistribusian obat tersebut didalam tubuh;
3. Proses metabolismenya didalam tubuh, serta
4. Proses eliminasinya yang dilakukan oleh tubuh.

Dalam hal ini, penyebab utama dari terjadinya proses interaksi tersebut pada umumnya adalah perubahan-perubahan yang ditimbulkannya pada proses metabolisme, perubahan-perubahan yang ditimbulkannya pada proses penyerapan, sertaperubahan-perubahan yang ditimbulkannya pada proses eliminasi yang dilakukan terhadap obat tersebut oleh tubuh.

Interaksi obat juga merupakan sesuatu yang akan terjadi jika dua jenis obat yang ternyata memiliki efek yang sama atau berlawanan diberikan secara bersamaan.

PERUBAHAN PROSES PENYERAPAN

Umumnya, obat setelah diresap akan mengikuti aliran darah menuju ke tempat-tempat yang ditujunya. Tidak sedikit proses interaksi obat yang ditimbulkan oleh terjadinya hambatan pada proses penyerapan pada usus halus, sebagai dampak dari :

1. Perubahan yang ditimbulkannya pada aliran darah ke usus;
2. Perubahan yang terjadi pada proses metabolismenya oleh usus;
3. Peningkatan atau penurunan motilitas usus (gerakan);
4. Perubahan keasaman lambung, serta
5. Perubahan keadaan flora bakteri didalam usus.

Penyerapan obat juga dapat terganggu jika daya larut obat tersebut menjadi berkurang akibat bereaksi dengan obat lain atau senyawa kimia lain yang terdapat pada makanan atau yang lainnya yang membentuk suatu ikatan yang menyulitkan terjadinya peresapan oleh usus.

PERUBAHAN PADA PROSES METABOLISME DAN ELIMINASI OBAT

Hampir sebagian besar dari obat yang dikonsumsi akan dieliminasi dalam ginjal baik yang masih berbentuk senyawa utuh maupun yang telahmengalami degradasi oleh hati. Oleh karena itu, ginjal dan hati merupakan organ-organ peranannya yang sangat penting.

Metabolisme obat adalah proses tubuh dalam mengubah suatu obat ke dalam suatu bentuk yang jauh lebih aktif atau bahkan dikurangi aktifitasnya agar hasil yang diinginkan tercapai dan mudah bagi tubuh untuk membuangnya melalui ginjal.

Pada umumnya, sebagian besardari obat metabolisme oleh hati. Enzim sitokrom P450 adalah kelompok enzim pada hati yang paling memiliki tanggung jawab didalam melakukan proses metabolisme obat.

Disisi lain, obat-obatan dan jenis-jenis makanan tertentu dapat meningkatkan atau bahkan menurunkan aktivitas dari enzim ini hingga berpengaruh pada konsentrasi dari obat yang dimetabolismenya.

Padahal, peningkatan dari aktivitas enzim ini akan menyebabkan terjadinya penurunan konsentrasi serta efek berbahaya dari obat yang diberikan, sedangkan sebaliknya penurunan dari aktivitas enzim ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi obat tersebut dan efek berbahaya yang dapat ditimbulkannya.

KONSEKUENSI DARI TERJADINYA SUATU INTERAKSI

Interaksi obat dapat meningkatkan atau menurunkan manfaat dari obat yang diberikan. Jika interaksi obat yang ditimbulkan ternyata dapat meningkatkan manfaatdari obat yang diberikan tanpa sedikitpun meningkatkan efek sampingnya, maka kedua obat tersebut dapat digabungkan.

Contohnya, obat penurun tekanan darah dengan mekanisme yang berbeda dapat digabungkan agar efek menurunkan tekanan darahnya menjadi jauh lebih baik daripada jika hanya mempergunakan salah satunya saja.


Disisi lain, jika penyerapan suatu jenis obat ternyata akan meningkat dengan adanya makanan, maka obat tersebut sebaiknya dikonsumsi bersama makanan agar konsentrasi nya dalam tubuh mencapai efek yang diinginkan. Sedangkan sebaliknya, jika ternyata penyerapan suatu obat akan dihambat oleh adanya makanan, maka obat tersebut harus dikonsumsi pada saat perut kosong.

Bentuk interaksi obat yang perlu mendapat perhatian adalah bentuk interaksi yang mengurangi efek yang diharapkan dan yang meningkatkan efek samping obat.

FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU YANG MENUNJANG UNTUK TERJADINYA SUATU INTERAKSI

Pada kenyataannya, ternyata ada beberapa faktor individu yang juga menunjang terjadinya interaksi, seperti halnya :

• Faktor gen,
• Faktor fisiologi,
• Faktor umur,
• Faktor gaya hidup (diet, olahraga),
• Faktor penyakit,
• Faktor dosis,
• Faktor lamanya terapi kombinasi, serta
• Faktor waktu pemberian (Kadang-kadang, interaksi dapat dihindari jika dua jenis obat dikonsumsi pada waktu yang berbeda.)

Sehingga secara umum, kemungkinan untuk terjadinya dampak interaksi obat merupakan sesuatu yang sangat perlu untuk diperhatikan, karena dapat meningkatkan baya yang harus kita keluarkan.

CARA MENGHINDARI TERJADINYA INTERAKSI

1. Jelaskan kepada dokter Anda obat apa saja yang pernah Anda gunakan dalam beberapa minggu terakhir sebelum Anda ke dokter saat itu, termasuk obat-obat bebas, vitamin, suplemen maupun herbal yang telah Anda gunakan.
2. Jelaskan pada dokter Anda mengenai obat-obatan yang pemberiannya pernah dihentikan atau bahkan diulang kembali.
3. Informasikan pada dokter Anda tentang apa yang Anda jalani saat ini, misalnya mengenai bentuk , olahraga, diet, dan sebagainya.
4. Jeaskan pada mereka mengenai apa saja yang biasa Anda konsumsi.
5. Tanyakan kepada dokter Anda mengenai apa yang memungkinkan terjadi interaksi dengan obat yang akan diberikannya kepada Anda.
6. Karena kemungkinan untuk terjadinya interaksi obat dapat meningkat seiring dengansemakin seringnya Anda menjalani pengobatan, maka kerjasama yang erat dengan dokter Anda akan dapat mengurangi terjasinya dampak yang tidak kita harapkan.

Tulisan ini, hanyalah merupakan suatu gambaran mengenai apa itu interaksi obat. Kita tidak perlu takut menggunakan obat-obatan karena mencemaskan dampak interaksi yang mungkin itimbulkannya.

Tetapi, sebaiknya manfaatkan informasi ini agar kita dapat meminimalkan terjadinya risiko interaksi serta memaksimalkan hasil terapi yang sedang kita jalani.

Dialihbahasa dan disarikan dari tulisan Ogbru Omudhome, PharmD dengan editor W. Jay Marks,MD oleh WS Djaka Panungkas
Yang dimaksudkan dengan Interaksi obat adalah interaksi yang akan terjadi dalam penggunaan obat yang digabung dengan zat-zat lain, yang menjadikan efektifitas obat tersebut menjadi tidak sesuai lagi dengan pola normalnya.

Definisi ini umumnya diterapkan pada setiap interaksi yang terbentuk disaat menggunakan suatu obat dengan obat yang lainnya (interaksi obat), atau obat dengan makanan yang dikonsumsi (interaksi obat dengan-makanan), san interaksi obat dengan zat- zat lain yang telah diberikan secara bersamaan dengan obat tersebut.


Karena, setiap kita mengonsumsi atau mempergunakan dua atau lebih jenis obat secara bersamaan, maka mau atau tidak mau kita pasti akan mengalami salah satu dari ketiga dampak interaksi dari penggunaan obat-obat tersebut.

Dampak tersebut, antara lain adalah dampak yang saling meningkatkan efektifitas, dampak yang saling mengurangi efektiitas, serta dampak yang saling memperkuat efek samping.

Sehingga, semakin bermacam-macam obat yang kita konsumsi, akan semakin besar pula kemungkinannya bagi kita untuk kemudian mengalami dampak interaksi yang dapat ditimbulkannya.

Padahal, selain dampak yang ditimbulkannya mungkin akan berdampak pada pengurangan biaya pengobatan yang harus kita keluarkan, juga dapat bahkan semakin meningkatkannya , yaitu tergantung dari bentuk dampak yang ditimbulkannya terhadap efektifitas kerja mereka maupun efek-efek samping yang akan ditimbulkannya.

Selain hal tersebut, timbulnya dampak interaksi mau tidak mau juga akan menimbulkan berbagai dampak psikologis tersendiri.

PENYEBAB INTERAKSI.

Ada beberapa mekanisme kerja obat yang menyebabkan terjadinya interaksi pada penggunaan suatu obat dengan obat lainnya, dengan makanan maupun zat lain, yaitu jika pada saat dikonsumsi atau dipergunakannya ternyata menimbulkan peningkatan ataupun penurunan dari :

1. Proses penyerapan obat tersebut ke dalam tubuh;
2. Proses pendistribusian obat tersebut didalam tubuh;
3. Proses metabolismenya didalam tubuh, serta
4. Proses eliminasinya yang dilakukan oleh tubuh.

Dalam hal ini, penyebab utama dari terjadinya proses interaksi tersebut pada umumnya adalah perubahan-perubahan yang ditimbulkannya pada proses metabolisme, perubahan-perubahan yang ditimbulkannya pada proses penyerapan, sertaperubahan-perubahan yang ditimbulkannya pada proses eliminasi yang dilakukan terhadap obat tersebut oleh tubuh.

Interaksi obat juga merupakan sesuatu yang akan terjadi jika dua jenis obat yang ternyata memiliki efek yang sama atau berlawanan diberikan secara bersamaan.

PERUBAHAN PROSES PENYERAPAN

Umumnya, obat setelah diresap akan mengikuti aliran darah menuju ke tempat-tempat yang ditujunya. Tidak sedikit proses interaksi obat yang ditimbulkan oleh terjadinya hambatan pada proses penyerapan pada usus halus, sebagai dampak dari :

1. Perubahan yang ditimbulkannya pada aliran darah ke usus;
2. Perubahan yang terjadi pada proses metabolismenya oleh usus;
3. Peningkatan atau penurunan motilitas usus (gerakan);
4. Perubahan keasaman lambung, serta
5. Perubahan keadaan flora bakteri didalam usus.

Penyerapan obat juga dapat terganggu jika daya larut obat tersebut menjadi berkurang akibat bereaksi dengan obat lain atau senyawa kimia lain yang terdapat pada makanan atau yang lainnya yang membentuk suatu ikatan yang menyulitkan terjadinya peresapan oleh usus.

PERUBAHAN PADA PROSES METABOLISME DAN ELIMINASI OBAT

Hampir sebagian besar dari obat yang dikonsumsi akan dieliminasi dalam ginjal baik yang masih berbentuk senyawa utuh maupun yang telahmengalami degradasi oleh hati. Oleh karena itu, ginjal dan hati merupakan organ-organ peranannya yang sangat penting.

Metabolisme obat adalah proses tubuh dalam mengubah suatu obat ke dalam suatu bentuk yang jauh lebih aktif atau bahkan dikurangi aktifitasnya agar hasil yang diinginkan tercapai dan mudah bagi tubuh untuk membuangnya melalui ginjal.

Pada umumnya, sebagian besardari obat metabolisme oleh hati. Enzim sitokrom P450 adalah kelompok enzim pada hati yang paling memiliki tanggung jawab didalam melakukan proses metabolisme obat.

Disisi lain, obat-obatan dan jenis-jenis makanan tertentu dapat meningkatkan atau bahkan menurunkan aktivitas dari enzim ini hingga berpengaruh pada konsentrasi dari obat yang dimetabolismenya.

Padahal, peningkatan dari aktivitas enzim ini akan menyebabkan terjadinya penurunan konsentrasi serta efek berbahaya dari obat yang diberikan, sedangkan sebaliknya penurunan dari aktivitas enzim ini akan menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi obat tersebut dan efek berbahaya yang dapat ditimbulkannya.

KONSEKUENSI DARI TERJADINYA SUATU INTERAKSI

Interaksi obat dapat meningkatkan atau menurunkan manfaat dari obat yang diberikan. Jika interaksi obat yang ditimbulkan ternyata dapat meningkatkan manfaatdari obat yang diberikan tanpa sedikitpun meningkatkan efek sampingnya, maka kedua obat tersebut dapat digabungkan.

Contohnya, obat penurun tekanan darah dengan mekanisme yang berbeda dapat digabungkan agar efek menurunkan tekanan darahnya menjadi jauh lebih baik daripada jika hanya mempergunakan salah satunya saja.


Disisi lain, jika penyerapan suatu jenis obat ternyata akan meningkat dengan adanya makanan, maka obat tersebut sebaiknya dikonsumsi bersama makanan agar konsentrasi nya dalam tubuh mencapai efek yang diinginkan. Sedangkan sebaliknya, jika ternyata penyerapan suatu obat akan dihambat oleh adanya makanan, maka obat tersebut harus dikonsumsi pada saat perut kosong.

Bentuk interaksi obat yang perlu mendapat perhatian adalah bentuk interaksi yang mengurangi efek yang diharapkan dan yang meningkatkan efek samping obat.

FAKTOR-FAKTOR INDIVIDU YANG MENUNJANG UNTUK TERJADINYA SUATU INTERAKSI

Pada kenyataannya, ternyata ada beberapa faktor individu yang juga menunjang terjadinya interaksi, seperti halnya :

• Faktor gen,
• Faktor fisiologi,
• Faktor umur,
• Faktor gaya hidup (diet, olahraga),
• Faktor penyakit,
• Faktor dosis,
• Faktor lamanya terapi kombinasi, serta
• Faktor waktu pemberian (Kadang-kadang, interaksi dapat dihindari jika dua jenis obat dikonsumsi pada waktu yang berbeda.)

Sehingga secara umum, kemungkinan untuk terjadinya dampak interaksi obat merupakan sesuatu yang sangat perlu untuk diperhatikan, karena dapat meningkatkan baya yang harus kita keluarkan.

CARA MENGHINDARI TERJADINYA INTERAKSI

1. Jelaskan kepada dokter Anda obat apa saja yang pernah Anda gunakan dalam beberapa minggu terakhir sebelum Anda ke dokter saat itu, termasuk obat-obat bebas, vitamin, suplemen maupun herbal yang telah Anda gunakan.
2. Jelaskan pada dokter Anda mengenai obat-obatan yang pemberiannya pernah dihentikan atau bahkan diulang kembali.
3. Informasikan pada dokter Anda tentang apa yang Anda jalani saat ini, misalnya mengenai bentuk , olahraga, diet, dan sebagainya.
4. Jeaskan pada mereka mengenai apa saja yang biasa Anda konsumsi.
5. Tanyakan kepada dokter Anda mengenai apa yang memungkinkan terjadi interaksi dengan obat yang akan diberikannya kepada Anda.
6. Karena kemungkinan untuk terjadinya interaksi obat dapat meningkat seiring dengansemakin seringnya Anda menjalani pengobatan, maka kerjasama yang erat dengan dokter Anda akan dapat mengurangi terjasinya dampak yang tidak kita harapkan.

Tulisan ini, hanyalah merupakan suatu gambaran mengenai apa itu interaksi obat. Kita tidak perlu takut menggunakan obat-obatan karena mencemaskan dampak interaksi yang mungkin itimbulkannya.

Tetapi, sebaiknya manfaatkan informasi ini agar kita dapat meminimalkan terjadinya risiko interaksi serta memaksimalkan hasil terapi yang sedang kita jalani.

Dialihbahasa dan disarikan dari tulisan Ogbru Omudhome, PharmD dengan editor W. Jay Marks,MD oleh WS Djaka Panungkas

Senin, 21 Maret 2011

Polusi Udara dan Polusi Gas Buang Kendaraan Bermotor Dapat Memicu Terjadinya Serangan Jantung

/*
Memiliki kolesterol yang tinggi, obesitas serta tekanan darah yang tinggi secara umum telah diketahui dan dinyatakan sebagai memiliki risiko tinggi untuk terkena serangan penyakit jantung.

Demikian juga dengan seseorang yang cenderung untuk bereaksi keras atau menilai keadaan yang dihadapinya secara berlebihan seperti halnya mudah terpicu untuk marah-marah, terlalu ngoyo dalam melakukan sesuatu atau pekerjaan,serta mudah untuk terjebak kedalam situasi stress.

Tapi baru kali ini ada tim peneliti yang tertarik untuk mengupasnya dari sudut yang lain, yaitu dari sudut resiko yang dapat ditimbulkan oleh keadaan lingkungan seperti halnya pengaruh kualitas udara yang kita hirup.

Untuk dapat mengetahui adanya pengaruh-pengaruh faktor keadaan lingkungan seperti halnya dengan faktor-faktor kepadatan penduduk terhadap kemungkinan terjadi risiko untuk terserang penyakit jantung, para peneliti Belgia dan Swiss secara bersama-sama telah mengkaji hasil penelitian dari 36 proyek penelitian yang secara khusus telah menganalisa berbagai faktor pemicu timbulnya serangan jantung seperti halnya dengan kebiasaan mengonsumsi kafein, beraktivitas fisik berlebihan, berpola makan berlebihan, mudah marah, kebiasaan menggunakan kokain dan lain-lain termasuk masalah polusi udara.

Ketika urutan peringkatnya dibuat, ternyata faktor polusi yang timbul akibat kepadatan lalu lintas yang meningkatkan tekanan darah akibat gas buang dari knalpot kendaraan yang mau tidak mau terhirup, telah merupakan penimbul risiko yang terbesar bagi seseorang untuk mendapat serangan jantung, dengan jumlah persentase kasusnya yang memiliki angka tertinggi, yaitu 7,4%.

Sedangkan yang menduduki peringkat selanjutnya, adalah beraktivitas fisik berlebihan serta polusi udara lain yang masing-masing mencapai 6%, peminum alkohol dan kopi masing-masing 5% serta sejumlah kebiasaan lainnya seperti halnya dengan kebiasaan mudah marah, terlalu mengumbar nafsu sex serta para pengguna mariyuana.

Keadaan polusi udara yang dijadikan acuan pada saat penelitian tersebut, adalah polusi yang berpartikel polutan mulai dari 30 mikrogram (mcg) per-meter kubik keatas. Padahal, standar polusi menurut WHO (World Health Organization) adalah 20 mcg partikel per-meter kubik yaitu setara dengan yang terjadi dibeberapa kota besar di negara Amerika Serikat.

Nyatanya, dari perbedaan yang 10 mcg / meter kubik lebih rendah saja, para peneliti tersebut telah menemukan kenyataan adanya perbedaan kasus terjadinya serangan penyakit jantung yang lebih rendah 2% yaitu hampir sama dengan hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menemukan kenyataan bahwa tingkat kematian akibat serangan jantung akan naik sebesar 1,4% untuk setiap kenaikan partikel sebesar 10 mcg / meter kubik.


Seperti yang diungkapkan Andrea Baccarelli dan Emilia Benjamin dari Harvard School of Public Health dalam Lancet bahwa hasil penelitian ini merupakan peringatan agar tidak menganggap remeh faktor resiko yang walaupun tidak terlalu besar atau bahkan kecil sekali sekalipun, jika frekuensi kejadiannya ternyata jauh lebih sering.

Sebagai contoh, penggunaan kokain dinilai sebagai salah satu kontributor terkuat bagi setiap individu untuk memperoleh serangan jantung, dengan catatan bahwa resiko bagi penggunanya untuk memperoleh serangan penyakit jantung ternyata mencapai 24 kali lipat lebih besar bila dibandingkan dengan mereka yang tidak mempergunakannya.

Akan tetapi, karena proporsi pengguna kokaindalam masyarakat jumlahnya pada kenyataannya relatif jauh lebih kecil, maka dari keseluruhan masyarakat yang memperoleh serangan penyakit jantung akibat penggunaan kokain hanya mencapai jumlah yang relatip kecil juga, yaitu berada dibawah 1%.

Tim Nawrot dari The Center for Environmental Sciences pada Hasselt University mengatakan bahwa peran polusi udara sebagai faktor pemicu bagi terjadinya serangan jantung, ternyata memiliki resiko yang setara dengan penyebab-penyebab serangan jantung lainnya, yang telah lama secara klinis terbuktikan serta dinyatakan sebagai faktor-faktor penyebab bagi terjadinya serangan jantung.

Penelitian ini cukup memiliki daya tarik tersendiri, karena telah berhasil mengungkapkan adanya perluasan penyebaran serangan penyakit jantung yang memiliki daya jangkau terhadap kelompok masyarakat yang lebih luas lagi, yaitu melalui polusi udara serta polusi gas buang dari lalu lintas dikota-kota yang saat ini menjadi masalah mereka.


Disarikan dan dialihbahasakan dari tulisan Alice Park pada Healthland Time edisi 24 Februari 2011 oleh WS Djaka Panungkas
Memiliki kolesterol yang tinggi, obesitas serta tekanan darah yang tinggi secara umum telah diketahui dan dinyatakan sebagai memiliki risiko tinggi untuk terkena serangan penyakit jantung.

Demikian juga dengan seseorang yang cenderung untuk bereaksi keras atau menilai keadaan yang dihadapinya secara berlebihan seperti halnya mudah terpicu untuk marah-marah, terlalu ngoyo dalam melakukan sesuatu atau pekerjaan,serta mudah untuk terjebak kedalam situasi stress.

Tapi baru kali ini ada tim peneliti yang tertarik untuk mengupasnya dari sudut yang lain, yaitu dari sudut resiko yang dapat ditimbulkan oleh keadaan lingkungan seperti halnya pengaruh kualitas udara yang kita hirup.

Untuk dapat mengetahui adanya pengaruh-pengaruh faktor keadaan lingkungan seperti halnya dengan faktor-faktor kepadatan penduduk terhadap kemungkinan terjadi risiko untuk terserang penyakit jantung, para peneliti Belgia dan Swiss secara bersama-sama telah mengkaji hasil penelitian dari 36 proyek penelitian yang secara khusus telah menganalisa berbagai faktor pemicu timbulnya serangan jantung seperti halnya dengan kebiasaan mengonsumsi kafein, beraktivitas fisik berlebihan, berpola makan berlebihan, mudah marah, kebiasaan menggunakan kokain dan lain-lain termasuk masalah polusi udara.

Ketika urutan peringkatnya dibuat, ternyata faktor polusi yang timbul akibat kepadatan lalu lintas yang meningkatkan tekanan darah akibat gas buang dari knalpot kendaraan yang mau tidak mau terhirup, telah merupakan penimbul risiko yang terbesar bagi seseorang untuk mendapat serangan jantung, dengan jumlah persentase kasusnya yang memiliki angka tertinggi, yaitu 7,4%.

Sedangkan yang menduduki peringkat selanjutnya, adalah beraktivitas fisik berlebihan serta polusi udara lain yang masing-masing mencapai 6%, peminum alkohol dan kopi masing-masing 5% serta sejumlah kebiasaan lainnya seperti halnya dengan kebiasaan mudah marah, terlalu mengumbar nafsu sex serta para pengguna mariyuana.

Keadaan polusi udara yang dijadikan acuan pada saat penelitian tersebut, adalah polusi yang berpartikel polutan mulai dari 30 mikrogram (mcg) per-meter kubik keatas. Padahal, standar polusi menurut WHO (World Health Organization) adalah 20 mcg partikel per-meter kubik yaitu setara dengan yang terjadi dibeberapa kota besar di negara Amerika Serikat.

Nyatanya, dari perbedaan yang 10 mcg / meter kubik lebih rendah saja, para peneliti tersebut telah menemukan kenyataan adanya perbedaan kasus terjadinya serangan penyakit jantung yang lebih rendah 2% yaitu hampir sama dengan hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menemukan kenyataan bahwa tingkat kematian akibat serangan jantung akan naik sebesar 1,4% untuk setiap kenaikan partikel sebesar 10 mcg / meter kubik.


Seperti yang diungkapkan Andrea Baccarelli dan Emilia Benjamin dari Harvard School of Public Health dalam Lancet bahwa hasil penelitian ini merupakan peringatan agar tidak menganggap remeh faktor resiko yang walaupun tidak terlalu besar atau bahkan kecil sekali sekalipun, jika frekuensi kejadiannya ternyata jauh lebih sering.

Sebagai contoh, penggunaan kokain dinilai sebagai salah satu kontributor terkuat bagi setiap individu untuk memperoleh serangan jantung, dengan catatan bahwa resiko bagi penggunanya untuk memperoleh serangan penyakit jantung ternyata mencapai 24 kali lipat lebih besar bila dibandingkan dengan mereka yang tidak mempergunakannya.

Akan tetapi, karena proporsi pengguna kokaindalam masyarakat jumlahnya pada kenyataannya relatif jauh lebih kecil, maka dari keseluruhan masyarakat yang memperoleh serangan penyakit jantung akibat penggunaan kokain hanya mencapai jumlah yang relatip kecil juga, yaitu berada dibawah 1%.

Tim Nawrot dari The Center for Environmental Sciences pada Hasselt University mengatakan bahwa peran polusi udara sebagai faktor pemicu bagi terjadinya serangan jantung, ternyata memiliki resiko yang setara dengan penyebab-penyebab serangan jantung lainnya, yang telah lama secara klinis terbuktikan serta dinyatakan sebagai faktor-faktor penyebab bagi terjadinya serangan jantung.

Penelitian ini cukup memiliki daya tarik tersendiri, karena telah berhasil mengungkapkan adanya perluasan penyebaran serangan penyakit jantung yang memiliki daya jangkau terhadap kelompok masyarakat yang lebih luas lagi, yaitu melalui polusi udara serta polusi gas buang dari lalu lintas dikota-kota yang saat ini menjadi masalah mereka.


Disarikan dan dialihbahasakan dari tulisan Alice Park pada Healthland Time edisi 24 Februari 2011 oleh WS Djaka Panungkas

Jumat, 18 Maret 2011

Kemasan Plastik Dan Permasalahannya

/*

Bahan pengemas plastik yang nampaknya aman dan seolah tidak mungkin menimbulkan masalah bagi kita, ternyata dapat memiliki kandungan senyawa kimia yang bernama bisphenol-A (BPA) dan phthalates yang apabila mengalami pemanasan dapat menyebabkannya terlepas dan mencemari makanan yang saat itu dikemasnya, hingga menimbulkan gangguan pada sistim hormonal ,yang secara khusus mekanisme kerjanya belum terpahami sepenuhnya.

Dalam hal ini,para peneliti telah menemukan hal-hal yang mengundang kekhawatiran, akibat dampak yang dapat ditimbulkannya terhadap para wanita hamil serta bayi dan anak-anak dari bahan-bahan kimia yang dapat mengganggu sistim endokrin tersebut yang ternyata dalam penelitian mereka terkandung dalam kemasan-kemasan pelastik yang mereka teliti, termasuk pada beberapa produk plastik yang dinyatakan oleh pembuatnya sebagai bebas BPA.


Para ilmuwan yang dipimpin oleh George Bittner seorang neurobiologis pada University of Texas tersebut, telah meneliti sejumlah 455 produk plastik yang terdapat dipasaran dan secara umum dipergunakan.

Hasilnya, ternyata cukup mengejutkan. Karena ternyata 70% dari sample yang diteliti tersebut mengandung senyawa kimia yang bersifat estrogenik. Dan ketika mengalami pemanasan baik saat dimasukan kedalam microwave maupunu alat pencuci , ternyata yang mengeluarkan senyawa kimia yang bersifat estrogenic tersebut telah meningkat menjadi 95% nya yaitu termasuk kemasan plastik yang dinyatakan oleh produsennya bebas BPA.

Pada saat penelitian tersebut, para peneliti tersebut telah mengambil sample berupa hampir semua produk plastik yang ada dipasaran tanpa memperhatikan jenis bahan baku, merek produk maupun penjualnya.

Ternyata, dari sample yang diteliti tersebut hampir seluruhnya melepaskan senyawa kimia yang memiliki EA (Endocrine Activitiy/Aktifitas Endokrin), termasuk produk yang dalam iklannya menyatakan diri sebagai produk plastik bebas BPA.

Bahkan didalam beberapa kasus, ternyata prosuk-produk yang menyatakan diri sebagai bebas dari BPA bahkan mengeluarkan lebih banyak lagi jenis lain senyawa kimia yang memiliki aktifitas endokrin yang lebih banyak, daripada produk-produk yang mengandung BPA.

BPA sendiri, secara umum merupakan sesuatu yang keberadaannya cukup dikhawatirkan di Amerika Serikat.

Lebih-lebih, ternyata hampir setiap warga Amerika didalam beberapa penelitianyang dilakukan hampir rata-rata pada tubuhnya terdapat sejumlah BPA.

Hal ini, merupakan sesuatu yang dapat dimengerti. Karena, di Amerika Serikat kemasan plastik umum digunakan dimana-mana.

Karena warga AS merupakan warga yang paling banyak mengalami kontaminasi BPA pada tubuh mereka hingga jumlah mencapai dua kali lebih banyak dari yang dialami oleh warga Kanada, maka pihak FDA menyatakan kekhawatiran mereka akan dampak buruknya terhadap otak janin, bayi-bayi serta anak-anak.

Walau demikian, tidak seorangpun dari pihak federal mereka yang menyatakan bahwa BPA atau senyawa kimia lainnya yang aktifitasnya mengganggu sistim endokrin sebagai sesuatu yang berbahaya

Nampaknya pihak Washington masih enggan untuk mengambil tindakan yang diperlukan dalam hal ini. Akan tetapi, kota dan negara bagian yang lainnya, seperti halnya dengan Connecticut dan Minnesota saat ini telah melarang penggunaan produk-produk yang mengandung BPA untuk bayi.

Diluar Amerika Serikat, Cina yang padahal sebenarnya bukan merupakan sebuah negara yang mengutamakan perlindungan terhadap lingkungannya justru telah merencanakan untuk melakukan pelarangan mempergunakan BPA pada produk-produk yang dibuat untuk anak-anak.

Dialihbahasakan dan disarikan dari Healthland Time edisi 8 Maret 2011 oleh WS Djaka Panungkas

Bahan pengemas plastik yang nampaknya aman dan seolah tidak mungkin menimbulkan masalah bagi kita, ternyata dapat memiliki kandungan senyawa kimia yang bernama bisphenol-A (BPA) dan phthalates yang apabila mengalami pemanasan dapat menyebabkannya terlepas dan mencemari makanan yang saat itu dikemasnya, hingga menimbulkan gangguan pada sistim hormonal ,yang secara khusus mekanisme kerjanya belum terpahami sepenuhnya.

Dalam hal ini,para peneliti telah menemukan hal-hal yang mengundang kekhawatiran, akibat dampak yang dapat ditimbulkannya terhadap para wanita hamil serta bayi dan anak-anak dari bahan-bahan kimia yang dapat mengganggu sistim endokrin tersebut yang ternyata dalam penelitian mereka terkandung dalam kemasan-kemasan pelastik yang mereka teliti, termasuk pada beberapa produk plastik yang dinyatakan oleh pembuatnya sebagai bebas BPA.


Para ilmuwan yang dipimpin oleh George Bittner seorang neurobiologis pada University of Texas tersebut, telah meneliti sejumlah 455 produk plastik yang terdapat dipasaran dan secara umum dipergunakan.

Hasilnya, ternyata cukup mengejutkan. Karena ternyata 70% dari sample yang diteliti tersebut mengandung senyawa kimia yang bersifat estrogenik. Dan ketika mengalami pemanasan baik saat dimasukan kedalam microwave maupunu alat pencuci , ternyata yang mengeluarkan senyawa kimia yang bersifat estrogenic tersebut telah meningkat menjadi 95% nya yaitu termasuk kemasan plastik yang dinyatakan oleh produsennya bebas BPA.

Pada saat penelitian tersebut, para peneliti tersebut telah mengambil sample berupa hampir semua produk plastik yang ada dipasaran tanpa memperhatikan jenis bahan baku, merek produk maupun penjualnya.

Ternyata, dari sample yang diteliti tersebut hampir seluruhnya melepaskan senyawa kimia yang memiliki EA (Endocrine Activitiy/Aktifitas Endokrin), termasuk produk yang dalam iklannya menyatakan diri sebagai produk plastik bebas BPA.

Bahkan didalam beberapa kasus, ternyata prosuk-produk yang menyatakan diri sebagai bebas dari BPA bahkan mengeluarkan lebih banyak lagi jenis lain senyawa kimia yang memiliki aktifitas endokrin yang lebih banyak, daripada produk-produk yang mengandung BPA.

BPA sendiri, secara umum merupakan sesuatu yang keberadaannya cukup dikhawatirkan di Amerika Serikat.

Lebih-lebih, ternyata hampir setiap warga Amerika didalam beberapa penelitianyang dilakukan hampir rata-rata pada tubuhnya terdapat sejumlah BPA.

Hal ini, merupakan sesuatu yang dapat dimengerti. Karena, di Amerika Serikat kemasan plastik umum digunakan dimana-mana.

Karena warga AS merupakan warga yang paling banyak mengalami kontaminasi BPA pada tubuh mereka hingga jumlah mencapai dua kali lebih banyak dari yang dialami oleh warga Kanada, maka pihak FDA menyatakan kekhawatiran mereka akan dampak buruknya terhadap otak janin, bayi-bayi serta anak-anak.

Walau demikian, tidak seorangpun dari pihak federal mereka yang menyatakan bahwa BPA atau senyawa kimia lainnya yang aktifitasnya mengganggu sistim endokrin sebagai sesuatu yang berbahaya

Nampaknya pihak Washington masih enggan untuk mengambil tindakan yang diperlukan dalam hal ini. Akan tetapi, kota dan negara bagian yang lainnya, seperti halnya dengan Connecticut dan Minnesota saat ini telah melarang penggunaan produk-produk yang mengandung BPA untuk bayi.

Diluar Amerika Serikat, Cina yang padahal sebenarnya bukan merupakan sebuah negara yang mengutamakan perlindungan terhadap lingkungannya justru telah merencanakan untuk melakukan pelarangan mempergunakan BPA pada produk-produk yang dibuat untuk anak-anak.

Dialihbahasakan dan disarikan dari Healthland Time edisi 8 Maret 2011 oleh WS Djaka Panungkas

Minggu, 13 Maret 2011

MungkinkahTerlalu Banyak Asupan Makanan Berbahan Dasar Kedelai Berdampak Buruk Bagi Kita ?

/* Beberapa hasil penelitian yang dilakukan pada akhir-akhir ini menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak senyawa kimia yang mirip estrogen dan terkandung pada kedele ternyata selain mampu menurunkan kesuburan pada seorang wanita, ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya pubertas dini, mengganggu perkembangan janin serta menghambat pertumbuhan anak-anak

Dalam mencari makanan sehat, pada saat ini banyak orang Amerika yang mengonsumsi bahan makanan yang berasal dari kedelai lebih dari yang sebelumnya. Padahal, beberapa penelitian pada hewan yang dilakukan akhir-akhir ini justru menunjukkan bahwa pada hewan yang mengonsumsinya dalam jumlah yang besar ternyata berdampak buruk pada kesuburan serta perkembangan alat reproduksi mereka.

Padahal, makanan yang berbahan dasar kedelai pada saat ini tersebar luas di seluruh Amerika Serikat. Bahkan lebih dari seperempat jumlah susu formula yang ada dipasaran mereka, terbuat dari bahan dasar tersebut.

Selain itu, pihak US Food and Drug Administration-pun telah mempromosikannya sebagai makanan yang mampu mengurangi risiko seseorang untuk terserang penyakit jantung, dan bahkan program makan siang disekolahpun yang dilakukan di seluruh negara tersebut telah menambahkan kedelai hamburger patties sebagai bagian dari menu didalamnya.

Memang banyak manfaat dari isoflavon yaitu senyawa mirip estrogen yang terkandung didalamnya tersebut bagi kesehatan. Namun masalahnya kini, adalah bahwa beberapa penelitian yang dilakukan terhadap hewan justru menunjukkan hal sebaliknya, karena hewan yang diberi sejumlah besar makanan yang mengandung isoflavon tersebut ternyata kesuburan dari hewan betinanya menjadi menurun dan menimbulkan dampak pubertas dini pada hewan-hewan tersebut. Selain itu, ternyata kandungan isoflavon yang terdapat didalamnya juga mampu mengganggu perkembangan janin serta perkembangan anak-anak mereka.

Meskipun hampir semua penelitian mengenai genistein yaitu salah satu bentuk isoflavone yang terdapat pada kedelai tersebut dilakukannya hanya terhadap mencit, akan tetapi telah cukup membuat banyak ilmuwan yakin bahwa mungkin juga dapat terjadi pada diri manusia.

Sejak awal 1990-an, konsumsi kedelai di Amerika Serikat sangat membumbung tinggi, hingga penjualan makanan yang terbuat dari kedelai yang pada tahun 1992 hanya mencapai nilai jual sebesar $ 300 juta pada tahun 2008 telah naik menjadi $ 4 miliar. Sebagai dampak dari beberapa studi klinis yang telah berhasil menunjukkan bahwa dengan mengonsumsi kedelai kita akan dapat menurunkan kadar kolesterol serta menurunkan resiko untuk terkena kanker payudara serta kanker prostat.

Tapi Newbold serta para peneliti lainnya tidak yakin bahwa makan yang mengandung kedelai akan dapat membuat semua orang menjadi lebih sehat. Karena bayi yang diberi susu formula yang terbuat dari kedelai, akan memperoleh asupan genistein sekitar enam sampai 11 kali lebih tinggi dari kadar yang dapat menimbulkan dampak buruk pada sistim hormonal seorang dewasa.

Karena menurut Newbold : "Memberikan hormon estrogen pada bayi atau anak bagaimanapun juga tidak akan pernah menjadikannya sesuatu hal yang baik,".

Walaupun studi tentang efek berbahaya dari isoflavon yang terdapat pada kedelai masih sangat terbatas dan belum layak untuk dapat disimpulkan, akan tetapi bukti yang diperoleh pada studi yang dilakukan pada hewan bahwa genistein mengganggu sistim reproduksi serta perkembangan embrio tidak dapat diabaikan begitu saja.

Didalam suatu penelitian, Wen-Hsiung Chan dari Chung Yuan Christian University- Taiwan dalam publikasinya pada The Journal Reproductive Toxicology edisi bulan Juli 2009, menyatakan bahwa temuan mereka menunjukan bahwa pemberian genistein menyebabkan menurunnya kesuburan dan terjadinya perkembangan embrio abnormal pada tikus betina

Dalam penelitian tersebut, tikus-tikus tersebut diberi asupan yang mengandung satu hingga sepuluh micromoles genistein melalui air minum yang diberikan pada mereka selama kurun waktu empat hari.

Ternyata, dengan dosis yang diberikan tersebut telur menjadi lebih sedikit yang berhasil dapat dibuahi dan terjadinya peningkatan kematian sel pada embrio-embrio yang tengah berkembang.

Pada tikus jantan, pemberian dosis tinggi ternyata telah menyebabkan adanya pertumbuhan sel-sel payudara yang abnormal, walaupun tidak sampai menyebabkan timbulnya kanker atau perubahan organ reproduksi.

Menurut Heather Patisaul, seorang ahli pengembangan biologis pada North Carolina State University, sistim reproduksi kita dengan sistem reproduksi tikus tidak berbeda. Demikian juga dengan hormon-hormon-nya.

Masalahnya adalah dampak yang ditimbulkannya. Jika dampak pada kesuburan tersebut menimpa orang dewasa, maka untuk dapat mengatasinya cukup dengan cara mengurangi pola mengonsumsi kedelainya. Tetapi, jika dampaknya tersebut menimpa sistim reproduksi bayi, maka dampak tersebut bisa merupakan dampak yang permanen.

Akan tetapi, sampai saat ini baru sebuah studi yang dilakukan untuk melihat efek jangka panjang dari susu formula yang berasal dari kedelai, yaitu mengenai dampaknya terhadap sistim reproduksi manusia.

Didalam hal ini, ternyata telah ditemukan fakta bahwa bahwa wanita yang mengonsumsi susu formula kedelai ternyata banyak yang mengalami gangguan menstruasi termasuk mengalami kram pada saat mentruasi.

Menurut Patisaul, perkembangan otak yang dimulai sejak bayi dalam kandungan dan berlanjut hingga masa pubertasnya, juga dapat menjadi berubah sebagai akibat dari adanya estrogen pada kedelai tersebut.

Masalahnya saat ini adalah kandungan isoflavone pada setiap susu formula ternyata berbeda satu sama lain, akibat dari jenis kedele yang dipergunakan serta berbagai kondisi lainnya, seperti halnya dengan masalah kesuburan tanah dimana kedele itu ditanam. Akibatnya, besar kandungan genisteinnya sulit untuk dikontrol.

Pada tahun 2008, American Association of Pediatricians telah mempelajari semua studi ilmiah mengenai hal ini, akan tetapi mereka menyatakan bahwa sampai saat itu belum ditemukan bukti yang cukup meyakinkan bahwa susu formula memiliki dampak buruk pada perkembangan bayi, sistim reproduksi maupun fungsi endokrin mereka.

Walau demikian, melakukan pembatasan dalam pemberiannya tidaklah akan sampai merugikan.

Hal ini mirip dengan masalah efek Bisphenol A atau BPA yang jugas merupakan senyawa estrogenik yang terdapat pada botol plastik yang menyebabkan banyak ilmuwan memperkirakan akan dapat membahayakan otak dan perkembangan alat reproduksi.

Disarikan dan dialih bahasakan dari tulisan Lindsey Konkel pada Environmental Health News edisi 3 November 2009 oleh WS Djaka Panungkas
Beberapa hasil penelitian yang dilakukan pada akhir-akhir ini menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak senyawa kimia yang mirip estrogen dan terkandung pada kedele ternyata selain mampu menurunkan kesuburan pada seorang wanita, ternyata juga dapat menyebabkan terjadinya pubertas dini, mengganggu perkembangan janin serta menghambat pertumbuhan anak-anak

Dalam mencari makanan sehat, pada saat ini banyak orang Amerika yang mengonsumsi bahan makanan yang berasal dari kedelai lebih dari yang sebelumnya. Padahal, beberapa penelitian pada hewan yang dilakukan akhir-akhir ini justru menunjukkan bahwa pada hewan yang mengonsumsinya dalam jumlah yang besar ternyata berdampak buruk pada kesuburan serta perkembangan alat reproduksi mereka.

Padahal, makanan yang berbahan dasar kedelai pada saat ini tersebar luas di seluruh Amerika Serikat. Bahkan lebih dari seperempat jumlah susu formula yang ada dipasaran mereka, terbuat dari bahan dasar tersebut.

Selain itu, pihak US Food and Drug Administration-pun telah mempromosikannya sebagai makanan yang mampu mengurangi risiko seseorang untuk terserang penyakit jantung, dan bahkan program makan siang disekolahpun yang dilakukan di seluruh negara tersebut telah menambahkan kedelai hamburger patties sebagai bagian dari menu didalamnya.

Memang banyak manfaat dari isoflavon yaitu senyawa mirip estrogen yang terkandung didalamnya tersebut bagi kesehatan. Namun masalahnya kini, adalah bahwa beberapa penelitian yang dilakukan terhadap hewan justru menunjukkan hal sebaliknya, karena hewan yang diberi sejumlah besar makanan yang mengandung isoflavon tersebut ternyata kesuburan dari hewan betinanya menjadi menurun dan menimbulkan dampak pubertas dini pada hewan-hewan tersebut. Selain itu, ternyata kandungan isoflavon yang terdapat didalamnya juga mampu mengganggu perkembangan janin serta perkembangan anak-anak mereka.

Meskipun hampir semua penelitian mengenai genistein yaitu salah satu bentuk isoflavone yang terdapat pada kedelai tersebut dilakukannya hanya terhadap mencit, akan tetapi telah cukup membuat banyak ilmuwan yakin bahwa mungkin juga dapat terjadi pada diri manusia.

Sejak awal 1990-an, konsumsi kedelai di Amerika Serikat sangat membumbung tinggi, hingga penjualan makanan yang terbuat dari kedelai yang pada tahun 1992 hanya mencapai nilai jual sebesar $ 300 juta pada tahun 2008 telah naik menjadi $ 4 miliar. Sebagai dampak dari beberapa studi klinis yang telah berhasil menunjukkan bahwa dengan mengonsumsi kedelai kita akan dapat menurunkan kadar kolesterol serta menurunkan resiko untuk terkena kanker payudara serta kanker prostat.

Tapi Newbold serta para peneliti lainnya tidak yakin bahwa makan yang mengandung kedelai akan dapat membuat semua orang menjadi lebih sehat. Karena bayi yang diberi susu formula yang terbuat dari kedelai, akan memperoleh asupan genistein sekitar enam sampai 11 kali lebih tinggi dari kadar yang dapat menimbulkan dampak buruk pada sistim hormonal seorang dewasa.

Karena menurut Newbold : "Memberikan hormon estrogen pada bayi atau anak bagaimanapun juga tidak akan pernah menjadikannya sesuatu hal yang baik,".

Walaupun studi tentang efek berbahaya dari isoflavon yang terdapat pada kedelai masih sangat terbatas dan belum layak untuk dapat disimpulkan, akan tetapi bukti yang diperoleh pada studi yang dilakukan pada hewan bahwa genistein mengganggu sistim reproduksi serta perkembangan embrio tidak dapat diabaikan begitu saja.

Didalam suatu penelitian, Wen-Hsiung Chan dari Chung Yuan Christian University- Taiwan dalam publikasinya pada The Journal Reproductive Toxicology edisi bulan Juli 2009, menyatakan bahwa temuan mereka menunjukan bahwa pemberian genistein menyebabkan menurunnya kesuburan dan terjadinya perkembangan embrio abnormal pada tikus betina

Dalam penelitian tersebut, tikus-tikus tersebut diberi asupan yang mengandung satu hingga sepuluh micromoles genistein melalui air minum yang diberikan pada mereka selama kurun waktu empat hari.

Ternyata, dengan dosis yang diberikan tersebut telur menjadi lebih sedikit yang berhasil dapat dibuahi dan terjadinya peningkatan kematian sel pada embrio-embrio yang tengah berkembang.

Pada tikus jantan, pemberian dosis tinggi ternyata telah menyebabkan adanya pertumbuhan sel-sel payudara yang abnormal, walaupun tidak sampai menyebabkan timbulnya kanker atau perubahan organ reproduksi.

Menurut Heather Patisaul, seorang ahli pengembangan biologis pada North Carolina State University, sistim reproduksi kita dengan sistem reproduksi tikus tidak berbeda. Demikian juga dengan hormon-hormon-nya.

Masalahnya adalah dampak yang ditimbulkannya. Jika dampak pada kesuburan tersebut menimpa orang dewasa, maka untuk dapat mengatasinya cukup dengan cara mengurangi pola mengonsumsi kedelainya. Tetapi, jika dampaknya tersebut menimpa sistim reproduksi bayi, maka dampak tersebut bisa merupakan dampak yang permanen.

Akan tetapi, sampai saat ini baru sebuah studi yang dilakukan untuk melihat efek jangka panjang dari susu formula yang berasal dari kedelai, yaitu mengenai dampaknya terhadap sistim reproduksi manusia.

Didalam hal ini, ternyata telah ditemukan fakta bahwa bahwa wanita yang mengonsumsi susu formula kedelai ternyata banyak yang mengalami gangguan menstruasi termasuk mengalami kram pada saat mentruasi.

Menurut Patisaul, perkembangan otak yang dimulai sejak bayi dalam kandungan dan berlanjut hingga masa pubertasnya, juga dapat menjadi berubah sebagai akibat dari adanya estrogen pada kedelai tersebut.

Masalahnya saat ini adalah kandungan isoflavone pada setiap susu formula ternyata berbeda satu sama lain, akibat dari jenis kedele yang dipergunakan serta berbagai kondisi lainnya, seperti halnya dengan masalah kesuburan tanah dimana kedele itu ditanam. Akibatnya, besar kandungan genisteinnya sulit untuk dikontrol.

Pada tahun 2008, American Association of Pediatricians telah mempelajari semua studi ilmiah mengenai hal ini, akan tetapi mereka menyatakan bahwa sampai saat itu belum ditemukan bukti yang cukup meyakinkan bahwa susu formula memiliki dampak buruk pada perkembangan bayi, sistim reproduksi maupun fungsi endokrin mereka.

Walau demikian, melakukan pembatasan dalam pemberiannya tidaklah akan sampai merugikan.

Hal ini mirip dengan masalah efek Bisphenol A atau BPA yang jugas merupakan senyawa estrogenik yang terdapat pada botol plastik yang menyebabkan banyak ilmuwan memperkirakan akan dapat membahayakan otak dan perkembangan alat reproduksi.

Disarikan dan dialih bahasakan dari tulisan Lindsey Konkel pada Environmental Health News edisi 3 November 2009 oleh WS Djaka Panungkas

Sabtu, 12 Maret 2011

Berpikir Positif Membuat Obat Bekerja Jauh Lebih Effektif

/* Sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan dan dipublikasikan pada jurnal Science Translational Medicine edisi 16 Februari 2011 yang lalu, telah mrnjumpai suatu kenyataan bahwa harapan yang dimiliki ternyata berpengaruh sangat besar terhadap efektifitas kerja obat pereda nyeri yang saat penelitian tersebut dilakukan, diberikan.

Dalam penelitian yang mereka lakukan tersebut, telah telah berhasil mereka buktikan bahwa perasaan optimis yang dimiliki para relawan yang dilibatkan menjadikan obat yang diberikan secara efektif mampu meredakan rasa nyeri pada diri mereka, sedangkan pada para relawan yang memiliki rasa pesimis justru efektifitasnya dalam meredakan sakit, menurun.

Tidak seperti halnya yang telah dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya, kali ini penelitian tersebut secara khusus mempergunakan teknik pencitraan otak untuk memeriksa aktifitas kerja daerah otak yang terkait dengan timbulnya rasa sakit tersebut.

Para ilmuwan tersebut menyatakan bahwa sampai saat itu baru sedikit sekali para peneliti yang melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui mekanisme proses otak hingga setiap bentuk harapan yang berebeda memiliki pengaruh yang berbeda juga pada effektifitas obat yang saat itu diberikan.
Kekuatan Dari Harapan

Didalam hal ini, para peneliti dari German dan Inggris dalam meneliti dampak dari bentuk harapan yaitu baik harapan ang sifatnya positip maupun yang negatip tersebut melalui cara men-scan aktifitas yang terjadi pada otak dari para relawan yang kondisi tubuhnya berada didalam keadaan ang sehat.

Cara yang mereka lakukan, adalah dengan memanfaatkan sumber panas dalam menimbulkan rasa sakit pada para relawan tersebut pada saat otak mereka di-scan dan diberi obat penghilang rasa sakit.

Para peneliti tersebut menuliskan bahwa harapan yang dimiliki ternyata dapat melipat gandakan efektifitas dari obat yang mereka berikan, sedangkan disisi lain kecemasan yang dimiliki nampak sekali justru menurunkan efektifitasnya.

Padahal, obat yang diberikan pada saat itu adalah Ultiva yang merupakan obat penghilang rasa sakit yang diberikan secara Intra Vena dan pada umumnya dipergunakan untuk menghilangkan rasa sakit selama menjalani oprasi.

Dengan hal yang seperti ini, menurut Irene Tracey dari Oxford University Center for Functional Magnetic Resonance Imaging of Thei Brain mengatakan bahwa setiap dokter sebaiknya tidak meremehkan dampak yang akan timbul jika pasien mereka tidak terpicu harapannya oleh cara mereka memperlakukan pasien-pasien tersebut..

Dua puluh dua relawan sehat telah mengambil bagian didalam studi ini. Mereka secara intravena diberi obat penghilang rasa sakit, kaki mereka dipasang alat pemanas dengan suhu 70 derajat untuk mengetahui respon rasa sakit masing-masing, dan dipantau dengan alat MRI.

Tanpa sepengetahuan para relawan, para peneliti tersebut pada saat itu telah memberikan obat penghilang rasa sakit tersebut sebelumnya, untuk mengetahui berapa jauh dampak yang akan ditimbulkannya jika mereka tidak mengetahuinya hingga timbul kecemasan pada diri mereka.

Hasilnya, relawan yang merasakan rasa sakit pada awalnya adalah 66 persen dari mereka, tetapi tidak lama kemudian turun menjadi 55 persennya.

Ketika selanjutnya para relawan tersebut diberi tahu bahwa obat penghilang rasa sakit saat itu tengah mulai diberikan (walau sebenarnya tidak karena sudah dari sebelumnya diberikan), peringkat para relawan yang masih merasakan rasa sakit turun drastis ke angka 39 % dari mereka.

Ketika pada langkah selanjutnya dimana para relawan tersebut dibuat agar berpikir bahwa pemberian obat penghilang rasa sakit tersebut telah dihentikan (padahal tidak) serta bahwa rasa nyeri pasti akan timbul, ternyata bahwa peringkat dari yang merasakan rasa nyeri pada saat itu kembali naik hingga 64 % dari mereka.

Disisi lain, hasil MRI menunjukkan bahwa otak telah merespon adanya rasa nyeri setara dengan harapan yang dimiliki para relawan tersebut.

Hingga menurut Tracey,dengan keadaan seperti ini setiap dokter harus mulai menyadari akan besarnya manfaat peran kekuatan harapan yang dimiliki oleh setiap pasien didalam setiap jenis perawatan yang akan dilakukan.


Dialihbahasa dan disarikan dari tulisan Bill Hendrick dalam WebMD Health News oleh WS Djaka Panungkas Sebuah penelitian yang baru-baru ini dilakukan dan dipublikasikan pada jurnal Science Translational Medicine edisi 16 Februari 2011 yang lalu, telah mrnjumpai suatu kenyataan bahwa harapan yang dimiliki ternyata berpengaruh sangat besar terhadap efektifitas kerja obat pereda nyeri yang saat penelitian tersebut dilakukan, diberikan.

Dalam penelitian yang mereka lakukan tersebut, telah telah berhasil mereka buktikan bahwa perasaan optimis yang dimiliki para relawan yang dilibatkan menjadikan obat yang diberikan secara efektif mampu meredakan rasa nyeri pada diri mereka, sedangkan pada para relawan yang memiliki rasa pesimis justru efektifitasnya dalam meredakan sakit, menurun.

Tidak seperti halnya yang telah dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya, kali ini penelitian tersebut secara khusus mempergunakan teknik pencitraan otak untuk memeriksa aktifitas kerja daerah otak yang terkait dengan timbulnya rasa sakit tersebut.

Para ilmuwan tersebut menyatakan bahwa sampai saat itu baru sedikit sekali para peneliti yang melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui mekanisme proses otak hingga setiap bentuk harapan yang berebeda memiliki pengaruh yang berbeda juga pada effektifitas obat yang saat itu diberikan.
Kekuatan Dari Harapan

Didalam hal ini, para peneliti dari German dan Inggris dalam meneliti dampak dari bentuk harapan yaitu baik harapan ang sifatnya positip maupun yang negatip tersebut melalui cara men-scan aktifitas yang terjadi pada otak dari para relawan yang kondisi tubuhnya berada didalam keadaan ang sehat.

Cara yang mereka lakukan, adalah dengan memanfaatkan sumber panas dalam menimbulkan rasa sakit pada para relawan tersebut pada saat otak mereka di-scan dan diberi obat penghilang rasa sakit.

Para peneliti tersebut menuliskan bahwa harapan yang dimiliki ternyata dapat melipat gandakan efektifitas dari obat yang mereka berikan, sedangkan disisi lain kecemasan yang dimiliki nampak sekali justru menurunkan efektifitasnya.

Padahal, obat yang diberikan pada saat itu adalah Ultiva yang merupakan obat penghilang rasa sakit yang diberikan secara Intra Vena dan pada umumnya dipergunakan untuk menghilangkan rasa sakit selama menjalani oprasi.

Dengan hal yang seperti ini, menurut Irene Tracey dari Oxford University Center for Functional Magnetic Resonance Imaging of Thei Brain mengatakan bahwa setiap dokter sebaiknya tidak meremehkan dampak yang akan timbul jika pasien mereka tidak terpicu harapannya oleh cara mereka memperlakukan pasien-pasien tersebut..

Dua puluh dua relawan sehat telah mengambil bagian didalam studi ini. Mereka secara intravena diberi obat penghilang rasa sakit, kaki mereka dipasang alat pemanas dengan suhu 70 derajat untuk mengetahui respon rasa sakit masing-masing, dan dipantau dengan alat MRI.

Tanpa sepengetahuan para relawan, para peneliti tersebut pada saat itu telah memberikan obat penghilang rasa sakit tersebut sebelumnya, untuk mengetahui berapa jauh dampak yang akan ditimbulkannya jika mereka tidak mengetahuinya hingga timbul kecemasan pada diri mereka.

Hasilnya, relawan yang merasakan rasa sakit pada awalnya adalah 66 persen dari mereka, tetapi tidak lama kemudian turun menjadi 55 persennya.

Ketika selanjutnya para relawan tersebut diberi tahu bahwa obat penghilang rasa sakit saat itu tengah mulai diberikan (walau sebenarnya tidak karena sudah dari sebelumnya diberikan), peringkat para relawan yang masih merasakan rasa sakit turun drastis ke angka 39 % dari mereka.

Ketika pada langkah selanjutnya dimana para relawan tersebut dibuat agar berpikir bahwa pemberian obat penghilang rasa sakit tersebut telah dihentikan (padahal tidak) serta bahwa rasa nyeri pasti akan timbul, ternyata bahwa peringkat dari yang merasakan rasa nyeri pada saat itu kembali naik hingga 64 % dari mereka.

Disisi lain, hasil MRI menunjukkan bahwa otak telah merespon adanya rasa nyeri setara dengan harapan yang dimiliki para relawan tersebut.

Hingga menurut Tracey,dengan keadaan seperti ini setiap dokter harus mulai menyadari akan besarnya manfaat peran kekuatan harapan yang dimiliki oleh setiap pasien didalam setiap jenis perawatan yang akan dilakukan.


Dialihbahasa dan disarikan dari tulisan Bill Hendrick dalam WebMD Health News oleh WS Djaka Panungkas

Jumat, 04 Maret 2011

Keyakinan Bahwa Dapat Pulih Kembali Pada Para Penderita Penyakit Jantung Koroner Mampu Menyelamatkan Mereka

/* Suatu penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Duke University Medical Center telah berhasil menemukan suatu kenyataan bahwa para penderita jantung koroner yang memiliki keyakinan positif yaitu bahwa mereka akan dapat kembali pulih seperti sediakala, ternyata lebih sedikit yang mengalami kematian dalam kurun waktu 15 tahun yaitu selama penelitian dilakukan, serta pada tahun pertama dari kepulihan mereka keadaan fungsi fisik mereka ternyata jauh lebih baik dari yang tidak memiliki keyakinan positip.

Jika pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya para peneliti telah berhasil menemukan kenyataan bahwa para penderita penyakit jantung koroner yang memiliki harapan yang optimis secara positip telah dapat mempengaruhi status fungsional jantung mereka, hingga dapat kembali melakukan aktifitas kehidupan normal mereka masing-masing

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan kali ini, hasil yang diperoleh telah jauh lebih menunjukan besarnya pengaruh keyakinan terhadap kesehatan bahkan mampu menyelamatkan dari kematian dalam jangka waktu yang cukup lama, seperti yang dipublikasikan oleh Archives of Internal Medicine.

Para peneliti dari Duke University Medical Center tersebut, dalam penelitian ini telah melibatkan 2.818 orang penderita penyakit jantung koroner, untuk diteliti mengenai sejauh mana harapan yang dimiliki oleh seorang pasien akan dapat mempengaruhi proses pemulihan diri mereka dan meningkatkan kemampuan mereka untuk dapat melakukan kegiatan fisik yang normal.

Untuk hal ini, para pasien yang dilibatkan terlebih dahulu diminta untuk mengisi kuesioner yang ditujukan untuk mengetahui sikap yang mereka miliki terhadap apa yang sedang mereka saat itu, seperti halnya "pengaruh keadaan kondisi jantung saya saat ini hanya akan memiliki pengaruh yang sangat kecil atau sama sekali tidak akan mempengaruhi kemampuan saya dalam melakukan pekerjaan sehari-hari saya," atau "Saya kira kondisi jantung saya akan membatasi kemampuan saya dalam beraktifitas” dan keyakinan akan masa depan mereka seperti halnya "Saya yakin sepenuhnya bahwa saya masih bisa hidup lebih lama lagi dan sehat kembali " atau " Saya tidak yakin bahwa saya akan dapat pulih sepenuhnya dengan keadaan jantung saya yang seperti ini ".

Dalam hal ini, John C. Barefoot, PhD, beserta timnya juga secara khusus telah memperhitungkan pengaruh-pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor keparahan penyakit, riwayat kesehatan yang mereka miliki masing-masing, gejala depresi yang saat itu dimiliki, dukungan sosial yang mereka terima, usia, jenis kelamin, pendidikan serta penghasilan mereka kedalam penelitian ini.

Terlepas dari adanya faktor-faktor diatas, pada kenyataannya tingkat kematian yang dialami oleh para pasien yang memiliki faktor harapan yang tinggi hanya mencapai 31,8 kematian per 100 orang pasien, sedangkan kematian yang dialami oleh para pasien yang memiliki faktor harapan rendah ternyata yang dicapai mereka adalah 46,2 kematian per 100 orang pasien.

Dengan demikian, maka ternyata para pasien yang memiliki harapan serta perasaan optimis untuk dapat segera pulih kembali mampu merubah kondisi fisik mereka hingga menurunkan kemungkinan mengalami kematian akibat penyakit mereka hingga 17% selama masa studi dilakukan, yaitu 15 tahun.

Barefoot mengatakan bahwa : "Memang kami sebelumnya telah mengetahui tentang adanya hubungan antara depresi yang dialami dengan peningkatan angka kematian. Akan tetapi, dalam penelitian yang kami lakukan ini kami telah berhasil menunjukkan tentang betapa besarnya dampak dari sebuah harapan terhadap proses pemulihan diri seorang pasien, karena dirinya mampu mengatasi masalah-masalah yang menyebabkan depresi maupun faktor-faktor psikologis dan sosial lainnya."

Menurut Barefoot dan rekan-rekannya, terdapat dua kemungkinan dalam hal ini. Yang pertama adalah kelompok yang merasa optimis cenderung menjadkan dirinya rajin untuk mengikuti arahan yang diberikan selama mereka menjalani terapi tanpa merasa bosan atau terjebak menggeluti emosi, hingga memiliki dampak yang positip bagi proses penyembuhan mereka.

Sedang kelompok yang memiliki tanggapan negatif cenderung menjadikan dirinya diliputi stres dan ketegangan, hingga merusak tubuh serta meningkatkan risiko pada diri mereka untuk kembali mengalami serangan jantungi.


Dialihbahasa dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Courtney Ware dalam WebMD Health News 28 Februari 2011 Suatu penelitian yang dilakukan oleh para peneliti dari Duke University Medical Center telah berhasil menemukan suatu kenyataan bahwa para penderita jantung koroner yang memiliki keyakinan positif yaitu bahwa mereka akan dapat kembali pulih seperti sediakala, ternyata lebih sedikit yang mengalami kematian dalam kurun waktu 15 tahun yaitu selama penelitian dilakukan, serta pada tahun pertama dari kepulihan mereka keadaan fungsi fisik mereka ternyata jauh lebih baik dari yang tidak memiliki keyakinan positip.

Jika pada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya para peneliti telah berhasil menemukan kenyataan bahwa para penderita penyakit jantung koroner yang memiliki harapan yang optimis secara positip telah dapat mempengaruhi status fungsional jantung mereka, hingga dapat kembali melakukan aktifitas kehidupan normal mereka masing-masing

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan kali ini, hasil yang diperoleh telah jauh lebih menunjukan besarnya pengaruh keyakinan terhadap kesehatan bahkan mampu menyelamatkan dari kematian dalam jangka waktu yang cukup lama, seperti yang dipublikasikan oleh Archives of Internal Medicine.

Para peneliti dari Duke University Medical Center tersebut, dalam penelitian ini telah melibatkan 2.818 orang penderita penyakit jantung koroner, untuk diteliti mengenai sejauh mana harapan yang dimiliki oleh seorang pasien akan dapat mempengaruhi proses pemulihan diri mereka dan meningkatkan kemampuan mereka untuk dapat melakukan kegiatan fisik yang normal.

Untuk hal ini, para pasien yang dilibatkan terlebih dahulu diminta untuk mengisi kuesioner yang ditujukan untuk mengetahui sikap yang mereka miliki terhadap apa yang sedang mereka saat itu, seperti halnya "pengaruh keadaan kondisi jantung saya saat ini hanya akan memiliki pengaruh yang sangat kecil atau sama sekali tidak akan mempengaruhi kemampuan saya dalam melakukan pekerjaan sehari-hari saya," atau "Saya kira kondisi jantung saya akan membatasi kemampuan saya dalam beraktifitas” dan keyakinan akan masa depan mereka seperti halnya "Saya yakin sepenuhnya bahwa saya masih bisa hidup lebih lama lagi dan sehat kembali " atau " Saya tidak yakin bahwa saya akan dapat pulih sepenuhnya dengan keadaan jantung saya yang seperti ini ".

Dalam hal ini, John C. Barefoot, PhD, beserta timnya juga secara khusus telah memperhitungkan pengaruh-pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor keparahan penyakit, riwayat kesehatan yang mereka miliki masing-masing, gejala depresi yang saat itu dimiliki, dukungan sosial yang mereka terima, usia, jenis kelamin, pendidikan serta penghasilan mereka kedalam penelitian ini.

Terlepas dari adanya faktor-faktor diatas, pada kenyataannya tingkat kematian yang dialami oleh para pasien yang memiliki faktor harapan yang tinggi hanya mencapai 31,8 kematian per 100 orang pasien, sedangkan kematian yang dialami oleh para pasien yang memiliki faktor harapan rendah ternyata yang dicapai mereka adalah 46,2 kematian per 100 orang pasien.

Dengan demikian, maka ternyata para pasien yang memiliki harapan serta perasaan optimis untuk dapat segera pulih kembali mampu merubah kondisi fisik mereka hingga menurunkan kemungkinan mengalami kematian akibat penyakit mereka hingga 17% selama masa studi dilakukan, yaitu 15 tahun.

Barefoot mengatakan bahwa : "Memang kami sebelumnya telah mengetahui tentang adanya hubungan antara depresi yang dialami dengan peningkatan angka kematian. Akan tetapi, dalam penelitian yang kami lakukan ini kami telah berhasil menunjukkan tentang betapa besarnya dampak dari sebuah harapan terhadap proses pemulihan diri seorang pasien, karena dirinya mampu mengatasi masalah-masalah yang menyebabkan depresi maupun faktor-faktor psikologis dan sosial lainnya."

Menurut Barefoot dan rekan-rekannya, terdapat dua kemungkinan dalam hal ini. Yang pertama adalah kelompok yang merasa optimis cenderung menjadkan dirinya rajin untuk mengikuti arahan yang diberikan selama mereka menjalani terapi tanpa merasa bosan atau terjebak menggeluti emosi, hingga memiliki dampak yang positip bagi proses penyembuhan mereka.

Sedang kelompok yang memiliki tanggapan negatif cenderung menjadikan dirinya diliputi stres dan ketegangan, hingga merusak tubuh serta meningkatkan risiko pada diri mereka untuk kembali mengalami serangan jantungi.


Dialihbahasa dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Courtney Ware dalam WebMD Health News 28 Februari 2011

UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN

  1. Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
  2. Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
  3. Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
  4. Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
  5. Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
  6. Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
  7. Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
  8. Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.

Sekar Kinasih Healing Therapy

Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum

GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH

UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :

mindhealingtherapy@yahoo.com



,