/* DENGAN MEMANFAATKAN JAM TUBUH AKAN DIPEROLEH KESEHATAN YANG LEBIH BAIK
Jam tubuh yang terletak pada kelenjar hypothalamus memiliki peran yang sangat penting didalam mengatur aktifitas tubuh kita seperti halnya watu tidur dan bangun, suhu tubuh, tekanan darah, aktifitas hormonal dan berbagai fungsi tubuh lainnya.
Menurut Pauline Rosenau, PhD, seorang professor yang bekerja di tiga universitas di Houston, memanfaatkan jam tubuh atau chronomedicine dalam kehidupan akan menghasilkan keadaan kesehatan yang lebih baik..
Dan dalam riset-riset yang dilakukan oleh Michael Smolensky, PhD dan Lynne Lambert telah diperoleh kenyataan bahwa :
Sebagian besar dari penyakit kronis yang menimpa kaum wanita akan menjadi lebih buruk keadaannya pada saat-saat menjelang menstruasi.
Waktu terbaik untuk melakukan Pap smear adalah pada saat mendekati masa ovulasi, karena hasil test yang dilakukan pada saat tersebut ternyata jauh lebih akurat.
Kaum pria mengeluarkan sperma lebih banyak dan lebih cepat pada sore hari, hingga kemungkinan untuk bisa mencapai sel telur lebih besar hingga pembuahan lebih mungkin dapat terwujud. Untuk pasangan yang menginginkan adanya kehamilan, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pada musim semi jumlah sperma ternyata lebih tinggi, sedang dimusim panas sangat rendah. Hingga sore hari, merupakan waktu yang terbaik untuk melakukan hubungan suami istri, agar kehamilan dapat dihasilkan.
Pada hari yang ke 14 dalam siklus menstruasi gairah seksual akan meningkat dan orgasme lebih mudah terjadi.
Jika kita pergi kedokter gigi, coba perhatikan bahwa pembiusan yang diberikan akan bertahan sekitar sekitar 32 menit jika diberikan sore hari, dan hanya 12 menit jika diberikan pada pagi hari.
Mengonsumsi aspirin atau obat anti-inflamasi non-steroid saat makan malam atau sebelum tidur akan lebih efektif didalam mengontrol peradangan serta rasa sakit akibat rheumatoid arthritis, yaitu penyakit radang sendi. Hal itu merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh karena obat tersebut akan berada didalam jaringan semalaman serta pada pagi harinya disaat keadaan proses pembengkakan biasanya memburuk, obat tersebut masih tetap ada disana. Selain itu, cara tersebut akan mengurangi potensi timbulnya efek samping, seperti halnya dengan pendarahan lambung.
Bahwa waktu yang dipergunakan untuk melakukan tes diagnostik jika tidak tepat akan mengacaukan hasilnya. Misalnya jika kita menderita asma, maka keadaan fungsi saluran pernapasan kita akan berubah-rubah sepanjang hari, seperti halnya menjadi lebih baik disore hari dan memburuk di pagi hari. Sehingga, jika kita pergi kedokter sore hari untuk memeriksakannya kembali, maka dokter akan menganggap bahwa perawatan yang diberikan kepada kita telah berjalan dengan baik. Padahal, jika kita pergi memeriksakannya di pagi hari, maka tingkat keparahan penyakit kita akan nampak dengan jelas.
Pengukuran tekanan darah yang dilakukan pada sore hari akan cenderung menunjukan angka yang 20 % lebih tinggi dari jika pengukuran dilakukan di pagi hari. Karena itu, jika kita pergi kedokter sore hari, maka dokter akan menyimpulkan bahwa keadaan tekanan darah kita jauh lebih buruk daripada yang sebenarnya.
Test glaukoma, sebaiknya dilakukan di pagi hari karena pada saat itu tekanan mata sedang mendekati tingkat yang tertingginya.
Beberapa obat kemoterapi seperti halnya dengan 5-fluorouracil, yang dipergunakan untuk mengobati kanker usus, saat yang terbaik untuk dipergunakannya melalui infuse adalah pada saat pasien tidur malam, karena saat itu ditoleransi dengan baik oleh tubuh serta samping yang ditimbulkannya sangat kecil. Tetapi, ada obat kemoterapi lain yang justru paling baik jika diberikan pada pagi hari, karena obat tersebut saat itu ditoleransi baik oleh tubuh.
Untuk benar-benar memanfaatkan kerja chronomedicine, menurut Smolensky, dokter perlu banyak meninggalkan cara-cara lama yang masih dilakukannya pada saat ini. Dalam mengevaluasi pasien, tidak cukup dengan hanya membuat grafik tanda-tanda serta gejala-gejala yang ditemukan saja, tapi merekapun perlu memperhatikan waktu yang dipergunakan untuk mengambil darah, urin atau jaringan tubuh lainnya yang diperlukan untuk melakukan tes diagnostik Bahkan mungkin, perlu mengatur jadwal test yang disesuaikan termasuk yang harus dilakukan dimalam hari . "
Didalam kenyataannya, chronomedicine dapat membantu mengatasi penyakit dengan lebih baik dan dalam jangka yang pendek seperti pilek, flu, sakit kepala dan nyeri punggung. Selain itu, juga dapat membantu mengatasi dengan lebih baik penyakit-penyakit yang lebih parah seperti halnya dengan radang sendi, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kanker, dan penyakit-penyakit lainnya.
Dan "chronotherapy" – dimana pengobatan dilakukan secara proporsional sesuai dengan waktu obat itu ditoleransi tubuh sehingga bisa siang atau malam bahkan mungkin dalam bentuk dosis tunggal tidak lagi berdasarkan dosis harian yang dibagi sama 2, 3, atau 4 kali sehari seperti biasanya. Karena anggapan lama bahwa obat harus diberikan sepanjang hari adalah tidak tepat.
Karena tubuh kita dalam menyerap, mempergunakan serta mengeluarkan obat dari tubuh sebenarnya sangat bervariasi waktunya, hingga menyamakan pemberian obat beberapa kali sehari mungkin akan menjadikan adanya kelebihan maupun kekurangan obat. Didalam hal ini, obat asma serta obat jantung sudah ada yang mulai menerapkan cara ini.
Disarikan dan dialihbahasakan dari tulisan Jeanie Davis dalam WebMD Medical News oleh WS Djaka Panungkas
Blog ini dibuat dengan tujuan untuk dapat menambah wawasan kita bersama di bidang kesehatan, agar kelak kita tidak akan menjadi panik bila suatu saat kita terpaksa harus menghadapinya. Hingga pada "Posting Pertama" serta kelima video dengan judul "Sistim Pemulihan Alami"-nya secara khusus disajikan teori serta cara penerapannya, sedangkan posting-posting berikutnya merupakan paparan temuan-temuan medis yang ada kaitannys dengan teori-teori tersebut.
KOTAK PENCARIAN GOOGLE
Minggu, 28 November 2010
Sabtu, 27 November 2010
HUBUNGAN POLA BERPIKIR DAN TIMBULNYA PENYAKIT DEGENERATIF
/* HUBUNGAN POLA BERPIKIR DAN TIMBULNYA PENYAKIT DEGENERATIF
Pola berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena pola berpikir yang negatip dapat menciptakan situasi keasaman tubuh hingga dua atau tiga kali lipat dari keasaman yang akan terciptakan jika kita mengonsumsi makanan yang bersifat asam.
Jadi, mengelola cara berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk kita lakukan didalam kehidupan.
Karena pikiran maupun apa yang kita ucapkan sebenarnya memiliki dampak fisiologis baik yang positip maupun yang negatip, bagi tubuh kita.
Hal ini, merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh karena cell otak pada saat melakukan proses biologis saat berpikir yang mempergunakan enerji dan menghasilkan limbah proses yang sifatnya asam.
Jika kemudian limbah yang bersifat asam sebagai hasil metabolisme tersebut tidak terbuang dengan baik melalui keempat sistim pembuangan seperti halnya air seni, keringat, tinja dan pernapasan, maka limbah tersebut akan teralirkan kedalam jaringan-jaringan lemak serta jaringan-jaringan ikat.
Hal inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai gejala penyakit seperti halnya dengan lupus, fibromyalgia, artritis, nyeri otot, kelelahan, kelesuan, obesitas, kanker payudara, kanker prostat, gangguan pencernaan, gangguan hati,serangan jantung dan lain-lain.
Luar biasanya, pada saat kita merasakan sedih, tertekan, teringat akan pengalaman-pengalaman yang pahit atau segala sesuatu yang menimbulkan gejolak perasaan, ternyata tingkat produksi keasaaman tubuh kita menjadi jauh lebih besar dari produksi yang dihasilkan oleh seorang yang sedang jogging atau berolah raga.
Padahal, seharusnya pada saat kita berpikir hingga menghasilkan keasaman tubuh secara alami harus secara alami otomatis mengaktifkan sistem basa-buffering agar dapat menetralkan keasaman tersebut.
Akan tetapi, jika keasaman tersebut ternyata tidak tereliminasi, maka akan tercipta masalah kesehatan serius dalam tubuh kita.
Padahal, hanya emosi-emosi positif, seperti halnya dengan perasaan cinta, damai, harapan, iman, dan pengampunan yang memiliki sifat yang mengalkaliskan darah serta jaringan.
Sedangkan emosi negatip seperti halnya dengan kemarahan, kebencian dan lain-lainnya justru menyebabkan meningkatnya keasaman darah serta jaringan. Dan ketakutan, merupakan bentuk emosi negatip yang merupakan penyebab keasaman terkuat diantara emosi-emosi negatip lainnya.
Dari beberapa penelitian ternyata didapatkan temuan bahwa lebih dari 80% serangan jantung sangat erat kaitannya dengan peran faktor emosi yang terpicu. Karena itu, sebenarnya seseorang bukan mati karena serangan jantung, tetapi mati karena pola berpikir sendiri yang menciptakan adanya serangan jantung tersebut.
Dan seseorang akan mustahil untuk memperoleh kesembuhan dari penyakit-penyakit degeneratif yang sedang dialaminya, apabila pola berpikirnya masih dikuasai oleh emosi-emosi yang negatip.
Jika kita mau merubah pola berpikir serta mulai menjalankannya walaupun belum sepenuhnya keluar dari rasa takut, marah, depresi atau marah maka tubuh kita akan berangsur-angsur mulai berubah menjadi alkalis, hingga tubuh kita akan menjadi lebih baik.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas Alibassa dari pembicaraan antara Dr. Robert O. Young penemu ilmu biologi baru dengan Mr. Rick Laurenzi HUBUNGAN POLA BERPIKIR DAN TIMBULNYA PENYAKIT DEGENERATIF
Pola berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena pola berpikir yang negatip dapat menciptakan situasi keasaman tubuh hingga dua atau tiga kali lipat dari keasaman yang akan terciptakan jika kita mengonsumsi makanan yang bersifat asam.
Jadi, mengelola cara berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk kita lakukan didalam kehidupan.
Karena pikiran maupun apa yang kita ucapkan sebenarnya memiliki dampak fisiologis baik yang positip maupun yang negatip, bagi tubuh kita.
Hal ini, merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh karena cell otak pada saat melakukan proses biologis saat berpikir yang mempergunakan enerji dan menghasilkan limbah proses yang sifatnya asam.
Jika kemudian limbah yang bersifat asam sebagai hasil metabolisme tersebut tidak terbuang dengan baik melalui keempat sistim pembuangan seperti halnya air seni, keringat, tinja dan pernapasan, maka limbah tersebut akan teralirkan kedalam jaringan-jaringan lemak serta jaringan-jaringan ikat.
Hal inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai gejala penyakit seperti halnya dengan lupus, fibromyalgia, artritis, nyeri otot, kelelahan, kelesuan, obesitas, kanker payudara, kanker prostat, gangguan pencernaan, gangguan hati,serangan jantung dan lain-lain.
Luar biasanya, pada saat kita merasakan sedih, tertekan, teringat akan pengalaman-pengalaman yang pahit atau segala sesuatu yang menimbulkan gejolak perasaan, ternyata tingkat produksi keasaaman tubuh kita menjadi jauh lebih besar dari produksi yang dihasilkan oleh seorang yang sedang jogging atau berolah raga.
Padahal, seharusnya pada saat kita berpikir hingga menghasilkan keasaman tubuh secara alami harus secara alami otomatis mengaktifkan sistem basa-buffering agar dapat menetralkan keasaman tersebut.
Akan tetapi, jika keasaman tersebut ternyata tidak tereliminasi, maka akan tercipta masalah kesehatan serius dalam tubuh kita.
Padahal, hanya emosi-emosi positif, seperti halnya dengan perasaan cinta, damai, harapan, iman, dan pengampunan yang memiliki sifat yang mengalkaliskan darah serta jaringan.
Sedangkan emosi negatip seperti halnya dengan kemarahan, kebencian dan lain-lainnya justru menyebabkan meningkatnya keasaman darah serta jaringan. Dan ketakutan, merupakan bentuk emosi negatip yang merupakan penyebab keasaman terkuat diantara emosi-emosi negatip lainnya.
Dari beberapa penelitian ternyata didapatkan temuan bahwa lebih dari 80% serangan jantung sangat erat kaitannya dengan peran faktor emosi yang terpicu. Karena itu, sebenarnya seseorang bukan mati karena serangan jantung, tetapi mati karena pola berpikir sendiri yang menciptakan adanya serangan jantung tersebut.
Dan seseorang akan mustahil untuk memperoleh kesembuhan dari penyakit-penyakit degeneratif yang sedang dialaminya, apabila pola berpikirnya masih dikuasai oleh emosi-emosi yang negatip.
Jika kita mau merubah pola berpikir serta mulai menjalankannya walaupun belum sepenuhnya keluar dari rasa takut, marah, depresi atau marah maka tubuh kita akan berangsur-angsur mulai berubah menjadi alkalis, hingga tubuh kita akan menjadi lebih baik.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas Alibassa dari pembicaraan antara Dr. Robert O. Young penemu ilmu biologi baru dengan Mr. Rick Laurenzi
Pola berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena pola berpikir yang negatip dapat menciptakan situasi keasaman tubuh hingga dua atau tiga kali lipat dari keasaman yang akan terciptakan jika kita mengonsumsi makanan yang bersifat asam.
Jadi, mengelola cara berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk kita lakukan didalam kehidupan.
Karena pikiran maupun apa yang kita ucapkan sebenarnya memiliki dampak fisiologis baik yang positip maupun yang negatip, bagi tubuh kita.
Hal ini, merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh karena cell otak pada saat melakukan proses biologis saat berpikir yang mempergunakan enerji dan menghasilkan limbah proses yang sifatnya asam.
Jika kemudian limbah yang bersifat asam sebagai hasil metabolisme tersebut tidak terbuang dengan baik melalui keempat sistim pembuangan seperti halnya air seni, keringat, tinja dan pernapasan, maka limbah tersebut akan teralirkan kedalam jaringan-jaringan lemak serta jaringan-jaringan ikat.
Hal inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai gejala penyakit seperti halnya dengan lupus, fibromyalgia, artritis, nyeri otot, kelelahan, kelesuan, obesitas, kanker payudara, kanker prostat, gangguan pencernaan, gangguan hati,serangan jantung dan lain-lain.
Luar biasanya, pada saat kita merasakan sedih, tertekan, teringat akan pengalaman-pengalaman yang pahit atau segala sesuatu yang menimbulkan gejolak perasaan, ternyata tingkat produksi keasaaman tubuh kita menjadi jauh lebih besar dari produksi yang dihasilkan oleh seorang yang sedang jogging atau berolah raga.
Padahal, seharusnya pada saat kita berpikir hingga menghasilkan keasaman tubuh secara alami harus secara alami otomatis mengaktifkan sistem basa-buffering agar dapat menetralkan keasaman tersebut.
Akan tetapi, jika keasaman tersebut ternyata tidak tereliminasi, maka akan tercipta masalah kesehatan serius dalam tubuh kita.
Padahal, hanya emosi-emosi positif, seperti halnya dengan perasaan cinta, damai, harapan, iman, dan pengampunan yang memiliki sifat yang mengalkaliskan darah serta jaringan.
Sedangkan emosi negatip seperti halnya dengan kemarahan, kebencian dan lain-lainnya justru menyebabkan meningkatnya keasaman darah serta jaringan. Dan ketakutan, merupakan bentuk emosi negatip yang merupakan penyebab keasaman terkuat diantara emosi-emosi negatip lainnya.
Dari beberapa penelitian ternyata didapatkan temuan bahwa lebih dari 80% serangan jantung sangat erat kaitannya dengan peran faktor emosi yang terpicu. Karena itu, sebenarnya seseorang bukan mati karena serangan jantung, tetapi mati karena pola berpikir sendiri yang menciptakan adanya serangan jantung tersebut.
Dan seseorang akan mustahil untuk memperoleh kesembuhan dari penyakit-penyakit degeneratif yang sedang dialaminya, apabila pola berpikirnya masih dikuasai oleh emosi-emosi yang negatip.
Jika kita mau merubah pola berpikir serta mulai menjalankannya walaupun belum sepenuhnya keluar dari rasa takut, marah, depresi atau marah maka tubuh kita akan berangsur-angsur mulai berubah menjadi alkalis, hingga tubuh kita akan menjadi lebih baik.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas Alibassa dari pembicaraan antara Dr. Robert O. Young penemu ilmu biologi baru dengan Mr. Rick Laurenzi HUBUNGAN POLA BERPIKIR DAN TIMBULNYA PENYAKIT DEGENERATIF
Pola berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena pola berpikir yang negatip dapat menciptakan situasi keasaman tubuh hingga dua atau tiga kali lipat dari keasaman yang akan terciptakan jika kita mengonsumsi makanan yang bersifat asam.
Jadi, mengelola cara berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk kita lakukan didalam kehidupan.
Karena pikiran maupun apa yang kita ucapkan sebenarnya memiliki dampak fisiologis baik yang positip maupun yang negatip, bagi tubuh kita.
Hal ini, merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh karena cell otak pada saat melakukan proses biologis saat berpikir yang mempergunakan enerji dan menghasilkan limbah proses yang sifatnya asam.
Jika kemudian limbah yang bersifat asam sebagai hasil metabolisme tersebut tidak terbuang dengan baik melalui keempat sistim pembuangan seperti halnya air seni, keringat, tinja dan pernapasan, maka limbah tersebut akan teralirkan kedalam jaringan-jaringan lemak serta jaringan-jaringan ikat.
Hal inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai gejala penyakit seperti halnya dengan lupus, fibromyalgia, artritis, nyeri otot, kelelahan, kelesuan, obesitas, kanker payudara, kanker prostat, gangguan pencernaan, gangguan hati,serangan jantung dan lain-lain.
Luar biasanya, pada saat kita merasakan sedih, tertekan, teringat akan pengalaman-pengalaman yang pahit atau segala sesuatu yang menimbulkan gejolak perasaan, ternyata tingkat produksi keasaaman tubuh kita menjadi jauh lebih besar dari produksi yang dihasilkan oleh seorang yang sedang jogging atau berolah raga.
Padahal, seharusnya pada saat kita berpikir hingga menghasilkan keasaman tubuh secara alami harus secara alami otomatis mengaktifkan sistem basa-buffering agar dapat menetralkan keasaman tersebut.
Akan tetapi, jika keasaman tersebut ternyata tidak tereliminasi, maka akan tercipta masalah kesehatan serius dalam tubuh kita.
Padahal, hanya emosi-emosi positif, seperti halnya dengan perasaan cinta, damai, harapan, iman, dan pengampunan yang memiliki sifat yang mengalkaliskan darah serta jaringan.
Sedangkan emosi negatip seperti halnya dengan kemarahan, kebencian dan lain-lainnya justru menyebabkan meningkatnya keasaman darah serta jaringan. Dan ketakutan, merupakan bentuk emosi negatip yang merupakan penyebab keasaman terkuat diantara emosi-emosi negatip lainnya.
Dari beberapa penelitian ternyata didapatkan temuan bahwa lebih dari 80% serangan jantung sangat erat kaitannya dengan peran faktor emosi yang terpicu. Karena itu, sebenarnya seseorang bukan mati karena serangan jantung, tetapi mati karena pola berpikir sendiri yang menciptakan adanya serangan jantung tersebut.
Dan seseorang akan mustahil untuk memperoleh kesembuhan dari penyakit-penyakit degeneratif yang sedang dialaminya, apabila pola berpikirnya masih dikuasai oleh emosi-emosi yang negatip.
Jika kita mau merubah pola berpikir serta mulai menjalankannya walaupun belum sepenuhnya keluar dari rasa takut, marah, depresi atau marah maka tubuh kita akan berangsur-angsur mulai berubah menjadi alkalis, hingga tubuh kita akan menjadi lebih baik.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas Alibassa dari pembicaraan antara Dr. Robert O. Young penemu ilmu biologi baru dengan Mr. Rick Laurenzi
Jumat, 26 November 2010
MUDAH KESAL, TERSINGGUNG DAN MARAH-MARAH MEMICU TIMBULNYA SERANGAN JANTUNG
/* MUDAH KESAL, TERSINGGUNG DAN MARAH-MARAH MEMICU TIMBULNYA SERANGAN JANTUNG
Akhir-akhir ini, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Johns Hopkins telah menemukan kenyataan bahwa pria muda yang cenderung cepat bereaksi terhadap stres dengan mengumbar kemarahan, ternyata memiliki resiko untuk mendapatkan serangan jantung yang tiga kali lebih cepat bila dibandingkan dengan mereka-mereka yang memiliki temperamen yang lebih tenang.
Walau pada penelitian-penelitian sebelumnya juga telah terungkap bahwa sifat pemarah seseorang tidak terlepas kaitannya dengan penyakit jantung yang akan dialaminya di kemudian hari, para peneliti tersebut mengatakan bahwa baru kali ini penelitian berhasil menunjukan bahwa kemarahan yang dilakukan diusia muda sangat erat kaitannya dengan serangan jantung yang dialami mereka yang masih berusia dibawah 55 tahun.
Selain hal tersebut, dalam penelitian ini juga terungkap bahwa selain mereka yang mudah mengeluarkan kemarahan, juga mereka-mereka yang suka memendam kemarahan atau sangat mudah tersinggung dan berkeluh kesah ternyata juga memiliki kecenderungan untuk mengalami serangan jantung yang lima kali lebih besar daripada mereka-mereka yang memiliki sifat lebih tenang.
Didalam penelitian tersebut, mereka telah melibatkan 1.337 mahasiswa dari fakultas kedokteran Johns Hopkins yang kuliah antara tahun 1948 dan 1964 serta tahun 1992.
Didalam penelitian ini, mereka masing-masing diberi pertanyaan-pertanyaan yang menegangkan syaraf mereka, agar diketahui karakter mereka masing-masing didalam menanggapi tekanan atau stress.
Meskipun pada akhirnya didapatkan kenyataan bahwa jumlah yang mengalami serangan jantung diantara mereka jumlahnya kecil, akan tetapi secara signifikan ternyata mereka yang memiliki tingkat kemarahan yang lebih tinggi lebih besar jumlahnya yang mengalami serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat kemarahan yang lebih rendah.
Para peneliti tersebut menyatakan bahwa walau belum secara persis diketahui tentang bagaimana kemarahan dapat memberikan kontribusi pada terjadinya penyakit jantung, tetapi respon-respon biologis terhadap stres seperti halnya dengan terjadinya pelepasan adrenalin dan penyempitan pembuluh darah pasti akan memaksa jantung untuk menjadi bekerja lebih keras. Dan setiap stres tambahan akan lebih merusak keadaan jantung, hingga meningkatkan risiko untuk mendapatkan serangan jantung.
Hingga dalam hal ini menurut para peneliti tersebut yang terpenting adalah berusahalah untuk mengelola emosi, karena penelitian-penelitian juga telah membuktikan bahwa mereka yang memiliki penyakit jantung-pun ternyata menjadi lebih baik keadaan jantungnya bila mereka mau mengelola kemarahan mereka.
Dialihbahasa dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Jennifer Warner dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Gary Vogin, MD MUDAH KESAL, TERSINGGUNG DAN MARAH-MARAH MEMICU TIMBULNYA SERANGAN JANTUNG
Akhir-akhir ini, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Johns Hopkins telah menemukan kenyataan bahwa pria muda yang cenderung cepat bereaksi terhadap stres dengan mengumbar kemarahan, ternyata memiliki resiko untuk mendapatkan serangan jantung yang tiga kali lebih cepat bila dibandingkan dengan mereka-mereka yang memiliki temperamen yang lebih tenang.
Walau pada penelitian-penelitian sebelumnya juga telah terungkap bahwa sifat pemarah seseorang tidak terlepas kaitannya dengan penyakit jantung yang akan dialaminya di kemudian hari, para peneliti tersebut mengatakan bahwa baru kali ini penelitian berhasil menunjukan bahwa kemarahan yang dilakukan diusia muda sangat erat kaitannya dengan serangan jantung yang dialami mereka yang masih berusia dibawah 55 tahun.
Selain hal tersebut, dalam penelitian ini juga terungkap bahwa selain mereka yang mudah mengeluarkan kemarahan, juga mereka-mereka yang suka memendam kemarahan atau sangat mudah tersinggung dan berkeluh kesah ternyata juga memiliki kecenderungan untuk mengalami serangan jantung yang lima kali lebih besar daripada mereka-mereka yang memiliki sifat lebih tenang.
Didalam penelitian tersebut, mereka telah melibatkan 1.337 mahasiswa dari fakultas kedokteran Johns Hopkins yang kuliah antara tahun 1948 dan 1964 serta tahun 1992.
Didalam penelitian ini, mereka masing-masing diberi pertanyaan-pertanyaan yang menegangkan syaraf mereka, agar diketahui karakter mereka masing-masing didalam menanggapi tekanan atau stress.
Meskipun pada akhirnya didapatkan kenyataan bahwa jumlah yang mengalami serangan jantung diantara mereka jumlahnya kecil, akan tetapi secara signifikan ternyata mereka yang memiliki tingkat kemarahan yang lebih tinggi lebih besar jumlahnya yang mengalami serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat kemarahan yang lebih rendah.
Para peneliti tersebut menyatakan bahwa walau belum secara persis diketahui tentang bagaimana kemarahan dapat memberikan kontribusi pada terjadinya penyakit jantung, tetapi respon-respon biologis terhadap stres seperti halnya dengan terjadinya pelepasan adrenalin dan penyempitan pembuluh darah pasti akan memaksa jantung untuk menjadi bekerja lebih keras. Dan setiap stres tambahan akan lebih merusak keadaan jantung, hingga meningkatkan risiko untuk mendapatkan serangan jantung.
Hingga dalam hal ini menurut para peneliti tersebut yang terpenting adalah berusahalah untuk mengelola emosi, karena penelitian-penelitian juga telah membuktikan bahwa mereka yang memiliki penyakit jantung-pun ternyata menjadi lebih baik keadaan jantungnya bila mereka mau mengelola kemarahan mereka.
Dialihbahasa dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Jennifer Warner dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Gary Vogin, MD
Akhir-akhir ini, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Johns Hopkins telah menemukan kenyataan bahwa pria muda yang cenderung cepat bereaksi terhadap stres dengan mengumbar kemarahan, ternyata memiliki resiko untuk mendapatkan serangan jantung yang tiga kali lebih cepat bila dibandingkan dengan mereka-mereka yang memiliki temperamen yang lebih tenang.
Walau pada penelitian-penelitian sebelumnya juga telah terungkap bahwa sifat pemarah seseorang tidak terlepas kaitannya dengan penyakit jantung yang akan dialaminya di kemudian hari, para peneliti tersebut mengatakan bahwa baru kali ini penelitian berhasil menunjukan bahwa kemarahan yang dilakukan diusia muda sangat erat kaitannya dengan serangan jantung yang dialami mereka yang masih berusia dibawah 55 tahun.
Selain hal tersebut, dalam penelitian ini juga terungkap bahwa selain mereka yang mudah mengeluarkan kemarahan, juga mereka-mereka yang suka memendam kemarahan atau sangat mudah tersinggung dan berkeluh kesah ternyata juga memiliki kecenderungan untuk mengalami serangan jantung yang lima kali lebih besar daripada mereka-mereka yang memiliki sifat lebih tenang.
Didalam penelitian tersebut, mereka telah melibatkan 1.337 mahasiswa dari fakultas kedokteran Johns Hopkins yang kuliah antara tahun 1948 dan 1964 serta tahun 1992.
Didalam penelitian ini, mereka masing-masing diberi pertanyaan-pertanyaan yang menegangkan syaraf mereka, agar diketahui karakter mereka masing-masing didalam menanggapi tekanan atau stress.
Meskipun pada akhirnya didapatkan kenyataan bahwa jumlah yang mengalami serangan jantung diantara mereka jumlahnya kecil, akan tetapi secara signifikan ternyata mereka yang memiliki tingkat kemarahan yang lebih tinggi lebih besar jumlahnya yang mengalami serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat kemarahan yang lebih rendah.
Para peneliti tersebut menyatakan bahwa walau belum secara persis diketahui tentang bagaimana kemarahan dapat memberikan kontribusi pada terjadinya penyakit jantung, tetapi respon-respon biologis terhadap stres seperti halnya dengan terjadinya pelepasan adrenalin dan penyempitan pembuluh darah pasti akan memaksa jantung untuk menjadi bekerja lebih keras. Dan setiap stres tambahan akan lebih merusak keadaan jantung, hingga meningkatkan risiko untuk mendapatkan serangan jantung.
Hingga dalam hal ini menurut para peneliti tersebut yang terpenting adalah berusahalah untuk mengelola emosi, karena penelitian-penelitian juga telah membuktikan bahwa mereka yang memiliki penyakit jantung-pun ternyata menjadi lebih baik keadaan jantungnya bila mereka mau mengelola kemarahan mereka.
Dialihbahasa dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Jennifer Warner dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Gary Vogin, MD MUDAH KESAL, TERSINGGUNG DAN MARAH-MARAH MEMICU TIMBULNYA SERANGAN JANTUNG
Akhir-akhir ini, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Johns Hopkins telah menemukan kenyataan bahwa pria muda yang cenderung cepat bereaksi terhadap stres dengan mengumbar kemarahan, ternyata memiliki resiko untuk mendapatkan serangan jantung yang tiga kali lebih cepat bila dibandingkan dengan mereka-mereka yang memiliki temperamen yang lebih tenang.
Walau pada penelitian-penelitian sebelumnya juga telah terungkap bahwa sifat pemarah seseorang tidak terlepas kaitannya dengan penyakit jantung yang akan dialaminya di kemudian hari, para peneliti tersebut mengatakan bahwa baru kali ini penelitian berhasil menunjukan bahwa kemarahan yang dilakukan diusia muda sangat erat kaitannya dengan serangan jantung yang dialami mereka yang masih berusia dibawah 55 tahun.
Selain hal tersebut, dalam penelitian ini juga terungkap bahwa selain mereka yang mudah mengeluarkan kemarahan, juga mereka-mereka yang suka memendam kemarahan atau sangat mudah tersinggung dan berkeluh kesah ternyata juga memiliki kecenderungan untuk mengalami serangan jantung yang lima kali lebih besar daripada mereka-mereka yang memiliki sifat lebih tenang.
Didalam penelitian tersebut, mereka telah melibatkan 1.337 mahasiswa dari fakultas kedokteran Johns Hopkins yang kuliah antara tahun 1948 dan 1964 serta tahun 1992.
Didalam penelitian ini, mereka masing-masing diberi pertanyaan-pertanyaan yang menegangkan syaraf mereka, agar diketahui karakter mereka masing-masing didalam menanggapi tekanan atau stress.
Meskipun pada akhirnya didapatkan kenyataan bahwa jumlah yang mengalami serangan jantung diantara mereka jumlahnya kecil, akan tetapi secara signifikan ternyata mereka yang memiliki tingkat kemarahan yang lebih tinggi lebih besar jumlahnya yang mengalami serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat kemarahan yang lebih rendah.
Para peneliti tersebut menyatakan bahwa walau belum secara persis diketahui tentang bagaimana kemarahan dapat memberikan kontribusi pada terjadinya penyakit jantung, tetapi respon-respon biologis terhadap stres seperti halnya dengan terjadinya pelepasan adrenalin dan penyempitan pembuluh darah pasti akan memaksa jantung untuk menjadi bekerja lebih keras. Dan setiap stres tambahan akan lebih merusak keadaan jantung, hingga meningkatkan risiko untuk mendapatkan serangan jantung.
Hingga dalam hal ini menurut para peneliti tersebut yang terpenting adalah berusahalah untuk mengelola emosi, karena penelitian-penelitian juga telah membuktikan bahwa mereka yang memiliki penyakit jantung-pun ternyata menjadi lebih baik keadaan jantungnya bila mereka mau mengelola kemarahan mereka.
Dialihbahasa dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Jennifer Warner dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Gary Vogin, MD
Minggu, 21 November 2010
MENGATUR AGAR WAKTU TIDUR ANAK-ANAK BERMANFAAT BAGI KESEHATAN MEREKA
/* MENGATUR AGAR WAKTU TIDUR ANAK-ANAK BERMANFAAT BAGI KESEHATAN MEREKA
Menurut Shahrad Taheri, MD, PhD, dari England's University of Bristol yang melakukan studi tentang tidur anak-anak dan remaja, waktu tidur yang baik bagi anak-anak dan remaja adalah :
• Untuk usia 1-2 bulan: 10,5-18 jam
• Untuk usia 3-11 bulan: 9-12 jam pada malam hari dan tidur siang 30 menit sampai dua jam, 1 hingga 4 kali sehari
• Untuk usia 1-3 tahun: 12-14 jam
• Untuk usia 3-5 tahun: 11-13 jam
• Untuk usia 5-12 tahun: 10-11 jam
• Untuk usia 11-17 tahun: 8,5-9,25 jam
DAN TIPS AGAR DAPAT TIDUR YANG BAIK MEREKA ADALAH.
• Aturlah waktu tidur dan bangunnya dan jalankan dengan baik
• Buat kamar tidurnya agar suasananya tenang, usahakan lampu dimatikan saat tidur, aturlah tempat tidurnya senyaman mungkin dan atur temperaturnya agar tidak terlalu panas maupun terlalu dingin.
• Tempat tidur harus hanya boleh digunakan untuk tidur.
• Jangan sampai melakukan aktifitas berlebihan beberapa jam sebelum tidur.
• Jangan ada TV, komputer, Hand Phone, Radio dsb di kamar tidur anak-anak.
• Hindari agar tidak makan ditempat tidur.
SERTA TIPS TIDUR TAMBAHAN BAGI REMAJA:
• Hindari meminum minuman berkafein setelah makan siang.
• Hindari nikotin, alkohol, serta penggunaan obat-obatan yang tidak perlu.
• Hindari melakukan kegiatan yang mengganggu waktu tidur (belajar berlebihan, mengirim dan menerima sms atau bermain video game).
• Hindari menggunakan lampu terlalu terang di malam hari.
• Usahakan agar selalu terkena sinar matahari pagi.
• Hindari begadang semalaman.
Disarikan dan dialihbahasakan dari WebMD Medical News yang bersumber asli : Taheri, S. Archives of Disease in Childhood, November 2006; vol 91: pp 881-884. National Sleep Foundation web site oleh WS Djaka Panungkas MENGATUR AGAR WAKTU TIDUR ANAK-ANAK BERMANFAAT BAGI KESEHATAN MEREKA
Menurut Shahrad Taheri, MD, PhD, dari England's University of Bristol yang melakukan studi tentang tidur anak-anak dan remaja, waktu tidur yang baik bagi anak-anak dan remaja adalah :
• Untuk usia 1-2 bulan: 10,5-18 jam
• Untuk usia 3-11 bulan: 9-12 jam pada malam hari dan tidur siang 30 menit sampai dua jam, 1 hingga 4 kali sehari
• Untuk usia 1-3 tahun: 12-14 jam
• Untuk usia 3-5 tahun: 11-13 jam
• Untuk usia 5-12 tahun: 10-11 jam
• Untuk usia 11-17 tahun: 8,5-9,25 jam
DAN TIPS AGAR DAPAT TIDUR YANG BAIK MEREKA ADALAH.
• Aturlah waktu tidur dan bangunnya dan jalankan dengan baik
• Buat kamar tidurnya agar suasananya tenang, usahakan lampu dimatikan saat tidur, aturlah tempat tidurnya senyaman mungkin dan atur temperaturnya agar tidak terlalu panas maupun terlalu dingin.
• Tempat tidur harus hanya boleh digunakan untuk tidur.
• Jangan sampai melakukan aktifitas berlebihan beberapa jam sebelum tidur.
• Jangan ada TV, komputer, Hand Phone, Radio dsb di kamar tidur anak-anak.
• Hindari agar tidak makan ditempat tidur.
SERTA TIPS TIDUR TAMBAHAN BAGI REMAJA:
• Hindari meminum minuman berkafein setelah makan siang.
• Hindari nikotin, alkohol, serta penggunaan obat-obatan yang tidak perlu.
• Hindari melakukan kegiatan yang mengganggu waktu tidur (belajar berlebihan, mengirim dan menerima sms atau bermain video game).
• Hindari menggunakan lampu terlalu terang di malam hari.
• Usahakan agar selalu terkena sinar matahari pagi.
• Hindari begadang semalaman.
Disarikan dan dialihbahasakan dari WebMD Medical News yang bersumber asli : Taheri, S. Archives of Disease in Childhood, November 2006; vol 91: pp 881-884. National Sleep Foundation web site oleh WS Djaka Panungkas
Menurut Shahrad Taheri, MD, PhD, dari England's University of Bristol yang melakukan studi tentang tidur anak-anak dan remaja, waktu tidur yang baik bagi anak-anak dan remaja adalah :
• Untuk usia 1-2 bulan: 10,5-18 jam
• Untuk usia 3-11 bulan: 9-12 jam pada malam hari dan tidur siang 30 menit sampai dua jam, 1 hingga 4 kali sehari
• Untuk usia 1-3 tahun: 12-14 jam
• Untuk usia 3-5 tahun: 11-13 jam
• Untuk usia 5-12 tahun: 10-11 jam
• Untuk usia 11-17 tahun: 8,5-9,25 jam
DAN TIPS AGAR DAPAT TIDUR YANG BAIK MEREKA ADALAH.
• Aturlah waktu tidur dan bangunnya dan jalankan dengan baik
• Buat kamar tidurnya agar suasananya tenang, usahakan lampu dimatikan saat tidur, aturlah tempat tidurnya senyaman mungkin dan atur temperaturnya agar tidak terlalu panas maupun terlalu dingin.
• Tempat tidur harus hanya boleh digunakan untuk tidur.
• Jangan sampai melakukan aktifitas berlebihan beberapa jam sebelum tidur.
• Jangan ada TV, komputer, Hand Phone, Radio dsb di kamar tidur anak-anak.
• Hindari agar tidak makan ditempat tidur.
SERTA TIPS TIDUR TAMBAHAN BAGI REMAJA:
• Hindari meminum minuman berkafein setelah makan siang.
• Hindari nikotin, alkohol, serta penggunaan obat-obatan yang tidak perlu.
• Hindari melakukan kegiatan yang mengganggu waktu tidur (belajar berlebihan, mengirim dan menerima sms atau bermain video game).
• Hindari menggunakan lampu terlalu terang di malam hari.
• Usahakan agar selalu terkena sinar matahari pagi.
• Hindari begadang semalaman.
Disarikan dan dialihbahasakan dari WebMD Medical News yang bersumber asli : Taheri, S. Archives of Disease in Childhood, November 2006; vol 91: pp 881-884. National Sleep Foundation web site oleh WS Djaka Panungkas MENGATUR AGAR WAKTU TIDUR ANAK-ANAK BERMANFAAT BAGI KESEHATAN MEREKA
Menurut Shahrad Taheri, MD, PhD, dari England's University of Bristol yang melakukan studi tentang tidur anak-anak dan remaja, waktu tidur yang baik bagi anak-anak dan remaja adalah :
• Untuk usia 1-2 bulan: 10,5-18 jam
• Untuk usia 3-11 bulan: 9-12 jam pada malam hari dan tidur siang 30 menit sampai dua jam, 1 hingga 4 kali sehari
• Untuk usia 1-3 tahun: 12-14 jam
• Untuk usia 3-5 tahun: 11-13 jam
• Untuk usia 5-12 tahun: 10-11 jam
• Untuk usia 11-17 tahun: 8,5-9,25 jam
DAN TIPS AGAR DAPAT TIDUR YANG BAIK MEREKA ADALAH.
• Aturlah waktu tidur dan bangunnya dan jalankan dengan baik
• Buat kamar tidurnya agar suasananya tenang, usahakan lampu dimatikan saat tidur, aturlah tempat tidurnya senyaman mungkin dan atur temperaturnya agar tidak terlalu panas maupun terlalu dingin.
• Tempat tidur harus hanya boleh digunakan untuk tidur.
• Jangan sampai melakukan aktifitas berlebihan beberapa jam sebelum tidur.
• Jangan ada TV, komputer, Hand Phone, Radio dsb di kamar tidur anak-anak.
• Hindari agar tidak makan ditempat tidur.
SERTA TIPS TIDUR TAMBAHAN BAGI REMAJA:
• Hindari meminum minuman berkafein setelah makan siang.
• Hindari nikotin, alkohol, serta penggunaan obat-obatan yang tidak perlu.
• Hindari melakukan kegiatan yang mengganggu waktu tidur (belajar berlebihan, mengirim dan menerima sms atau bermain video game).
• Hindari menggunakan lampu terlalu terang di malam hari.
• Usahakan agar selalu terkena sinar matahari pagi.
• Hindari begadang semalaman.
Disarikan dan dialihbahasakan dari WebMD Medical News yang bersumber asli : Taheri, S. Archives of Disease in Childhood, November 2006; vol 91: pp 881-884. National Sleep Foundation web site oleh WS Djaka Panungkas
TIPS MENGATASI TIMBULNYA RASA NGANTUK DISIANG HARI
/* TIPS MENGATASI TIMBULNYA RASA NGANTUK DISIANG HARI
Hampir setiap orang pasti pernah merasakan sesekali mengantuk disiang hari. Tapi jika kita merasakannya setiap hari, bahkan pada santai sekalipun, itu berarti kita menderita hypersomnia yang menyebabkan seseorang selalu dilanda ngantuk, bahkan pada saat dia bekerja sekalipun.
Masalah ngantuk di siang hari biasanya tidak terlepas dari apa yang terjadi dimalam harinya. Beberapa malam kurang tidur atau pada saat tidur terganggu akan menurunkan kondisi fisik dan menciptakan ketidak nyamanan.
Kebiasaan tidur malam yang tidak menunjang yang buruk seringkali menjadi penyebab kantuk di siang hari. Sebelum Anda pergi melalui hari lagi pusing dan pemarah, cobalah ini 12 cara untuk Berikut ini, beberapa tips agar kita mampu mengatasinya.
1. CUKUP TIDUR MALAM
Itu memang suatu hal yang jelas harus dilakukan. Akan tetapi, pada prakteknya kita lebih sering untuk cenderung memanfaatkan satu atau dua jam waktu tidur malam kita untuk hal lain yang kita anggap lebih penting, daripada untuk tidur. Padahal, pada kenyataannya seorang dewasa membutuhkan waktu tidur malam antara tujuh hingga sembilan jam dan remaja memerlukan waktu sekitar sembilan jam. Karena itu, sisihkanlah waktu untuk kita tidur malam sekitar delapan hingga sembilan jam sehari.
2. JAUHKAN HAL-HAL YANG DAPAT MENGGANGGU DARI TEMPAT KITA TIDUR.
Avelino Verceles, MD, seorang professor dari University of Maryland School of Medicine dalam hal ini menganjurkan untuk menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur dan usahakan jangan sampai membaca, menonton TV, bermain video game, atau menggunakan laptop di tempat tidur apalagi membicarakan hal bisnis atau berdiskusi.
3. MENGATUR WAKTU BANGUN DAN MENTAATINYA SECARA KONSISTEN.
Bagi yang memiliki masalah ngantuk, dianjurkan untuk berlatih tidur dan bangun tepat waktu sesuai yang dijadwalkan olehnya, termasuk diakhir pekan.
Untuk memulainya, cobalah dengan menentukan waktu bangunnya terlebih dahulu untuk beberapa minggu atau beberapa bulan.
4. KEMUDIAN MULAILAH MENGATUR WAKTU TIDUR YANG TEPAT.
Untuk membentuk jadwal yang konsisten cobalah dengan mempercepat 15 menit dari watu tidur dari yang sudah dilakukan setiap malamnya, hingga waktu yang diinginkan agar bisa tidur malam cukup tercapai . Karena menyesuaikan jadwal secara bertahap seperti ini biasanya akan bekerja lebih baik daripada secara tiba-tiba merubahnya ke waktu yang ditentukan.
5. MENGATUR WAKTU MAKAN
Selain watu tidur, waktu makan-pun harus diatur juga. Karena kekurangan enerji akan menyebabkan kita ngantuk. Dengan demikian, usahakan agar makan malam dilakukan dua atau tiga jam sebelum waktu tidur.
6. OLAH RAGA
Olah raga secara teratur sedikitnya 30 menit setiap harinya akan banyak memberikan manfaat. Olah raga seperti senam aerobic akan menyebabkan kita lebih mudah tidur dan tidurnya akan lebih nyenyak.
Olah raga juga akan membangkitkan enerji serta membuat kita mampu berpikir lebih baik disiang hari. Selama 30 berolah ragas diluar ruangan sehingga terkena sinar matahari akan membantu mengatur pola tidur kita. Akan tetapi, usahakan jangan berolah raga dalam kurun waktu tiga jam sebelum waktu tidur.
7. MENGATUR WAKTU TIDUR
Cobalah menghilangkan tugas-tugas yang tidak terlalu penting untuk dikerjakan malam hari Dan usahakan tidur cukup setiap malam, karena hal tersebut akan sangat membantu kita didalam menyelesaikan setiap tugas.
8. JANGAN PAKSAKAN UNTUK TIDUR JIKA TIDAK NGANTUK
Jika kita pergi ke tempat tidur hanya karena merasa lelah, maka belum tentu kita akan bisa tertidur, Karena itu, bedakan antara rasa ngantuk dengan rasa lelah.
9. JANGAN TIDUR TERLALU SORE
Tidur terlalu sore akan membuat ngantuk siang harinya, karena akan mengganggu waktu tidur malam harinya.
10.BIASAKAN MELAKUKAN RELAKSASI SEBELUM TIDUR
Membiasakan diri untuk melakukan relaksasi sebelum tidur baik dengan cara meditasi, berendam atau mandi dengan air hangat, mendengarkan musik-musik tenang atau membaca buku. Karena hal tersebut akan menghilangkan dampak dari ketegangan yang telah dialami didalam menjalankan aktifitas kerja atau kehidupan sehari-hari.
Minum secangkir teh atau susu hangat juga akan dapat menenangkan, akan tetapi jangan lakukan hal tersebut jika cara tersebut ternyata akan menyebabkan kita terbangun malam hari karena ingin buang air kecil.
12. BERKONSULTASI DENGAN DOKTER.
Walaupun umumnya ngantuk disiang hari disebabkan oleh adanya gangguan tidur dimalam harinya. Tetapi jika kita merasa ngantuk yang berlebihan pada siang hari tersebut secara konsisten selalu terjadi walaupun kita selalu tidur malam cukup. Berhati-hatilah dan pergilah memeriksakan diri kedokter karena ada kemungkinan kita terserang narkolepsi atau sleep apnea yaitu gangguan pernapasan disaat tidur karena jika tidak diobati akan menyebabkan selalu merasa lelah serta ngantuk sepanjang hari.
Karena masalah mengantuk juga dapat merupakan sesuatu yang disebabkan oleh adanya penyakit tertentu atau penggunaan obat-obat tertentu serta kondisi mental tertentu seperti halnya dengan akibat mengalami depresi, gangguan stres akibat trauma atau diliputi kecemasan yang menimbulkan gangguan tidur dimalam harinya, hingga menciptakan rasa ngantuk disiang harinya.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Camille Peri dalam WebMD Feature yang dikaji ulang oleh Brunilda Nazario, MD
.
TIPS MENGATASI TIMBULNYA RASA NGANTUK DISIANG HARI
Hampir setiap orang pasti pernah merasakan sesekali mengantuk disiang hari. Tapi jika kita merasakannya setiap hari, bahkan pada santai sekalipun, itu berarti kita menderita hypersomnia yang menyebabkan seseorang selalu dilanda ngantuk, bahkan pada saat dia bekerja sekalipun.
Masalah ngantuk di siang hari biasanya tidak terlepas dari apa yang terjadi dimalam harinya. Beberapa malam kurang tidur atau pada saat tidur terganggu akan menurunkan kondisi fisik dan menciptakan ketidak nyamanan.
Kebiasaan tidur malam yang tidak menunjang yang buruk seringkali menjadi penyebab kantuk di siang hari. Sebelum Anda pergi melalui hari lagi pusing dan pemarah, cobalah ini 12 cara untuk Berikut ini, beberapa tips agar kita mampu mengatasinya.
1. CUKUP TIDUR MALAM
Itu memang suatu hal yang jelas harus dilakukan. Akan tetapi, pada prakteknya kita lebih sering untuk cenderung memanfaatkan satu atau dua jam waktu tidur malam kita untuk hal lain yang kita anggap lebih penting, daripada untuk tidur. Padahal, pada kenyataannya seorang dewasa membutuhkan waktu tidur malam antara tujuh hingga sembilan jam dan remaja memerlukan waktu sekitar sembilan jam. Karena itu, sisihkanlah waktu untuk kita tidur malam sekitar delapan hingga sembilan jam sehari.
2. JAUHKAN HAL-HAL YANG DAPAT MENGGANGGU DARI TEMPAT KITA TIDUR.
Avelino Verceles, MD, seorang professor dari University of Maryland School of Medicine dalam hal ini menganjurkan untuk menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur dan usahakan jangan sampai membaca, menonton TV, bermain video game, atau menggunakan laptop di tempat tidur apalagi membicarakan hal bisnis atau berdiskusi.
3. MENGATUR WAKTU BANGUN DAN MENTAATINYA SECARA KONSISTEN.
Bagi yang memiliki masalah ngantuk, dianjurkan untuk berlatih tidur dan bangun tepat waktu sesuai yang dijadwalkan olehnya, termasuk diakhir pekan.
Untuk memulainya, cobalah dengan menentukan waktu bangunnya terlebih dahulu untuk beberapa minggu atau beberapa bulan.
4. KEMUDIAN MULAILAH MENGATUR WAKTU TIDUR YANG TEPAT.
Untuk membentuk jadwal yang konsisten cobalah dengan mempercepat 15 menit dari watu tidur dari yang sudah dilakukan setiap malamnya, hingga waktu yang diinginkan agar bisa tidur malam cukup tercapai . Karena menyesuaikan jadwal secara bertahap seperti ini biasanya akan bekerja lebih baik daripada secara tiba-tiba merubahnya ke waktu yang ditentukan.
5. MENGATUR WAKTU MAKAN
Selain watu tidur, waktu makan-pun harus diatur juga. Karena kekurangan enerji akan menyebabkan kita ngantuk. Dengan demikian, usahakan agar makan malam dilakukan dua atau tiga jam sebelum waktu tidur.
6. OLAH RAGA
Olah raga secara teratur sedikitnya 30 menit setiap harinya akan banyak memberikan manfaat. Olah raga seperti senam aerobic akan menyebabkan kita lebih mudah tidur dan tidurnya akan lebih nyenyak.
Olah raga juga akan membangkitkan enerji serta membuat kita mampu berpikir lebih baik disiang hari. Selama 30 berolah ragas diluar ruangan sehingga terkena sinar matahari akan membantu mengatur pola tidur kita. Akan tetapi, usahakan jangan berolah raga dalam kurun waktu tiga jam sebelum waktu tidur.
7. MENGATUR WAKTU TIDUR
Cobalah menghilangkan tugas-tugas yang tidak terlalu penting untuk dikerjakan malam hari Dan usahakan tidur cukup setiap malam, karena hal tersebut akan sangat membantu kita didalam menyelesaikan setiap tugas.
8. JANGAN PAKSAKAN UNTUK TIDUR JIKA TIDAK NGANTUK
Jika kita pergi ke tempat tidur hanya karena merasa lelah, maka belum tentu kita akan bisa tertidur, Karena itu, bedakan antara rasa ngantuk dengan rasa lelah.
9. JANGAN TIDUR TERLALU SORE
Tidur terlalu sore akan membuat ngantuk siang harinya, karena akan mengganggu waktu tidur malam harinya.
10.BIASAKAN MELAKUKAN RELAKSASI SEBELUM TIDUR
Membiasakan diri untuk melakukan relaksasi sebelum tidur baik dengan cara meditasi, berendam atau mandi dengan air hangat, mendengarkan musik-musik tenang atau membaca buku. Karena hal tersebut akan menghilangkan dampak dari ketegangan yang telah dialami didalam menjalankan aktifitas kerja atau kehidupan sehari-hari.
Minum secangkir teh atau susu hangat juga akan dapat menenangkan, akan tetapi jangan lakukan hal tersebut jika cara tersebut ternyata akan menyebabkan kita terbangun malam hari karena ingin buang air kecil.
12. BERKONSULTASI DENGAN DOKTER.
Walaupun umumnya ngantuk disiang hari disebabkan oleh adanya gangguan tidur dimalam harinya. Tetapi jika kita merasa ngantuk yang berlebihan pada siang hari tersebut secara konsisten selalu terjadi walaupun kita selalu tidur malam cukup. Berhati-hatilah dan pergilah memeriksakan diri kedokter karena ada kemungkinan kita terserang narkolepsi atau sleep apnea yaitu gangguan pernapasan disaat tidur karena jika tidak diobati akan menyebabkan selalu merasa lelah serta ngantuk sepanjang hari.
Karena masalah mengantuk juga dapat merupakan sesuatu yang disebabkan oleh adanya penyakit tertentu atau penggunaan obat-obat tertentu serta kondisi mental tertentu seperti halnya dengan akibat mengalami depresi, gangguan stres akibat trauma atau diliputi kecemasan yang menimbulkan gangguan tidur dimalam harinya, hingga menciptakan rasa ngantuk disiang harinya.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Camille Peri dalam WebMD Feature yang dikaji ulang oleh Brunilda Nazario, MD
.
Hampir setiap orang pasti pernah merasakan sesekali mengantuk disiang hari. Tapi jika kita merasakannya setiap hari, bahkan pada santai sekalipun, itu berarti kita menderita hypersomnia yang menyebabkan seseorang selalu dilanda ngantuk, bahkan pada saat dia bekerja sekalipun.
Masalah ngantuk di siang hari biasanya tidak terlepas dari apa yang terjadi dimalam harinya. Beberapa malam kurang tidur atau pada saat tidur terganggu akan menurunkan kondisi fisik dan menciptakan ketidak nyamanan.
Kebiasaan tidur malam yang tidak menunjang yang buruk seringkali menjadi penyebab kantuk di siang hari. Sebelum Anda pergi melalui hari lagi pusing dan pemarah, cobalah ini 12 cara untuk Berikut ini, beberapa tips agar kita mampu mengatasinya.
1. CUKUP TIDUR MALAM
Itu memang suatu hal yang jelas harus dilakukan. Akan tetapi, pada prakteknya kita lebih sering untuk cenderung memanfaatkan satu atau dua jam waktu tidur malam kita untuk hal lain yang kita anggap lebih penting, daripada untuk tidur. Padahal, pada kenyataannya seorang dewasa membutuhkan waktu tidur malam antara tujuh hingga sembilan jam dan remaja memerlukan waktu sekitar sembilan jam. Karena itu, sisihkanlah waktu untuk kita tidur malam sekitar delapan hingga sembilan jam sehari.
2. JAUHKAN HAL-HAL YANG DAPAT MENGGANGGU DARI TEMPAT KITA TIDUR.
Avelino Verceles, MD, seorang professor dari University of Maryland School of Medicine dalam hal ini menganjurkan untuk menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur dan usahakan jangan sampai membaca, menonton TV, bermain video game, atau menggunakan laptop di tempat tidur apalagi membicarakan hal bisnis atau berdiskusi.
3. MENGATUR WAKTU BANGUN DAN MENTAATINYA SECARA KONSISTEN.
Bagi yang memiliki masalah ngantuk, dianjurkan untuk berlatih tidur dan bangun tepat waktu sesuai yang dijadwalkan olehnya, termasuk diakhir pekan.
Untuk memulainya, cobalah dengan menentukan waktu bangunnya terlebih dahulu untuk beberapa minggu atau beberapa bulan.
4. KEMUDIAN MULAILAH MENGATUR WAKTU TIDUR YANG TEPAT.
Untuk membentuk jadwal yang konsisten cobalah dengan mempercepat 15 menit dari watu tidur dari yang sudah dilakukan setiap malamnya, hingga waktu yang diinginkan agar bisa tidur malam cukup tercapai . Karena menyesuaikan jadwal secara bertahap seperti ini biasanya akan bekerja lebih baik daripada secara tiba-tiba merubahnya ke waktu yang ditentukan.
5. MENGATUR WAKTU MAKAN
Selain watu tidur, waktu makan-pun harus diatur juga. Karena kekurangan enerji akan menyebabkan kita ngantuk. Dengan demikian, usahakan agar makan malam dilakukan dua atau tiga jam sebelum waktu tidur.
6. OLAH RAGA
Olah raga secara teratur sedikitnya 30 menit setiap harinya akan banyak memberikan manfaat. Olah raga seperti senam aerobic akan menyebabkan kita lebih mudah tidur dan tidurnya akan lebih nyenyak.
Olah raga juga akan membangkitkan enerji serta membuat kita mampu berpikir lebih baik disiang hari. Selama 30 berolah ragas diluar ruangan sehingga terkena sinar matahari akan membantu mengatur pola tidur kita. Akan tetapi, usahakan jangan berolah raga dalam kurun waktu tiga jam sebelum waktu tidur.
7. MENGATUR WAKTU TIDUR
Cobalah menghilangkan tugas-tugas yang tidak terlalu penting untuk dikerjakan malam hari Dan usahakan tidur cukup setiap malam, karena hal tersebut akan sangat membantu kita didalam menyelesaikan setiap tugas.
8. JANGAN PAKSAKAN UNTUK TIDUR JIKA TIDAK NGANTUK
Jika kita pergi ke tempat tidur hanya karena merasa lelah, maka belum tentu kita akan bisa tertidur, Karena itu, bedakan antara rasa ngantuk dengan rasa lelah.
9. JANGAN TIDUR TERLALU SORE
Tidur terlalu sore akan membuat ngantuk siang harinya, karena akan mengganggu waktu tidur malam harinya.
10.BIASAKAN MELAKUKAN RELAKSASI SEBELUM TIDUR
Membiasakan diri untuk melakukan relaksasi sebelum tidur baik dengan cara meditasi, berendam atau mandi dengan air hangat, mendengarkan musik-musik tenang atau membaca buku. Karena hal tersebut akan menghilangkan dampak dari ketegangan yang telah dialami didalam menjalankan aktifitas kerja atau kehidupan sehari-hari.
Minum secangkir teh atau susu hangat juga akan dapat menenangkan, akan tetapi jangan lakukan hal tersebut jika cara tersebut ternyata akan menyebabkan kita terbangun malam hari karena ingin buang air kecil.
12. BERKONSULTASI DENGAN DOKTER.
Walaupun umumnya ngantuk disiang hari disebabkan oleh adanya gangguan tidur dimalam harinya. Tetapi jika kita merasa ngantuk yang berlebihan pada siang hari tersebut secara konsisten selalu terjadi walaupun kita selalu tidur malam cukup. Berhati-hatilah dan pergilah memeriksakan diri kedokter karena ada kemungkinan kita terserang narkolepsi atau sleep apnea yaitu gangguan pernapasan disaat tidur karena jika tidak diobati akan menyebabkan selalu merasa lelah serta ngantuk sepanjang hari.
Karena masalah mengantuk juga dapat merupakan sesuatu yang disebabkan oleh adanya penyakit tertentu atau penggunaan obat-obat tertentu serta kondisi mental tertentu seperti halnya dengan akibat mengalami depresi, gangguan stres akibat trauma atau diliputi kecemasan yang menimbulkan gangguan tidur dimalam harinya, hingga menciptakan rasa ngantuk disiang harinya.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Camille Peri dalam WebMD Feature yang dikaji ulang oleh Brunilda Nazario, MD
.
TIPS MENGATASI TIMBULNYA RASA NGANTUK DISIANG HARI
Hampir setiap orang pasti pernah merasakan sesekali mengantuk disiang hari. Tapi jika kita merasakannya setiap hari, bahkan pada santai sekalipun, itu berarti kita menderita hypersomnia yang menyebabkan seseorang selalu dilanda ngantuk, bahkan pada saat dia bekerja sekalipun.
Masalah ngantuk di siang hari biasanya tidak terlepas dari apa yang terjadi dimalam harinya. Beberapa malam kurang tidur atau pada saat tidur terganggu akan menurunkan kondisi fisik dan menciptakan ketidak nyamanan.
Kebiasaan tidur malam yang tidak menunjang yang buruk seringkali menjadi penyebab kantuk di siang hari. Sebelum Anda pergi melalui hari lagi pusing dan pemarah, cobalah ini 12 cara untuk Berikut ini, beberapa tips agar kita mampu mengatasinya.
1. CUKUP TIDUR MALAM
Itu memang suatu hal yang jelas harus dilakukan. Akan tetapi, pada prakteknya kita lebih sering untuk cenderung memanfaatkan satu atau dua jam waktu tidur malam kita untuk hal lain yang kita anggap lebih penting, daripada untuk tidur. Padahal, pada kenyataannya seorang dewasa membutuhkan waktu tidur malam antara tujuh hingga sembilan jam dan remaja memerlukan waktu sekitar sembilan jam. Karena itu, sisihkanlah waktu untuk kita tidur malam sekitar delapan hingga sembilan jam sehari.
2. JAUHKAN HAL-HAL YANG DAPAT MENGGANGGU DARI TEMPAT KITA TIDUR.
Avelino Verceles, MD, seorang professor dari University of Maryland School of Medicine dalam hal ini menganjurkan untuk menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur dan usahakan jangan sampai membaca, menonton TV, bermain video game, atau menggunakan laptop di tempat tidur apalagi membicarakan hal bisnis atau berdiskusi.
3. MENGATUR WAKTU BANGUN DAN MENTAATINYA SECARA KONSISTEN.
Bagi yang memiliki masalah ngantuk, dianjurkan untuk berlatih tidur dan bangun tepat waktu sesuai yang dijadwalkan olehnya, termasuk diakhir pekan.
Untuk memulainya, cobalah dengan menentukan waktu bangunnya terlebih dahulu untuk beberapa minggu atau beberapa bulan.
4. KEMUDIAN MULAILAH MENGATUR WAKTU TIDUR YANG TEPAT.
Untuk membentuk jadwal yang konsisten cobalah dengan mempercepat 15 menit dari watu tidur dari yang sudah dilakukan setiap malamnya, hingga waktu yang diinginkan agar bisa tidur malam cukup tercapai . Karena menyesuaikan jadwal secara bertahap seperti ini biasanya akan bekerja lebih baik daripada secara tiba-tiba merubahnya ke waktu yang ditentukan.
5. MENGATUR WAKTU MAKAN
Selain watu tidur, waktu makan-pun harus diatur juga. Karena kekurangan enerji akan menyebabkan kita ngantuk. Dengan demikian, usahakan agar makan malam dilakukan dua atau tiga jam sebelum waktu tidur.
6. OLAH RAGA
Olah raga secara teratur sedikitnya 30 menit setiap harinya akan banyak memberikan manfaat. Olah raga seperti senam aerobic akan menyebabkan kita lebih mudah tidur dan tidurnya akan lebih nyenyak.
Olah raga juga akan membangkitkan enerji serta membuat kita mampu berpikir lebih baik disiang hari. Selama 30 berolah ragas diluar ruangan sehingga terkena sinar matahari akan membantu mengatur pola tidur kita. Akan tetapi, usahakan jangan berolah raga dalam kurun waktu tiga jam sebelum waktu tidur.
7. MENGATUR WAKTU TIDUR
Cobalah menghilangkan tugas-tugas yang tidak terlalu penting untuk dikerjakan malam hari Dan usahakan tidur cukup setiap malam, karena hal tersebut akan sangat membantu kita didalam menyelesaikan setiap tugas.
8. JANGAN PAKSAKAN UNTUK TIDUR JIKA TIDAK NGANTUK
Jika kita pergi ke tempat tidur hanya karena merasa lelah, maka belum tentu kita akan bisa tertidur, Karena itu, bedakan antara rasa ngantuk dengan rasa lelah.
9. JANGAN TIDUR TERLALU SORE
Tidur terlalu sore akan membuat ngantuk siang harinya, karena akan mengganggu waktu tidur malam harinya.
10.BIASAKAN MELAKUKAN RELAKSASI SEBELUM TIDUR
Membiasakan diri untuk melakukan relaksasi sebelum tidur baik dengan cara meditasi, berendam atau mandi dengan air hangat, mendengarkan musik-musik tenang atau membaca buku. Karena hal tersebut akan menghilangkan dampak dari ketegangan yang telah dialami didalam menjalankan aktifitas kerja atau kehidupan sehari-hari.
Minum secangkir teh atau susu hangat juga akan dapat menenangkan, akan tetapi jangan lakukan hal tersebut jika cara tersebut ternyata akan menyebabkan kita terbangun malam hari karena ingin buang air kecil.
12. BERKONSULTASI DENGAN DOKTER.
Walaupun umumnya ngantuk disiang hari disebabkan oleh adanya gangguan tidur dimalam harinya. Tetapi jika kita merasa ngantuk yang berlebihan pada siang hari tersebut secara konsisten selalu terjadi walaupun kita selalu tidur malam cukup. Berhati-hatilah dan pergilah memeriksakan diri kedokter karena ada kemungkinan kita terserang narkolepsi atau sleep apnea yaitu gangguan pernapasan disaat tidur karena jika tidak diobati akan menyebabkan selalu merasa lelah serta ngantuk sepanjang hari.
Karena masalah mengantuk juga dapat merupakan sesuatu yang disebabkan oleh adanya penyakit tertentu atau penggunaan obat-obat tertentu serta kondisi mental tertentu seperti halnya dengan akibat mengalami depresi, gangguan stres akibat trauma atau diliputi kecemasan yang menimbulkan gangguan tidur dimalam harinya, hingga menciptakan rasa ngantuk disiang harinya.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Camille Peri dalam WebMD Feature yang dikaji ulang oleh Brunilda Nazario, MD
.
Jumat, 19 November 2010
KURANG TIDUR DAN PERMASALAHANNYA
/* KURANG TIDUR DAN PERMASALAHANNYA
Ngantuk dapat mempengaruhi kemampuan mempertimbangkan, menurunkan kemampuan kerja, menurunkan semangat, serta membahayakan keselamatan.
Jika kita sering tidak mampu untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya adalah merupakan sesuatu yang sangat kita kuasai dan sulit untuk berkonsentrasi, maka itu merupakan salah satu pertanda bahwa kita kekurangan tidur malam.
Karena kurang tidur akan menyebabkan kita tidak mampu untuk berpikir jernih dan mudah emosi.
Bahkan para peneliti telah menemukan kenyataan bahwa rasa ngantuk akibat kurang tidur akan menurunkan kemampuan kerja, merusak relasi, mudah memicu kemarahan dan menjerumuskan kita pada suasana depresi.
Umumnya, seseorang menjadi terbiasa untuk kurang tidur sebagai akibat dari adanya ketidak tahuan dirinya bahwa tidur malam adalah sesuatu yang harus dilakukan agar kita dapat memiliki kesehatan fisik maupun mental yang baik.
Karena, tidur mampu meningkatkan kemampuan belajar, menguatkan memori, serta memperluas sudut pandang.
Menurut Barry Krakow, MD, medical director of Maimonides Sleep Arts and Sciences, Ltd. di Albuquerque, pada saat tidur tanpa kita sadari kita menyimpan enerji. Dan saat itu juga, tubuh memperbaiki dan memulihkan dirinya sendiri secara alami. Hingga tanpa kita cukup tidur maka akan sangat sulit bagi kita untuk dapat memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik.
DAMPAK KURANG TIDUR
• Rasa ngantuk menyebabkan proses berpikir menjadi lambat. Para ilmuwan menemukan kenyataan bahwa kurang tidur akan menyebabkan menurunnya kewaspadaan dan kemampuan berkonsentrasi serta mempersulit seseorang untuk memusatkan perhatian hingga menghambat kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang sangat membutuhkan penggunaan pikiran dan akal sehat.
Rasa ngantuk juga menurunkan kemampuan seseorang dalam memberi pertimbangan yang baik, hingga akan menyulitkan didalam mengambil keputusan, karena tidak akan dapat memahami situasi sebenarnya yang diperlukan untuk membuat pertimbangan tentang tindakan apa yang tepat untuk dilakukan.
• Didalam keadaan mengantuk kemampuan untuk dapat mengingat akan terganggu. Penelitian telah menunjukkan bahwa koneksi saraf yang membuat seseorang mampu untuk mengingat, diperkuat pada saat tidur. Menurut Avelino Verceles, MD, dari University of Maryland School of Medicine, selama tidur terjadi proses penyimpanan data tentang apa yang kita telah pelajari serta alami pada hari sebelumnya, ke dalam ingatan.
Dan tampaknya, setiap tahap selama tidur memiliki peran yang berbeda dalam menyimpan data kedalam ingatan. Karena itu, jika tidur terganggu maka proses penyimpanan datanya juga akan menjadi terganggu.
Dan ketika kita sedang mengantuk, kita mungkin akan menjadi pelupa, mudah salah tingkah, tidak mampu memperhatikan maupun berkonsentrasi hingga melemahkan daya ingat.
• Kurang tidur menyulitkan dalam belajar. Kurang tidur akan mempengaruhi kemampuan dalam belajar, sebagai akibat dari dua hal :
Petama-tama, karena didalam keadaan mengantuk tidak mungkin mampu untuk memperhatikan hingga akan sulit untuk mengingat informasi-informasi yang telah diterima.
Hal yang kedua, karena mengantuk sangat mempengaruhi kemampuan mengingat yang merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki saat belajar.
Pada anak-anak, mengantuk dapat menyebabkannya menjadi hiperaktif hingga mengganggu waktu belajarnya. Sedangkan pada remaja, rasa ngantuk akan mengganggu kemampuannya didalam memperhatikan, mengganggu ketekunan serta mengganggu daya ingatnya.
Ngantuk juga membuat reaksi tubuh menjadi lambat. Hingga akan menjadi masalah disaat mengemudikan kendaraan serta melakukan tugas atau pekerjaan yang membutuhkan adanya reaksi yang cepat.
Orang-orang yang memiliki resiko tinggi untuk dapat mengalami kecelakaan kendaraan akibat ngantuk, adalah para pekerja shift malam atau yang jam kerjanya terlalu lama dan tidak teratur serta orang-orang yang mengalami gangguan tidur.
Kurang tidur juga dapat mengubah prilaku, seperti halnya memudahkan seseorang untuk menjadi marah-marah atau kurang mampu menghadapi stres.
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari University of North Texas menemukan kenyataan bahwa orang-orang dengan insomnia memiliki kemungkinan untuk mengalami 10 kali lipat lebih banyak depresi dan17 kali lipat lebih banyak mengalami kecemasan bila dibandingkan dengan orang-orang yang tidurnya cukup.
Tetapi karena kebutuhan akan tidur untuk setiap orang pada kenyataannya satu sama lain berbeda, maka para ahli mengatakan bahwa cara terbaik untuk mengukur cukup tidaknya waktu tidur adalah dengan merasakan apa yang dirasakan saat bangun, yaitu jika sudah tidak mengantuk, merasa segar sepanjang hari serta baru mulai mengantuk kembali disaat mendekati waktu tidur yang biasa dilakukan, maka itu merupakan tanda bahwa waktu tidur telah cukup terpenuhi dan sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk dapat menjalankan proses-prosesnya saat tidur tadi.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Camille Peri dalam WebMD Feature dan dikaji ulang oleh Michael W. Smith, MD KURANG TIDUR DAN PERMASALAHANNYA
Ngantuk dapat mempengaruhi kemampuan mempertimbangkan, menurunkan kemampuan kerja, menurunkan semangat, serta membahayakan keselamatan.
Jika kita sering tidak mampu untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya adalah merupakan sesuatu yang sangat kita kuasai dan sulit untuk berkonsentrasi, maka itu merupakan salah satu pertanda bahwa kita kekurangan tidur malam.
Karena kurang tidur akan menyebabkan kita tidak mampu untuk berpikir jernih dan mudah emosi.
Bahkan para peneliti telah menemukan kenyataan bahwa rasa ngantuk akibat kurang tidur akan menurunkan kemampuan kerja, merusak relasi, mudah memicu kemarahan dan menjerumuskan kita pada suasana depresi.
Umumnya, seseorang menjadi terbiasa untuk kurang tidur sebagai akibat dari adanya ketidak tahuan dirinya bahwa tidur malam adalah sesuatu yang harus dilakukan agar kita dapat memiliki kesehatan fisik maupun mental yang baik.
Karena, tidur mampu meningkatkan kemampuan belajar, menguatkan memori, serta memperluas sudut pandang.
Menurut Barry Krakow, MD, medical director of Maimonides Sleep Arts and Sciences, Ltd. di Albuquerque, pada saat tidur tanpa kita sadari kita menyimpan enerji. Dan saat itu juga, tubuh memperbaiki dan memulihkan dirinya sendiri secara alami. Hingga tanpa kita cukup tidur maka akan sangat sulit bagi kita untuk dapat memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik.
DAMPAK KURANG TIDUR
• Rasa ngantuk menyebabkan proses berpikir menjadi lambat. Para ilmuwan menemukan kenyataan bahwa kurang tidur akan menyebabkan menurunnya kewaspadaan dan kemampuan berkonsentrasi serta mempersulit seseorang untuk memusatkan perhatian hingga menghambat kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang sangat membutuhkan penggunaan pikiran dan akal sehat.
Rasa ngantuk juga menurunkan kemampuan seseorang dalam memberi pertimbangan yang baik, hingga akan menyulitkan didalam mengambil keputusan, karena tidak akan dapat memahami situasi sebenarnya yang diperlukan untuk membuat pertimbangan tentang tindakan apa yang tepat untuk dilakukan.
• Didalam keadaan mengantuk kemampuan untuk dapat mengingat akan terganggu. Penelitian telah menunjukkan bahwa koneksi saraf yang membuat seseorang mampu untuk mengingat, diperkuat pada saat tidur. Menurut Avelino Verceles, MD, dari University of Maryland School of Medicine, selama tidur terjadi proses penyimpanan data tentang apa yang kita telah pelajari serta alami pada hari sebelumnya, ke dalam ingatan.
Dan tampaknya, setiap tahap selama tidur memiliki peran yang berbeda dalam menyimpan data kedalam ingatan. Karena itu, jika tidur terganggu maka proses penyimpanan datanya juga akan menjadi terganggu.
Dan ketika kita sedang mengantuk, kita mungkin akan menjadi pelupa, mudah salah tingkah, tidak mampu memperhatikan maupun berkonsentrasi hingga melemahkan daya ingat.
• Kurang tidur menyulitkan dalam belajar. Kurang tidur akan mempengaruhi kemampuan dalam belajar, sebagai akibat dari dua hal :
Petama-tama, karena didalam keadaan mengantuk tidak mungkin mampu untuk memperhatikan hingga akan sulit untuk mengingat informasi-informasi yang telah diterima.
Hal yang kedua, karena mengantuk sangat mempengaruhi kemampuan mengingat yang merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki saat belajar.
Pada anak-anak, mengantuk dapat menyebabkannya menjadi hiperaktif hingga mengganggu waktu belajarnya. Sedangkan pada remaja, rasa ngantuk akan mengganggu kemampuannya didalam memperhatikan, mengganggu ketekunan serta mengganggu daya ingatnya.
Ngantuk juga membuat reaksi tubuh menjadi lambat. Hingga akan menjadi masalah disaat mengemudikan kendaraan serta melakukan tugas atau pekerjaan yang membutuhkan adanya reaksi yang cepat.
Orang-orang yang memiliki resiko tinggi untuk dapat mengalami kecelakaan kendaraan akibat ngantuk, adalah para pekerja shift malam atau yang jam kerjanya terlalu lama dan tidak teratur serta orang-orang yang mengalami gangguan tidur.
Kurang tidur juga dapat mengubah prilaku, seperti halnya memudahkan seseorang untuk menjadi marah-marah atau kurang mampu menghadapi stres.
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari University of North Texas menemukan kenyataan bahwa orang-orang dengan insomnia memiliki kemungkinan untuk mengalami 10 kali lipat lebih banyak depresi dan17 kali lipat lebih banyak mengalami kecemasan bila dibandingkan dengan orang-orang yang tidurnya cukup.
Tetapi karena kebutuhan akan tidur untuk setiap orang pada kenyataannya satu sama lain berbeda, maka para ahli mengatakan bahwa cara terbaik untuk mengukur cukup tidaknya waktu tidur adalah dengan merasakan apa yang dirasakan saat bangun, yaitu jika sudah tidak mengantuk, merasa segar sepanjang hari serta baru mulai mengantuk kembali disaat mendekati waktu tidur yang biasa dilakukan, maka itu merupakan tanda bahwa waktu tidur telah cukup terpenuhi dan sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk dapat menjalankan proses-prosesnya saat tidur tadi.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Camille Peri dalam WebMD Feature dan dikaji ulang oleh Michael W. Smith, MD
Ngantuk dapat mempengaruhi kemampuan mempertimbangkan, menurunkan kemampuan kerja, menurunkan semangat, serta membahayakan keselamatan.
Jika kita sering tidak mampu untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya adalah merupakan sesuatu yang sangat kita kuasai dan sulit untuk berkonsentrasi, maka itu merupakan salah satu pertanda bahwa kita kekurangan tidur malam.
Karena kurang tidur akan menyebabkan kita tidak mampu untuk berpikir jernih dan mudah emosi.
Bahkan para peneliti telah menemukan kenyataan bahwa rasa ngantuk akibat kurang tidur akan menurunkan kemampuan kerja, merusak relasi, mudah memicu kemarahan dan menjerumuskan kita pada suasana depresi.
Umumnya, seseorang menjadi terbiasa untuk kurang tidur sebagai akibat dari adanya ketidak tahuan dirinya bahwa tidur malam adalah sesuatu yang harus dilakukan agar kita dapat memiliki kesehatan fisik maupun mental yang baik.
Karena, tidur mampu meningkatkan kemampuan belajar, menguatkan memori, serta memperluas sudut pandang.
Menurut Barry Krakow, MD, medical director of Maimonides Sleep Arts and Sciences, Ltd. di Albuquerque, pada saat tidur tanpa kita sadari kita menyimpan enerji. Dan saat itu juga, tubuh memperbaiki dan memulihkan dirinya sendiri secara alami. Hingga tanpa kita cukup tidur maka akan sangat sulit bagi kita untuk dapat memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik.
DAMPAK KURANG TIDUR
• Rasa ngantuk menyebabkan proses berpikir menjadi lambat. Para ilmuwan menemukan kenyataan bahwa kurang tidur akan menyebabkan menurunnya kewaspadaan dan kemampuan berkonsentrasi serta mempersulit seseorang untuk memusatkan perhatian hingga menghambat kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang sangat membutuhkan penggunaan pikiran dan akal sehat.
Rasa ngantuk juga menurunkan kemampuan seseorang dalam memberi pertimbangan yang baik, hingga akan menyulitkan didalam mengambil keputusan, karena tidak akan dapat memahami situasi sebenarnya yang diperlukan untuk membuat pertimbangan tentang tindakan apa yang tepat untuk dilakukan.
• Didalam keadaan mengantuk kemampuan untuk dapat mengingat akan terganggu. Penelitian telah menunjukkan bahwa koneksi saraf yang membuat seseorang mampu untuk mengingat, diperkuat pada saat tidur. Menurut Avelino Verceles, MD, dari University of Maryland School of Medicine, selama tidur terjadi proses penyimpanan data tentang apa yang kita telah pelajari serta alami pada hari sebelumnya, ke dalam ingatan.
Dan tampaknya, setiap tahap selama tidur memiliki peran yang berbeda dalam menyimpan data kedalam ingatan. Karena itu, jika tidur terganggu maka proses penyimpanan datanya juga akan menjadi terganggu.
Dan ketika kita sedang mengantuk, kita mungkin akan menjadi pelupa, mudah salah tingkah, tidak mampu memperhatikan maupun berkonsentrasi hingga melemahkan daya ingat.
• Kurang tidur menyulitkan dalam belajar. Kurang tidur akan mempengaruhi kemampuan dalam belajar, sebagai akibat dari dua hal :
Petama-tama, karena didalam keadaan mengantuk tidak mungkin mampu untuk memperhatikan hingga akan sulit untuk mengingat informasi-informasi yang telah diterima.
Hal yang kedua, karena mengantuk sangat mempengaruhi kemampuan mengingat yang merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki saat belajar.
Pada anak-anak, mengantuk dapat menyebabkannya menjadi hiperaktif hingga mengganggu waktu belajarnya. Sedangkan pada remaja, rasa ngantuk akan mengganggu kemampuannya didalam memperhatikan, mengganggu ketekunan serta mengganggu daya ingatnya.
Ngantuk juga membuat reaksi tubuh menjadi lambat. Hingga akan menjadi masalah disaat mengemudikan kendaraan serta melakukan tugas atau pekerjaan yang membutuhkan adanya reaksi yang cepat.
Orang-orang yang memiliki resiko tinggi untuk dapat mengalami kecelakaan kendaraan akibat ngantuk, adalah para pekerja shift malam atau yang jam kerjanya terlalu lama dan tidak teratur serta orang-orang yang mengalami gangguan tidur.
Kurang tidur juga dapat mengubah prilaku, seperti halnya memudahkan seseorang untuk menjadi marah-marah atau kurang mampu menghadapi stres.
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari University of North Texas menemukan kenyataan bahwa orang-orang dengan insomnia memiliki kemungkinan untuk mengalami 10 kali lipat lebih banyak depresi dan17 kali lipat lebih banyak mengalami kecemasan bila dibandingkan dengan orang-orang yang tidurnya cukup.
Tetapi karena kebutuhan akan tidur untuk setiap orang pada kenyataannya satu sama lain berbeda, maka para ahli mengatakan bahwa cara terbaik untuk mengukur cukup tidaknya waktu tidur adalah dengan merasakan apa yang dirasakan saat bangun, yaitu jika sudah tidak mengantuk, merasa segar sepanjang hari serta baru mulai mengantuk kembali disaat mendekati waktu tidur yang biasa dilakukan, maka itu merupakan tanda bahwa waktu tidur telah cukup terpenuhi dan sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk dapat menjalankan proses-prosesnya saat tidur tadi.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Camille Peri dalam WebMD Feature dan dikaji ulang oleh Michael W. Smith, MD KURANG TIDUR DAN PERMASALAHANNYA
Ngantuk dapat mempengaruhi kemampuan mempertimbangkan, menurunkan kemampuan kerja, menurunkan semangat, serta membahayakan keselamatan.
Jika kita sering tidak mampu untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya adalah merupakan sesuatu yang sangat kita kuasai dan sulit untuk berkonsentrasi, maka itu merupakan salah satu pertanda bahwa kita kekurangan tidur malam.
Karena kurang tidur akan menyebabkan kita tidak mampu untuk berpikir jernih dan mudah emosi.
Bahkan para peneliti telah menemukan kenyataan bahwa rasa ngantuk akibat kurang tidur akan menurunkan kemampuan kerja, merusak relasi, mudah memicu kemarahan dan menjerumuskan kita pada suasana depresi.
Umumnya, seseorang menjadi terbiasa untuk kurang tidur sebagai akibat dari adanya ketidak tahuan dirinya bahwa tidur malam adalah sesuatu yang harus dilakukan agar kita dapat memiliki kesehatan fisik maupun mental yang baik.
Karena, tidur mampu meningkatkan kemampuan belajar, menguatkan memori, serta memperluas sudut pandang.
Menurut Barry Krakow, MD, medical director of Maimonides Sleep Arts and Sciences, Ltd. di Albuquerque, pada saat tidur tanpa kita sadari kita menyimpan enerji. Dan saat itu juga, tubuh memperbaiki dan memulihkan dirinya sendiri secara alami. Hingga tanpa kita cukup tidur maka akan sangat sulit bagi kita untuk dapat memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik.
DAMPAK KURANG TIDUR
• Rasa ngantuk menyebabkan proses berpikir menjadi lambat. Para ilmuwan menemukan kenyataan bahwa kurang tidur akan menyebabkan menurunnya kewaspadaan dan kemampuan berkonsentrasi serta mempersulit seseorang untuk memusatkan perhatian hingga menghambat kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang sangat membutuhkan penggunaan pikiran dan akal sehat.
Rasa ngantuk juga menurunkan kemampuan seseorang dalam memberi pertimbangan yang baik, hingga akan menyulitkan didalam mengambil keputusan, karena tidak akan dapat memahami situasi sebenarnya yang diperlukan untuk membuat pertimbangan tentang tindakan apa yang tepat untuk dilakukan.
• Didalam keadaan mengantuk kemampuan untuk dapat mengingat akan terganggu. Penelitian telah menunjukkan bahwa koneksi saraf yang membuat seseorang mampu untuk mengingat, diperkuat pada saat tidur. Menurut Avelino Verceles, MD, dari University of Maryland School of Medicine, selama tidur terjadi proses penyimpanan data tentang apa yang kita telah pelajari serta alami pada hari sebelumnya, ke dalam ingatan.
Dan tampaknya, setiap tahap selama tidur memiliki peran yang berbeda dalam menyimpan data kedalam ingatan. Karena itu, jika tidur terganggu maka proses penyimpanan datanya juga akan menjadi terganggu.
Dan ketika kita sedang mengantuk, kita mungkin akan menjadi pelupa, mudah salah tingkah, tidak mampu memperhatikan maupun berkonsentrasi hingga melemahkan daya ingat.
• Kurang tidur menyulitkan dalam belajar. Kurang tidur akan mempengaruhi kemampuan dalam belajar, sebagai akibat dari dua hal :
Petama-tama, karena didalam keadaan mengantuk tidak mungkin mampu untuk memperhatikan hingga akan sulit untuk mengingat informasi-informasi yang telah diterima.
Hal yang kedua, karena mengantuk sangat mempengaruhi kemampuan mengingat yang merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dimiliki saat belajar.
Pada anak-anak, mengantuk dapat menyebabkannya menjadi hiperaktif hingga mengganggu waktu belajarnya. Sedangkan pada remaja, rasa ngantuk akan mengganggu kemampuannya didalam memperhatikan, mengganggu ketekunan serta mengganggu daya ingatnya.
Ngantuk juga membuat reaksi tubuh menjadi lambat. Hingga akan menjadi masalah disaat mengemudikan kendaraan serta melakukan tugas atau pekerjaan yang membutuhkan adanya reaksi yang cepat.
Orang-orang yang memiliki resiko tinggi untuk dapat mengalami kecelakaan kendaraan akibat ngantuk, adalah para pekerja shift malam atau yang jam kerjanya terlalu lama dan tidak teratur serta orang-orang yang mengalami gangguan tidur.
Kurang tidur juga dapat mengubah prilaku, seperti halnya memudahkan seseorang untuk menjadi marah-marah atau kurang mampu menghadapi stres.
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari University of North Texas menemukan kenyataan bahwa orang-orang dengan insomnia memiliki kemungkinan untuk mengalami 10 kali lipat lebih banyak depresi dan17 kali lipat lebih banyak mengalami kecemasan bila dibandingkan dengan orang-orang yang tidurnya cukup.
Tetapi karena kebutuhan akan tidur untuk setiap orang pada kenyataannya satu sama lain berbeda, maka para ahli mengatakan bahwa cara terbaik untuk mengukur cukup tidaknya waktu tidur adalah dengan merasakan apa yang dirasakan saat bangun, yaitu jika sudah tidak mengantuk, merasa segar sepanjang hari serta baru mulai mengantuk kembali disaat mendekati waktu tidur yang biasa dilakukan, maka itu merupakan tanda bahwa waktu tidur telah cukup terpenuhi dan sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk dapat menjalankan proses-prosesnya saat tidur tadi.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Camille Peri dalam WebMD Feature dan dikaji ulang oleh Michael W. Smith, MD
Rabu, 17 November 2010
TEMPAT BERKEMBANG BIAK BAKTERI DAN VIRUS TIDAK TERDUGA SEKITAR KITA
/* TEMPAT BERKEMBANG BIAK BAKTERI DAN VIRUS TIDAK TERDUGA SEKITAR KITA
Jasad renik seperti halnya dengan virus influenza serta bakteri didalam kenyataannya bisa saja terdapat di tempat-tempat yang tidak kita duga sebelumnya, seperti halnya dengan didapur dan pada perlengkapan rumah tangga kita lainnya seperti berikut ini :
1. MEJA CUCI
Menurut Eileen Abruzzo, dari Long Island College Hospital of Brooklyn, New York makanan yang terjatuh ke meja dapur pada saat dicuci atau dibilas akan dapat dengan cepat berubah menjadi tempat berkembang biaknya bakteri –bakteri yang membahayakan seperti halnya dengan E. coli ataupun salmonella yang menyebar ke tangan kita maupun kedalam makanan tersebut.
Karena anggapan bahwa meja dapur tidak kotor dan cukup dibersihkan dengan bilasan air saja. Padahal, tidak demikian keadaannya. Untuk hal tersebut, cucilah meja dapur dengan larutan pemutih dan air satu hari satu kali dengan membiarkan larutan tersebut mengalir terlebih dahulu kedalam saluran pembuangannya termasuk tutupnya, baru dibilas lagi dengan air.
2. SIKAT GIGI
Mungkin tidak pernah terpikirkan bahwa sikat gigi kitapun dapat menjadi tempat bersembunyinya bakteri, karena bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat ditempat-tempat yang lembab.
Padahal, setelah kiita mempergunakannya, umumnya sikat gigi tersebut hanya dibilas dan disimpan kembali dalam keadaan yang lembab.
Jika bakteri yang terdapat pada mulut tidak sampai mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada sikat gigi, namun kuman dan virus yang terdapat di kamar mandi atau toilet kita pasti akan menjadikannya terkontaminasi.
Penelitian pada tahun tahun 1970-an yang dilakukan oleh Charles P. Gerba, PhD, dari University of Arizona Department of Soil, Water and Environmental Science Charles pada saat itu telah menemukan kenyataan bahwa cipratan air saat menggelontor toilet menyebabkan udara disekitarnya terkontaminasi virus dan bakteri yang akan bertahan memenuhi udara sekitarnya hingga dua jam setelahnya, hingga pada akhirnya mendarat dipermukaan-permukaan yang ada termasuk sikat gigi kita.
Karena itu, tempatkanlah sikat gigi ditempat yang sirkulasi udaranya baik, tapi sebelumnya keringkanlah terlebih dahulu dan jangan menempatkannya dikamar mandi atau toilet. Selain hal tersebut, gantilah selalu sikat gigi setiap kita baru sembuh dari suatu penyakit dan tutuplah toilet pada saat menggelontornya.
3. TEMPAT MERICA DAN GARAM MEJA
Menurut hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2008 oleh para peneliti dari University of Virginia yang telah meminta kepada 30 orang dewasa yang mulai menunjukkan adanya tanda-tanda flu, untuk mengingat sedikitnya 10 hal yang pernah disentuh mereka didalam kurun waktu 18 jam sebelum kedatangan mereka.
Selanjutnya, para peneliti tersebut memeriksa setiap yang pernah disentuh mereka tersebut. Dan ternyata, 41% dari permukaan benda yang diuji tersebut positip mengandung virus influenza termasuk ttempat merica dan garam meja.
Maka, jika kita membersihkan meja setelah makan, usahakan juga untuk membersihkan tempat garam dan mericanya. Akan tetapi, untuk melakukan pencegahan yang terbaik agar tidak terjadi penyebaran virus ataupun bakteri, maka sebaiknya kita mencuci tangan kita terlebih dahulu sebelum meraihnya dan mencucinya kembali setelah kita memegangnya.
4. REMOTE CONTROL
Dalam sebuah studi yang dilakukan di University of Virginia Para peneliti menemukan fakta bahwa setengah dari remote kontrol yang diuji ternyata positif tercemar oleh virus influenza.
Didalam hal ini, sekalah remote kontrolnya dengan lap yang dibasahi dengan pemutih atau dengan alkohol. Selain itu, cucilah tangan secara teratur.
5. KEYBOARD
Didalam penelitian yang dilakukan oleh kelompok konsumen Inggris, para peneliti memeriksa keyboard untuk meneliti kemungkinan adanya jasad-jasad renik membahayakan pada keyboard-keyboard tersebut.
Ternyata sebagai hasilnya mereka menemukan sejumlah bakteri berbahaya seperti halnya E. coli dan Staphilococus Aureus. Dan emap dari ke 33 keyboard yang diperiksa tersebut ternyata tingkat kontaminasinya sudah cukup membahayakan bagi kesehatan, bahkan salah satunya memiliki tingkat keberasaan bakteri yang lima kali lebih tinggi dari yang ditemukan tempat duduk pada toilet.
Karena itu, cucilah tangan sebelum dan sesudah mempergunakan komputer. Jika terpaksa harus makan di meja komputer, jangan sampai remah-remahnya jatuh ke keyboard. Sedang untuk membersihkan keyboard, kocok perlahan keyboard tersebut agar remah-remahnya keluar atau sedot dengan vacum cleaner lalu seka dengan kain yang dibasahi terlebih dahulu dengan pemutih atau alkohol, akan tetapi jangan sampai menjadi terlalu basah. Selain itu, jangan lupa untuk juga membersihkan mousenya.
6. BATHTUB
Sebuah penelitian baru-baru ini telah menemukan keberadaan bakteri staphylococcus pada 26% bak yang diuji mereka. Bahkan didalam sebuah studi terpisah terhadap whirlpool oleh Rita Moyes, PhD dan kawan-kawannya dari Texas A&M University Microbiologist, telah mendapatkan hasil temuan yang jauh lebih buruk lagi.
Karena didalam sample air dari seluruh 43 whirlpool yang diuji ternyata terdapat perkembang biakan bakteri dari mulai tingkat menengah hingga sangat membahayakan yang menunjukkan bahwa sumbernya adalah dari kotoran, 81 % mengandung jamur dan 34 % mengandung bakteri Staphylococus.
Menurut Moyes, penyebab utama yang menyebabkan sebuah whirlpool menjadi sangat kotor adalah sangat pipa salurannya, Air cenderung untuk terjebak didalam pipa, hingga memberi kesempatan bakteri berkembang biak dan saat kita mengaktifkannya, bakteri tersembur ke bak di mana kita berendam.
Untuk hal tersebut, para ahli merekomendasikan untuk melakukan pembersihan dan mendesinfeksi bak tersebut dengan pemutih atau jangan lupa melakukan pembilasan setelah berendam dan langsung keringkan badan dengan handuk bersih. Sedang untuk whirlpool adalah bersihkan pipa secara teratur.
MELINDUNGI DIRI DARI ANCAMAN JASAD RENIK
Jagalah kebersihan tangan, karena tangan dapat mentransfer bakteri dan virus ke mata, hidung, mulut dan orang lain.
Cucilah tangan dengan sabun dan air dan jangan lupa bahwa yang paling penting adalah kedua belah tangan saling menggosok satu sama lain..
Sumber asli tulisan Mary Anne Dunkin dalam WebMD Feature yang ditinjau ulang oleh Brunilda Nazario, MD dan dialihbahasa serta disarikan oleh WS Djaka Panungkas TEMPAT BERKEMBANG BIAK BAKTERI DAN VIRUS TIDAK TERDUGA SEKITAR KITA
Jasad renik seperti halnya dengan virus influenza serta bakteri didalam kenyataannya bisa saja terdapat di tempat-tempat yang tidak kita duga sebelumnya, seperti halnya dengan didapur dan pada perlengkapan rumah tangga kita lainnya seperti berikut ini :
1. MEJA CUCI
Menurut Eileen Abruzzo, dari Long Island College Hospital of Brooklyn, New York makanan yang terjatuh ke meja dapur pada saat dicuci atau dibilas akan dapat dengan cepat berubah menjadi tempat berkembang biaknya bakteri –bakteri yang membahayakan seperti halnya dengan E. coli ataupun salmonella yang menyebar ke tangan kita maupun kedalam makanan tersebut.
Karena anggapan bahwa meja dapur tidak kotor dan cukup dibersihkan dengan bilasan air saja. Padahal, tidak demikian keadaannya. Untuk hal tersebut, cucilah meja dapur dengan larutan pemutih dan air satu hari satu kali dengan membiarkan larutan tersebut mengalir terlebih dahulu kedalam saluran pembuangannya termasuk tutupnya, baru dibilas lagi dengan air.
2. SIKAT GIGI
Mungkin tidak pernah terpikirkan bahwa sikat gigi kitapun dapat menjadi tempat bersembunyinya bakteri, karena bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat ditempat-tempat yang lembab.
Padahal, setelah kiita mempergunakannya, umumnya sikat gigi tersebut hanya dibilas dan disimpan kembali dalam keadaan yang lembab.
Jika bakteri yang terdapat pada mulut tidak sampai mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada sikat gigi, namun kuman dan virus yang terdapat di kamar mandi atau toilet kita pasti akan menjadikannya terkontaminasi.
Penelitian pada tahun tahun 1970-an yang dilakukan oleh Charles P. Gerba, PhD, dari University of Arizona Department of Soil, Water and Environmental Science Charles pada saat itu telah menemukan kenyataan bahwa cipratan air saat menggelontor toilet menyebabkan udara disekitarnya terkontaminasi virus dan bakteri yang akan bertahan memenuhi udara sekitarnya hingga dua jam setelahnya, hingga pada akhirnya mendarat dipermukaan-permukaan yang ada termasuk sikat gigi kita.
Karena itu, tempatkanlah sikat gigi ditempat yang sirkulasi udaranya baik, tapi sebelumnya keringkanlah terlebih dahulu dan jangan menempatkannya dikamar mandi atau toilet. Selain hal tersebut, gantilah selalu sikat gigi setiap kita baru sembuh dari suatu penyakit dan tutuplah toilet pada saat menggelontornya.
3. TEMPAT MERICA DAN GARAM MEJA
Menurut hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2008 oleh para peneliti dari University of Virginia yang telah meminta kepada 30 orang dewasa yang mulai menunjukkan adanya tanda-tanda flu, untuk mengingat sedikitnya 10 hal yang pernah disentuh mereka didalam kurun waktu 18 jam sebelum kedatangan mereka.
Selanjutnya, para peneliti tersebut memeriksa setiap yang pernah disentuh mereka tersebut. Dan ternyata, 41% dari permukaan benda yang diuji tersebut positip mengandung virus influenza termasuk ttempat merica dan garam meja.
Maka, jika kita membersihkan meja setelah makan, usahakan juga untuk membersihkan tempat garam dan mericanya. Akan tetapi, untuk melakukan pencegahan yang terbaik agar tidak terjadi penyebaran virus ataupun bakteri, maka sebaiknya kita mencuci tangan kita terlebih dahulu sebelum meraihnya dan mencucinya kembali setelah kita memegangnya.
4. REMOTE CONTROL
Dalam sebuah studi yang dilakukan di University of Virginia Para peneliti menemukan fakta bahwa setengah dari remote kontrol yang diuji ternyata positif tercemar oleh virus influenza.
Didalam hal ini, sekalah remote kontrolnya dengan lap yang dibasahi dengan pemutih atau dengan alkohol. Selain itu, cucilah tangan secara teratur.
5. KEYBOARD
Didalam penelitian yang dilakukan oleh kelompok konsumen Inggris, para peneliti memeriksa keyboard untuk meneliti kemungkinan adanya jasad-jasad renik membahayakan pada keyboard-keyboard tersebut.
Ternyata sebagai hasilnya mereka menemukan sejumlah bakteri berbahaya seperti halnya E. coli dan Staphilococus Aureus. Dan emap dari ke 33 keyboard yang diperiksa tersebut ternyata tingkat kontaminasinya sudah cukup membahayakan bagi kesehatan, bahkan salah satunya memiliki tingkat keberasaan bakteri yang lima kali lebih tinggi dari yang ditemukan tempat duduk pada toilet.
Karena itu, cucilah tangan sebelum dan sesudah mempergunakan komputer. Jika terpaksa harus makan di meja komputer, jangan sampai remah-remahnya jatuh ke keyboard. Sedang untuk membersihkan keyboard, kocok perlahan keyboard tersebut agar remah-remahnya keluar atau sedot dengan vacum cleaner lalu seka dengan kain yang dibasahi terlebih dahulu dengan pemutih atau alkohol, akan tetapi jangan sampai menjadi terlalu basah. Selain itu, jangan lupa untuk juga membersihkan mousenya.
6. BATHTUB
Sebuah penelitian baru-baru ini telah menemukan keberadaan bakteri staphylococcus pada 26% bak yang diuji mereka. Bahkan didalam sebuah studi terpisah terhadap whirlpool oleh Rita Moyes, PhD dan kawan-kawannya dari Texas A&M University Microbiologist, telah mendapatkan hasil temuan yang jauh lebih buruk lagi.
Karena didalam sample air dari seluruh 43 whirlpool yang diuji ternyata terdapat perkembang biakan bakteri dari mulai tingkat menengah hingga sangat membahayakan yang menunjukkan bahwa sumbernya adalah dari kotoran, 81 % mengandung jamur dan 34 % mengandung bakteri Staphylococus.
Menurut Moyes, penyebab utama yang menyebabkan sebuah whirlpool menjadi sangat kotor adalah sangat pipa salurannya, Air cenderung untuk terjebak didalam pipa, hingga memberi kesempatan bakteri berkembang biak dan saat kita mengaktifkannya, bakteri tersembur ke bak di mana kita berendam.
Untuk hal tersebut, para ahli merekomendasikan untuk melakukan pembersihan dan mendesinfeksi bak tersebut dengan pemutih atau jangan lupa melakukan pembilasan setelah berendam dan langsung keringkan badan dengan handuk bersih. Sedang untuk whirlpool adalah bersihkan pipa secara teratur.
MELINDUNGI DIRI DARI ANCAMAN JASAD RENIK
Jagalah kebersihan tangan, karena tangan dapat mentransfer bakteri dan virus ke mata, hidung, mulut dan orang lain.
Cucilah tangan dengan sabun dan air dan jangan lupa bahwa yang paling penting adalah kedua belah tangan saling menggosok satu sama lain..
Sumber asli tulisan Mary Anne Dunkin dalam WebMD Feature yang ditinjau ulang oleh Brunilda Nazario, MD dan dialihbahasa serta disarikan oleh WS Djaka Panungkas
Jasad renik seperti halnya dengan virus influenza serta bakteri didalam kenyataannya bisa saja terdapat di tempat-tempat yang tidak kita duga sebelumnya, seperti halnya dengan didapur dan pada perlengkapan rumah tangga kita lainnya seperti berikut ini :
1. MEJA CUCI
Menurut Eileen Abruzzo, dari Long Island College Hospital of Brooklyn, New York makanan yang terjatuh ke meja dapur pada saat dicuci atau dibilas akan dapat dengan cepat berubah menjadi tempat berkembang biaknya bakteri –bakteri yang membahayakan seperti halnya dengan E. coli ataupun salmonella yang menyebar ke tangan kita maupun kedalam makanan tersebut.
Karena anggapan bahwa meja dapur tidak kotor dan cukup dibersihkan dengan bilasan air saja. Padahal, tidak demikian keadaannya. Untuk hal tersebut, cucilah meja dapur dengan larutan pemutih dan air satu hari satu kali dengan membiarkan larutan tersebut mengalir terlebih dahulu kedalam saluran pembuangannya termasuk tutupnya, baru dibilas lagi dengan air.
2. SIKAT GIGI
Mungkin tidak pernah terpikirkan bahwa sikat gigi kitapun dapat menjadi tempat bersembunyinya bakteri, karena bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat ditempat-tempat yang lembab.
Padahal, setelah kiita mempergunakannya, umumnya sikat gigi tersebut hanya dibilas dan disimpan kembali dalam keadaan yang lembab.
Jika bakteri yang terdapat pada mulut tidak sampai mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada sikat gigi, namun kuman dan virus yang terdapat di kamar mandi atau toilet kita pasti akan menjadikannya terkontaminasi.
Penelitian pada tahun tahun 1970-an yang dilakukan oleh Charles P. Gerba, PhD, dari University of Arizona Department of Soil, Water and Environmental Science Charles pada saat itu telah menemukan kenyataan bahwa cipratan air saat menggelontor toilet menyebabkan udara disekitarnya terkontaminasi virus dan bakteri yang akan bertahan memenuhi udara sekitarnya hingga dua jam setelahnya, hingga pada akhirnya mendarat dipermukaan-permukaan yang ada termasuk sikat gigi kita.
Karena itu, tempatkanlah sikat gigi ditempat yang sirkulasi udaranya baik, tapi sebelumnya keringkanlah terlebih dahulu dan jangan menempatkannya dikamar mandi atau toilet. Selain hal tersebut, gantilah selalu sikat gigi setiap kita baru sembuh dari suatu penyakit dan tutuplah toilet pada saat menggelontornya.
3. TEMPAT MERICA DAN GARAM MEJA
Menurut hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2008 oleh para peneliti dari University of Virginia yang telah meminta kepada 30 orang dewasa yang mulai menunjukkan adanya tanda-tanda flu, untuk mengingat sedikitnya 10 hal yang pernah disentuh mereka didalam kurun waktu 18 jam sebelum kedatangan mereka.
Selanjutnya, para peneliti tersebut memeriksa setiap yang pernah disentuh mereka tersebut. Dan ternyata, 41% dari permukaan benda yang diuji tersebut positip mengandung virus influenza termasuk ttempat merica dan garam meja.
Maka, jika kita membersihkan meja setelah makan, usahakan juga untuk membersihkan tempat garam dan mericanya. Akan tetapi, untuk melakukan pencegahan yang terbaik agar tidak terjadi penyebaran virus ataupun bakteri, maka sebaiknya kita mencuci tangan kita terlebih dahulu sebelum meraihnya dan mencucinya kembali setelah kita memegangnya.
4. REMOTE CONTROL
Dalam sebuah studi yang dilakukan di University of Virginia Para peneliti menemukan fakta bahwa setengah dari remote kontrol yang diuji ternyata positif tercemar oleh virus influenza.
Didalam hal ini, sekalah remote kontrolnya dengan lap yang dibasahi dengan pemutih atau dengan alkohol. Selain itu, cucilah tangan secara teratur.
5. KEYBOARD
Didalam penelitian yang dilakukan oleh kelompok konsumen Inggris, para peneliti memeriksa keyboard untuk meneliti kemungkinan adanya jasad-jasad renik membahayakan pada keyboard-keyboard tersebut.
Ternyata sebagai hasilnya mereka menemukan sejumlah bakteri berbahaya seperti halnya E. coli dan Staphilococus Aureus. Dan emap dari ke 33 keyboard yang diperiksa tersebut ternyata tingkat kontaminasinya sudah cukup membahayakan bagi kesehatan, bahkan salah satunya memiliki tingkat keberasaan bakteri yang lima kali lebih tinggi dari yang ditemukan tempat duduk pada toilet.
Karena itu, cucilah tangan sebelum dan sesudah mempergunakan komputer. Jika terpaksa harus makan di meja komputer, jangan sampai remah-remahnya jatuh ke keyboard. Sedang untuk membersihkan keyboard, kocok perlahan keyboard tersebut agar remah-remahnya keluar atau sedot dengan vacum cleaner lalu seka dengan kain yang dibasahi terlebih dahulu dengan pemutih atau alkohol, akan tetapi jangan sampai menjadi terlalu basah. Selain itu, jangan lupa untuk juga membersihkan mousenya.
6. BATHTUB
Sebuah penelitian baru-baru ini telah menemukan keberadaan bakteri staphylococcus pada 26% bak yang diuji mereka. Bahkan didalam sebuah studi terpisah terhadap whirlpool oleh Rita Moyes, PhD dan kawan-kawannya dari Texas A&M University Microbiologist, telah mendapatkan hasil temuan yang jauh lebih buruk lagi.
Karena didalam sample air dari seluruh 43 whirlpool yang diuji ternyata terdapat perkembang biakan bakteri dari mulai tingkat menengah hingga sangat membahayakan yang menunjukkan bahwa sumbernya adalah dari kotoran, 81 % mengandung jamur dan 34 % mengandung bakteri Staphylococus.
Menurut Moyes, penyebab utama yang menyebabkan sebuah whirlpool menjadi sangat kotor adalah sangat pipa salurannya, Air cenderung untuk terjebak didalam pipa, hingga memberi kesempatan bakteri berkembang biak dan saat kita mengaktifkannya, bakteri tersembur ke bak di mana kita berendam.
Untuk hal tersebut, para ahli merekomendasikan untuk melakukan pembersihan dan mendesinfeksi bak tersebut dengan pemutih atau jangan lupa melakukan pembilasan setelah berendam dan langsung keringkan badan dengan handuk bersih. Sedang untuk whirlpool adalah bersihkan pipa secara teratur.
MELINDUNGI DIRI DARI ANCAMAN JASAD RENIK
Jagalah kebersihan tangan, karena tangan dapat mentransfer bakteri dan virus ke mata, hidung, mulut dan orang lain.
Cucilah tangan dengan sabun dan air dan jangan lupa bahwa yang paling penting adalah kedua belah tangan saling menggosok satu sama lain..
Sumber asli tulisan Mary Anne Dunkin dalam WebMD Feature yang ditinjau ulang oleh Brunilda Nazario, MD dan dialihbahasa serta disarikan oleh WS Djaka Panungkas TEMPAT BERKEMBANG BIAK BAKTERI DAN VIRUS TIDAK TERDUGA SEKITAR KITA
Jasad renik seperti halnya dengan virus influenza serta bakteri didalam kenyataannya bisa saja terdapat di tempat-tempat yang tidak kita duga sebelumnya, seperti halnya dengan didapur dan pada perlengkapan rumah tangga kita lainnya seperti berikut ini :
1. MEJA CUCI
Menurut Eileen Abruzzo, dari Long Island College Hospital of Brooklyn, New York makanan yang terjatuh ke meja dapur pada saat dicuci atau dibilas akan dapat dengan cepat berubah menjadi tempat berkembang biaknya bakteri –bakteri yang membahayakan seperti halnya dengan E. coli ataupun salmonella yang menyebar ke tangan kita maupun kedalam makanan tersebut.
Karena anggapan bahwa meja dapur tidak kotor dan cukup dibersihkan dengan bilasan air saja. Padahal, tidak demikian keadaannya. Untuk hal tersebut, cucilah meja dapur dengan larutan pemutih dan air satu hari satu kali dengan membiarkan larutan tersebut mengalir terlebih dahulu kedalam saluran pembuangannya termasuk tutupnya, baru dibilas lagi dengan air.
2. SIKAT GIGI
Mungkin tidak pernah terpikirkan bahwa sikat gigi kitapun dapat menjadi tempat bersembunyinya bakteri, karena bakteri dapat tumbuh dan berkembang dengan pesat ditempat-tempat yang lembab.
Padahal, setelah kiita mempergunakannya, umumnya sikat gigi tersebut hanya dibilas dan disimpan kembali dalam keadaan yang lembab.
Jika bakteri yang terdapat pada mulut tidak sampai mengakibatkan terjadinya kontaminasi pada sikat gigi, namun kuman dan virus yang terdapat di kamar mandi atau toilet kita pasti akan menjadikannya terkontaminasi.
Penelitian pada tahun tahun 1970-an yang dilakukan oleh Charles P. Gerba, PhD, dari University of Arizona Department of Soil, Water and Environmental Science Charles pada saat itu telah menemukan kenyataan bahwa cipratan air saat menggelontor toilet menyebabkan udara disekitarnya terkontaminasi virus dan bakteri yang akan bertahan memenuhi udara sekitarnya hingga dua jam setelahnya, hingga pada akhirnya mendarat dipermukaan-permukaan yang ada termasuk sikat gigi kita.
Karena itu, tempatkanlah sikat gigi ditempat yang sirkulasi udaranya baik, tapi sebelumnya keringkanlah terlebih dahulu dan jangan menempatkannya dikamar mandi atau toilet. Selain hal tersebut, gantilah selalu sikat gigi setiap kita baru sembuh dari suatu penyakit dan tutuplah toilet pada saat menggelontornya.
3. TEMPAT MERICA DAN GARAM MEJA
Menurut hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2008 oleh para peneliti dari University of Virginia yang telah meminta kepada 30 orang dewasa yang mulai menunjukkan adanya tanda-tanda flu, untuk mengingat sedikitnya 10 hal yang pernah disentuh mereka didalam kurun waktu 18 jam sebelum kedatangan mereka.
Selanjutnya, para peneliti tersebut memeriksa setiap yang pernah disentuh mereka tersebut. Dan ternyata, 41% dari permukaan benda yang diuji tersebut positip mengandung virus influenza termasuk ttempat merica dan garam meja.
Maka, jika kita membersihkan meja setelah makan, usahakan juga untuk membersihkan tempat garam dan mericanya. Akan tetapi, untuk melakukan pencegahan yang terbaik agar tidak terjadi penyebaran virus ataupun bakteri, maka sebaiknya kita mencuci tangan kita terlebih dahulu sebelum meraihnya dan mencucinya kembali setelah kita memegangnya.
4. REMOTE CONTROL
Dalam sebuah studi yang dilakukan di University of Virginia Para peneliti menemukan fakta bahwa setengah dari remote kontrol yang diuji ternyata positif tercemar oleh virus influenza.
Didalam hal ini, sekalah remote kontrolnya dengan lap yang dibasahi dengan pemutih atau dengan alkohol. Selain itu, cucilah tangan secara teratur.
5. KEYBOARD
Didalam penelitian yang dilakukan oleh kelompok konsumen Inggris, para peneliti memeriksa keyboard untuk meneliti kemungkinan adanya jasad-jasad renik membahayakan pada keyboard-keyboard tersebut.
Ternyata sebagai hasilnya mereka menemukan sejumlah bakteri berbahaya seperti halnya E. coli dan Staphilococus Aureus. Dan emap dari ke 33 keyboard yang diperiksa tersebut ternyata tingkat kontaminasinya sudah cukup membahayakan bagi kesehatan, bahkan salah satunya memiliki tingkat keberasaan bakteri yang lima kali lebih tinggi dari yang ditemukan tempat duduk pada toilet.
Karena itu, cucilah tangan sebelum dan sesudah mempergunakan komputer. Jika terpaksa harus makan di meja komputer, jangan sampai remah-remahnya jatuh ke keyboard. Sedang untuk membersihkan keyboard, kocok perlahan keyboard tersebut agar remah-remahnya keluar atau sedot dengan vacum cleaner lalu seka dengan kain yang dibasahi terlebih dahulu dengan pemutih atau alkohol, akan tetapi jangan sampai menjadi terlalu basah. Selain itu, jangan lupa untuk juga membersihkan mousenya.
6. BATHTUB
Sebuah penelitian baru-baru ini telah menemukan keberadaan bakteri staphylococcus pada 26% bak yang diuji mereka. Bahkan didalam sebuah studi terpisah terhadap whirlpool oleh Rita Moyes, PhD dan kawan-kawannya dari Texas A&M University Microbiologist, telah mendapatkan hasil temuan yang jauh lebih buruk lagi.
Karena didalam sample air dari seluruh 43 whirlpool yang diuji ternyata terdapat perkembang biakan bakteri dari mulai tingkat menengah hingga sangat membahayakan yang menunjukkan bahwa sumbernya adalah dari kotoran, 81 % mengandung jamur dan 34 % mengandung bakteri Staphylococus.
Menurut Moyes, penyebab utama yang menyebabkan sebuah whirlpool menjadi sangat kotor adalah sangat pipa salurannya, Air cenderung untuk terjebak didalam pipa, hingga memberi kesempatan bakteri berkembang biak dan saat kita mengaktifkannya, bakteri tersembur ke bak di mana kita berendam.
Untuk hal tersebut, para ahli merekomendasikan untuk melakukan pembersihan dan mendesinfeksi bak tersebut dengan pemutih atau jangan lupa melakukan pembilasan setelah berendam dan langsung keringkan badan dengan handuk bersih. Sedang untuk whirlpool adalah bersihkan pipa secara teratur.
MELINDUNGI DIRI DARI ANCAMAN JASAD RENIK
Jagalah kebersihan tangan, karena tangan dapat mentransfer bakteri dan virus ke mata, hidung, mulut dan orang lain.
Cucilah tangan dengan sabun dan air dan jangan lupa bahwa yang paling penting adalah kedua belah tangan saling menggosok satu sama lain..
Sumber asli tulisan Mary Anne Dunkin dalam WebMD Feature yang ditinjau ulang oleh Brunilda Nazario, MD dan dialihbahasa serta disarikan oleh WS Djaka Panungkas
MENGELOLA KEMARAHAN DEMI KESEHATAN
/*
MENGELOLA KEMARAHAN DEMI KESEHATAN
Kemarahan merupakan emosi normal manusia yang bersumber dari adanya rasa frustrasi, jengkel, terluka, atau rasa kecewa. Kemarahan dapat merupakan sesuatu yang berbahaya atau bermanfaat, tergantung dari bagaimana cara kita didalam mengekspresikannya.
Karena jika kita mengetahui cara yang benar dalam mengekspresikannya, maka kemarahan akan dapat membantu mencapai tujuan didalam mengatasi keadaan yang mendesak serta didalam memecahkan suatu masalah.
Akan tetapi, marah akan berubah menjadi suatu yang menciptakan masalah apabila arah kemarahan tidak diketahui serta tidak masuk akal.
KEMARAHAN YANG TIDAK TERUNGKAPKAN
Kemarahan yang tidak terungkapkan, akan menjadi penyebab masalah sebagai akibat dari adanya gejolak perasaan serta situasi depresi yang tercipta.
Walau demikian, kemarahan yang tidak tepat didalam mengekspresikannya juga akan merusak hubungan kita dengan pihak lain, mempengaruhi pola berpikir serta perilaku dan menciptakan berbagai masalah fisik.
Sedangkan kemarahan yang terpendam akan memunculkan berbagai masalah kesehatan, seperti halnya tekanan darah tinggi, gangguan jantung, sakit kepala, penyakit kulit serta masalah-masalah pencernaan.
MENGELOLA KEMARAHAN
• Di saat kita merasa kesal, cobalah untuk menarik napas dalam-dalam, berpikir positip serta meredam kekesalan kita. Pada saat menarik napas dalam-dalam tadi, ucapkan secara perlahan-lahan dan berulang-ulang dalam hati kata-kata seperti “tenang” atau “sabar” hingga rasa marah kita reda.
• Meskipun mengekspresikan kemarahan adalah lebih baik daripada memendamnya dalam hati, kemarahan sebaiknya tetap harus dinyatakan tetapi dengan cara yang benar-benar tepat. Karena, kemarahan yang dibiarkan meledak tidak produktif dan cenderung menimbulkan masalah dengan pihak yang lain. Disamping itu, ledakan kemarahan akan menekan kinerja dari sistim syaraf dan sistim kardiovaskular hingga akan memperburuk masalah kesehatan. Karena itu, belajar tentang bagaimana caranya untuk mengungkapkan ketegasan, adalah cara terbaik untuk dilakukan didalam mengungkapkan perasaan ataupun keinginan.
• Carilah dukungan dari pihak lain. Ungkapkan semuanya dengan bijaksana dan rubahlah kebiasaan buruk yang sering dilakukan sebelumnya.
• Cobalah untuk berpikir serta melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda juga.
• Berlatihlah untuk dapat tertawa dalam hati dengan memandang sisi menggelikan dari situasi yang dihadapi saat itu.
• Biasakan untuk mau mendengarkan perkataan pihak lain dengan baik. Karena mendengarkan dengan baik akan membantu kita dalam meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi. Dan hal ini akan lebih membantu kita didalam mengatasi emosi yang berpotensi menciptakan permusuhan.
Usahakan agar mampu mengungkapkan perasaan dengan tenang serta apa adanya tanpa menimbulkan kesan sebagai usaha membela diri apalagi sampai menampakan sikap bermusuhan, atau terlalu bersikap emosional.
Dialihbahasa dan disarikan dari WebMD Medical Reference yang ditinjau ulang oleh Amal Chakraburtty, MD oleh WS Djaka Panungkas
Kemarahan merupakan emosi normal manusia yang bersumber dari adanya rasa frustrasi, jengkel, terluka, atau rasa kecewa. Kemarahan dapat merupakan sesuatu yang berbahaya atau bermanfaat, tergantung dari bagaimana cara kita didalam mengekspresikannya.
Karena jika kita mengetahui cara yang benar dalam mengekspresikannya, maka kemarahan akan dapat membantu mencapai tujuan didalam mengatasi keadaan yang mendesak serta didalam memecahkan suatu masalah.
Akan tetapi, marah akan berubah menjadi suatu yang menciptakan masalah apabila arah kemarahan tidak diketahui serta tidak masuk akal.
KEMARAHAN YANG TIDAK TERUNGKAPKAN
Kemarahan yang tidak terungkapkan, akan menjadi penyebab masalah sebagai akibat dari adanya gejolak perasaan serta situasi depresi yang tercipta.
Walau demikian, kemarahan yang tidak tepat didalam mengekspresikannya juga akan merusak hubungan kita dengan pihak lain, mempengaruhi pola berpikir serta perilaku dan menciptakan berbagai masalah fisik.
Sedangkan kemarahan yang terpendam akan memunculkan berbagai masalah kesehatan, seperti halnya tekanan darah tinggi, gangguan jantung, sakit kepala, penyakit kulit serta masalah-masalah pencernaan.
MENGELOLA KEMARAHAN
• Di saat kita merasa kesal, cobalah untuk menarik napas dalam-dalam, berpikir positip serta meredam kekesalan kita. Pada saat menarik napas dalam-dalam tadi, ucapkan secara perlahan-lahan dan berulang-ulang dalam hati kata-kata seperti “tenang” atau “sabar” hingga rasa marah kita reda.
• Meskipun mengekspresikan kemarahan adalah lebih baik daripada memendamnya dalam hati, kemarahan sebaiknya tetap harus dinyatakan tetapi dengan cara yang benar-benar tepat. Karena, kemarahan yang dibiarkan meledak tidak produktif dan cenderung menimbulkan masalah dengan pihak yang lain. Disamping itu, ledakan kemarahan akan menekan kinerja dari sistim syaraf dan sistim kardiovaskular hingga akan memperburuk masalah kesehatan. Karena itu, belajar tentang bagaimana caranya untuk mengungkapkan ketegasan, adalah cara terbaik untuk dilakukan didalam mengungkapkan perasaan ataupun keinginan.
• Carilah dukungan dari pihak lain. Ungkapkan semuanya dengan bijaksana dan rubahlah kebiasaan buruk yang sering dilakukan sebelumnya.
• Cobalah untuk berpikir serta melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda juga.
• Berlatihlah untuk dapat tertawa dalam hati dengan memandang sisi menggelikan dari situasi yang dihadapi saat itu.
• Biasakan untuk mau mendengarkan perkataan pihak lain dengan baik. Karena mendengarkan dengan baik akan membantu kita dalam meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi. Dan hal ini akan lebih membantu kita didalam mengatasi emosi yang berpotensi menciptakan permusuhan.
Usahakan agar mampu mengungkapkan perasaan dengan tenang serta apa adanya tanpa menimbulkan kesan sebagai usaha membela diri apalagi sampai menampakan sikap bermusuhan, atau terlalu bersikap emosional.
Dialihbahasa dan disarikan dari WebMD Medical Reference yang ditinjau ulang oleh Amal Chakraburtty, MD oleh WS Djaka Panungkas
MENGELOLA KEMARAHAN DEMI KESEHATAN
Kemarahan merupakan emosi normal manusia yang bersumber dari adanya rasa frustrasi, jengkel, terluka, atau rasa kecewa. Kemarahan dapat merupakan sesuatu yang berbahaya atau bermanfaat, tergantung dari bagaimana cara kita didalam mengekspresikannya.
Karena jika kita mengetahui cara yang benar dalam mengekspresikannya, maka kemarahan akan dapat membantu mencapai tujuan didalam mengatasi keadaan yang mendesak serta didalam memecahkan suatu masalah.
Akan tetapi, marah akan berubah menjadi suatu yang menciptakan masalah apabila arah kemarahan tidak diketahui serta tidak masuk akal.
KEMARAHAN YANG TIDAK TERUNGKAPKAN
Kemarahan yang tidak terungkapkan, akan menjadi penyebab masalah sebagai akibat dari adanya gejolak perasaan serta situasi depresi yang tercipta.
Walau demikian, kemarahan yang tidak tepat didalam mengekspresikannya juga akan merusak hubungan kita dengan pihak lain, mempengaruhi pola berpikir serta perilaku dan menciptakan berbagai masalah fisik.
Sedangkan kemarahan yang terpendam akan memunculkan berbagai masalah kesehatan, seperti halnya tekanan darah tinggi, gangguan jantung, sakit kepala, penyakit kulit serta masalah-masalah pencernaan.
MENGELOLA KEMARAHAN
• Di saat kita merasa kesal, cobalah untuk menarik napas dalam-dalam, berpikir positip serta meredam kekesalan kita. Pada saat menarik napas dalam-dalam tadi, ucapkan secara perlahan-lahan dan berulang-ulang dalam hati kata-kata seperti “tenang” atau “sabar” hingga rasa marah kita reda.
• Meskipun mengekspresikan kemarahan adalah lebih baik daripada memendamnya dalam hati, kemarahan sebaiknya tetap harus dinyatakan tetapi dengan cara yang benar-benar tepat. Karena, kemarahan yang dibiarkan meledak tidak produktif dan cenderung menimbulkan masalah dengan pihak yang lain. Disamping itu, ledakan kemarahan akan menekan kinerja dari sistim syaraf dan sistim kardiovaskular hingga akan memperburuk masalah kesehatan. Karena itu, belajar tentang bagaimana caranya untuk mengungkapkan ketegasan, adalah cara terbaik untuk dilakukan didalam mengungkapkan perasaan ataupun keinginan.
• Carilah dukungan dari pihak lain. Ungkapkan semuanya dengan bijaksana dan rubahlah kebiasaan buruk yang sering dilakukan sebelumnya.
• Cobalah untuk berpikir serta melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda juga.
• Berlatihlah untuk dapat tertawa dalam hati dengan memandang sisi menggelikan dari situasi yang dihadapi saat itu.
• Biasakan untuk mau mendengarkan perkataan pihak lain dengan baik. Karena mendengarkan dengan baik akan membantu kita dalam meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi. Dan hal ini akan lebih membantu kita didalam mengatasi emosi yang berpotensi menciptakan permusuhan.
Usahakan agar mampu mengungkapkan perasaan dengan tenang serta apa adanya tanpa menimbulkan kesan sebagai usaha membela diri apalagi sampai menampakan sikap bermusuhan, atau terlalu bersikap emosional.
Dialihbahasa dan disarikan dari WebMD Medical Reference yang ditinjau ulang oleh Amal Chakraburtty, MD oleh WS Djaka Panungkas
Kemarahan merupakan emosi normal manusia yang bersumber dari adanya rasa frustrasi, jengkel, terluka, atau rasa kecewa. Kemarahan dapat merupakan sesuatu yang berbahaya atau bermanfaat, tergantung dari bagaimana cara kita didalam mengekspresikannya.
Karena jika kita mengetahui cara yang benar dalam mengekspresikannya, maka kemarahan akan dapat membantu mencapai tujuan didalam mengatasi keadaan yang mendesak serta didalam memecahkan suatu masalah.
Akan tetapi, marah akan berubah menjadi suatu yang menciptakan masalah apabila arah kemarahan tidak diketahui serta tidak masuk akal.
KEMARAHAN YANG TIDAK TERUNGKAPKAN
Kemarahan yang tidak terungkapkan, akan menjadi penyebab masalah sebagai akibat dari adanya gejolak perasaan serta situasi depresi yang tercipta.
Walau demikian, kemarahan yang tidak tepat didalam mengekspresikannya juga akan merusak hubungan kita dengan pihak lain, mempengaruhi pola berpikir serta perilaku dan menciptakan berbagai masalah fisik.
Sedangkan kemarahan yang terpendam akan memunculkan berbagai masalah kesehatan, seperti halnya tekanan darah tinggi, gangguan jantung, sakit kepala, penyakit kulit serta masalah-masalah pencernaan.
MENGELOLA KEMARAHAN
• Di saat kita merasa kesal, cobalah untuk menarik napas dalam-dalam, berpikir positip serta meredam kekesalan kita. Pada saat menarik napas dalam-dalam tadi, ucapkan secara perlahan-lahan dan berulang-ulang dalam hati kata-kata seperti “tenang” atau “sabar” hingga rasa marah kita reda.
• Meskipun mengekspresikan kemarahan adalah lebih baik daripada memendamnya dalam hati, kemarahan sebaiknya tetap harus dinyatakan tetapi dengan cara yang benar-benar tepat. Karena, kemarahan yang dibiarkan meledak tidak produktif dan cenderung menimbulkan masalah dengan pihak yang lain. Disamping itu, ledakan kemarahan akan menekan kinerja dari sistim syaraf dan sistim kardiovaskular hingga akan memperburuk masalah kesehatan. Karena itu, belajar tentang bagaimana caranya untuk mengungkapkan ketegasan, adalah cara terbaik untuk dilakukan didalam mengungkapkan perasaan ataupun keinginan.
• Carilah dukungan dari pihak lain. Ungkapkan semuanya dengan bijaksana dan rubahlah kebiasaan buruk yang sering dilakukan sebelumnya.
• Cobalah untuk berpikir serta melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda juga.
• Berlatihlah untuk dapat tertawa dalam hati dengan memandang sisi menggelikan dari situasi yang dihadapi saat itu.
• Biasakan untuk mau mendengarkan perkataan pihak lain dengan baik. Karena mendengarkan dengan baik akan membantu kita dalam meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi. Dan hal ini akan lebih membantu kita didalam mengatasi emosi yang berpotensi menciptakan permusuhan.
Usahakan agar mampu mengungkapkan perasaan dengan tenang serta apa adanya tanpa menimbulkan kesan sebagai usaha membela diri apalagi sampai menampakan sikap bermusuhan, atau terlalu bersikap emosional.
Dialihbahasa dan disarikan dari WebMD Medical Reference yang ditinjau ulang oleh Amal Chakraburtty, MD oleh WS Djaka Panungkas
Senin, 15 November 2010
KEYAKINAN BERAGAMA BERDAMPAK POSITIP PADA PASIEN YANG MENJALANI OPRASI BERAT
/*
KEYAKINAN BERAGAMA BERDAMPAK POSITIP PADA PASIEN YANG MENJALANI OPRASI BERAT
Ketika seseorang mengalami masalah kesehatan yang membuatnya stres, ternyata baik atau buruk keyakinan mereka akan agamanya sangat menentukan berhasil atau tidaknya terapi pengobatan yang dilakukan padanya.
Didalam hal ini para peneliti termasuk profesor Amy Ai, PhD. darii University of Washington School of Social Work telah memperoleh kenyataan bahwa dampak buruk yang dialami oleh mereka yang memiliki iman baik ternyata lebih sedikit daripada yang dialami oleh mereka yang imannya kurang begitu baik.
Tim profesor Ai telah mempelajari keadaan dari 309 orang pasien yang terpaksa harus menjalani oprasi jantung besar di University of Michigan Medical Center di tahun 1999 dan 2002.
Hasil penelitian tersebut telah pada konvensi American Psychological Association.di New Orleans tahun 2006
Usia para pasien tersebut pada saat itu berkisar antara 33 hingga 89 tahun (atau memiliki usia rata-rata 62tahun), sedangkan agama yang mereka anut adalah :
• Kristen 83%
• Jahudi: 3%
• Muslim kurang dari 1%
• Lain-lain 3%
• Tidak ada preferensi: 10%
Para pasien tersebut diwawancarai sebelumnya sebanyak dua kali yaitu sekali dengan cara tatap muka langsung, dan sekali lagi dengan melalui telepon pada saat sebelum mereka menjalani operasi. Serta survey mengenai hasilnya dilakukan sekitar 36 hari setelah mereka menjalani operasi mereka.
Wawancara yang dilakukan sebelum menjalani oprasi, ditujukan agar dapat mengetahui baik atau tidaknya iman mereka dalam beragama, seperti :
• Mereka digolongkan sebagai beriman baik atau positip, jika mereka saat itu mohon untuk dimaafkan oleh sekitarnya, mohon dukungan doa, serta tetap setia pada keyakinan agamanya.
• Mereka digolongkan sebagai beriman kurang baik atau negatip, jika mereka merasa tidak diperlakukan secara adil, marah kepada Tuhan, serta mempertanyakan bukti positip kasih Tuhan.
Sedang faktor lain yang juga turut diukur adalah harapan yang mereka miliki serta dukungan doa yang mereka minta sebelum menjalani oprasi.
Ternyata hasil yang diperoleh telah menunjukan bahwa pada mereka yang beriman baik dampak buruk yang dialaminya setelah menjalani oprasi jauh lebih kecil dari mereka yang beriman kurang baik.
Dukungan sosial yang diberikan serta harapan baik yang dimiliki oleh mereka yang beriman baik ternyata menunjukan telah membawakan hasil yang juga positip.
Hingga nampaknya iman yang dimiliki oleh para pasien sudah sepantasnya untuk memperoleh perhatian khusus dari setiap tenaga kesehatan.
SUMBER ASLI: American Psychological Association Convention 2006, New Orleans, Aug. 10-13, 2006. News release, American Psychological Association.
Dialihbahasakan dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Miranda Hitti dalam Oleh WebMD Medical News yang dikaji ilang oleh Louise Chang, MD
Ketika seseorang mengalami masalah kesehatan yang membuatnya stres, ternyata baik atau buruk keyakinan mereka akan agamanya sangat menentukan berhasil atau tidaknya terapi pengobatan yang dilakukan padanya.
Didalam hal ini para peneliti termasuk profesor Amy Ai, PhD. darii University of Washington School of Social Work telah memperoleh kenyataan bahwa dampak buruk yang dialami oleh mereka yang memiliki iman baik ternyata lebih sedikit daripada yang dialami oleh mereka yang imannya kurang begitu baik.
Tim profesor Ai telah mempelajari keadaan dari 309 orang pasien yang terpaksa harus menjalani oprasi jantung besar di University of Michigan Medical Center di tahun 1999 dan 2002.
Hasil penelitian tersebut telah pada konvensi American Psychological Association.di New Orleans tahun 2006
Usia para pasien tersebut pada saat itu berkisar antara 33 hingga 89 tahun (atau memiliki usia rata-rata 62tahun), sedangkan agama yang mereka anut adalah :
• Kristen 83%
• Jahudi: 3%
• Muslim kurang dari 1%
• Lain-lain 3%
• Tidak ada preferensi: 10%
Para pasien tersebut diwawancarai sebelumnya sebanyak dua kali yaitu sekali dengan cara tatap muka langsung, dan sekali lagi dengan melalui telepon pada saat sebelum mereka menjalani operasi. Serta survey mengenai hasilnya dilakukan sekitar 36 hari setelah mereka menjalani operasi mereka.
Wawancara yang dilakukan sebelum menjalani oprasi, ditujukan agar dapat mengetahui baik atau tidaknya iman mereka dalam beragama, seperti :
• Mereka digolongkan sebagai beriman baik atau positip, jika mereka saat itu mohon untuk dimaafkan oleh sekitarnya, mohon dukungan doa, serta tetap setia pada keyakinan agamanya.
• Mereka digolongkan sebagai beriman kurang baik atau negatip, jika mereka merasa tidak diperlakukan secara adil, marah kepada Tuhan, serta mempertanyakan bukti positip kasih Tuhan.
Sedang faktor lain yang juga turut diukur adalah harapan yang mereka miliki serta dukungan doa yang mereka minta sebelum menjalani oprasi.
Ternyata hasil yang diperoleh telah menunjukan bahwa pada mereka yang beriman baik dampak buruk yang dialaminya setelah menjalani oprasi jauh lebih kecil dari mereka yang beriman kurang baik.
Dukungan sosial yang diberikan serta harapan baik yang dimiliki oleh mereka yang beriman baik ternyata menunjukan telah membawakan hasil yang juga positip.
Hingga nampaknya iman yang dimiliki oleh para pasien sudah sepantasnya untuk memperoleh perhatian khusus dari setiap tenaga kesehatan.
SUMBER ASLI: American Psychological Association Convention 2006, New Orleans, Aug. 10-13, 2006. News release, American Psychological Association.
Dialihbahasakan dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Miranda Hitti dalam Oleh WebMD Medical News yang dikaji ilang oleh Louise Chang, MD
KEYAKINAN BERAGAMA BERDAMPAK POSITIP PADA PASIEN YANG MENJALANI OPRASI BERAT
Ketika seseorang mengalami masalah kesehatan yang membuatnya stres, ternyata baik atau buruk keyakinan mereka akan agamanya sangat menentukan berhasil atau tidaknya terapi pengobatan yang dilakukan padanya.
Didalam hal ini para peneliti termasuk profesor Amy Ai, PhD. darii University of Washington School of Social Work telah memperoleh kenyataan bahwa dampak buruk yang dialami oleh mereka yang memiliki iman baik ternyata lebih sedikit daripada yang dialami oleh mereka yang imannya kurang begitu baik.
Tim profesor Ai telah mempelajari keadaan dari 309 orang pasien yang terpaksa harus menjalani oprasi jantung besar di University of Michigan Medical Center di tahun 1999 dan 2002.
Hasil penelitian tersebut telah pada konvensi American Psychological Association.di New Orleans tahun 2006
Usia para pasien tersebut pada saat itu berkisar antara 33 hingga 89 tahun (atau memiliki usia rata-rata 62tahun), sedangkan agama yang mereka anut adalah :
• Kristen 83%
• Jahudi: 3%
• Muslim kurang dari 1%
• Lain-lain 3%
• Tidak ada preferensi: 10%
Para pasien tersebut diwawancarai sebelumnya sebanyak dua kali yaitu sekali dengan cara tatap muka langsung, dan sekali lagi dengan melalui telepon pada saat sebelum mereka menjalani operasi. Serta survey mengenai hasilnya dilakukan sekitar 36 hari setelah mereka menjalani operasi mereka.
Wawancara yang dilakukan sebelum menjalani oprasi, ditujukan agar dapat mengetahui baik atau tidaknya iman mereka dalam beragama, seperti :
• Mereka digolongkan sebagai beriman baik atau positip, jika mereka saat itu mohon untuk dimaafkan oleh sekitarnya, mohon dukungan doa, serta tetap setia pada keyakinan agamanya.
• Mereka digolongkan sebagai beriman kurang baik atau negatip, jika mereka merasa tidak diperlakukan secara adil, marah kepada Tuhan, serta mempertanyakan bukti positip kasih Tuhan.
Sedang faktor lain yang juga turut diukur adalah harapan yang mereka miliki serta dukungan doa yang mereka minta sebelum menjalani oprasi.
Ternyata hasil yang diperoleh telah menunjukan bahwa pada mereka yang beriman baik dampak buruk yang dialaminya setelah menjalani oprasi jauh lebih kecil dari mereka yang beriman kurang baik.
Dukungan sosial yang diberikan serta harapan baik yang dimiliki oleh mereka yang beriman baik ternyata menunjukan telah membawakan hasil yang juga positip.
Hingga nampaknya iman yang dimiliki oleh para pasien sudah sepantasnya untuk memperoleh perhatian khusus dari setiap tenaga kesehatan.
SUMBER ASLI: American Psychological Association Convention 2006, New Orleans, Aug. 10-13, 2006. News release, American Psychological Association.
Dialihbahasakan dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Miranda Hitti dalam Oleh WebMD Medical News yang dikaji ilang oleh Louise Chang, MD
Ketika seseorang mengalami masalah kesehatan yang membuatnya stres, ternyata baik atau buruk keyakinan mereka akan agamanya sangat menentukan berhasil atau tidaknya terapi pengobatan yang dilakukan padanya.
Didalam hal ini para peneliti termasuk profesor Amy Ai, PhD. darii University of Washington School of Social Work telah memperoleh kenyataan bahwa dampak buruk yang dialami oleh mereka yang memiliki iman baik ternyata lebih sedikit daripada yang dialami oleh mereka yang imannya kurang begitu baik.
Tim profesor Ai telah mempelajari keadaan dari 309 orang pasien yang terpaksa harus menjalani oprasi jantung besar di University of Michigan Medical Center di tahun 1999 dan 2002.
Hasil penelitian tersebut telah pada konvensi American Psychological Association.di New Orleans tahun 2006
Usia para pasien tersebut pada saat itu berkisar antara 33 hingga 89 tahun (atau memiliki usia rata-rata 62tahun), sedangkan agama yang mereka anut adalah :
• Kristen 83%
• Jahudi: 3%
• Muslim kurang dari 1%
• Lain-lain 3%
• Tidak ada preferensi: 10%
Para pasien tersebut diwawancarai sebelumnya sebanyak dua kali yaitu sekali dengan cara tatap muka langsung, dan sekali lagi dengan melalui telepon pada saat sebelum mereka menjalani operasi. Serta survey mengenai hasilnya dilakukan sekitar 36 hari setelah mereka menjalani operasi mereka.
Wawancara yang dilakukan sebelum menjalani oprasi, ditujukan agar dapat mengetahui baik atau tidaknya iman mereka dalam beragama, seperti :
• Mereka digolongkan sebagai beriman baik atau positip, jika mereka saat itu mohon untuk dimaafkan oleh sekitarnya, mohon dukungan doa, serta tetap setia pada keyakinan agamanya.
• Mereka digolongkan sebagai beriman kurang baik atau negatip, jika mereka merasa tidak diperlakukan secara adil, marah kepada Tuhan, serta mempertanyakan bukti positip kasih Tuhan.
Sedang faktor lain yang juga turut diukur adalah harapan yang mereka miliki serta dukungan doa yang mereka minta sebelum menjalani oprasi.
Ternyata hasil yang diperoleh telah menunjukan bahwa pada mereka yang beriman baik dampak buruk yang dialaminya setelah menjalani oprasi jauh lebih kecil dari mereka yang beriman kurang baik.
Dukungan sosial yang diberikan serta harapan baik yang dimiliki oleh mereka yang beriman baik ternyata menunjukan telah membawakan hasil yang juga positip.
Hingga nampaknya iman yang dimiliki oleh para pasien sudah sepantasnya untuk memperoleh perhatian khusus dari setiap tenaga kesehatan.
SUMBER ASLI: American Psychological Association Convention 2006, New Orleans, Aug. 10-13, 2006. News release, American Psychological Association.
Dialihbahasakan dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Miranda Hitti dalam Oleh WebMD Medical News yang dikaji ilang oleh Louise Chang, MD
MENDENGARKAN MUSIK BERIRAMA TENANG SAMBIL MENGATUR PERNAPASAN DAPAT MENURUNKAN TEKANAN DARAH TINGGI
/*
Setelah itu, mereka diberi CD musik yang berirama tenang seperti halnya dengan musik klasik, Celtic, dan lain-lain, serta mereka diminta untuk mendengarkan CD-CD tersebut selama 30 menit setiap harinya didalam kurun waktu satu bulan, sambil mengatur cara pernapasan mereka yaitu dengan perlahan-lahan menghirupnya, dan kemudian menghembuskannya kembali dengan perbandingan waktu dua banding satu antara waktu saat menghirup dengan waktu saat menghembuskannya.
Ketika setelah berjalan satu bulan mereka mendengarkan musik dan berlatih mengatur pernapasan mereka, alat pemonitor kembali dipasangkan pada tubuh mereka.
Hasilnya, ternyata keadaan tekanan darah mereka membaik dengan angka penurunan rata-rata tiga poin untuk sistoliknya, sedangkan untuk diastoliknya empat point.
Sebagai pembanding, dari 20 orang pasien yang secara sengaja tidak diberi CD dan tidak diminta untuk mendengarkan musik sambil mengatur pernapasan, ternyata tekanan darah mereka setelah satu bulan dikontrol kembali sama sekali tidak ada yang menunjukan adanya perubahan.
Didalam hal ini, masih belum jelas apakah penurunan tekanan darah tersebut akibat musiknya atau akibat sistim pernapasan yang dipergunakan pada saat penelitian tersebut.
disarikan dan dialih bahasakan dari tulisan Miranda Hitti dalam WebMD Health News edisi 15 Mei 2008 yang ditinjau ulang oleh Louise Chang, MD
Setelah itu, mereka diberi CD musik yang berirama tenang seperti halnya dengan musik klasik, Celtic, dan lain-lain, serta mereka diminta untuk mendengarkan CD-CD tersebut selama 30 menit setiap harinya didalam kurun waktu satu bulan, sambil mengatur cara pernapasan mereka yaitu dengan perlahan-lahan menghirupnya, dan kemudian menghembuskannya kembali dengan perbandingan waktu dua banding satu antara waktu saat menghirup dengan waktu saat menghembuskannya.
Ketika setelah berjalan satu bulan mereka mendengarkan musik dan berlatih mengatur pernapasan mereka, alat pemonitor kembali dipasangkan pada tubuh mereka.
Hasilnya, ternyata keadaan tekanan darah mereka membaik dengan angka penurunan rata-rata tiga poin untuk sistoliknya, sedangkan untuk diastoliknya empat point.
Sebagai pembanding, dari 20 orang pasien yang secara sengaja tidak diberi CD dan tidak diminta untuk mendengarkan musik sambil mengatur pernapasan, ternyata tekanan darah mereka setelah satu bulan dikontrol kembali sama sekali tidak ada yang menunjukan adanya perubahan.
Didalam hal ini, masih belum jelas apakah penurunan tekanan darah tersebut akibat musiknya atau akibat sistim pernapasan yang dipergunakan pada saat penelitian tersebut.
disarikan dan dialih bahasakan dari tulisan Miranda Hitti dalam WebMD Health News edisi 15 Mei 2008 yang ditinjau ulang oleh Louise Chang, MD
Itulah yang terjadi didalam sebuah penelitian di Italia yang menyertakan 28 orang penderita tekanan darah tinggi tingkat menengah.
Menurut Profesor Pietro A. Modesti, MD, PhD, dari Italia University of Florence, pertama-tama, pada diri setiap pasien tersebut dipasang alat pemonitor tekanan darah yang akan memonitor keadaan tekanan darah mereka untuk selama 24 jam.Setelah itu, mereka diberi CD musik yang berirama tenang seperti halnya dengan musik klasik, Celtic, dan lain-lain, serta mereka diminta untuk mendengarkan CD-CD tersebut selama 30 menit setiap harinya didalam kurun waktu satu bulan, sambil mengatur cara pernapasan mereka yaitu dengan perlahan-lahan menghirupnya, dan kemudian menghembuskannya kembali dengan perbandingan waktu dua banding satu antara waktu saat menghirup dengan waktu saat menghembuskannya.
Ketika setelah berjalan satu bulan mereka mendengarkan musik dan berlatih mengatur pernapasan mereka, alat pemonitor kembali dipasangkan pada tubuh mereka.
Hasilnya, ternyata keadaan tekanan darah mereka membaik dengan angka penurunan rata-rata tiga poin untuk sistoliknya, sedangkan untuk diastoliknya empat point.
Sebagai pembanding, dari 20 orang pasien yang secara sengaja tidak diberi CD dan tidak diminta untuk mendengarkan musik sambil mengatur pernapasan, ternyata tekanan darah mereka setelah satu bulan dikontrol kembali sama sekali tidak ada yang menunjukan adanya perubahan.
Didalam hal ini, masih belum jelas apakah penurunan tekanan darah tersebut akibat musiknya atau akibat sistim pernapasan yang dipergunakan pada saat penelitian tersebut.
Walau demikian, Modesti menyatakan bahwa efek antihipertensi yang ada merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh penggunaan kombinasi latihan musik serta penggunaan sistim pernapasan tersebut.
disarikan dan dialih bahasakan dari tulisan Miranda Hitti dalam WebMD Health News edisi 15 Mei 2008 yang ditinjau ulang oleh Louise Chang, MD
Itulah yang terjadi didalam sebuah penelitian di Italia yang menyertakan 28 orang penderita tekanan darah tinggi tingkat menengah.
Menurut Profesor Pietro A. Modesti, MD, PhD, dari Italia University of Florence, pertama-tama, pada diri setiap pasien tersebut dipasang alat pemonitor tekanan darah yang akan memonitor keadaan tekanan darah mereka untuk selama 24 jam.Setelah itu, mereka diberi CD musik yang berirama tenang seperti halnya dengan musik klasik, Celtic, dan lain-lain, serta mereka diminta untuk mendengarkan CD-CD tersebut selama 30 menit setiap harinya didalam kurun waktu satu bulan, sambil mengatur cara pernapasan mereka yaitu dengan perlahan-lahan menghirupnya, dan kemudian menghembuskannya kembali dengan perbandingan waktu dua banding satu antara waktu saat menghirup dengan waktu saat menghembuskannya.
Ketika setelah berjalan satu bulan mereka mendengarkan musik dan berlatih mengatur pernapasan mereka, alat pemonitor kembali dipasangkan pada tubuh mereka.
Hasilnya, ternyata keadaan tekanan darah mereka membaik dengan angka penurunan rata-rata tiga poin untuk sistoliknya, sedangkan untuk diastoliknya empat point.
Sebagai pembanding, dari 20 orang pasien yang secara sengaja tidak diberi CD dan tidak diminta untuk mendengarkan musik sambil mengatur pernapasan, ternyata tekanan darah mereka setelah satu bulan dikontrol kembali sama sekali tidak ada yang menunjukan adanya perubahan.
Didalam hal ini, masih belum jelas apakah penurunan tekanan darah tersebut akibat musiknya atau akibat sistim pernapasan yang dipergunakan pada saat penelitian tersebut.
Walau demikian, Modesti menyatakan bahwa efek antihipertensi yang ada merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh penggunaan kombinasi latihan musik serta penggunaan sistim pernapasan tersebut.
disarikan dan dialih bahasakan dari tulisan Miranda Hitti dalam WebMD Health News edisi 15 Mei 2008 yang ditinjau ulang oleh Louise Chang, MD
Minggu, 14 November 2010
WORKAHOLIC DAN MASALAH-MASALAHNYA
/*
Di Jepang, dampak kematian dari workaholism diistilahkan sebagai "karoshi" atau kematian akibat bekerja yang berlebihan serta telah menyebabkan terjadinya 1.000 kematian per-tahun pada mereka, dan hampir 5% dari kasus stroke serta kematian akibat mendapat serangan jantung yang terjadi dinegara tersebut telah menimpa para karyawan yang masih berada pada usia dibawah 60 tahun.
Di negeri Belanda, hal tersebut telah menghasilkan suatu keadaan yang diistilahkan mereka sebagai "leisure illness" (penyakit saat liburan) yang dalam penelitian mereka ternyata telah menimpa 3% penduduknya, yang menyebabkan mereka sakit secara fisik diakhir pekan atau pada saat liburan yaitu disaat mereka mencoba untuk berhenti bekerja dan ingin bersantai.
Sedangkan di Amerika Serikat, gila kerja telah diistilahkan sebagai "kecanduan terhormat" yang telah menyebabkan bahaya yang sama dengan yang menimpa mereka yang berada dinegara lain hingga menimpa jutaan penduduk Amerika Serikat baik yang memiliki pekerjaan tetap maupun yang tidak.
Menurut Bryan Robinson, PhD, , gila kerja adalah suatu jenis kecanduan, yang merupakan salah satu gangguan obsesif-kompulsif, hingga sama sekali berbeda dengan bekerja keras atau bekerja didalam waktu yang lama,"
Perbedaan Antara Kerja Keras dan Workaholism
Pekerja keras menjadikan kita mampu mendarat di bulan, menemukan vaksinasi serta terbentuknya suatu negara dan pekerja keras umumnya memiliki keseimbangan hidup hingga pada saat duduk didepan meja masih memikirkan kapan saatnya untuk dapat bersantai.
Tetapi seorang workaholic berbeda, karena walau sedang bersantai bersama keluarganya sekalipun, yang ada didalam pikirannya tetap pekerjaannya.
Obsesi mereka dengan pekerjaan adalah bahwa semua pekerjaan harus dapat ditangani. Akibatnya, para pecandu kerja tersebut menjadi kurang bisa menjaga hubungan baik dengan pihak lain dan kurang mempedulikan kesehatan.
Menurut Tuck T. Saul, PhD, seorang psikoterapis dari Columbus, Ohio, "Mereka cenderung mengabaikan kesehatan hanya untuk dapat mencapai hasil-hasil mengagumkan serta juga cenderung mengabaikan teman-teman bahkan keluarga mereka sendiri. Selain itu, memiliki kecenderungan untuk menghindari berlibur, bahkan jika pergi berliburpun pikiran mereka tidak berada sepenuhnya disana karena masih terus memikirkan pekerjaan mereka”.
Seperti halnya dengan jenis-jenis aholism yang lain, mereka tidak menyadari dampak buruk yang akan ditimbulkan oleh keadaan gila kerjanya tersebut, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi pihak yang lain. Dan mereka hanya akan menyadarinya jika malapetaka telah menimpa diri mereka seperti hancurnya kesehatan fisik mereka atau rusaknya kehidupan keluarga mereka.
Sehingga konseling merupakan sesuatu yang dianjurkan bagi para workaholic
Bekerja keras adalah baik, tetapi kita harus mampu menghentikannya jika saatnya tiba serta beralih memperhatikan bagian lain dari kehidupan sepert halnya dengan teman, keluarga, hobi, dan hiburan
Dialihbahasa dan disarikan dari tulisan Sid Kirchheimer dari WebMD Feature yang dikaji ulang oleh Louise Chang, MD yang bersumber dari : Nishiyama, K. International Journal for Health Services, Feb. 4, 1997. Vingerhoets, A. Psychotherapy and Psychosomatics, November-December 2002; vol 71: pp 311-317. Bryan Robinson, PhD, psychotherapist, Asheville, N.C.; professor emeritus, University of North Carolina, Charlotte; author, Chained to the Desk. Tuck T. Saul, PhD, psychotherapist, Columbus, Ohio. "Cheri", recovering workaholic, Menlo Park, Calif. Diane Fassel, PhD, president, Newmeasures, Inc., Boulder, Colo.; author, Working Ourselves to Death
Di Jepang, dampak kematian dari workaholism diistilahkan sebagai "karoshi" atau kematian akibat bekerja yang berlebihan serta telah menyebabkan terjadinya 1.000 kematian per-tahun pada mereka, dan hampir 5% dari kasus stroke serta kematian akibat mendapat serangan jantung yang terjadi dinegara tersebut telah menimpa para karyawan yang masih berada pada usia dibawah 60 tahun.
Di negeri Belanda, hal tersebut telah menghasilkan suatu keadaan yang diistilahkan mereka sebagai "leisure illness" (penyakit saat liburan) yang dalam penelitian mereka ternyata telah menimpa 3% penduduknya, yang menyebabkan mereka sakit secara fisik diakhir pekan atau pada saat liburan yaitu disaat mereka mencoba untuk berhenti bekerja dan ingin bersantai.
Sedangkan di Amerika Serikat, gila kerja telah diistilahkan sebagai "kecanduan terhormat" yang telah menyebabkan bahaya yang sama dengan yang menimpa mereka yang berada dinegara lain hingga menimpa jutaan penduduk Amerika Serikat baik yang memiliki pekerjaan tetap maupun yang tidak.
Menurut Bryan Robinson, PhD, , gila kerja adalah suatu jenis kecanduan, yang merupakan salah satu gangguan obsesif-kompulsif, hingga sama sekali berbeda dengan bekerja keras atau bekerja didalam waktu yang lama,"
Perbedaan Antara Kerja Keras dan Workaholism
Pekerja keras menjadikan kita mampu mendarat di bulan, menemukan vaksinasi serta terbentuknya suatu negara dan pekerja keras umumnya memiliki keseimbangan hidup hingga pada saat duduk didepan meja masih memikirkan kapan saatnya untuk dapat bersantai.
Tetapi seorang workaholic berbeda, karena walau sedang bersantai bersama keluarganya sekalipun, yang ada didalam pikirannya tetap pekerjaannya.
Obsesi mereka dengan pekerjaan adalah bahwa semua pekerjaan harus dapat ditangani. Akibatnya, para pecandu kerja tersebut menjadi kurang bisa menjaga hubungan baik dengan pihak lain dan kurang mempedulikan kesehatan.
Menurut Tuck T. Saul, PhD, seorang psikoterapis dari Columbus, Ohio, "Mereka cenderung mengabaikan kesehatan hanya untuk dapat mencapai hasil-hasil mengagumkan serta juga cenderung mengabaikan teman-teman bahkan keluarga mereka sendiri. Selain itu, memiliki kecenderungan untuk menghindari berlibur, bahkan jika pergi berliburpun pikiran mereka tidak berada sepenuhnya disana karena masih terus memikirkan pekerjaan mereka”.
Seperti halnya dengan jenis-jenis aholism yang lain, mereka tidak menyadari dampak buruk yang akan ditimbulkan oleh keadaan gila kerjanya tersebut, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi pihak yang lain. Dan mereka hanya akan menyadarinya jika malapetaka telah menimpa diri mereka seperti hancurnya kesehatan fisik mereka atau rusaknya kehidupan keluarga mereka.
Sehingga konseling merupakan sesuatu yang dianjurkan bagi para workaholic
Bekerja keras adalah baik, tetapi kita harus mampu menghentikannya jika saatnya tiba serta beralih memperhatikan bagian lain dari kehidupan sepert halnya dengan teman, keluarga, hobi, dan hiburan
Dialihbahasa dan disarikan dari tulisan Sid Kirchheimer dari WebMD Feature yang dikaji ulang oleh Louise Chang, MD yang bersumber dari : Nishiyama, K. International Journal for Health Services, Feb. 4, 1997. Vingerhoets, A. Psychotherapy and Psychosomatics, November-December 2002; vol 71: pp 311-317. Bryan Robinson, PhD, psychotherapist, Asheville, N.C.; professor emeritus, University of North Carolina, Charlotte; author, Chained to the Desk. Tuck T. Saul, PhD, psychotherapist, Columbus, Ohio. "Cheri", recovering workaholic, Menlo Park, Calif. Diane Fassel, PhD, president, Newmeasures, Inc., Boulder, Colo.; author, Working Ourselves to Death
Jumat, 12 November 2010
DAMPAK STRESS DITEMPAT KERJA DAN CARA MENGATASINYA
/*
Dialihbahasakan dan disarikan dari tulisan Elizabeth Heubeck yang dikaji ulang oleh iLouise Chang, MD dari WebMD Feature oleh WS Djaka Panungkas
SUMBER ASLI : Carol Kauffman, PhD, assistant professor, department of psychiatry, Harvard Medical School. Bruce Rabin, MD, PhD, professor of pathology and psychiatry, University of Pittsburgh Medical Center. Len Tuzman, DSW, social worker. John Garrison, PhD, director, stress management program, Lahey Clinic, Burlington, Mass. Karen Leland, president, Sterling Consulting Group; author Watercooler Wisdom: How Smart People Prosper in the Face of Conflict, Pressure, and Change. Scott Meit, PsyD, vice chairman for psychology, department of psychiatry and psychology, The Cleveland Clinic. Kivimaki, M. Archives of Internal Medicine, October 2005; vol 165: pp. 2245-51. Anderson American Journal of Health Promotion, September-October 2000; vol 15: pp. 45-52. Steptoe, A. Health Psychology, November 2005; vol 24.
Dialihbahasakan dan disarikan dari tulisan Elizabeth Heubeck yang dikaji ulang oleh iLouise Chang, MD dari WebMD Feature oleh WS Djaka Panungkas
SUMBER ASLI : Carol Kauffman, PhD, assistant professor, department of psychiatry, Harvard Medical School. Bruce Rabin, MD, PhD, professor of pathology and psychiatry, University of Pittsburgh Medical Center. Len Tuzman, DSW, social worker. John Garrison, PhD, director, stress management program, Lahey Clinic, Burlington, Mass. Karen Leland, president, Sterling Consulting Group; author Watercooler Wisdom: How Smart People Prosper in the Face of Conflict, Pressure, and Change. Scott Meit, PsyD, vice chairman for psychology, department of psychiatry and psychology, The Cleveland Clinic. Kivimaki, M. Archives of Internal Medicine, October 2005; vol 165: pp. 2245-51. Anderson American Journal of Health Promotion, September-October 2000; vol 15: pp. 45-52. Steptoe, A. Health Psychology, November 2005; vol 24.
Jika Anda memiliki atasan yang pilih kasih serta rekan kerja yang memiliki sifat tidak baik, maka berhati-hatilah karena mungkin tidak hanya kedudukan Anda saja yang menjadi terancam, tetapi fisik Andapun akan berada didalam bahaya.
Karena suatu lingkungan kerja yang mencekam akan mengikis semangat karyawannya. Dan suasana seperti itu akan memperburuk kesehatan.
Misalnya lingkungan dimana Anda harus menghadapi kenyataan bahwa salah seorang rekan kerja Anda dengan mudahnya selalu memperoleh promosi sedangkan disisi lain kerja keras Anda seolah-olah tidak pernah diperhatikan bahkan ide-ide atau masukan-masukan Anda seolah-olah tidak didengar apalagi sampai dihargai.
Didengar merupakan suatu kebutuhan
Merasa terjebak di tempat kerja yang tidak adil dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner yang merupakan penyebab utama terjadinya kematian di AS
Dalam studi yang dilakukan di Finlandia antara tahun 1985 dan 1990, dimana para peneliti telah mensurvei lebih dari 6.000 pegawai negeri pria maupun wanita di Inggris yang tidak mengalami penyakit jantung koroner mengenai berapa jauh adil atau tidaknya perlakuan yang mereka terima dalam pekerjaan mereka, memperoleh fakta bahwa pada kenyataannya yang merasakan bahwa mereka diperlakukan secara adil jumlahnya 30 % lebih kecil dari para pekerja yang secara konsisten menyatakan dirinya mengalami ketidak adilan di tempat kerjanya.
Hanya mereka yang merasakan bahwa atasan mereka menghargai pandangan mereka, memperlakukan mereka dengan jujur, serta selalu menyertakan mereka dalam mengambil keputusanlah yang menyatakan tempat mereka bekerja adalah adil.
"Hasil dari penelitian ini telah menunjukkan apa yang oleh banyak ahli dikatakan merasa seperti tidak pernah didengarkan, memiliki peringkat yang tertinggi sebagai pencipta stress dalam hubungan kerja, akibat dari merasa diabaikan" menurut psikolog Carol Kauffman, PhD, asisten profesor di departemen Harvard Medical School psikiatri .
Sedang menurut Bruce Rabin, MD, PhD, seorang profesor bagian patologi dan psikiatri dari Universitas Pittsburgh Medical Center, tempat bekerja seseorang harus memiliki nilai yang positip bagi para pekerjanya.
Karena, jika seorang pekerja merasakan bahwa kehadirannya kurang dihargai, dan idenya cenderung diremehkan, maka pekerja tersebut akan mengalami resiko untuk mendapat penyakit jantung. Padahal tempat kerja seharus bahkan merupakan sesuatu yang penting nilainya bagi pekerjanya karena mampu menunjang kehidupannya sehingga menyelamatkan dirinya dari gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh stress.
Reaksi terhadap sikap teman sekerja
Para pekerja yang bereaksi terhadap hubungan interpersonal mereka yang buruk di tempat bekerjanya akibat sikap rekan sekerjanya yang menurut penilaiannya pasif atau bahkan terlalu agresif atau sikap dari atasannya yang tidak memuaskan, dapat menciptakan dampak dramatis yang akan memunculkan tingkat stres berikutnya.
Menurut Len Tuzman, DSW, seorang pakar dalam bidang stress management, ada orang-orang yang rentan sekali terhadap stress. Yaitu orang-orang yang selalu mengalami kesulitan dalam mengatur kehidupannya sehari-har serta kurang mampu dalam memecahkan setiap masalah yang dihadapi olehnya, hingga cenderung untuk memiliki tingkat kecemasan tinggi dan selalu hidup didalam ketidak pastian
Bagaimana stress berdampak pada kesehatan
Saat kita merasakan stress, dalam diri kita akan terjadi peningkatan konsentrasi hormon stres pada darah, yaitu peningkatan kadar kortisol serta norepinephrine.
Setiap orang pada dasarnya memiliki kerentanan organ yang berbeda terhadapnya, sehingga ada yang meresponnya sebagai rasa panik, dan ada juga yang merasakan sakit kepala oleh karenanya," kata John Garrison, PhD, direktur dari program manajemen stres pada Lahey Clinic di Burlington.
Stress juga dapat menyebabkan berbagai dampak pada kesehatan, misalnya menyulitkan dalam mengendalikan diabetes karena menyebabkan terjadinya peningkatan kadar glukosa darah sebagai respon dari tubuh dalam meningkatkan jumlah energi untuk mengatasi stres.
Stres dan Peningkatan Kadar Kolesterol
Cepat atau lambat, stres bahkan akan meningkatkan kadar kolesterol. Para peneliti Inggris yang mengevaluasi reaksi stres yang dialami oleh 199 orang pria dan wanita yang sehat telah menemukan kenyataan bahwa pada para peserta yang cepat bereaksi terhadap situasi yang emosional secara langsung pada dirinya terjadi peningkatan yang signifikan pada kadar kolesterol dalam darahnya.
Hal ini, mungkin merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh karena stress memicu terjadinya peradangan pada tubuh yang mengakibatkan adanya peningkatan dalam produksi lipid (lemak).
Stres yang mempengaruhi kesehatan tidak sepenuhnya diakibatkan oleh reaksi fisiologis.
Stres juga akan mempengaruhi perilaku, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi kesehatan.
Kita tidak bisa dengan mudah menghindari seseorang yang membuat kita bermasalah. Karena itu manfaatkanlah hal tersebut untuk mempelajari bagaimana kita melihatnya dari sudut pandang yang lain dalam berinteraksi dengan mereka.
Cara Mengatasi Situasi Yang Menimbulkan Stres
Perbaiki hubungan dengan atasan dengan menghargai walau sekecil apapun dukungan yang telah diberikan oleh atasan.
Belajarlah untuk membuat sebuah hubungan kerja. Jadi, jika tidak memiliki hubungan dengan seseorang usahakan untuk dapat menciptakannya
Belajarlah memahami serta mengevaluasi gaya rekan kerja.
Berolahragalah sesuai kemampuan.
Lakukan teknik relaksasi yang disukai dari tehnik-tehnik yang tradisional hingga Tai Chi maupun meditasi untuk dapatmenemukan keseimbangan.
________________________________________Dialihbahasakan dan disarikan dari tulisan Elizabeth Heubeck yang dikaji ulang oleh iLouise Chang, MD dari WebMD Feature oleh WS Djaka Panungkas
SUMBER ASLI : Carol Kauffman, PhD, assistant professor, department of psychiatry, Harvard Medical School. Bruce Rabin, MD, PhD, professor of pathology and psychiatry, University of Pittsburgh Medical Center. Len Tuzman, DSW, social worker. John Garrison, PhD, director, stress management program, Lahey Clinic, Burlington, Mass. Karen Leland, president, Sterling Consulting Group; author Watercooler Wisdom: How Smart People Prosper in the Face of Conflict, Pressure, and Change. Scott Meit, PsyD, vice chairman for psychology, department of psychiatry and psychology, The Cleveland Clinic. Kivimaki, M. Archives of Internal Medicine, October 2005; vol 165: pp. 2245-51. Anderson American Journal of Health Promotion, September-October 2000; vol 15: pp. 45-52. Steptoe, A. Health Psychology, November 2005; vol 24.
Jika Anda memiliki atasan yang pilih kasih serta rekan kerja yang memiliki sifat tidak baik, maka berhati-hatilah karena mungkin tidak hanya kedudukan Anda saja yang menjadi terancam, tetapi fisik Andapun akan berada didalam bahaya.
Karena suatu lingkungan kerja yang mencekam akan mengikis semangat karyawannya. Dan suasana seperti itu akan memperburuk kesehatan.
Misalnya lingkungan dimana Anda harus menghadapi kenyataan bahwa salah seorang rekan kerja Anda dengan mudahnya selalu memperoleh promosi sedangkan disisi lain kerja keras Anda seolah-olah tidak pernah diperhatikan bahkan ide-ide atau masukan-masukan Anda seolah-olah tidak didengar apalagi sampai dihargai.
Didengar merupakan suatu kebutuhan
Merasa terjebak di tempat kerja yang tidak adil dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner yang merupakan penyebab utama terjadinya kematian di AS
Dalam studi yang dilakukan di Finlandia antara tahun 1985 dan 1990, dimana para peneliti telah mensurvei lebih dari 6.000 pegawai negeri pria maupun wanita di Inggris yang tidak mengalami penyakit jantung koroner mengenai berapa jauh adil atau tidaknya perlakuan yang mereka terima dalam pekerjaan mereka, memperoleh fakta bahwa pada kenyataannya yang merasakan bahwa mereka diperlakukan secara adil jumlahnya 30 % lebih kecil dari para pekerja yang secara konsisten menyatakan dirinya mengalami ketidak adilan di tempat kerjanya.
Hanya mereka yang merasakan bahwa atasan mereka menghargai pandangan mereka, memperlakukan mereka dengan jujur, serta selalu menyertakan mereka dalam mengambil keputusanlah yang menyatakan tempat mereka bekerja adalah adil.
"Hasil dari penelitian ini telah menunjukkan apa yang oleh banyak ahli dikatakan merasa seperti tidak pernah didengarkan, memiliki peringkat yang tertinggi sebagai pencipta stress dalam hubungan kerja, akibat dari merasa diabaikan" menurut psikolog Carol Kauffman, PhD, asisten profesor di departemen Harvard Medical School psikiatri .
Sedang menurut Bruce Rabin, MD, PhD, seorang profesor bagian patologi dan psikiatri dari Universitas Pittsburgh Medical Center, tempat bekerja seseorang harus memiliki nilai yang positip bagi para pekerjanya.
Karena, jika seorang pekerja merasakan bahwa kehadirannya kurang dihargai, dan idenya cenderung diremehkan, maka pekerja tersebut akan mengalami resiko untuk mendapat penyakit jantung. Padahal tempat kerja seharus bahkan merupakan sesuatu yang penting nilainya bagi pekerjanya karena mampu menunjang kehidupannya sehingga menyelamatkan dirinya dari gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh stress.
Reaksi terhadap sikap teman sekerja
Para pekerja yang bereaksi terhadap hubungan interpersonal mereka yang buruk di tempat bekerjanya akibat sikap rekan sekerjanya yang menurut penilaiannya pasif atau bahkan terlalu agresif atau sikap dari atasannya yang tidak memuaskan, dapat menciptakan dampak dramatis yang akan memunculkan tingkat stres berikutnya.
Menurut Len Tuzman, DSW, seorang pakar dalam bidang stress management, ada orang-orang yang rentan sekali terhadap stress. Yaitu orang-orang yang selalu mengalami kesulitan dalam mengatur kehidupannya sehari-har serta kurang mampu dalam memecahkan setiap masalah yang dihadapi olehnya, hingga cenderung untuk memiliki tingkat kecemasan tinggi dan selalu hidup didalam ketidak pastian
Bagaimana stress berdampak pada kesehatan
Saat kita merasakan stress, dalam diri kita akan terjadi peningkatan konsentrasi hormon stres pada darah, yaitu peningkatan kadar kortisol serta norepinephrine.
Setiap orang pada dasarnya memiliki kerentanan organ yang berbeda terhadapnya, sehingga ada yang meresponnya sebagai rasa panik, dan ada juga yang merasakan sakit kepala oleh karenanya," kata John Garrison, PhD, direktur dari program manajemen stres pada Lahey Clinic di Burlington.
Stress juga dapat menyebabkan berbagai dampak pada kesehatan, misalnya menyulitkan dalam mengendalikan diabetes karena menyebabkan terjadinya peningkatan kadar glukosa darah sebagai respon dari tubuh dalam meningkatkan jumlah energi untuk mengatasi stres.
Stres dan Peningkatan Kadar Kolesterol
Cepat atau lambat, stres bahkan akan meningkatkan kadar kolesterol. Para peneliti Inggris yang mengevaluasi reaksi stres yang dialami oleh 199 orang pria dan wanita yang sehat telah menemukan kenyataan bahwa pada para peserta yang cepat bereaksi terhadap situasi yang emosional secara langsung pada dirinya terjadi peningkatan yang signifikan pada kadar kolesterol dalam darahnya.
Hal ini, mungkin merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh karena stress memicu terjadinya peradangan pada tubuh yang mengakibatkan adanya peningkatan dalam produksi lipid (lemak).
Stres yang mempengaruhi kesehatan tidak sepenuhnya diakibatkan oleh reaksi fisiologis.
Stres juga akan mempengaruhi perilaku, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi kesehatan.
Kita tidak bisa dengan mudah menghindari seseorang yang membuat kita bermasalah. Karena itu manfaatkanlah hal tersebut untuk mempelajari bagaimana kita melihatnya dari sudut pandang yang lain dalam berinteraksi dengan mereka.
Cara Mengatasi Situasi Yang Menimbulkan Stres
Perbaiki hubungan dengan atasan dengan menghargai walau sekecil apapun dukungan yang telah diberikan oleh atasan.
Belajarlah untuk membuat sebuah hubungan kerja. Jadi, jika tidak memiliki hubungan dengan seseorang usahakan untuk dapat menciptakannya
Belajarlah memahami serta mengevaluasi gaya rekan kerja.
Berolahragalah sesuai kemampuan.
Lakukan teknik relaksasi yang disukai dari tehnik-tehnik yang tradisional hingga Tai Chi maupun meditasi untuk dapatmenemukan keseimbangan.
________________________________________Dialihbahasakan dan disarikan dari tulisan Elizabeth Heubeck yang dikaji ulang oleh iLouise Chang, MD dari WebMD Feature oleh WS Djaka Panungkas
SUMBER ASLI : Carol Kauffman, PhD, assistant professor, department of psychiatry, Harvard Medical School. Bruce Rabin, MD, PhD, professor of pathology and psychiatry, University of Pittsburgh Medical Center. Len Tuzman, DSW, social worker. John Garrison, PhD, director, stress management program, Lahey Clinic, Burlington, Mass. Karen Leland, president, Sterling Consulting Group; author Watercooler Wisdom: How Smart People Prosper in the Face of Conflict, Pressure, and Change. Scott Meit, PsyD, vice chairman for psychology, department of psychiatry and psychology, The Cleveland Clinic. Kivimaki, M. Archives of Internal Medicine, October 2005; vol 165: pp. 2245-51. Anderson American Journal of Health Promotion, September-October 2000; vol 15: pp. 45-52. Steptoe, A. Health Psychology, November 2005; vol 24.
Kamis, 11 November 2010
DAMPAK KETAATAN BERIBADAH BAGI KESEHATAN
/*
Menurut Harold Koenig, MD, seorang profesor dibidang kedokteran psikiatri dari Duke University yang juga merupakan rekan dari Krucoff', doa memiliki makna besar yang tidak hanya merupakan sekedar pengulangan kata atau suara yang menghasilkan adanya tanggapan fisiologis tertentu..
Menurut Koenig yang juga merupakan penulis dari buku The Handbook of Religion and Health menyatakan bahwa tadisi yang dijalankan didalam menjalankan suatu agama ternyata memiliki dampak yang berbeda-beda bagi penganut yang satu dengan yang lainnya terhadap kesehatan mereka, yang telah dibuktikannya dalam penelitian-penelitian yang dilakukan olehnya dan telah menghasilkan 1.200 dokumen penelitian mengenai hal tersebut..
Studi ini berhasil memperlihatkan bahwa orang yang taat dalam menjalankan aturan agamanya ternyata memiliki kecenderungan untuk hidup lebih sehat, karena mereka cenderung untuk tidak merokok atau meminum minuman keras.
Selain hal tersebut, para peneliti itu juga menemukan kenyataan bahwa hampir setiap orang yang rajin berdoa cenderung jarang jatuh sakit (ditemukan para peneliti lainnya universitas Duke, Dartmouth, dan Yale).
Didalam penelitian juga didapatkan fakta bahwa para pasien rawat inap yang tidak pernah menghadiri upacara keagamaan seperti halnya dengan pergi ke gereja cenderung untuk memiliki masa tinggal di rumah sakit yang rata-rata mencapai hingga tiga kali lebih lama dari orang-orang yang hadir dalam upacara keagamaan mereka secara teratur.
Dan para pasien penderita penyakit jantung yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan agama, memiliki kecenderungan untuk lebih banyak yang meninggal pada oprasi berikutnya.
Sedangkan orang-orang tua yang tidak pernah atau jarang hadiri pada upacara-upacara keagamaan mereka, memiliki tingkat kecenderungan untuk stroke yang mencapai dua kali lipat lebih tinggi dari yang secara teratur menghadirinya.
Dan di Israel, orang-orang yang taat beragama memiliki tingkat kematian akibat jantung koroner dan kanker yang jauh lebih rendah yaitu hanya 40% dari yang tidak.
Serta menurut Koenig ternyata orang-orang yang lebih religius cenderung untuk lebih sedikit mengalami depresi, serta jika kemudian suatu saat mereka mengalaminya, mereka cenderung cepat untuk dapat pulih kembalinya.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Davis Jeanie dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Dr. Dominique Walton
Menurut Harold Koenig, MD, seorang profesor dibidang kedokteran psikiatri dari Duke University yang juga merupakan rekan dari Krucoff', doa memiliki makna besar yang tidak hanya merupakan sekedar pengulangan kata atau suara yang menghasilkan adanya tanggapan fisiologis tertentu..
Menurut Koenig yang juga merupakan penulis dari buku The Handbook of Religion and Health menyatakan bahwa tadisi yang dijalankan didalam menjalankan suatu agama ternyata memiliki dampak yang berbeda-beda bagi penganut yang satu dengan yang lainnya terhadap kesehatan mereka, yang telah dibuktikannya dalam penelitian-penelitian yang dilakukan olehnya dan telah menghasilkan 1.200 dokumen penelitian mengenai hal tersebut..
Studi ini berhasil memperlihatkan bahwa orang yang taat dalam menjalankan aturan agamanya ternyata memiliki kecenderungan untuk hidup lebih sehat, karena mereka cenderung untuk tidak merokok atau meminum minuman keras.
Selain hal tersebut, para peneliti itu juga menemukan kenyataan bahwa hampir setiap orang yang rajin berdoa cenderung jarang jatuh sakit (ditemukan para peneliti lainnya universitas Duke, Dartmouth, dan Yale).
Didalam penelitian juga didapatkan fakta bahwa para pasien rawat inap yang tidak pernah menghadiri upacara keagamaan seperti halnya dengan pergi ke gereja cenderung untuk memiliki masa tinggal di rumah sakit yang rata-rata mencapai hingga tiga kali lebih lama dari orang-orang yang hadir dalam upacara keagamaan mereka secara teratur.
Dan para pasien penderita penyakit jantung yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan agama, memiliki kecenderungan untuk lebih banyak yang meninggal pada oprasi berikutnya.
Sedangkan orang-orang tua yang tidak pernah atau jarang hadiri pada upacara-upacara keagamaan mereka, memiliki tingkat kecenderungan untuk stroke yang mencapai dua kali lipat lebih tinggi dari yang secara teratur menghadirinya.
Dan di Israel, orang-orang yang taat beragama memiliki tingkat kematian akibat jantung koroner dan kanker yang jauh lebih rendah yaitu hanya 40% dari yang tidak.
Serta menurut Koenig ternyata orang-orang yang lebih religius cenderung untuk lebih sedikit mengalami depresi, serta jika kemudian suatu saat mereka mengalaminya, mereka cenderung cepat untuk dapat pulih kembalinya.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Davis Jeanie dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Dr. Dominique Walton
DAMPAK BERDOA BAGI KESEHATAN
/*
Selama 30 tahun terakhir, ilmuwan Harvard, Herbert Benson, MD, telah melakukan penelitian sendiri tentang doa untuk memahami pengaruh pikiran seseorang terhadap tubuhnya. Ternyata menurut hasil penelitiannya semua bentuk doa mampu membangkitkan respon relaksasi yang menghilangkan stres, menenangkan tubuh, serta meningkatkan proses penyembuhan.
Doa dengan melakukan pengulangan kata atau suara ternyata menurut hasil penelitiannya memiliki efek penyembuhan. Didalam penelitian yang mereka lakukan, doa yang dipergunakan mereka adalah melakukan meditasi untuk umat Buddha, mendaraskan rosario untuk umat Katolik, dovening untuk orang-orang Yahudi, keterpusatan untuk penganut Protestan dan lain-lain, dimana pada dasarnya hampir setiap agama memiliki cara-cara sendiri dalam melakukannya.
Benson mendocumentasikan melalui MRI brain scan perubahan fisik yang terjadi pada tubuh seseorang saat dirinya berdoa. Dan ketika dicocokan dengan penelitian yang dilakukan para peneliti lain di Universitas Pennsylvania, ternyata menghasilkan gambaran aktivitas otak yang kompleks
Karena pada saat seseorang sedang semakin dalam terpusat pada doanya, aktifitas intens pada sirkuit lobus parietal otaknya mulai terbentuk dan situasi tenang diseluruh otaknya terciptakan.
Disaat bersamaan, sirkuit lobus frontal serta temporal yang memiliki fungsi melacak waktu serta menciptakan kesadaran, menjadi terbebaskan. Hingga hubungan diantara pikiran dengan tubuh mulai terwujudkan.
Sedangkan sistem limbik yang bertanggung jawab untuk meletakkan "tag emosional" pada apa yang kita anggap khusus, juga mulai menjadi aktif. Sistem limbik yang juga merupakan pengatur relaksasi, mengendalikan sistem saraf otonom, denyut jantung, tekanan darah, metabolisme, dll., hingga tubuh menjadi lebih santai serta aktivitas fisiologis menjadi lebih merata.
Apakah semua ini berarti bahwa kita sedang terhubung dengan Yang Maha Tinggi atau bahwa kita, pada kenyataannya "terhubung” dengan pusat pengatur kehidupan yang sangat subyektif, karena bagi umat beragama adalah karunia Allah atau Tuhan, tetapi bagi yang tidak terlalu religius itu adalah kerja otak.."
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Davis Jeanie dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Dr. Dominique Walton
Doa dengan melakukan pengulangan kata atau suara ternyata menurut hasil penelitiannya memiliki efek penyembuhan. Didalam penelitian yang mereka lakukan, doa yang dipergunakan mereka adalah melakukan meditasi untuk umat Buddha, mendaraskan rosario untuk umat Katolik, dovening untuk orang-orang Yahudi, keterpusatan untuk penganut Protestan dan lain-lain, dimana pada dasarnya hampir setiap agama memiliki cara-cara sendiri dalam melakukannya.
Benson mendocumentasikan melalui MRI brain scan perubahan fisik yang terjadi pada tubuh seseorang saat dirinya berdoa. Dan ketika dicocokan dengan penelitian yang dilakukan para peneliti lain di Universitas Pennsylvania, ternyata menghasilkan gambaran aktivitas otak yang kompleks
Karena pada saat seseorang sedang semakin dalam terpusat pada doanya, aktifitas intens pada sirkuit lobus parietal otaknya mulai terbentuk dan situasi tenang diseluruh otaknya terciptakan.
Disaat bersamaan, sirkuit lobus frontal serta temporal yang memiliki fungsi melacak waktu serta menciptakan kesadaran, menjadi terbebaskan. Hingga hubungan diantara pikiran dengan tubuh mulai terwujudkan.
Sedangkan sistem limbik yang bertanggung jawab untuk meletakkan "tag emosional" pada apa yang kita anggap khusus, juga mulai menjadi aktif. Sistem limbik yang juga merupakan pengatur relaksasi, mengendalikan sistem saraf otonom, denyut jantung, tekanan darah, metabolisme, dll., hingga tubuh menjadi lebih santai serta aktivitas fisiologis menjadi lebih merata.
Apakah semua ini berarti bahwa kita sedang terhubung dengan Yang Maha Tinggi atau bahwa kita, pada kenyataannya "terhubung” dengan pusat pengatur kehidupan yang sangat subyektif, karena bagi umat beragama adalah karunia Allah atau Tuhan, tetapi bagi yang tidak terlalu religius itu adalah kerja otak.."
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Davis Jeanie dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Dr. Dominique Walton
Selama 30 tahun terakhir, ilmuwan Harvard, Herbert Benson, MD, telah melakukan penelitian sendiri tentang doa untuk memahami pengaruh pikiran seseorang terhadap tubuhnya. Ternyata menurut hasil penelitiannya semua bentuk doa mampu membangkitkan respon relaksasi yang menghilangkan stres, menenangkan tubuh, serta meningkatkan proses penyembuhan.
Doa dengan melakukan pengulangan kata atau suara ternyata menurut hasil penelitiannya memiliki efek penyembuhan. Didalam penelitian yang mereka lakukan, doa yang dipergunakan mereka adalah melakukan meditasi untuk umat Buddha, mendaraskan rosario untuk umat Katolik, dovening untuk orang-orang Yahudi, keterpusatan untuk penganut Protestan dan lain-lain, dimana pada dasarnya hampir setiap agama memiliki cara-cara sendiri dalam melakukannya.
Benson mendocumentasikan melalui MRI brain scan perubahan fisik yang terjadi pada tubuh seseorang saat dirinya berdoa. Dan ketika dicocokan dengan penelitian yang dilakukan para peneliti lain di Universitas Pennsylvania, ternyata menghasilkan gambaran aktivitas otak yang kompleks
Karena pada saat seseorang sedang semakin dalam terpusat pada doanya, aktifitas intens pada sirkuit lobus parietal otaknya mulai terbentuk dan situasi tenang diseluruh otaknya terciptakan.
Disaat bersamaan, sirkuit lobus frontal serta temporal yang memiliki fungsi melacak waktu serta menciptakan kesadaran, menjadi terbebaskan. Hingga hubungan diantara pikiran dengan tubuh mulai terwujudkan.
Sedangkan sistem limbik yang bertanggung jawab untuk meletakkan "tag emosional" pada apa yang kita anggap khusus, juga mulai menjadi aktif. Sistem limbik yang juga merupakan pengatur relaksasi, mengendalikan sistem saraf otonom, denyut jantung, tekanan darah, metabolisme, dll., hingga tubuh menjadi lebih santai serta aktivitas fisiologis menjadi lebih merata.
Apakah semua ini berarti bahwa kita sedang terhubung dengan Yang Maha Tinggi atau bahwa kita, pada kenyataannya "terhubung” dengan pusat pengatur kehidupan yang sangat subyektif, karena bagi umat beragama adalah karunia Allah atau Tuhan, tetapi bagi yang tidak terlalu religius itu adalah kerja otak.."
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Davis Jeanie dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Dr. Dominique Walton
Doa dengan melakukan pengulangan kata atau suara ternyata menurut hasil penelitiannya memiliki efek penyembuhan. Didalam penelitian yang mereka lakukan, doa yang dipergunakan mereka adalah melakukan meditasi untuk umat Buddha, mendaraskan rosario untuk umat Katolik, dovening untuk orang-orang Yahudi, keterpusatan untuk penganut Protestan dan lain-lain, dimana pada dasarnya hampir setiap agama memiliki cara-cara sendiri dalam melakukannya.
Benson mendocumentasikan melalui MRI brain scan perubahan fisik yang terjadi pada tubuh seseorang saat dirinya berdoa. Dan ketika dicocokan dengan penelitian yang dilakukan para peneliti lain di Universitas Pennsylvania, ternyata menghasilkan gambaran aktivitas otak yang kompleks
Karena pada saat seseorang sedang semakin dalam terpusat pada doanya, aktifitas intens pada sirkuit lobus parietal otaknya mulai terbentuk dan situasi tenang diseluruh otaknya terciptakan.
Disaat bersamaan, sirkuit lobus frontal serta temporal yang memiliki fungsi melacak waktu serta menciptakan kesadaran, menjadi terbebaskan. Hingga hubungan diantara pikiran dengan tubuh mulai terwujudkan.
Sedangkan sistem limbik yang bertanggung jawab untuk meletakkan "tag emosional" pada apa yang kita anggap khusus, juga mulai menjadi aktif. Sistem limbik yang juga merupakan pengatur relaksasi, mengendalikan sistem saraf otonom, denyut jantung, tekanan darah, metabolisme, dll., hingga tubuh menjadi lebih santai serta aktivitas fisiologis menjadi lebih merata.
Apakah semua ini berarti bahwa kita sedang terhubung dengan Yang Maha Tinggi atau bahwa kita, pada kenyataannya "terhubung” dengan pusat pengatur kehidupan yang sangat subyektif, karena bagi umat beragama adalah karunia Allah atau Tuhan, tetapi bagi yang tidak terlalu religius itu adalah kerja otak.."
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Davis Jeanie dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Dr. Dominique Walton
Langganan:
Postingan (Atom)
UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN
- Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
- Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih” walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
- Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
- Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
- Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
- Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
- Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
- Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.
Sekar Kinasih Healing Therapy
Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum
GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH
UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :
|