KOTAK PENCARIAN GOOGLE


Jumat, 26 November 2010

MUDAH KESAL, TERSINGGUNG DAN MARAH-MARAH MEMICU TIMBULNYA SERANGAN JANTUNG

/* MUDAH KESAL, TERSINGGUNG DAN MARAH-MARAH MEMICU TIMBULNYA SERANGAN JANTUNG

Akhir-akhir ini, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Johns Hopkins telah menemukan kenyataan bahwa pria muda yang cenderung cepat bereaksi terhadap stres dengan mengumbar kemarahan, ternyata memiliki resiko untuk mendapatkan serangan jantung yang tiga kali lebih cepat bila dibandingkan dengan mereka-mereka yang memiliki temperamen yang lebih tenang.

Walau pada penelitian-penelitian sebelumnya juga telah terungkap bahwa sifat pemarah seseorang tidak terlepas kaitannya dengan penyakit jantung yang akan dialaminya di kemudian hari, para peneliti tersebut mengatakan bahwa baru kali ini penelitian berhasil menunjukan bahwa kemarahan yang dilakukan diusia muda sangat erat kaitannya dengan serangan jantung yang dialami mereka yang masih berusia dibawah 55 tahun.

Selain hal tersebut, dalam penelitian ini juga terungkap bahwa selain mereka yang mudah mengeluarkan kemarahan, juga mereka-mereka yang suka memendam kemarahan atau sangat mudah tersinggung dan berkeluh kesah ternyata juga memiliki kecenderungan untuk mengalami serangan jantung yang lima kali lebih besar daripada mereka-mereka yang memiliki sifat lebih tenang.

Didalam penelitian tersebut, mereka telah melibatkan 1.337 mahasiswa dari fakultas kedokteran Johns Hopkins yang kuliah antara tahun 1948 dan 1964 serta tahun 1992.

Didalam penelitian ini, mereka masing-masing diberi pertanyaan-pertanyaan yang menegangkan syaraf mereka, agar diketahui karakter mereka masing-masing didalam menanggapi tekanan atau stress.

Meskipun pada akhirnya didapatkan kenyataan bahwa jumlah yang mengalami serangan jantung diantara mereka jumlahnya kecil, akan tetapi secara signifikan ternyata mereka yang memiliki tingkat kemarahan yang lebih tinggi lebih besar jumlahnya yang mengalami serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat kemarahan yang lebih rendah.

Para peneliti tersebut menyatakan bahwa walau belum secara persis diketahui tentang bagaimana kemarahan dapat memberikan kontribusi pada terjadinya penyakit jantung, tetapi respon-respon biologis terhadap stres seperti halnya dengan terjadinya pelepasan adrenalin dan penyempitan pembuluh darah pasti akan memaksa jantung untuk menjadi bekerja lebih keras. Dan setiap stres tambahan akan lebih merusak keadaan jantung, hingga meningkatkan risiko untuk mendapatkan serangan jantung.

Hingga dalam hal ini menurut para peneliti tersebut yang terpenting adalah berusahalah untuk mengelola emosi, karena penelitian-penelitian juga telah membuktikan bahwa mereka yang memiliki penyakit jantung-pun ternyata menjadi lebih baik keadaan jantungnya bila mereka mau mengelola kemarahan mereka.


Dialihbahasa dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Jennifer Warner dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Gary Vogin, MD MUDAH KESAL, TERSINGGUNG DAN MARAH-MARAH MEMICU TIMBULNYA SERANGAN JANTUNG

Akhir-akhir ini, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Johns Hopkins telah menemukan kenyataan bahwa pria muda yang cenderung cepat bereaksi terhadap stres dengan mengumbar kemarahan, ternyata memiliki resiko untuk mendapatkan serangan jantung yang tiga kali lebih cepat bila dibandingkan dengan mereka-mereka yang memiliki temperamen yang lebih tenang.

Walau pada penelitian-penelitian sebelumnya juga telah terungkap bahwa sifat pemarah seseorang tidak terlepas kaitannya dengan penyakit jantung yang akan dialaminya di kemudian hari, para peneliti tersebut mengatakan bahwa baru kali ini penelitian berhasil menunjukan bahwa kemarahan yang dilakukan diusia muda sangat erat kaitannya dengan serangan jantung yang dialami mereka yang masih berusia dibawah 55 tahun.

Selain hal tersebut, dalam penelitian ini juga terungkap bahwa selain mereka yang mudah mengeluarkan kemarahan, juga mereka-mereka yang suka memendam kemarahan atau sangat mudah tersinggung dan berkeluh kesah ternyata juga memiliki kecenderungan untuk mengalami serangan jantung yang lima kali lebih besar daripada mereka-mereka yang memiliki sifat lebih tenang.

Didalam penelitian tersebut, mereka telah melibatkan 1.337 mahasiswa dari fakultas kedokteran Johns Hopkins yang kuliah antara tahun 1948 dan 1964 serta tahun 1992.

Didalam penelitian ini, mereka masing-masing diberi pertanyaan-pertanyaan yang menegangkan syaraf mereka, agar diketahui karakter mereka masing-masing didalam menanggapi tekanan atau stress.

Meskipun pada akhirnya didapatkan kenyataan bahwa jumlah yang mengalami serangan jantung diantara mereka jumlahnya kecil, akan tetapi secara signifikan ternyata mereka yang memiliki tingkat kemarahan yang lebih tinggi lebih besar jumlahnya yang mengalami serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat kemarahan yang lebih rendah.

Para peneliti tersebut menyatakan bahwa walau belum secara persis diketahui tentang bagaimana kemarahan dapat memberikan kontribusi pada terjadinya penyakit jantung, tetapi respon-respon biologis terhadap stres seperti halnya dengan terjadinya pelepasan adrenalin dan penyempitan pembuluh darah pasti akan memaksa jantung untuk menjadi bekerja lebih keras. Dan setiap stres tambahan akan lebih merusak keadaan jantung, hingga meningkatkan risiko untuk mendapatkan serangan jantung.

Hingga dalam hal ini menurut para peneliti tersebut yang terpenting adalah berusahalah untuk mengelola emosi, karena penelitian-penelitian juga telah membuktikan bahwa mereka yang memiliki penyakit jantung-pun ternyata menjadi lebih baik keadaan jantungnya bila mereka mau mengelola kemarahan mereka.


Dialihbahasa dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Jennifer Warner dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Gary Vogin, MD

Tidak ada komentar:

UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN

  1. Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
  2. Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
  3. Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
  4. Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
  5. Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
  6. Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
  7. Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
  8. Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.

Sekar Kinasih Healing Therapy

Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum

GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH

UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :

mindhealingtherapy@yahoo.com



,