Menurut Harold Koenig, MD, seorang profesor dibidang kedokteran psikiatri dari Duke University yang juga merupakan rekan dari Krucoff', doa memiliki makna besar yang tidak hanya merupakan sekedar pengulangan kata atau suara yang menghasilkan adanya tanggapan fisiologis tertentu..
Menurut Koenig yang juga merupakan penulis dari buku The Handbook of Religion and Health menyatakan bahwa tadisi yang dijalankan didalam menjalankan suatu agama ternyata memiliki dampak yang berbeda-beda bagi penganut yang satu dengan yang lainnya terhadap kesehatan mereka, yang telah dibuktikannya dalam penelitian-penelitian yang dilakukan olehnya dan telah menghasilkan 1.200 dokumen penelitian mengenai hal tersebut..
Studi ini berhasil memperlihatkan bahwa orang yang taat dalam menjalankan aturan agamanya ternyata memiliki kecenderungan untuk hidup lebih sehat, karena mereka cenderung untuk tidak merokok atau meminum minuman keras.
Selain hal tersebut, para peneliti itu juga menemukan kenyataan bahwa hampir setiap orang yang rajin berdoa cenderung jarang jatuh sakit (ditemukan para peneliti lainnya universitas Duke, Dartmouth, dan Yale).
Didalam penelitian juga didapatkan fakta bahwa para pasien rawat inap yang tidak pernah menghadiri upacara keagamaan seperti halnya dengan pergi ke gereja cenderung untuk memiliki masa tinggal di rumah sakit yang rata-rata mencapai hingga tiga kali lebih lama dari orang-orang yang hadir dalam upacara keagamaan mereka secara teratur.
Dan para pasien penderita penyakit jantung yang tidak berpartisipasi dalam kegiatan agama, memiliki kecenderungan untuk lebih banyak yang meninggal pada oprasi berikutnya.
Sedangkan orang-orang tua yang tidak pernah atau jarang hadiri pada upacara-upacara keagamaan mereka, memiliki tingkat kecenderungan untuk stroke yang mencapai dua kali lipat lebih tinggi dari yang secara teratur menghadirinya.
Dan di Israel, orang-orang yang taat beragama memiliki tingkat kematian akibat jantung koroner dan kanker yang jauh lebih rendah yaitu hanya 40% dari yang tidak.
Serta menurut Koenig ternyata orang-orang yang lebih religius cenderung untuk lebih sedikit mengalami depresi, serta jika kemudian suatu saat mereka mengalaminya, mereka cenderung cepat untuk dapat pulih kembalinya.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Davis Jeanie dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Dr. Dominique Walton
Tidak ada komentar:
Posting Komentar