KOTAK PENCARIAN GOOGLE


Sabtu, 27 November 2010

HUBUNGAN POLA BERPIKIR DAN TIMBULNYA PENYAKIT DEGENERATIF

/* HUBUNGAN POLA BERPIKIR DAN TIMBULNYA PENYAKIT DEGENERATIF

Pola berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena pola berpikir yang negatip dapat menciptakan situasi keasaman tubuh hingga dua atau tiga kali lipat dari keasaman yang akan terciptakan jika kita mengonsumsi makanan yang bersifat asam.

Jadi, mengelola cara berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk kita lakukan didalam kehidupan.

Karena pikiran maupun apa yang kita ucapkan sebenarnya memiliki dampak fisiologis baik yang positip maupun yang negatip, bagi tubuh kita.

Hal ini, merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh karena cell otak pada saat melakukan proses biologis saat berpikir yang mempergunakan enerji dan menghasilkan limbah proses yang sifatnya asam.

Jika kemudian limbah yang bersifat asam sebagai hasil metabolisme tersebut tidak terbuang dengan baik melalui keempat sistim pembuangan seperti halnya air seni, keringat, tinja dan pernapasan, maka limbah tersebut akan teralirkan kedalam jaringan-jaringan lemak serta jaringan-jaringan ikat.

Hal inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai gejala penyakit seperti halnya dengan lupus, fibromyalgia, artritis, nyeri otot, kelelahan, kelesuan, obesitas, kanker payudara, kanker prostat, gangguan pencernaan, gangguan hati,serangan jantung dan lain-lain.

Luar biasanya, pada saat kita merasakan sedih, tertekan, teringat akan pengalaman-pengalaman yang pahit atau segala sesuatu yang menimbulkan gejolak perasaan, ternyata tingkat produksi keasaaman tubuh kita menjadi jauh lebih besar dari produksi yang dihasilkan oleh seorang yang sedang jogging atau berolah raga.

Padahal, seharusnya pada saat kita berpikir hingga menghasilkan keasaman tubuh secara alami harus secara alami otomatis mengaktifkan sistem basa-buffering agar dapat menetralkan keasaman tersebut.

Akan tetapi, jika keasaman tersebut ternyata tidak tereliminasi, maka akan tercipta masalah kesehatan serius dalam tubuh kita.

Padahal, hanya emosi-emosi positif, seperti halnya dengan perasaan cinta, damai, harapan, iman, dan pengampunan yang memiliki sifat yang mengalkaliskan darah serta jaringan.

Sedangkan emosi negatip seperti halnya dengan kemarahan, kebencian dan lain-lainnya justru menyebabkan meningkatnya keasaman darah serta jaringan. Dan ketakutan, merupakan bentuk emosi negatip yang merupakan penyebab keasaman terkuat diantara emosi-emosi negatip lainnya.

Dari beberapa penelitian ternyata didapatkan temuan bahwa lebih dari 80% serangan jantung sangat erat kaitannya dengan peran faktor emosi yang terpicu. Karena itu, sebenarnya seseorang bukan mati karena serangan jantung, tetapi mati karena pola berpikir sendiri yang menciptakan adanya serangan jantung tersebut.

Dan seseorang akan mustahil untuk memperoleh kesembuhan dari penyakit-penyakit degeneratif yang sedang dialaminya, apabila pola berpikirnya masih dikuasai oleh emosi-emosi yang negatip.

Jika kita mau merubah pola berpikir serta mulai menjalankannya walaupun belum sepenuhnya keluar dari rasa takut, marah, depresi atau marah maka tubuh kita akan berangsur-angsur mulai berubah menjadi alkalis, hingga tubuh kita akan menjadi lebih baik.


Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas Alibassa dari pembicaraan antara Dr. Robert O. Young penemu ilmu biologi baru dengan Mr. Rick Laurenzi HUBUNGAN POLA BERPIKIR DAN TIMBULNYA PENYAKIT DEGENERATIF

Pola berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena pola berpikir yang negatip dapat menciptakan situasi keasaman tubuh hingga dua atau tiga kali lipat dari keasaman yang akan terciptakan jika kita mengonsumsi makanan yang bersifat asam.

Jadi, mengelola cara berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk kita lakukan didalam kehidupan.

Karena pikiran maupun apa yang kita ucapkan sebenarnya memiliki dampak fisiologis baik yang positip maupun yang negatip, bagi tubuh kita.

Hal ini, merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh karena cell otak pada saat melakukan proses biologis saat berpikir yang mempergunakan enerji dan menghasilkan limbah proses yang sifatnya asam.

Jika kemudian limbah yang bersifat asam sebagai hasil metabolisme tersebut tidak terbuang dengan baik melalui keempat sistim pembuangan seperti halnya air seni, keringat, tinja dan pernapasan, maka limbah tersebut akan teralirkan kedalam jaringan-jaringan lemak serta jaringan-jaringan ikat.

Hal inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai gejala penyakit seperti halnya dengan lupus, fibromyalgia, artritis, nyeri otot, kelelahan, kelesuan, obesitas, kanker payudara, kanker prostat, gangguan pencernaan, gangguan hati,serangan jantung dan lain-lain.

Luar biasanya, pada saat kita merasakan sedih, tertekan, teringat akan pengalaman-pengalaman yang pahit atau segala sesuatu yang menimbulkan gejolak perasaan, ternyata tingkat produksi keasaaman tubuh kita menjadi jauh lebih besar dari produksi yang dihasilkan oleh seorang yang sedang jogging atau berolah raga.

Padahal, seharusnya pada saat kita berpikir hingga menghasilkan keasaman tubuh secara alami harus secara alami otomatis mengaktifkan sistem basa-buffering agar dapat menetralkan keasaman tersebut.

Akan tetapi, jika keasaman tersebut ternyata tidak tereliminasi, maka akan tercipta masalah kesehatan serius dalam tubuh kita.

Padahal, hanya emosi-emosi positif, seperti halnya dengan perasaan cinta, damai, harapan, iman, dan pengampunan yang memiliki sifat yang mengalkaliskan darah serta jaringan.

Sedangkan emosi negatip seperti halnya dengan kemarahan, kebencian dan lain-lainnya justru menyebabkan meningkatnya keasaman darah serta jaringan. Dan ketakutan, merupakan bentuk emosi negatip yang merupakan penyebab keasaman terkuat diantara emosi-emosi negatip lainnya.

Dari beberapa penelitian ternyata didapatkan temuan bahwa lebih dari 80% serangan jantung sangat erat kaitannya dengan peran faktor emosi yang terpicu. Karena itu, sebenarnya seseorang bukan mati karena serangan jantung, tetapi mati karena pola berpikir sendiri yang menciptakan adanya serangan jantung tersebut.

Dan seseorang akan mustahil untuk memperoleh kesembuhan dari penyakit-penyakit degeneratif yang sedang dialaminya, apabila pola berpikirnya masih dikuasai oleh emosi-emosi yang negatip.

Jika kita mau merubah pola berpikir serta mulai menjalankannya walaupun belum sepenuhnya keluar dari rasa takut, marah, depresi atau marah maka tubuh kita akan berangsur-angsur mulai berubah menjadi alkalis, hingga tubuh kita akan menjadi lebih baik.


Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas Alibassa dari pembicaraan antara Dr. Robert O. Young penemu ilmu biologi baru dengan Mr. Rick Laurenzi

Tidak ada komentar:

UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN

  1. Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
  2. Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
  3. Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
  4. Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
  5. Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
  6. Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
  7. Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
  8. Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.

Sekar Kinasih Healing Therapy

Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum

GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH

UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :

mindhealingtherapy@yahoo.com



,