/* HUBUNGAN POLA BERPIKIR DAN TIMBULNYA PENYAKIT DEGENERATIF

Pola berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena pola berpikir yang negatip dapat menciptakan situasi keasaman tubuh hingga dua atau tiga kali lipat dari keasaman yang akan terciptakan jika kita mengonsumsi makanan yang bersifat asam.
Jadi, mengelola cara berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk kita lakukan didalam kehidupan.
Karena pikiran maupun apa yang kita ucapkan sebenarnya memiliki dampak fisiologis baik yang positip maupun yang negatip, bagi tubuh kita.
Hal ini, merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh karena cell otak pada saat melakukan proses biologis saat berpikir yang mempergunakan enerji dan menghasilkan limbah proses yang sifatnya asam.
Jika kemudian limbah yang bersifat asam sebagai hasil metabolisme tersebut tidak terbuang dengan baik melalui keempat sistim pembuangan seperti halnya air seni, keringat, tinja dan pernapasan, maka limbah tersebut akan teralirkan kedalam jaringan-jaringan lemak serta jaringan-jaringan ikat.
Hal inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai gejala penyakit seperti halnya dengan lupus, fibromyalgia, artritis, nyeri otot, kelelahan, kelesuan, obesitas, kanker payudara, kanker prostat, gangguan pencernaan, gangguan hati,serangan jantung dan lain-lain.
Luar biasanya, pada saat kita merasakan sedih, tertekan, teringat akan pengalaman-pengalaman yang pahit atau segala sesuatu yang menimbulkan gejolak perasaan, ternyata tingkat produksi keasaaman tubuh kita menjadi jauh lebih besar dari produksi yang dihasilkan oleh seorang yang sedang jogging atau berolah raga.
Padahal, seharusnya pada saat kita berpikir hingga menghasilkan keasaman tubuh secara alami harus secara alami otomatis mengaktifkan sistem basa-buffering agar dapat menetralkan keasaman tersebut.
Akan tetapi, jika keasaman tersebut ternyata tidak tereliminasi, maka akan tercipta masalah kesehatan serius dalam tubuh kita.
Padahal, hanya emosi-emosi positif, seperti halnya dengan perasaan cinta, damai, harapan, iman, dan pengampunan yang memiliki sifat yang mengalkaliskan darah serta jaringan.
Sedangkan emosi negatip seperti halnya dengan kemarahan, kebencian dan lain-lainnya justru menyebabkan meningkatnya keasaman darah serta jaringan. Dan ketakutan, merupakan bentuk emosi negatip yang merupakan penyebab keasaman terkuat diantara emosi-emosi negatip lainnya.
Dari beberapa penelitian ternyata didapatkan temuan bahwa lebih dari 80% serangan jantung sangat erat kaitannya dengan peran faktor emosi yang terpicu. Karena itu, sebenarnya seseorang bukan mati karena serangan jantung, tetapi mati karena pola berpikir sendiri yang menciptakan adanya serangan jantung tersebut.
Dan seseorang akan mustahil untuk memperoleh kesembuhan dari penyakit-penyakit degeneratif yang sedang dialaminya, apabila pola berpikirnya masih dikuasai oleh emosi-emosi yang negatip.
Jika kita mau merubah pola berpikir serta mulai menjalankannya walaupun belum sepenuhnya keluar dari rasa takut, marah, depresi atau marah maka tubuh kita akan berangsur-angsur mulai berubah menjadi alkalis, hingga tubuh kita akan menjadi lebih baik.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas Alibassa dari pembicaraan antara Dr. Robert O. Young penemu ilmu biologi baru dengan Mr. Rick Laurenzi
HUBUNGAN POLA BERPIKIR DAN TIMBULNYA PENYAKIT DEGENERATIF
Pola berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena pola berpikir yang negatip dapat menciptakan situasi keasaman tubuh hingga dua atau tiga kali lipat dari keasaman yang akan terciptakan jika kita mengonsumsi makanan yang bersifat asam.
Jadi, mengelola cara berpikir merupakan sesuatu yang sangat penting untuk kita lakukan didalam kehidupan.
Karena pikiran maupun apa yang kita ucapkan sebenarnya memiliki dampak fisiologis baik yang positip maupun yang negatip, bagi tubuh kita.
Hal ini, merupakan sesuatu yang diakibatkan oleh karena cell otak pada saat melakukan proses biologis saat berpikir yang mempergunakan enerji dan menghasilkan limbah proses yang sifatnya asam.
Jika kemudian limbah yang bersifat asam sebagai hasil metabolisme tersebut tidak terbuang dengan baik melalui keempat sistim pembuangan seperti halnya air seni, keringat, tinja dan pernapasan, maka limbah tersebut akan teralirkan kedalam jaringan-jaringan lemak serta jaringan-jaringan ikat.
Hal inilah yang menyebabkan timbulnya berbagai gejala penyakit seperti halnya dengan lupus, fibromyalgia, artritis, nyeri otot, kelelahan, kelesuan, obesitas, kanker payudara, kanker prostat, gangguan pencernaan, gangguan hati,serangan jantung dan lain-lain.
Luar biasanya, pada saat kita merasakan sedih, tertekan, teringat akan pengalaman-pengalaman yang pahit atau segala sesuatu yang menimbulkan gejolak perasaan, ternyata tingkat produksi keasaaman tubuh kita menjadi jauh lebih besar dari produksi yang dihasilkan oleh seorang yang sedang jogging atau berolah raga.
Padahal, seharusnya pada saat kita berpikir hingga menghasilkan keasaman tubuh secara alami harus secara alami otomatis mengaktifkan sistem basa-buffering agar dapat menetralkan keasaman tersebut.
Akan tetapi, jika keasaman tersebut ternyata tidak tereliminasi, maka akan tercipta masalah kesehatan serius dalam tubuh kita.
Padahal, hanya emosi-emosi positif, seperti halnya dengan perasaan cinta, damai, harapan, iman, dan pengampunan yang memiliki sifat yang mengalkaliskan darah serta jaringan.
Sedangkan emosi negatip seperti halnya dengan kemarahan, kebencian dan lain-lainnya justru menyebabkan meningkatnya keasaman darah serta jaringan. Dan ketakutan, merupakan bentuk emosi negatip yang merupakan penyebab keasaman terkuat diantara emosi-emosi negatip lainnya.
Dari beberapa penelitian ternyata didapatkan temuan bahwa lebih dari 80% serangan jantung sangat erat kaitannya dengan peran faktor emosi yang terpicu. Karena itu, sebenarnya seseorang bukan mati karena serangan jantung, tetapi mati karena pola berpikir sendiri yang menciptakan adanya serangan jantung tersebut.
Dan seseorang akan mustahil untuk memperoleh kesembuhan dari penyakit-penyakit degeneratif yang sedang dialaminya, apabila pola berpikirnya masih dikuasai oleh emosi-emosi yang negatip.
Jika kita mau merubah pola berpikir serta mulai menjalankannya walaupun belum sepenuhnya keluar dari rasa takut, marah, depresi atau marah maka tubuh kita akan berangsur-angsur mulai berubah menjadi alkalis, hingga tubuh kita akan menjadi lebih baik.
Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas Alibassa dari pembicaraan antara Dr. Robert O. Young penemu ilmu biologi baru dengan Mr. Rick Laurenzi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar