KOTAK PENCARIAN GOOGLE


Kamis, 11 November 2010

DAMPAK BERDOA BAGI KESEHATAN

/*
Selama 30 tahun terakhir, ilmuwan Harvard, Herbert Benson, MD, telah melakukan penelitian sendiri tentang doa untuk memahami pengaruh pikiran seseorang terhadap tubuhnya. Ternyata menurut hasil penelitiannya semua bentuk doa mampu membangkitkan respon relaksasi yang menghilangkan stres, menenangkan tubuh, serta meningkatkan proses penyembuhan.
Doa dengan melakukan pengulangan kata atau suara ternyata menurut hasil penelitiannya memiliki efek penyembuhan. Didalam penelitian yang mereka lakukan, doa yang dipergunakan mereka adalah melakukan meditasi untuk umat Buddha, mendaraskan rosario untuk umat Katolik, dovening untuk orang-orang Yahudi, keterpusatan untuk penganut Protestan dan lain-lain, dimana pada dasarnya hampir setiap agama memiliki cara-cara sendiri dalam melakukannya.
Benson mendocumentasikan melalui MRI brain scan perubahan fisik yang terjadi pada tubuh seseorang saat dirinya berdoa. Dan ketika dicocokan dengan penelitian yang dilakukan para peneliti lain di Universitas Pennsylvania, ternyata menghasilkan gambaran aktivitas otak yang kompleks
Karena pada saat seseorang sedang semakin dalam terpusat pada doanya, aktifitas intens pada sirkuit lobus parietal otaknya mulai terbentuk dan situasi tenang diseluruh otaknya terciptakan.
Disaat bersamaan, sirkuit lobus frontal serta temporal yang memiliki fungsi melacak waktu serta menciptakan kesadaran, menjadi terbebaskan. Hingga hubungan diantara pikiran dengan tubuh mulai terwujudkan.
Sedangkan sistem limbik yang bertanggung jawab untuk meletakkan "tag emosional" pada apa yang kita anggap khusus, juga mulai menjadi aktif. Sistem limbik yang juga merupakan pengatur relaksasi, mengendalikan sistem saraf otonom, denyut jantung, tekanan darah, metabolisme, dll., hingga tubuh menjadi lebih santai serta aktivitas fisiologis menjadi lebih merata.
Apakah semua ini berarti bahwa kita sedang terhubung dengan Yang Maha Tinggi atau bahwa kita, pada kenyataannya "terhubung” dengan pusat pengatur kehidupan yang sangat subyektif, karena bagi umat beragama adalah karunia Allah atau Tuhan, tetapi bagi yang tidak terlalu religius itu adalah kerja otak.."

Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Davis Jeanie dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Dr. Dominique Walton
Selama 30 tahun terakhir, ilmuwan Harvard, Herbert Benson, MD, telah melakukan penelitian sendiri tentang doa untuk memahami pengaruh pikiran seseorang terhadap tubuhnya. Ternyata menurut hasil penelitiannya semua bentuk doa mampu membangkitkan respon relaksasi yang menghilangkan stres, menenangkan tubuh, serta meningkatkan proses penyembuhan.
Doa dengan melakukan pengulangan kata atau suara ternyata menurut hasil penelitiannya memiliki efek penyembuhan. Didalam penelitian yang mereka lakukan, doa yang dipergunakan mereka adalah melakukan meditasi untuk umat Buddha, mendaraskan rosario untuk umat Katolik, dovening untuk orang-orang Yahudi, keterpusatan untuk penganut Protestan dan lain-lain, dimana pada dasarnya hampir setiap agama memiliki cara-cara sendiri dalam melakukannya.
Benson mendocumentasikan melalui MRI brain scan perubahan fisik yang terjadi pada tubuh seseorang saat dirinya berdoa. Dan ketika dicocokan dengan penelitian yang dilakukan para peneliti lain di Universitas Pennsylvania, ternyata menghasilkan gambaran aktivitas otak yang kompleks
Karena pada saat seseorang sedang semakin dalam terpusat pada doanya, aktifitas intens pada sirkuit lobus parietal otaknya mulai terbentuk dan situasi tenang diseluruh otaknya terciptakan.
Disaat bersamaan, sirkuit lobus frontal serta temporal yang memiliki fungsi melacak waktu serta menciptakan kesadaran, menjadi terbebaskan. Hingga hubungan diantara pikiran dengan tubuh mulai terwujudkan.
Sedangkan sistem limbik yang bertanggung jawab untuk meletakkan "tag emosional" pada apa yang kita anggap khusus, juga mulai menjadi aktif. Sistem limbik yang juga merupakan pengatur relaksasi, mengendalikan sistem saraf otonom, denyut jantung, tekanan darah, metabolisme, dll., hingga tubuh menjadi lebih santai serta aktivitas fisiologis menjadi lebih merata.
Apakah semua ini berarti bahwa kita sedang terhubung dengan Yang Maha Tinggi atau bahwa kita, pada kenyataannya "terhubung” dengan pusat pengatur kehidupan yang sangat subyektif, karena bagi umat beragama adalah karunia Allah atau Tuhan, tetapi bagi yang tidak terlalu religius itu adalah kerja otak.."

Disarikan dan dialihbahasakan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Davis Jeanie dalam WebMD Medical News yang dikaji ulang oleh Dr. Dominique Walton

Tidak ada komentar:

UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN

  1. Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
  2. Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
  3. Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
  4. Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
  5. Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
  6. Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
  7. Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
  8. Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.

Sekar Kinasih Healing Therapy

Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum

GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH

UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :

mindhealingtherapy@yahoo.com



,