KEYAKINAN BERAGAMA BERDAMPAK POSITIP PADA PASIEN YANG MENJALANI OPRASI BERAT
Ketika seseorang mengalami masalah kesehatan yang membuatnya stres, ternyata baik atau buruk keyakinan mereka akan agamanya sangat menentukan berhasil atau tidaknya terapi pengobatan yang dilakukan padanya.
Didalam hal ini para peneliti termasuk profesor Amy Ai, PhD. darii University of Washington School of Social Work telah memperoleh kenyataan bahwa dampak buruk yang dialami oleh mereka yang memiliki iman baik ternyata lebih sedikit daripada yang dialami oleh mereka yang imannya kurang begitu baik.
Tim profesor Ai telah mempelajari keadaan dari 309 orang pasien yang terpaksa harus menjalani oprasi jantung besar di University of Michigan Medical Center di tahun 1999 dan 2002.
Hasil penelitian tersebut telah pada konvensi American Psychological Association.di New Orleans tahun 2006
Usia para pasien tersebut pada saat itu berkisar antara 33 hingga 89 tahun (atau memiliki usia rata-rata 62tahun), sedangkan agama yang mereka anut adalah :
• Kristen 83%
• Jahudi: 3%
• Muslim kurang dari 1%
• Lain-lain 3%
• Tidak ada preferensi: 10%
Para pasien tersebut diwawancarai sebelumnya sebanyak dua kali yaitu sekali dengan cara tatap muka langsung, dan sekali lagi dengan melalui telepon pada saat sebelum mereka menjalani operasi. Serta survey mengenai hasilnya dilakukan sekitar 36 hari setelah mereka menjalani operasi mereka.
Wawancara yang dilakukan sebelum menjalani oprasi, ditujukan agar dapat mengetahui baik atau tidaknya iman mereka dalam beragama, seperti :
• Mereka digolongkan sebagai beriman baik atau positip, jika mereka saat itu mohon untuk dimaafkan oleh sekitarnya, mohon dukungan doa, serta tetap setia pada keyakinan agamanya.
• Mereka digolongkan sebagai beriman kurang baik atau negatip, jika mereka merasa tidak diperlakukan secara adil, marah kepada Tuhan, serta mempertanyakan bukti positip kasih Tuhan.
Sedang faktor lain yang juga turut diukur adalah harapan yang mereka miliki serta dukungan doa yang mereka minta sebelum menjalani oprasi.
Ternyata hasil yang diperoleh telah menunjukan bahwa pada mereka yang beriman baik dampak buruk yang dialaminya setelah menjalani oprasi jauh lebih kecil dari mereka yang beriman kurang baik.
Dukungan sosial yang diberikan serta harapan baik yang dimiliki oleh mereka yang beriman baik ternyata menunjukan telah membawakan hasil yang juga positip.
Hingga nampaknya iman yang dimiliki oleh para pasien sudah sepantasnya untuk memperoleh perhatian khusus dari setiap tenaga kesehatan.
SUMBER ASLI: American Psychological Association Convention 2006, New Orleans, Aug. 10-13, 2006. News release, American Psychological Association.
Dialihbahasakan dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Miranda Hitti dalam Oleh WebMD Medical News yang dikaji ilang oleh Louise Chang, MD
Ketika seseorang mengalami masalah kesehatan yang membuatnya stres, ternyata baik atau buruk keyakinan mereka akan agamanya sangat menentukan berhasil atau tidaknya terapi pengobatan yang dilakukan padanya.
Didalam hal ini para peneliti termasuk profesor Amy Ai, PhD. darii University of Washington School of Social Work telah memperoleh kenyataan bahwa dampak buruk yang dialami oleh mereka yang memiliki iman baik ternyata lebih sedikit daripada yang dialami oleh mereka yang imannya kurang begitu baik.
Tim profesor Ai telah mempelajari keadaan dari 309 orang pasien yang terpaksa harus menjalani oprasi jantung besar di University of Michigan Medical Center di tahun 1999 dan 2002.
Hasil penelitian tersebut telah pada konvensi American Psychological Association.di New Orleans tahun 2006
Usia para pasien tersebut pada saat itu berkisar antara 33 hingga 89 tahun (atau memiliki usia rata-rata 62tahun), sedangkan agama yang mereka anut adalah :
• Kristen 83%
• Jahudi: 3%
• Muslim kurang dari 1%
• Lain-lain 3%
• Tidak ada preferensi: 10%
Para pasien tersebut diwawancarai sebelumnya sebanyak dua kali yaitu sekali dengan cara tatap muka langsung, dan sekali lagi dengan melalui telepon pada saat sebelum mereka menjalani operasi. Serta survey mengenai hasilnya dilakukan sekitar 36 hari setelah mereka menjalani operasi mereka.
Wawancara yang dilakukan sebelum menjalani oprasi, ditujukan agar dapat mengetahui baik atau tidaknya iman mereka dalam beragama, seperti :
• Mereka digolongkan sebagai beriman baik atau positip, jika mereka saat itu mohon untuk dimaafkan oleh sekitarnya, mohon dukungan doa, serta tetap setia pada keyakinan agamanya.
• Mereka digolongkan sebagai beriman kurang baik atau negatip, jika mereka merasa tidak diperlakukan secara adil, marah kepada Tuhan, serta mempertanyakan bukti positip kasih Tuhan.
Sedang faktor lain yang juga turut diukur adalah harapan yang mereka miliki serta dukungan doa yang mereka minta sebelum menjalani oprasi.
Ternyata hasil yang diperoleh telah menunjukan bahwa pada mereka yang beriman baik dampak buruk yang dialaminya setelah menjalani oprasi jauh lebih kecil dari mereka yang beriman kurang baik.
Dukungan sosial yang diberikan serta harapan baik yang dimiliki oleh mereka yang beriman baik ternyata menunjukan telah membawakan hasil yang juga positip.
Hingga nampaknya iman yang dimiliki oleh para pasien sudah sepantasnya untuk memperoleh perhatian khusus dari setiap tenaga kesehatan.
SUMBER ASLI: American Psychological Association Convention 2006, New Orleans, Aug. 10-13, 2006. News release, American Psychological Association.
Dialihbahasakan dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Miranda Hitti dalam Oleh WebMD Medical News yang dikaji ilang oleh Louise Chang, MD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar