/*
Sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan dan telah melibatkan lebih dari 5.300 orang Amerika keturunan Afrika telah berhasil membuktikan bahwa semangat spiritualitas seseorang didalam menjalankan agama mereka ternyata mampu membantu mereka didalam mengontrol tekanan darah mereka.
Dari hasil penelitian tersebut telah dapat dibuktikan bahwa orang yang terlibat didalam kegiatan keagamaan ternyata memiliki tekanan darah yang secara signifikan jauh lebih rendah daripada mereka yang tidak.
Yang menarik dari hasil penelitian ini adalah, masalah keterkaitan yang ternyata ada diantara spiritualitas seseorang dengan keadaan dari tekanan darahnya, karena ternyata mereka yang terlibat didalam kegiatan keagamaan cenderung memiliki nilai indeks massa tubuh yang jauh lebih tinggi daripada pada mereka yang hanya terpaku untuk menjalani pengobatan saja, seperti yang dikatakan oleh Sharon Wyatt, RN, PhD, peneliti dari University of Mississippi Medical Center di Jackson.
Integrasi antara agama dan spiritualitas seperti halnya mereka yang menghadiri kebaktian di gereja serta berdoa didalam kehidupan sehari-hari, ternyata dapat membantu menunda efek merusak dari hipertensi.
Temuan lain yang juga patut dicatat adalah bahwa pada orang-orang yang terlibat aktif didalam kegiatan keagamaan ternyata memiliki kadar kortisol yang merupakan ciri dari adanya stress yang jauh lebih rendah daripada pada yang tidak aktif.
Ini, menunjukkan adanya suatu kenyataan yang cukup menggembirakan yaitu bahwa peran agama ternyata mempengaruhi kerja proses tubuh, seperti halnya dengan menjadikan keadaan ketegangan pikiran yang jauh lebih rendah hingga menyebabkan keadaan tekanan darah merekapun menjadi juga lebih rendah.
Sedangkan peneliti lain yaitu Heart Jackson yang melibatkan 5.302 peserta berkulit hitam dan berusia diantara 35-85 (dua pertiga di antaranya terdiri dari kaum wanita). Telah memilih orang-orang berkulit hitam atas dasar kenyataan bahwa umumnya mereka lebih cenderung untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi jika dibandingkan dengan orang-orang yang berkulit putih dan karena masalah hipertensi telah merupakan faktor risiko yang terbesar dalam perkembangan penyakit jantung dan stroke diantara orang-orang Afrika yang tinggal di Amerika.
Dalam penelitian ini, para peserta diminta untuk mengutarakan mengenai berapa sering mereka menghadiri kebaktian di gereja, menonton siaran keagamaan di televisi, melaksanakan doa pribadi maupun melakukan meditasi. Selain itu, mereka juga masing-masing ditanya apakah mereka pada saat stress menyadari tentang adanya kekuatan lebih tinggi yang mampu menyelamatkan mereka serta ditanya tentang sejauh mana agama atau spiritualitas mereka telah membantu mereka didalam melalui saat-saat stres yang pernah mereka alami tersebut.
President dari American Society of Hypertension dan profesor dibidang kedokteran dari Louisiana State University School of Medicine New Orleans, Thomas D. Giles, MD, mengatakan bahwa dampak agama serta spiritualitas terhadap kesehatan mental dan fisik memang saat ini menjadi topik yang sangat menarik.
Dia mengungkapkan bahwa dia tidak akan merasa terkejut jika temuan–temuan yang akan diperoleh juga akan menunjukan bahwa besarnya bobot peran agama serta spiritualitas sangat luar biasa didalam mencapai hasil positif pada grup yang memiliki resiko tinggi ini.
________________________________________
SUMBER ASLI: American Society of Hypertension 21st Annual Scientific Meeting, New York City, May 16-20, 2006. Sharon Wyatt, RN, PhD, University of Mississippi Medical Center, Jackson. Thomas D. Giles, MD, professor of medicine, Louisiana State University School of Medicine, New Orleans; and president, American Society of Hypertension.
Sebuah studi yang baru-baru ini dilakukan dan telah melibatkan lebih dari 5.300 orang Amerika keturunan Afrika telah berhasil membuktikan bahwa semangat spiritualitas seseorang didalam menjalankan agama mereka ternyata mampu membantu mereka didalam mengontrol tekanan darah mereka.
Dari hasil penelitian tersebut telah dapat dibuktikan bahwa orang yang terlibat didalam kegiatan keagamaan ternyata memiliki tekanan darah yang secara signifikan jauh lebih rendah daripada mereka yang tidak.
Yang menarik dari hasil penelitian ini adalah, masalah keterkaitan yang ternyata ada diantara spiritualitas seseorang dengan keadaan dari tekanan darahnya, karena ternyata mereka yang terlibat didalam kegiatan keagamaan cenderung memiliki nilai indeks massa tubuh yang jauh lebih tinggi daripada pada mereka yang hanya terpaku untuk menjalani pengobatan saja, seperti yang dikatakan oleh Sharon Wyatt, RN, PhD, peneliti dari University of Mississippi Medical Center di Jackson.
Integrasi antara agama dan spiritualitas seperti halnya mereka yang menghadiri kebaktian di gereja serta berdoa didalam kehidupan sehari-hari, ternyata dapat membantu menunda efek merusak dari hipertensi.
Temuan lain yang juga patut dicatat adalah bahwa pada orang-orang yang terlibat aktif didalam kegiatan keagamaan ternyata memiliki kadar kortisol yang merupakan ciri dari adanya stress yang jauh lebih rendah daripada pada yang tidak aktif.
Ini, menunjukkan adanya suatu kenyataan yang cukup menggembirakan yaitu bahwa peran agama ternyata mempengaruhi kerja proses tubuh, seperti halnya dengan menjadikan keadaan ketegangan pikiran yang jauh lebih rendah hingga menyebabkan keadaan tekanan darah merekapun menjadi juga lebih rendah.
Sedangkan peneliti lain yaitu Heart Jackson yang melibatkan 5.302 peserta berkulit hitam dan berusia diantara 35-85 (dua pertiga di antaranya terdiri dari kaum wanita). Telah memilih orang-orang berkulit hitam atas dasar kenyataan bahwa umumnya mereka lebih cenderung untuk terkena penyakit tekanan darah tinggi jika dibandingkan dengan orang-orang yang berkulit putih dan karena masalah hipertensi telah merupakan faktor risiko yang terbesar dalam perkembangan penyakit jantung dan stroke diantara orang-orang Afrika yang tinggal di Amerika.
Dalam penelitian ini, para peserta diminta untuk mengutarakan mengenai berapa sering mereka menghadiri kebaktian di gereja, menonton siaran keagamaan di televisi, melaksanakan doa pribadi maupun melakukan meditasi. Selain itu, mereka juga masing-masing ditanya apakah mereka pada saat stress menyadari tentang adanya kekuatan lebih tinggi yang mampu menyelamatkan mereka serta ditanya tentang sejauh mana agama atau spiritualitas mereka telah membantu mereka didalam melalui saat-saat stres yang pernah mereka alami tersebut.
President dari American Society of Hypertension dan profesor dibidang kedokteran dari Louisiana State University School of Medicine New Orleans, Thomas D. Giles, MD, mengatakan bahwa dampak agama serta spiritualitas terhadap kesehatan mental dan fisik memang saat ini menjadi topik yang sangat menarik.
Dia mengungkapkan bahwa dia tidak akan merasa terkejut jika temuan–temuan yang akan diperoleh juga akan menunjukan bahwa besarnya bobot peran agama serta spiritualitas sangat luar biasa didalam mencapai hasil positif pada grup yang memiliki resiko tinggi ini.
________________________________________
SUMBER ASLI: American Society of Hypertension 21st Annual Scientific Meeting, New York City, May 16-20, 2006. Sharon Wyatt, RN, PhD, University of Mississippi Medical Center, Jackson. Thomas D. Giles, MD, professor of medicine, Louisiana State University School of Medicine, New Orleans; and president, American Society of Hypertension.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar