KOTAK PENCARIAN GOOGLE


Selasa, 02 November 2010

EMOSI NEGATIF MEMPERBURUK RASA NYERI PADA KAUM WANITA

/*

Menurut hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti Belanda, emosi negatif seperti marah sedih dan sebagainya ternyata terbukti mampu meningkatkan keluhan adanya rasa sakit pada diri kaum wanita, baik pada mereka yang tengah menderita fibromyalgia maupun yang tidak.

Para peneliti tersebut telah melakukan eksperimen terhadap 121 wanita dalam hal mana 62 orang diantaranya adalah para penderita fibromyalgia sedangkan sisanya atau yang 59 orang lagi adalah para wanita yang tidak memiliki gangguan tersebut.

Didalam penelitian tersebut, masing-masing di induksi dengan aliran listrik dan diminta untuk secara langsung menekan tombol jika mereka merasakan sakit saat diinduksi tersebut.

Pertama-tama, para wanita tersebut diminta untuk melakukannya setelah mereka terlebih dahulu diminta untuk bersikap netral atau tidak sampai memikirkan apapun. Setelah mereka berhasil melakukannya dengan baik, mereka diminta kembali untuk melakukannya tetapi setelah terlebih dahulu mereka diminta mengingat kejadian-kejadian masa lampau mereka yang pernah mereka alami dan telah membuat mereka merasa marah atau sedih.

Saat respon rasa nyeri mereka diukur agar mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh emosi-emosi negatif mereka tersebut, para peneliti tersebut memperoleh kenyataan bahwa dari kedua kelompok tersebut, yaitu baik para penderita fibromyalgia maupun yang bukan ternyata peningkatan rasa sakit yang mereka alami adalah sama sebagai akibat dari emosi kemarahan maupun kesedihan yang timbul dalam hati mereka pada saat itu. Dan ternyata tingkat rasa nyerinya memiliki kesetaraan dengan tingkat emosi yang dimiliki oleh masing-masing dari mereka pada saat itu.

Emosi Negatif Dan Rasa Nyeri

Menurut Henriet van Middendorp, PhD, dari Utrecht University di Belanda, emosi negatif merupakan bagian yang tidak dapat dihindari oleh seseorang didalam kehidupannya. Apalagi, disaat dirinya berurusan dengan rasa nyeri yang kronis.

Penelitian ini, akan sangat berguna bagi kita untuk dapat memusatkan perhatian cara bagaimana merubah sikap jika, ada sesuatu yang memicu emosi sehingga akan dapat mengatasi dampak negatip yang biasa ditimbulkan jika kita mengikuti emosi yaitu rasa sakit.

Dengan demikian, melatih setiap pasien agar mampu mengenali bentuk emosi mereka serta mengarahkan mereka agar dapat menurunkan intensitas emosi negatip mereka hingga mampu mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan sebagai dampaknya, perlu untuk dilakukan.

Didalam sebuah studi yang serupa, peneliti lain di Radboud University Nijmegen Medical Center, Belanda, juga menemukan kenyataan bahwa terapi kognitif atau penyesuaian prilaku serta latihan lainnya sangat membantu para penderita fibromyalgia didalam mengatasi rasa sakitnya.

Efek dari terapi ini signifikan sekali, dan telah menunjukan perbedaan yang sangat positif dalam mengatasi rasa sakit, rasa lelah, kecemasan serta dorongan pemikiran negatip mereka. Hasil penelitian tersebut ternyata lebih efektif dalam meningkatkan perbaikan fisik maupun psikologis mereka baik jangka pendek maupun panjang, jika sejak awal mereka diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai proses terapinya.

Saskia van Koulil, MSc, peneliti dari dari Radboud Universty juga bahwa bukti dari keberhasilan terapi mereka tersebut adalah kenyataan dari rendahnya tingkat drop out yang dialami didalam penelitian tersebut.

Dialih bahasakan dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Bill Hendrick dalam WebMD Health News edisi 24 Oktober 2010 yang dikaji ulang kembali oleh Laura Martin J., MD

Menurut hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti Belanda, emosi negatif seperti marah sedih dan sebagainya ternyata terbukti mampu meningkatkan keluhan adanya rasa sakit pada diri kaum wanita, baik pada mereka yang tengah menderita fibromyalgia maupun yang tidak.

Para peneliti tersebut telah melakukan eksperimen terhadap 121 wanita dalam hal mana 62 orang diantaranya adalah para penderita fibromyalgia sedangkan sisanya atau yang 59 orang lagi adalah para wanita yang tidak memiliki gangguan tersebut.

Didalam penelitian tersebut, masing-masing di induksi dengan aliran listrik dan diminta untuk secara langsung menekan tombol jika mereka merasakan sakit saat diinduksi tersebut.

Pertama-tama, para wanita tersebut diminta untuk melakukannya setelah mereka terlebih dahulu diminta untuk bersikap netral atau tidak sampai memikirkan apapun. Setelah mereka berhasil melakukannya dengan baik, mereka diminta kembali untuk melakukannya tetapi setelah terlebih dahulu mereka diminta mengingat kejadian-kejadian masa lampau mereka yang pernah mereka alami dan telah membuat mereka merasa marah atau sedih.

Saat respon rasa nyeri mereka diukur agar mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh emosi-emosi negatif mereka tersebut, para peneliti tersebut memperoleh kenyataan bahwa dari kedua kelompok tersebut, yaitu baik para penderita fibromyalgia maupun yang bukan ternyata peningkatan rasa sakit yang mereka alami adalah sama sebagai akibat dari emosi kemarahan maupun kesedihan yang timbul dalam hati mereka pada saat itu. Dan ternyata tingkat rasa nyerinya memiliki kesetaraan dengan tingkat emosi yang dimiliki oleh masing-masing dari mereka pada saat itu.

Emosi Negatif Dan Rasa Nyeri

Menurut Henriet van Middendorp, PhD, dari Utrecht University di Belanda, emosi negatif merupakan bagian yang tidak dapat dihindari oleh seseorang didalam kehidupannya. Apalagi, disaat dirinya berurusan dengan rasa nyeri yang kronis.

Penelitian ini, akan sangat berguna bagi kita untuk dapat memusatkan perhatian cara bagaimana merubah sikap jika, ada sesuatu yang memicu emosi sehingga akan dapat mengatasi dampak negatip yang biasa ditimbulkan jika kita mengikuti emosi yaitu rasa sakit.

Dengan demikian, melatih setiap pasien agar mampu mengenali bentuk emosi mereka serta mengarahkan mereka agar dapat menurunkan intensitas emosi negatip mereka hingga mampu mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan sebagai dampaknya, perlu untuk dilakukan.

Didalam sebuah studi yang serupa, peneliti lain di Radboud University Nijmegen Medical Center, Belanda, juga menemukan kenyataan bahwa terapi kognitif atau penyesuaian prilaku serta latihan lainnya sangat membantu para penderita fibromyalgia didalam mengatasi rasa sakitnya.

Efek dari terapi ini signifikan sekali, dan telah menunjukan perbedaan yang sangat positif dalam mengatasi rasa sakit, rasa lelah, kecemasan serta dorongan pemikiran negatip mereka. Hasil penelitian tersebut ternyata lebih efektif dalam meningkatkan perbaikan fisik maupun psikologis mereka baik jangka pendek maupun panjang, jika sejak awal mereka diberi penjelasan terlebih dahulu mengenai proses terapinya.

Saskia van Koulil, MSc, peneliti dari dari Radboud Universty juga bahwa bukti dari keberhasilan terapi mereka tersebut adalah kenyataan dari rendahnya tingkat drop out yang dialami didalam penelitian tersebut.

Dialih bahasakan dan disarikan oleh WS Djaka Panungkas dari tulisan Bill Hendrick dalam WebMD Health News edisi 24 Oktober 2010 yang dikaji ulang kembali oleh Laura Martin J., MD

Tidak ada komentar:

UNTUK MENCAPAI SERTA MEMPERTAHANKAN SUATU KEPULIHAN

  1. Sadari sepenuhnya bahwa sebenarnya tubuh Anda memiliki proses-proses alami yang bila dicermati benar-benar, ternyata bahwa proses-proses tersebut memiliki kinerja yang bersifat memelihara, melindungi serta memulihkan dirinya.
  2. Sadari sepenuhnya akan ke-Maha Pengasihan Tuhan, dengan menyadari bahwa sebagai “Yang Maha Pengasih walau dengan alasan apapun pasti tidak akan membiarkan yang dikasihi oleh-Nya sampai harus mengalami penderitaan (cobalah cermati kinerja proses-proses tubuh kita tersebut, yang diciptakan-Nya sebagai bukti dari Ke Maha Pengasihan-Nya tersebut, yang menunjukan bahwa Dia tidak menginginkan sampai kita menghadapi masalah, penderitaan maupun penyakit).
  3. Sadari bahwa setiap masalah atau penyakit sebenarnya merupakan sesuatu yang terjadi jika kita salah didalam berpola pikir serta berpola makan, akibat lebih bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk memuaskan serta menyenangkan diri dari pada bertolok ukurkan pada pola yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan didalam memelihara serta menjaga keutuhan tubuh kita tersebut dengan selalu menerapkan kehendak-Nya didalam setiap gerak langkah yang kita lakukan didalam kehidupan kita sejak saat kita berpikir.
  4. Upayakan agar jangan menilai berlebihan apapun atau siapapun, tapi usahakanlah untuk dapat selalu menciptakan kehidupan yang bertolok ukurkan pada upaya-upaya untuk menciptakan kehidupan bersama yang saling mengasihi atau saling tidak menciptakan masalah satu sama lain. Jadi, hindari penerapan sikap serta prilaku tolok ukurnya berdasarkan pementingan, pemuasan, serta penyenangan diri, keluarga, golongan, agama dan lain-lainnya.
  5. Berpeganglah pada suatu prinsip bahwa apapun yang akan kita lakukan harus selain akan menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi diri kita, juga harus jangan sampai bisa menimbulkan masalah bagi pihak yang lain.
  6. Jangan terlalu mempermasalahkan apapun termasuk apa yang diperbuat oleh orang lain. Tetapi, ingatlah selalu bahwa demi dapat menciptakan ketentraman hidup bersama pihak lain, awalilah menciptakannya melalui pengelolaan pola berpikir serta pola bertindak diri kita sendiri.
  7. Tinggalkan pola makan serta minum yang cenderung didasari oleh keinginan untuk dapat memenuhi selera, rasa menyukai atau karena ingin mengikuti mode agar tidak disebut ketinggalan jaman saja, mengingat bermanfaat atau tidaknya yang tergantung dari dibutuhkan atau tidaknya oleh proses-proses tubuh pada saat itu.
  8. Jangan sampai berpikir tentang apa yang harus dilakukan oleh orang lain maupun diri kita sendiri agar kita mencapai kepuasan atau kesenangan. Tetapi pikirkanlah apa yang harus kita lakukan agar kita dapat hidup tentram dan damai dengan siapapun.

Sekar Kinasih Healing Therapy

Sistim pemulihan melalui pengelolaan pola berpikir dan pola makan/minum

GRATIS KONSULTASI JARAK JAUH

UNTUK INFORMASI TERAPI JARAK JAUH, SILAHKAN MENGHUBUNGI :

mindhealingtherapy@yahoo.com



,